Anda di halaman 1dari 10

Mekanisme Perpajakan

bagi Bendaharawan

PENGENAAN
BEA METERAI

DISAMPAIKAN PADA DIKLAT PERPAJAKAN


Balai Diklat Yogyakarta, 25-27 Februari 2019

DIKLAT PERPAJAKAN
DASAR HUKUM
2

 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985


tentang Bea Meterai
 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2000 tentang Perubahan Tarif Bea Meterai
dan Besarnya Batas Pengenaan Harga
Nominal yang Dikenakan Bea Meterai.
 Permenkeu nomor 55/PMK.03/2009
 KepdirjenPajak Nomor 02/PJ/2003

MATERI DIKLAT PERPAJAKAN


OBJEK / DOKUMEN
YANG DIKENAKAN BEA METERAI
3

a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk
digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan
yang bersifat perdata;
b. akta-akta notaris termasuk salinannya;
c. akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk rangkap-
rangkapnya;
d. surat yang memuat jumlah uang :
1. yang menyebutkan penerimaan uang;

2. yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening


di bank;
3. yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank;

4. yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau sebagiannya


telah dilunasi atau diperhitungkan;
PASAL 1 PP 24 TAHUN 2000
MATERI DIKLAT PERPAJAKAN
DOKUMEN YANG DIKENAKAN BEA METERAI
4

e. surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep,


atau
f. dokumen yang akan digunakan sebagai alat
pembuktian di muka Pengadilan, yaitu:
1. surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan;
2. surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai
berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain
atau digunakan oleh orang lain, selain dari maksud
semula.

PASAL 1 PP 24 TAHUN 2000


MATERI DIKLAT PERPAJAKAN
PENGENAAN BEA METERAI
5
1. Dikenakan tarif Bea Meterai Rp 6.000,00 atas :
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan
tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai
perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata;
b. akta-akta notaris termasuk salinannya;
2. Dokumen yang memuat jumlah uang dan Surat berharga
dikenakan tarif :
a. yang mempunyai harga nominal sampai dengan Rp
250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah), tidak
dikenakan Bea Meterai;
b. yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp 250.000,00
(dua ratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah), dikenakan Bea Meterai
dengan tarif sebesar Rp 3.000,00 (tiga ribu rupiah);
c. yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah), dikenakan Bea Meterai dengan tarif
sebesar Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah).
MATERI DIKLAT PERPAJAKAN
JENIS DOKUMEN JML NOMINAL
o • Surat yang memuat
dokumen yang merupakan surat yang jumlah Uang
dibuat dengan tujuan untuk digunakan
sebagai barang bukti di pengadilan
Rp 3.000,00 /
Rp 6.000,00 Rp 6.000,00

o
Cek dan bilyet giro
Rp 3.000,00
Pasal 4 : tidak dikenakan bea meterai atas dokumen, a.l. :
a. dokumen yang berupa : (1)surat penyimpanan barang; (2)
Konosemen; (3) surat angkutan penumpang dan barang; (4)
keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen
sebagaimana dimaksud dalam angka (1), (2), dan (3); (5) bukti
untuk pengiriman dan penerimaan barang; (6) surat pengiriman
barang untuk dijual atas tanggungan pengirim; (7) surat-surat
lainnya yang dapat disamakan dengan surat-surat sebagaimana
dimaksud dalam angka 1)- 6).
b. segala bentuk Ijazah;
c. tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan
pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan
kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan
pembayaran itu;
d. tanda bukti penerimaan uang Negara dari kas Negara, Kas
Pemerintah daerah, dan bank;
e. kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk
penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu
dari Kas Negara, Kas Pemerintahan Daerah dan bank;
f. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan
intern organisasi;
g. dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran
uang tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi,
dan badan-badan lainnya yang bergerak di bidang
tersebut;
h. surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan
Pegadaian;
i. tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek,
dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pasal 6 UU BM : Bea Meterai terhutang oleh pihak yang menerima atau
pihak yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak atau pihak-
pihak yang bersangkutan menentukan lain.
a. Dalam hal dokumen dibuat sepihak, misalnya kuitansi, Bea
Meterai terhutang oleh penerima kuitansi.
b. Dalam hal dokumen dibuat oleh 2 (dua) pihak atau lebih,
misalnya surat perjanjian di bawah tangan, maka masing-
masing pihak terhutang Bea Meterai atas dokumen yang
diterimanya.
c. Jika surat perjanjian dibuat dengan Akta Notaris, maka Bea
Meterai yang terhutang baik atas asli sahih yang disimpan
oleh Notaris maupun salinannya yang diperuntukkan pihak-
pihak yang bersangkutan terhutang oleh pihak-pihak yang
mendapat manfaat dari dokumen tersebut
TERIMA KASIH
10

DIKLAT PERPAJAKAN

Anda mungkin juga menyukai