Anda di halaman 1dari 12

SI-5123 PERILAKU TANAH

Tugas 1
Merangkum Seminar Likuifaksi
Oleh
Prof. Naoaki Suemasa dan Prof. Hemanta Hazarika2
1

Dosen:
Sugeng Krisnanto, Ph.D

Fadlli Ash-Shidiqqy
25019005

Program Magister
Rekayasa Geoteknik Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil Dan
Lingkungan
2019
Liquefaction and its countermeasures – (N. Suemasa, 2019)

Suemasa (2019) menjelaskan bagaimana liquifaksi terjadi dan cara mengurangi potensi
terjadinya fenomena likuifaksi,berikut merupakan kesimpulannya:

1. Penyebab terjadinya likuifaksi, yaitu:


• Pasir Lepas (loose sand)
• Tanah Jenuh air (saturated soil)
• Tegangan efektif yang relatif kecil, berada pada kedalaman kurang dari 10 m
• Beban dinamis (Dynamic Load)
• Tidak ada waktu untuk proses disipasi ekses air pori

Akibatnya tanah akan mengalami regangan yang cukup besar pada saat terjadinya
gempa yang akan menyababkan penurunan yang signifikan setelah terjadi gempa.

2. Meminimalisir potensi likuifaksi


Naoaki (2019), memaparkan ada beberapa cara untuk mengurangi potensi likuifaksi,
yaitu:
1). Lattice Ground Improvement, box yang dipasang pada tanah akan meningkatkan
kekakuan tanah, sehingga meminimalisir deformasi yang terjadi, sehingga
peningkatan ekses air pori secara tiba-tiba dapat diminimalisir. Dapat dilihat
seperti pada gambar 1

Gambar 1 Penanganan dengan Lattice Ground Improvement

2). Lowering Ground Water Level, tegangan vertikal efektif akan meningkat
apabila muka air tanah diturunkan, namun ada konsekuensi lain apabila memilih
metoda ini, yaitu penurunan lapisan tanah lempung. Dapat dilihat pada gambar
2

Gambar 2 Penanganan dengan metode Lowering Ground Water Level

3). Sand Compaction Pile, lapisan pasir dipadatkan sehingga tanah yang asalnya
lepas menjadi lebih padat dan memiliki tahanan terhadap likuifaksi yang relatif
lebih tinggi. Seperti dapat dilihat pada gambar 3

Gambar 3 Penanganan dengan metode Sand Compaction Pile

4). Compaction Grouting Method, Hampir menyerupai sand compaction pile hanya
saja ada grouting yang diinjeksikan kedalama tanah sehingga tanah lebih padat
dan kaku. Dapat dilihat pada gambar 4
Gambar 4 Penanganan dengan metode Compaction Grouting Method

5). Gravel Drain, dengan metode ini tekanan ekses air pori akan terdisipasi dengan
cepat sehingga efek floating yang timbul dapat diminimalisir. Seperti dapat
terlihat pada gambar 5

Gambar 5 Penanganan dengan metode gravel drain

6). Air injection Method, memasukan gelembung udara (micro bubbles) kedalaman
tanah bertujuan untuk memperlambat peningkatan nilai tekanan air pori
sehingga efek floating yang timbul dapat diminimalisir. Seperti dapat terlihat
pada gambar 6

Gambar 6 Penanganan dengan metode Air injection Method


7). Chemical grouting method, metode ini dilakukan pada area yang terbatas dengan
tujuan meminimalisir potensi likuifaksi, dengan kegunaannya yaitu untuk
membuat tanah lebih kaku. Seperti dapat terlihat pada gambar 7

Gambar 7 Penanganan dengan metode Chemical Grouting


Earthquake Induced Liquefaction - A History, Related Damage and Evaluation –
(Hazarika,2019)
Hazarika (2019) memaparkan bagaimana fenomena likuifaksi dapat terjadi, berikut
merupakan hasil kesimpulan yang dapat diambil dari penelitiannya:

1. Fenomena likuifaksi

Fenomena Likuifaksi terjadi umumnya akibat adanya beban dinamis walaupun


demikian tidak menutup kemungkinan bahwa beban statis dapat menyebabkan
likuifaksi, namun paling sering likuifaksi terjadi diakibatkan oleh beban gempa. Ada
3 syarat yang dapat mengindikasikan tanah akan mengalami peristiwa likuifaksi,
yaitu:

a) Tanah pasir lepas (Loose sand);


b) Muka air tanah yang berada pada kedalaman dangkal kurang dari 15 meter;
c) Jenuh air (Saturated);

Selain 3 poin diatas Magnitude gempa yang relatif besar (M>6) juga menjadi salah
satu faktor eksternal penyebab terjadinya likufaksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 8

Gambar 8 Ilustrasi yang menyebabkan liquifaksi

2. Bergantung pada kedalaman


Tahanan suatu tanah terhadap potensi likuifaksi dipengaruhi oleh kedalaman,
semakin dalam makn tahanan yang diberikan tanah akan relatif lebih besar dari tanah
yang berada diatasnya, seperti diilustrasikan pada gambar dibawah ini Semakin
dalam maka tahanan efektif tanah akan semakin besar, seperti dapat dilihat pada
gambar 9
Gambar 9 Pengaruh tahanan efektif terhadap kedalaman
3. Penurunan Kekuatan Tanah
Pada saat terjadi likuifkasi maka tekanan ekses air pori akan meningkat hingga
nilainya sama dengan tegangan vertikal total tanah, untuk memperjelas kasus ini lihat
persamaan dibawah:

𝜎 ′ = 𝜎𝑡𝑜𝑡 − 𝑈

Dengan nilai U adalah tekanan air pori yang terdiri dari U0 (tekanan hidrostatis) dan
Δu (ekses air pori), pada saat terjadi gempa pada tanah pasir terjadi kasus undrained
(perubahan beban terjadi lebih cepat dari pada proses terdisipasinya air pori)
konsekuensinya nilai ekses air pori meningkat (Δu).

𝜎 ′ = 𝜎𝑡𝑜𝑡 − (U0 + Δu)


Pada kasus likuifaksi 𝜎 ′ = 0 artinya nilai U0 + Δu = 𝜎𝑡𝑜𝑡 , dengan memahami ini kita
dapat mengetahui bahwa pada saat likuifaksi nilai kekuatan geser tanah (𝑐') adalah
sama dengan nol.
𝜏 ′ = 𝑐 ′ + 𝜎 ′ 𝑡𝑎𝑛𝜑′

Dari persamaan diatas ada beberapa poin yang dapat disampaikan:


a) Pada tanah pasir nilai c’=0, sehingga kekuatan tanah murni didapatkan dari
berat tanah diatasnya dan besar nilai sudut geser dalam;
b) Pada saat 𝜎 ′ = 0, maka berapapun nilai sudut geser dalam tanah 𝜑′ , kekuatan
geser tanah c'= 0.
c) Pada saat terjadi likuifaksi peningkatan tekanan ekses air pori (Δu) menekan
kesegala arah, ini lah persitiwa yang dikenal sebagai ’floating’.
d) Setelah likuifaksi terjadi tanah akan cenderung lebih padar dari sebelumnya.
4. Kerusakan yang ditimbulkan
Fenomena likuifaksi menimbulkan banyak kerusakan dan kerugian yang sebenernya
bergantung lokasi peristiwa tersebut terjadi, adapun bebera kerusakan yang
ditimbulkan akibat fenomena ini ialah (dapat dilihat pada gambar 10):

Gambar 10 Typical failure model liquefaction


a) Retakan tanah
b) Sand boils & Craters
c) Latertal flow of soils
d) Penurunan daya dukung pada fondasi
e) Bangunan mejadi miring ataupun rubuh
f) Penurunan tanah
g) Subsidence of ground and structure
h) Uplifting of Light Underground Structures
5. Grain Size Distribution

Gambar 11 Grain Size Distribution yang terindikasi mengalami liquefaksi

Dari gambar 11 dapat dilihat ukuran butiran yang terindikasi akan mengalami
persitiwa likuifaksi, yaitu ukuran butiran dalam rentang 0,075 (mm) hingga 2,00
(mm) dengan kata lain jenis tanah pasir hingga gravel. (Kokusho, 2015)

6. Pengujian di Lab
a) Pada permasalahan likuifaksi, pengaruh dari gempa digambarkan dengan jumlah
cyclic shear wave yang terjadi akibat SH-Wave
b) Cyclic shear stress diaplikasikan pada sampel dengan effective confining
pressure 𝜎𝑐′ pada kondisi undrained
c) Nilai shear stress ternormalisasi (CSR) digunakan untuk evaluasi likufikasi
ketimbang nilai Cyclic shear stress (𝛾𝑑 )

Gambar 12 Ilustrasi hasil pengujian lab


Application Of Sds And Sd-Sampler To Survey On Liquefaction Potential –
(N.Suemasa,2019)

Sumeasa (2019) menjelaskan bagaimana cara menganalisis potensi terjadinya fenomena


likuifaksi, adapun poin yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Mengestimasi Potensi Likuifaksi

Ada beberapa cara untuk mengestimasi dan menganalisis potensi likuifaksi, salah
satunya pengujian lapangan, adapun pengujian lapangan itu adalah:

a. CPT
b. SPT
c. Swedish Weight Sounding (SWS)
d. Screw Driving Sounding (SDS)
2. Metode Penerapan SWS
Berikut merupakan metode penerapan SWS yang dilakukan:
• Pemberian beban sebesar 1 kN
• Ketika mata baut mencapai kedalaman 25 cm, catat beban total sebagai indicator
nilai Wsw
• Jika tidak, rod diputar samoau dengan kedalaman 25 cm (Pemutaran rod
membuat penetrasi lebih mudah)
• Setangah putaran dihitung, dibagi dengan penurunan adalah indicator lainya N sw

Gambar 13 Pengujian SWS


Ground Water
Chaser

Soil Catcher

Gambar 14 Alat pada pengujian SWS

3. Metode Penerapan SDS


Berikut merupakan penerapan metode SDS yang dilkaukan:
• Rod selalu diputar pada kecepatan 25 RPM
• Beban diaplikasikan sama seperti pada pengujian SWS
• Setiap interval 25 cm, rod diangkat sekitar 2cm dan diputar untuk mengukur
friksi

Visualisiasi alat pengujian SDS dapat dilihat pada gambar 15

Gambar 15 Alat pengujian SDS


4. Hasil SPT-Dengan SDS
Dari gambar dibawah hasil SPT dan SDS menunjukan hasil yang relatif sama,
artinya SPT memverfikasi kebenaran pengujian SDS.

Gambar 16 Hasil Uji SPT dan SDS

Anda mungkin juga menyukai