Anda di halaman 1dari 11

MODEL PENANAMAN NILAI ANTIKORUPSI DI SEKOLAH DASAR

Oleh : Ma’as Shobirin


Universitas Wahid Hasyim Semarang

ABSTRAK

Indonesia tengah dihadapkan pada posisi dilematis seputar permasalahan moral yang tidak
kunjung sirna, yaitu korupsi. Keberadaan ini perlu diatasi secara tepat sebagai wujud
kesadaran kita sebagai masyarakat yang masih rindu akan kemakmuran bangsa. Lembaga
pendidikan menjadi salah satu wahana strategis dalam rangka menyuarakan kebaikan serta
membekali generasi muda yang bebas korupsi. Ada beberapa model yang dapat diterapkan
dalam rangka menanamkan nilai antikorupsi di sekolah Dasar, yaitu Model terintegrasi
dalam mata pelajaran, model pembudayaan, pembiasaan nilai dalam seluruh aktifitas serta
suasana sekolah, model di Luar pembelajaran melalui kegiatan ekstrakurikulerdan model
gabungan.Dengan demikian, generasi muda ke depan diharapkan dapat menguatkan
identitas diri sebagai manusia yang bersih, jujur serta bebas dari prilaku korupsi.
Kata Kunci: Nilai; Antikorupsu; Sekolah Dasar

A. PENDAHULUAN Melihat kenyataan tersebut, persoalan


Tiada henti – hentinya, bangsa Indonesia moral dan etika senantiasa dipengaruhi
senantiasadihadapkan pada permasalahan oleh lingkungan dan proses kehidupan
yang cukup pelik seputar dekadensi seseorang dalam memperoleh apa yang ia
moral, mulai dari kenakalan remaja, didapatkan saat ini. Ketika jabatan serta
peredaran narkoba, perkelahian antar kepercayaan masyarakat diperoleh
siswa atau masyarakat, dan tidak dengan cara yang tidak benar, maka yang
ketinggalan pula kasus korupsi yang terjadi adalah penyimpangan,
marak terjadi di negeri kita, baik di penyelewengan dan sebagainya. Oleh
lingkungan pemerintahan, legislatif karena itu, harus ada solusi yang tepat
maupun yudikatif. Diakui atau tidak dalam menuntaskan masalah tersebut.
bahwa permasalahan tersebut telah Tidak ada istilah putus asa dalam
menjadi penyakit kronis yang sulit untuk menegakkan kebenaran untuk hal yang
disembuhkan.Akibatnya, kondisi seperti tidak benar.Tidak henti-hentinya untuk
ini yang semakin membuat kepercayaan menyemaikan nilai kejujuran pada setiap
masyarakat luntur terhadap aktifitas sejauh kemampuan diri kita
pemimpinnya. Ia yang seharusnya bisa dalam mengamalkannya. Pada masa yang
menjadi panutan bagi masyarakatnya, akan datang, generasi muda saat ini akan
namun kenyataannya tidak demikian. menjadi penerus perjuangan para

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 107


pendahulunya. Oleh karena itu, perlu program yang dapat direalisasikan di
adanya perubahan baru dalam sekolah, banyak kegiatan pula yang dapat
menyemaikan kebaikan melalui lembaga dilakukan sebagai upaya penanaman
pendidikan. Perlu komitmen kuat dan kejujuran pada diri siswa, khususnya di
langkah konkrit dalam menanamkan nilai jenjang pendidikan dasar.
kejujuran pada diri setiap tunas bangsa B. PEMBAHASAN
agar terbentuk pribadi mulia, jujur serta 1. Pengertian Korupsi
bertanggungjawab dengan segala yang Agenda utama reformasi yang
diamanahkan kepada mereka. Dengan diamanatkan oleh masyarakat Indonesia
demikian, sekolah memiliki tugas besar adalah pemberantasan korupsi.Tindakan
dalam merealisasikan hal itu. Semua ini telah mengakar begitu kuat dan
dapat berjalan sesuai harapan apabila ada menjadi bahaya laten yang kian mengikis
peran nyata dari pihak sekolah, dukungan perilaku masyarakat. Berbagai macam
pemerintah serta partisipasi aktif persoalan terkait korupsi dianggap
masyarakat. Tidak ada istilah jalan sebagai hal yang biasa, karena seringkali
kebaikan itu akan dipersulit, hanya diri persoalan itu muncul di berbagai media
kita saja yang membuatnya sulit. masa dan tidak ada ujung penyelesaianya.
Gagasan terkait pendidikan antikorupsi Parahnya lagi,penanganan serta hukuman
menjadi senjata apik dalam menyemaikan bagi koruptor tidak membuat jera
nilai antikorupsi pada diri siswa. seseorang untuk melakukan tindakan
Memang, gagasan ini sudah lama yang sama. Akibatnya adalah semakin
muncul, namun hanya beberapa sekolah merebaknya para koruptor yang
saja yang memiliki komitmen kuat dalam bermunculan di negeri ini.
memanifestasikan nilai tersebut melalui Kata korupsi berasal dari bahasa Latin
program-program di sekolah. Melalui “corruputio” atau “corruptus” yang
kesempatan inilah, penulis mencoba berarti kerusakan atau kebobrokan
memberikan penekanan lebih jauh (Samidan, 2011: 11).Arti kata korupsi
mengenai pentingnya penanaman nilai secara harfiah adalah kebusukan,
antikorupsi di sekolah serta apa saja keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,
model yang tepat dalam upaya dapat disuap, tidak bermoral,
menanamkan nilai antikorupsi. Banyak penyimpangan dari kesucian (Karsona,

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 108


2013: 23).Seiring berjalannya waktu, Berdasarkan pemahaman pasal 2 UU No.
definisi korupsi senantiasa berkembang, 31 Tahun 1999 sebagaimana yang diubah
baik secara normatif maupun sosiologis. dengan UU No. 20 Tahun 2001, korupsi
Perkembangan masyarakat di segala adalah perbuatan secara melawan hukum
bidang kehidupan menyebabkan dengan maksud memperkaya diri sendiri
meluasnya tindakan dan perbuatan yang yang dapat merugikan keuangan atau
bisa dikategorikan sebagai tindakan perekonomian negara, sehingga dari sini
korupsi. ada beberapa unsur yang harus dipenuhui
Robert Klitgaard (2001:31) dalam agar suatu perbuatan dapat dianggap
bukunya Membasmi Korupsi sebagai korupsi, yaitu;1) Secara
mendefinisikan korupsi adalah tingkah Melawan Hukum; 2) Memperkaya
laku yang menyimpang dari tugas-tugas diri sendiri/orang lain; 3) Dapat
resmi sebuah jabatan negara karena merugikan keuangan/ perekonomian
keuntungan status atau uang yang negara (KPK, 2006:25).
menyangkut pribadi (perorangan, Berdasarkan beberapa definisi di atas
keluarga dekat, kelompok sendiri) atau dapat disimpulkan bahwa korupsi
melanggar aturan-aturan pelaksanaan adalah tindakan penyalahgunaan
beberapa tingkah laku pribadi.Tidak jauh wewenang jabatan atau amanah
berbeda dengan yang dikemukakan oleh secara melawan hukum untuk
Klitgaard, Unesco Courier sebagaimana memperoleh keuntungan dan manfaat
yang dikutip oleh Harahap (2009: 13) pribadi atau kelompok tertentu yang
mendefinisikan korupsi sebagai tindakan dapat merugikan kepentingan umum.
penyimpangan jabatan publik demi 2. Motif Korupsi
keuntungan pribadi dan golongan Suyuthi Pulungan menjelaskan bahwa
(misuseof office for personal again). faktor penyebab tindakan korupsi bersifat
Begitu pula pengakuan KPK, bahwa internal dan eksternal. Faktor internal
korupsi adalah setiap perilaku yang bisa meliputi sifat tamak yang ada
mengarah untuk merugikan masyarakat dalam diri manusia, moral yang tidak
dan perilaku untuk memperkaya diri kuat menahan godaan didepan mata, dan
sendiri. penghasilan yang kurang memadai.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 109


Sedangkan penyebab eksternal adalah penyelenggara Negara, mampu
situasi lingkungan atau adanya mendorong penyelenggara Negara
peluang, dan kesempatan yang sangat untuk berprestasi dan memberikan
mendukung (dalam Suyitno, 2006:205). pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Korupsi merupakan penyelewengan e. Kemiskinan keserakahan;
terhadap wewenang publik yang timbul Masyarakat kurang mampu
karena kurangnya kontrol terhadap melaksanakan korupsi karena
kekuasaan yang dimiliki dan kesulitan ekonomi, sedangkan mereka
terbukanya kesempatan untuk yang berkecukupan melakukan
menyelewengkan kekuasaan tersebut. korupsi karena serakah, tidak pernah
Disamping itu motif-motif pribadi juga puas dan menghalalkan segala cara
turut mendorong tejadinya tindakan untuk mendapatkan keuntungan.
korupsi sepertihalnya ingin cepat kaya f. Budaya member upeti, imbalan jasa
dan memperoleh pengakuan akan dan hadiah
status sosial. g. Konsekuensi bila ditangkap lebih
Arya Maheka (2006: 23-24) memberikan rendah daripada keuntungan
alasan mengenai faktor penyebab korupsi; saat tertangkap bisa
terjadinya korupsi, antara lain : menyuap penegak hukum sehingga
dibebaskan atau setidaknya
a. Penegakan hukum tidak konsisten;
diringankan hukumannya.
penegakan hukum hanya sebagai
h. Budaya serba membolehkan, tidak
make-up politik, sifatnya sementara,
mau tahu: menganggap biasa apabila
selalu berubah setiap berganti
ada korupsi, karena sering terjadi.
pemerintahan.
Tidak peduli orang lain, asal
b. Penyalahgunaan kekuasaan/ wewenang,
kepentingan sendiri terlindungi.
c. Langkanya lingkungan yang anti
i. Gagalnya pendidikan agama dan
korup; system dan pedoman anti
etika; ada benarnya pendapat Franz
korupsi hanya dilakukan sebatas
Magniz Suseno bahwa agama telah
formalitas.
gagal membendung moral bangsa
d. Rendahnya pendapat penyelenggara
dalam mencegah korupsi karena
Negara. Pendapatan yang diperoleh
perilaku masyarakat yang memeluk
harus memenuhi kebutuhan

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 110


agama hanya berkutat pada masalah akan terwujud jika kita secara sadar
bagaimana cara beribadah saja. membina kemampuan generasi
Sehingga agama nyaris tidak mendatang untuk mampu
berfungsi dalam memaikan peran mengidentifkasi berbagai kelemahan dari
sosial. sistem nilai yang mereka warisi dan
3. Memahami Pendidikan Anti memperbaharui sistem nilai warisan
Korupsi di Sekolah dengan situasi-situasi yang baru. Dalam
Pendidikan antikorupsi melalui jalur konteks pendidikan, “memberantas
pendidikan lebih efektif, karena korupsi sampai ke akar-akarnya” berarti
pendidikan merupakan proses perubahan melakukan rangkaian usaha untuk
sikap mental yang terjadi pada diri melahirkan generasi yang tidak bersedia
seseorang, dan melalui jalur ini lebih menerima dan memaafkan suatu
tersistem serta mudah terukur, yaitu perbuatan korupsi yang terjadi (Sumiarti,
perubahan perilaku anti korupsi. 2007:8).
Perubahan dari sikap membiarkan dan
Tujuan pendidikan antikorupsi tersebut
memaafkan para koruptor ke sikap
dapat dipahami tujuan pendidikan
menolak secara tegas tindakan korupsi,
antikorupsi adalah menanamkan
tidak pernah terjadi jika kita tidak secara
pemahaman dan perilaku antikorupsi.
sadar membina kemampuan generasi
Jika merujuk pada UU No. 20 Tahun
mendatang untuk memperbaharui sistem
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
nilai yang diwarisi (korupsi) sesuai
Pasal 4 ayat (3) disebutkan bahwa
dengan tuntutan yang muncul dalam
pendidikan diselenggarakan sebagai suatu
setiap tahap pernjalanan bangsa
proses pembudayaan dan pemberdayaan
(Depdiknas, 2009:3).
peserta didik yang berlangsung sepanjang
Pendidikan antikorupsi merupakan hayat (Qodir, 2003:13).
tindakan untuk mengendalikan dan
Atas dasar ini, signifikansi
mengurangi korupsi berupa keseluruhan
penyelenggaraan pendidikan antikorupsi
upaya untuk mendorong generasi
lewat jalur pendidikan tidak dapat
mendatang untuk mengembangkan sikap
diabaikan potensinya sebagai salah satu
menolak secara tegas terhadap setiap
cara untuk membudayakan antikorupsi di
bentuk korupsi. Mentalitas antikorupsi ini

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 111


Indonesia. Melalui pendidikan korupsi. Sehingga, masyarakat akan
antikorupsi, diharapkan individu yang mengawasi setiap tindak korupsi yang
merupakan bagian dari masyarakat terjadi dan secara bersama memberikan
berupaya mendorong generasi masa sanksi moral bagi koruptor. Gerakan
depan untuk mengembangkan sikap bersama anti korupsi ini akan
menolak secara tegas setiap bentuk memberikan tekanan bagi penegak
korupsi. Perubahan dari sikap hukum dan dukungan moral bagi KPK
membiarkan dan menerima ke sikap tegas sehingga lebih bersemangat dalam
menolak praktik korupsi. Dengan adanya menjalankan tugasnya.
pendidikan antikorupsi juga diharapkan
Pemahaman mengenai dampak korupsi
membentuk kesadaran akan bahaya
ini sangat penting untuk dipahami, karena
korupsi bagi negara, kemudian bangkit
dengan memahami dampak-dampak yang
melawannya dan menjadi pemenang
ditimbulkan oleh korupsi. Maka akan
dalam pemberantasan korupsi serta
semakin memperbesar motivasi untuk
menentang bentuk kemungkaran sosial,
memberantas korupsi dan pentingnya
kejahatan kemanusiaan yang komunal
pendidikan antikorupsi. Pemahaman
dan melibatkan public tersebut dan juga
tentang dampak korupsi ini sangatlah
berguna mempromosikan nilai-nilai
penting karena hal ini akan menunjukan
kejujuran dan tidak mudah menyerah
seberapa pentingkah pendidikan
demi terwujudnya kebenaran hakiki.
antikorupsi bagi masyarakat demi
Pendidikan anti korupsi ini sangat terwujudnya Negara yang bersih dari
penting bagi perkembangan psikologis budaya korupsi.
peserta didik. Pola pendidikan yang
Dalam memaknai pendidikan antikorupsi,
sistematik akan mampu membuat peserta
tentu tidak lepas dari sebuah nilai yang
didik mengenal lebih dini hal-hal yang
ada di dalamnya. Berikut merupakan
berkenaan dengan korupsi temasuk
nilai-nilai antikorupsi yang perlu
sanksi yang akan diterima kalau
ditanamkan pada diri siswa.
melakukan korupsi. Dengan begitu, akan
tercipta generasi yang sadar dan
memahami bahaya korupsi dan tahu akan
sanksi yang akan diterima jika melakukan

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 112


No Nilai Indikator pamer dan tidak ria
6 Mand  Selalu menuntaskan
1 Jujur  Selalu berbicara dan
iri pekerjaan tanpa
berbuat sesuai
mengandalkan
dengan fakta
bantuan dari orang
(konsisten),
lain,
 Tidak melakukan
 Tidak menyuruh-
perbuatan curang,
menyuru atau
 Tidak berbohong,
menggunakan
 Tidak mengakui
kewenangannya
milik orang lain
untuk menyuruh
sebagai miliknya
orang lain untuk
2 Disipl  Berkomitmen untuk sesuatu yang mampu
in selalu berperilaku dikerjakan sendiri
konsisten dan
7 Adil  Selalu menghargai
berpegang teguh
perbedaan,
pada aturan yang
 Tidak pilih kasih
ada dalam semua
8 Beran  Berani jujur,
kegiatan
i  Berani menolak
3 Tang  Selalu
ajakan untuk berbuat
gungj menyelesaikan
curang,
awab pekerjaan atau tugas-
 Berani melaporkan
tugas secara tuntas
adanya kecurangan,
dengan hasil terbaik
 Berani mengakui
4 Kerja  Selalu berupaya
kesalahan
keras untuk menuntaskan
9 Pedul  Menjaga diri dan
suatu pekerjaan
i lingkungan agar
dengan hasil yang
tetap konsisten
terbaik,
dengan aturan yang
 Terhindari perilaku
berlaku,
instan (jalan pintas)
 Selalu berusaha
yang mengarah pada
untuk menjadi
kecurangan
teladan dalam
5 Seder  Selalu
menegakkan
hana berpenampilan apa
disiplin, kejujuran,
adanya, tidak
dan tanggung jawab
berlebihan, tidak

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 113


4. Model Penanaman Nilai Anti Keunggulan model ini adalah semua guru
Korupsi di Sekolah Dasar ikut bertanggungjawab akan penanaman
Keberhasilan penanaman nilai-nilai anti nilai-nilai anti korupsi kepada peserta
korupsi dipengaruhi cara penyampaian didik. Pemahaman nilai hidup anti
dan pendekatan pembelajaran yang korupsi dalam diri peserta didik tidak
dipergunakan. Untuk tidak menambah melulu bersifat informative-kognitif,
beban peserta didik yang sudah cukup melainkan bersifat terapan pada tiap mata
berat, perlu dipikirkan secara matang pelajaran.
bagaimana model dan pendekatan yang
Kelemahan dari model ini adalah
akan dipilih. Ada tiga model
pemahaman dan persepsi tentang nilai-
penyelenggaraan pendidikan untuk
nilai anti korupsi yang akan ditanamkan
menanamkan nilai-nilai anti korupsi yang
harus jelas dan sama bagi semua guru.
dapat dilakukan di sekolah (Kemenag,
Tidak boleh ada perbedaan persepsi dan
2013: 10-12), yaitu;
pemahaman tentang nilai karena bila hal
a. Model Terintegrasi dalam Mata ini terjadi maka justru akan
pelajaran. membingungkan peserta didik.
Penanaman nilai anti korupsi dalam
b. Model di Luar Pembelajaran
pendidikan anti korupsi juga dapat
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler.
disampaikan secara terintegrasi dalam
Penanaman nilai antikorupsi dapat
semua mata pelajaran. Guru dapat
ditanamkan melalui kegiatan-kegiatan di
memilih nilai-nilai yang akan ditanamkan
luar pembelajaran misalnya dalam
melalui materi bahasan mata
kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan
pelajarannya. Nilai-nilai anti korupsi
insidental.Penanaman nilai dengan model
dapat ditanamkan melalui beberapa
ini lebih mengutamakan pengolahan dan
pokok atau sub pokok bahasan yang
penanaman nilai melalui suatu kegiatan
berkaitan dengan nilainilai hidup. Dengan
untuk dibahas dan dikupas nilai-nilai
model seperti ini, semua guru adalah
hidupnya.
pengajar pembelajaran anti korupsi tanpa
kecuali.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 114


Keunggulan model ini adalah peserta budaya antikorupsi sekolah perlu
didik sungguh mendapat nilai melalui merencanakan suatu budaya dan kegiatan
pengalaman – pengalaman konkrit. pembiasaan.
Pengalaman akan lebih tertanam dalam
Bagi peserta didik yang masih kecil,
jika dibandingkan sekadar informasi
pembiasaan sangat penting. Karena
apalagi informasi yang monolog. Peserta
dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu
didik-peserta didik lebih terlibat dalam
aktivitas akan menjadi milik peserta didik
menggali nilai-nilai hidup dan
di kemudian hari. Pembiasaan yang baik
pembelajaran lebih menggembirakan.
akan membentuk sosok manusia yang
Kelemahan model ini adalah tidak ada
berkepribadian yang baik pula.
struktur yang tetap dalam kerangka
Sebaliknya, pembiasaan yang buruk akan
pendidikan dan pengajaran di sekolah dan
membentuk sosok manusia yang
membutuhkan waktu lebih banyak.
berkepribadian yang buruk pula.
Model ini juga menuntut kreativitas dan
Berdasarkan pembiasaan itulah peserta
pemahaman akan kebutuhan peserta didik
didik terbiasa menurut dan taat kepada
secara mendalam, tidak hanya sekadar
peraturan-peraturan yang beralaku di
acara bersama belaka, dibutuhkan
sekolah dan masyarakat, setelah
pendamping yang kompak dan
mendapatkan pendidikan pembiasaan
mempunyai persepsi yang sama.
yang baik di sekolah pengaruhnya juga
Kegiatan semacam ini tidak bisa hanya
terbawa dalam kehidupan sehari-hari di
diadakan setahun sekali atau dua kali
rumah dan sampai dewasa nanti.
tetapi harus berulang kali.
Menanamkan kebiasaan yang baik
c. Model Pembudayaan, Pembiasaan
memang tidak mudah dan kadangkadang
Nilai dalam Seluruh Aktifitas dan
membutuhkan waktu yang lama untuk
Suasana Sekolah.
menanamkan nilai-nilai anti korupsi
Penanaman nilai-nilai antikorupsi dapat
melalui pembiasaan pada peserta didik-
juga ditanamkan melalui pembudayaan
peserta didik Tetapi sesuatu yangsudah
dalam seluruh aktifitas dan suasa sekolah.
menjadi kebiasaan sukar pula untuk
Pembudayaan akan menimbulkan suatu
mengubahnya.
pembiasaan. Untuk menumbuhkan

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 115


Dalam rangka mendukung praktek anti Keunggulan model ini adalah semua guru
korupsi tersebut penanaman nilai-nilai terlibat dan bahkan dapat dan harus
anti korupsi dapat juga ditanamkan belajar dari pihak luar untuk
melalui pembudayaan dalam seluruh mengembangkan diri peserta didik.Anak
aktivitas dan suasana sekolah. mengenal nilai-nilai hidup untuk
Pembudayaan akan menimbulkan suatu membentuk mereka baik secara
pembiasaan. Untuk menumbuhkan informative maupun diperkuat dengan
budaya anti korupsi sekolah perlu pengalaman melalui kegiatan-kegiatan
merencpeserta didikan suatu kebudayaan yang terencana dengan baik.
dan kegiatan pembiasaan.Bagi peserta
Kelemahan model ini adalah menuntut
didik yang masih kecil, pembiasaan
keterlibatan banyak pihak dan banyak
sangat penting. Karena dengan
waktu untuk koordinasi.Selain itu, tidak
pembiasaan itulah akhirnya suatu
semua guru mempuanyai kompetensi dan
aktivitas akan menjadi milik peserta didik
keterampilan untuk menanamkan nilai-
di kemudian hari. Pembiasaan yang baik
nilai antikorupsi.
akan membentuk sosok manusia yang
berkepribadian yang baik pula. C. SIMPULAN
Sebaliknya, pembiasaan yang buruk akan Berbagai macam gagasan yang sudah
membentuk sosok manusia yang dijelaskan di atas, maka ada beberapa hal
berkepribadian yang buruk pula. yang dapat disimpulkan, yaitu; 1) Praktik
korupsi kian marak di Indonesia; 2)
d. Model Gabungan
Penanganan korupsi dapat dilakukan
Model gabungan berarti menggunakan
melalui lembaga pendidikan; 3) nilai-
gabungan antara model terintegrasi dan di
nilai antikorupsi yang diberikan antara
luar pembelajaran secara bersama-
lain jujur, disiplin, tanggungjawab, kerja
sama.Penanaman nilai lewat pengakaran
keras, sederhana, mandiri, adil, berani
formal terintegrasi bersama dengan
dan peduli; 4) Model penanaman nilai
kegiatan di luar pembelajaran. Model ini
antikorupsi meliputi; Model terintegrasi
dapat dilaksanakan baik dalam kerja
dalam mata pelajaran, model
sama dengan tim oleh guru maupun
pembudayaan, pembiasaan nilai dalam
dalam kerja sama dengan pihak luar
seluruh aktifitas dan suasana sekolah,
sekolah.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 116


model di Luar pembelajaran melalui KPK. 2006. Memahami untuk Membasmi.
Jakarta: KPK.
kegiatan ekstrakurikuler dan model
Maheka, A. 2006. Mengenali dan
gabungan, Memberantas Korupsi. Jakarta: KPK
Qodir dkk,. 2003.Undang-Undang Sistem
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Nasional, Yogjakarta:
Media Wacana Press.
Samidan Prang, M, 2011. Peranan
Depdiknas.2009. Pembinaan Pendidikan
Hakim Dalam Penegakan Hukum
Anti Korupsi Melalui Pendidikan
Tindak Pidana Korupsi di Indonesia,
Kewarganegaraan.Jakarta:
Medan: Pustaka Press Bangsa.
Depdiknas.
Sumiarti. 2007. Pendidikan Anti Korupsi.
Harahab, H, M. 2009. Ayat-Ayat
Jurnal INSANIA. STAIN
Korupsi.Yogyakarta: Gama Media.
Purwokerto. Vol. 12|No. 2|Mei-Ags
Karsona, A, M, dkk. 2013. Pendidikan
2007.
Antikorupsi untuk Perguruan Tinggi.
Suyitno, ed. 2006.Korupsi Hukum dan
Jakarta: Kemendikbud.
Moralitas Agama, Mewacanakan
Kemenag RI. 2013. Panduan
Fiqih Anti Korupsi.Yogyakarta:
Penyelenggaran Pendidikan
Gama Media.
Antikorupsi di Madrasah. Jakarta:
Kemenag.
Klitgaard, R. 2001. Membasmi Korupsi.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 117

Anda mungkin juga menyukai