Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

I DENGAN
GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH

Oleh : Monica Poluan

D4 Tingkat 3

POLTEKKES KEMENKES MANADO

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang sangat
penting. Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Selain hal ini
merupakan peran petugas kesehatan, tetapi merupakan hal yang menuntut
adanya keselarasan dan kerja sama dari berbagai pihak selain individu itu
sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri dengan
harga diri rendah banyak mengiringi penyakit-penyakit gangguan jiwa. Bila
hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan dampak yang buruk pada diri
pasien sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu kami
mencoba untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada Tn. i Dengan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah agar mengalami perubahan
yang di harapkan

B. TUJUAN PENULISAN
a) Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas individu mata kuliah Keperawatan jiwa
b) Tujuan umum
- Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam
mempraktekan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
perencanaan, tindakan dan evaluasi
- Dapat mengetahui cara merawat klien dengan isolasi
sosial
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah
a. Wawancara : Dilakukan pada pada klien, keluarga klien dan perawat
ruangan
b. Observasi : Pengamatan pasien selama proses keperawatan
c. Perpustakaan : Catatan medis dan mata kuliah keperawatan jiwa
BAB II
KONSEP DASAR

A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Haraga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagai seseorang yang penting
dan berharga.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
sendiri atau kemampuan diri yangnegatif yang dapat secara langsung atau
tidak langsung diekspresikan. (Towsend, 1998).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal
menyesuaikan tingkah laku dancita – cita. (Fk.UNDIP , 2001 )
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak
dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam
menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.
2. Tanda-tanda klien dengan harga diri
rendah adalah :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
(Stuart dan Sudden ; 1998, hal 230)

3. Faktor-faktor
a. Faktor predisposisi
1. Penolakan orang tua
2. Harapan orang tua yang tidak realistis
3. Kegagalan yang berulang kali
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5. Ketergantungan kepada orang lain
6. Ideal diri tidak realistis
b. Faktor presipitasi
1. Citra tubuh yang tidak sesuai
2. Keluhan fisik
3. Ketegangan peran yang dirasakan
4. Perasaan tidak mampu
5. Penolakan terhadap kemampuan personal
6. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

C. POHON MASALAH
Isolasi Sosial = Menarik diri

Gangguan konsep diri = Harga diri Masalah Utama


rendah

Koping individu tidak efektif

D. MASALAH KEPERAWATAN
1. Isolasi Sosial : Menarik diri
Data :
a. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
b. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap
dengan klien lain atau perawat
c. Mengisolasi diri (menyendiri)
d. Tidak atau kurang sadar dengan linkungan sekitarnya
e. Menolak hubungan dengan orang lain
f. Aktifitas menurun
g. Harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Data :
a. Malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial : menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping
individu tidak efektif
F. RENCANA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
 Tujuan umum
Klien tidak menarik diri dan mampu berhubungan dengan orang lain
secara optimal
 Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
o Kriteria hasil
Ekspresi wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau
berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau bercakap-cakap dan
mengutarakan masalah yang dihadapi
o Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip
hubungan therapeutik
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggialan yang disukai
klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Selalu kontak mata selama interaksi
7. Tunjukan sikap empati dan penuh perhatian pada klien

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif


yang dimiliki
o Kriteria hasil
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
o Intervensi
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Bantu klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta
pikirannya
3. Tekankan bahwa kekuatan untuk berubah tergantung pada klien
sendiri
4. Identifikasi stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap
stresor tersebut
5. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang efektif
6. Utamakan memberi pujian therapeutik
7. Tingkatkan keterlibatan keluarga dan kelompok untuk
memberikan dukungan untuk mempertahankan kemajuan dan
perkembangan klien

TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan


o Kriteria hasil
Klien menilaim kemampuan yang digunakan
o Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
digunakan
2. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang adaptif
3. Utamakan memberi pujian therapeutik
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan harian


1. Dukung klien untuk merencanakan kegiatan harian
2. Rencanakan kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan (kegiatan sendiri, kegiatan dengan
bantuan sebagian, kegiatan dengan bantuan total)
3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
5. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan


kemampuannya
o Kriteria hasil
Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan
kemampuannya
o Intervensi
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Beri dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan
kemajuan dan pertumbuhannya
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


o Kriteria hasil
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o Intervensi
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara
merawat klien dengan harga diri rendah
2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan
keadaan klien

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN


Pertemuan : Ke-I (satu)

Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu


pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan membantu pasien
memilih atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan
yang telah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian.
1. Orientasi :
- Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum,
- Validasi : bagaimana keadaan Tn. i, hari ini? Tn. terlihat segar ”
- Kontrak :
Topik :“Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang bagaimana cara
membina hubungan saling percaya? Tn. Bisa menyebutkannya.?nanti
setelah itu kita lakukan bersama.”
Tempat :“Tn. mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Berapa lama?
Waktu : “ Bagaimana kalau 15 menit?
2. Kerja :
“Tn. i, apa saja cara membina hubungan saling percaya Tn.? Bagus, apa
lagi? Apa saja yang Tn. Lakukan selain itu yang biasa Tn. lakukan?
Bagaimana dengan berjabat tangan? Menanyakan nama? Menanyakan
alamat……..dst.”. “Wah, bagus sekali ada lima cara untuk membina
hubungan saling percaya yang Tn. lakukan.”
“Tn. i, dari lima cara ini, yang mana yang Tn. bisa lakukan di rumah
sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua……sampai yang
kelima (misalnya masih tiga yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali
masih ada tiga cara yang masih bisa lakukan di rumah sakit ini.
“Sekarang, coba Tn. i pilih satu cara yang bisa dilakukan di rumah sakit
ini”. “O, ya nomor satu,berjabat tangan? Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita berlatih berjabat tangan Tn.”. Mari kita lakukan dengan
saya Tn. i. coba, sudah bisa kan berjabat tangan / memperkenalkan diri?”
“Nah kalau kita mau berjabat tangan, mari kita dekati orang yang ingin
Tn. ingin berjabat tangan dan memperkenalkan diri. Bagus! Sekarang
duduk berdampingan, ya Bagus! Nah sekarang kita ucap salam, ya Bagus!
Sekarang kita sebut nama dan alamat. ya bagus!.”
“Tn. i sudah bisa berjabat tangan dan memperkenalkan diri dengan baik
sekali. Sekarang bedakan dengan sebelum Tn. mengenalinya? Bagus!”
3. Terminasi :
- Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Tn. i setelah bercakap-cakap dan berjabat tangan
/ memperkenalkan diri? Yah, Tn. ternyata banyak yang dapat dilakukan
di rumah sakit ini. Salah satuny memperkenalkan diri, yang sudah Tn.
praktekan dengan sekali.
- Evaluasi Objektif
“Klien mampu duduk berdampingan,menjawab salam, dan
menyebutkan nama.”
- Rencana tindakan lanjut
”Bagaimana kalau kegiatan itu Tn. lakukan selama disini dan nanti
kegiatan tersebut tetap Tn. lakukan dirumah, kalau begitu kita buat
jadwalnya saja ya Tn?biar Tn. tidak lupa.
- Kontrak
Topik : “Besok kita akan membicarakan tentang kemampuan dan
aspek positif yang Tn. miliki.
Tempat : “Tn mau kita berbincang – bincang dimana.?
Waktu : “Mau berapa lama Tn.?”bagaimana kalu 15 menit?setuju?“
sampai jumpa ya”

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN


Pertemuan : Ke-2 (Dua)

Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien

1. Orientasi :
- Salam theraupetik : “Assalammua’alaikum,
- Validasi :“ Bagaimana perasaan Tn. I pagi ini? Apakah masih ingat
tentang apa yang kita lakukan kemarin?Bagus! Coba diulang lagi?
Bagus sekali!
- Kontrak :
Topik :“Sekarang kita akan lakukan kegiatan kedua. Masih ingat apa
kegiatan itu Tn?”
“Ya banar, kita akan membicarakan kemampuan dan aspek positif
yang Tn. miliki.”
Tempat :“Bagaimana kalau kita bicara ditaman?.”
Waktu :“Bagaimana kalu 15 menit?.”

2. Kerja :
“Tn. i , tadi telah mengungkapkan hal hal yang dapat Tn. lakukan?,
masih ada yang lain? Sekarang kita coba pilih kemampuan bapak yang
dapat Tn. lakukan disini.”.
3. Terminasi :
- Validasi Subjekti :
“Bagaimana perasaan Tn. setelah tahu dan mencoba kegiatan yang
dapat Tn. lakukan disini? Bagus!”
- Validasi Objektif :
“Klien sudah mampu melakukan beberpa aspek positif yang dimiliki”
- Rencana tindakan lanjut :
“Saya harap Tn. mau mencoba melakukan kegiatan selama disini.”
- Kontrak :
Topik :“Tn. pertemuan ini sampai disini dulu, besok kita mengobrol lagi
dengan keluarga apabila datang.”
Tempat : “Bagaimana kalau diruang tamu saja?”
Waktu :“Biasanya keluarga Tn. jenguk jam berapa? Baiklah kita
diskusikan nanti ya. Sampai jumpa.”
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Klien
Nama : Tn. I
Umur : 31 Tahun
Alamat : Ngabang
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu / Indonesia
Pendidika : SD
Pekerjaan : Petani
I. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan disuruh ibu dan istri nya untuk melanjutkan berobat,
sering menyendiri dikamar, bicara sedikit, sulit komunikasi.
II. ALASAN MASUK
2 bulan sebelum masuk RSJ klien sering menyendiri, membanting
barang, bicara sedikit, sulit komunikasi, bicara sendiri dan sulit tidur.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa ±3 tahun yang lalu, pernah
rawat jalan di RSJ.SUNGAI BANGKONG PONTIANAK
2. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil
3. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
4. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan
yaitu ia jatuh dari sepeda.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Tanda – tanda vital :
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Nadi : 84 x/menit
 Suhu : 36,5 ºC
 Pernafasan : 26 x/menit
B. Ukuran :
 Tinggi badan : 169 cm
 Berat badan : 62 Kg
B. Kondisi Fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, tidak ada kelainan fisik.

V. PSIKOSOSIAL
A. Genogram

Ket :
: Laki - laki

: Tinggal serumah : Klien

: Perempuan
: Meninggal

B. Konsep Diri
 Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai
adalah mata karena bisa melihat.
 Identitas : Klien mengatakan anak ke-5 dari 5 bersaudara.
 Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah
sebagai anak.
 Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang,
merasa bosan dan ingin bekerja lagi.
 Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan
orang lain selain ibu dan adiknya,klien merasa tidak pantas jika berada
diantara orang lain, kurang interaksi sosial.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
C. Hubungan Sosial
 Orang yang dekat dengan klien adalah ibu, istri dan ke dua anak ny.
 Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering
mengikuti gotong royong didesanya.
 Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan
/ berobat jalan temannya berkurang karena klien malu berkomunikasi.
Masalah Kepeawatan : Menarik diri
D. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien
shabis sholat klien berdoa agar cepat sembuh.

VI. STATUS MENTAL


A. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, klien menggunakan baju
yang disediakan diRSJ.
B. Pembicaraan : Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat
dipahami.
C. Aktivitas Motorik : Klien labih banyak menunduk, aktivitas klien
menyesuaikan.
D. Alam perasaan : Klien mengatakan bosan diRSJ ingin cepat sembuh
dan pulang, klien sedih belum bisa bertemu ibu ,istri dan kedua anak
nya.
E. Afek : Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara klien lambat
F. Interaksi selama wawancara: Kontak mata kurang karena
menunduk,sesekali klien menengadah,selalu menjawab jika ditanya.
G. Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
H. Pola Fikir : Tidak ada waham.
I. Tingkat kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat
pengkajian, hari jum’at tanggal 28 november 2014 jam 10.30 WIB,hari
berikutnya juga klien sadar hari sabtu tanggal 12 januari 2014.
J. Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.
K. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien berhitung lancar, contoh 20
– 15= 5
L. Kemampuan Penilaian : Klien mampu menilai antara masuk kamar
setelah makan atau membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih
membereskan kursi.
M. Daya Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit
jiwa.
VII. MEKANISME KOPING
A. Klien mampu berbicara dengan orang lain,terlihat malu
B. Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
C. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang
lain,lebih suka diam.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.
VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
A. Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien menarik diri
dari lingkungan
B. Masalah dengan kesehatan (-)
C. Masalah dengan perumahan :Klien tinggal dengan kedua orang tua
dan 2 saudaranya.
D. Masalah dengan Ekonomi : Kebutuhan klien dipenuhi oleh
ibunya.

IX. MASALAH KEPERAWATAN


A. Harga Diri Rendah
B. Menarik Diri

X. POHON MASALAH
Menarik Diri _ _ _ _ ( Efek )

Harga Diri Rendah _ _ _ ( Core problem )

Koping Individu Tidak Efektif _ _ _ ( Causa / Penyebab )


XI. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem

1. Gejala dan tanda mayor Koping individu Harga diri


Ds : tidak efektif rendah (D.0086)
- Menilai diri negative
- Merasa tidak mampu
melakukan apapun
Do “
- Berjalan menunduk

Gejala dan tanda minor


Ds :
- Merasa sulit
konsentrasi
Do :
Kontak mata kurang

2. Gejala dan tanda mayor Harga diri Isolasi soosial


DS : rendah (D.0121)
-Merasa ingin sendiri
- Merasa tidak aman di tempat
umum
DO :
-Menarik diri

Gejala tanda minor


DS:
-Merasa berbeda dengan
orang lain
-Merasa asik dengan pikiran
DO:
-Menunjukan permusuhan
Tgl. Dx.Keperawatan Tujuan & Intervensi
Kriteria Hasil
14- 01-19 harga Diri Harga diri Manajemen perilaku
Rendah L.09069 I.12463
D.0086 dengan KH: Observasi
-Penilaian diri positif -Identifikasi harapan untuk
meningkat dengan mengandalkan perilaku.
skor 5 Terapeutik
-perasaan memiliki -Diskusikan tanggung jawab
kelebihan atau
terhadap perilaku
kemampuan positif
meninkat dengan skor
-Jadwalkan kegiatan terinsruktur
5 -Ciptakan dan pertahankan
-penerimaan penilaian lingkungan dan kegiatan perawatan
positif terhadap diri konsisten setiap dinas
sendiri meningkat perawatan konsisten setiap dinas
dengan skor 5 -Bicara dengan nada rendah dan
-berjalan tenang
menampakan wajah
berjalan
menampakan wajah
meningkat dengan
skor 5
-percaya diri
berbicara meningkat
dengan skor 5
Isolasi soosial Interaksi sosial Promosi sosialisasi
(D.0121) L.13115 dengan KH I.13498
-Perasaan nyaman Observasi
denga situasi sosial -Identifikasi kemampuan melakukan
meningkat dengan interaksi dengan orang lain
skor 5 Terapeutik
-Perasaan mudah -Motivasi meningkatkan
menerima atau keterlibatan dalam suatu hubungan
mengkomunikasikan -Motivasi kesebaran dalam
perasaan meningkat mengembangkan suatu hubungan
dengan skor 5 Motivasi berpartisipasi dalam
-Responsif pada aktivitas baru dan kegiatan
orang lain kelompok
meningkat dengan -Berikan umpan balik positif dalam
skor 5 perawatan diri
-Minat melakukan Edukasi
kontak emosi -Anjurkan berinteraksi dengan orang
menurun dengan lain secara bertahap
skor1
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI
1. Harga Diri Rendah -Mendiskusikan tanggung jawab
D.0086 terhadap perilaku
-Membuat jadwal kegiatan
terinsruktur
-Menciptakan dan pertahankan
lingkungan dan kegiatan
perawatan konsisten setiap dinas
-Berbicara dengan nada rendah dan
tenang

2. Isolasi soosial -Mengidentifikasi kemampuan


(D.0121 melakukan interaksi dengan orang
lain
-Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
-Motivasi kesebaran dalam
mengembangkan suatu hubungan
-Motivasi berpartisipasi dalam
aktivitas baru dan kegiatan kelompok
-Memberikan umpan balik positif
dalam perawatan diri
-Menganjurkan berinteraksi dengan
orang lain secara bertahap
DAFTAR PUSATAKA

Stuart, G.W. dan Sudeen, S.J. (1995). “Principles And Practice Of


Psychiatric Nursing”. (6th ed). St. Louis : Mosby year book

Town send, M.C. (1998). “Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedoman


untuk pembuatan rencana keperawatan”. Jakarta : EGC (terjemahan).

Anda mungkin juga menyukai