Anda di halaman 1dari 10

METODA PELAKSANAAN

KEGIATAN : REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG KANTOR


PEKERJAAN : REHAB GEDUNG KANTOR (PUSTAKA DAERAH)
LOKASI : TANJUNG PATI KAB. LIMA PULUH KOTA
T. ANGGARAN : 2020

Setelah mengikuti Aanswizjing kantor/lapangan serta mempelajari bestek/gambar dan berita acara Aanswizjing, maka kami
mencoba membuat metoda pelaksanaan, karena salah satu syarat teknis untuk penawaran pekerjaan tersebut diatas.
Untuk memenuhi persyaratan Usulan Teknis dalam penawaran yang kami ajukan, yang kami susun berdasarkan aturan-
aturan pelaksanaan pekerjaan yang dipersyaratkan dalam Bestek, Gambar Kerja. Dalam Metoda Pelaksanaan Pekerjaan ini,
kami menguraikan/menjelaskan langkah-langkah yang akan kami lakukan dalam melaksanakan atau penyelesaian pekerjan
tersebut diatas. Meliputi tenaga kerja, material dan peralatan serta teknis pelaksanaan pembangunan dan waktu
pengerjaannya selama maksimal 90 hari kalender.
Pada pekerjaan ini dituntut profesionalitas tenaga lapangan atau yang akan ditempatkan dilapangan harus benar-benar
orang yang memahami baik teori maupun pengalaman lapangan, jadi untuk menjaga mutu dan step-step kerja diperlukan
orang yang memang sudah pernah mempelajari menghitung, merencana, mengawasi dan melaksanakan pekerjaan
bangunan gedung kantor, jadi apabila ada kendala dilapangan tim Direksi bisa berargumentasi antara data lapangan
dengan data yang yang direncanakan dengan artian yang sehat yaitu untuk kelancaran dan mutu pekerjaan ini.
Setelah menerima Surat perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pemimpin Kegiatan, kami segera mengurus izin-izin,
pemberitahuan kepada Pihak-pihak terkait dan Masyarakat setempat serta melengkapi administrasi, maka kami akan
melaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
• Persiapan dan pelaksanaan adm awal proyek
• Koordinasi dan pemancangan dengan pihak direksi, Pengawas, dan Pihak - pihak yang berkaitan dengan
• Persiapan dan pengiriman tenaga kerja, bahan dan peralatan kelokasi pekerjaan
• Pengadaan direksi Keet, Gudang, Papan Plank proyek
• Pengambilan Foto Dokumentasi 0 %
• Pemasangan Bouwplank
• Perhitungan mutual check nol (MC0)
• Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan
• Pemesanan dan Pengaturan Pendatangan bahan pabrikasi sesuai kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan.

Selanjutnya kami akan menyiapkan dan menyampaikan laporan harian dan laporan mingguan dalam bahasa Indonesia
untuk masing-masing bagian pekerjaan yang dilaksanakan dan diminta oleh Direksi dalam suatu Format yang telah
Laporan harian dan laporan mingguan yang akan kami buat sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut :
• Kondisi cuaca
• Curah hujan
• Tenaga kerja yang dipekerjakan
• Material Yang dipakai
• Pekerjaan yang sedang dilaksanakan

SITE PLANNING
Pengaturan lapangan diperlukan untuk mengatur tata letak peralatan, material serta lalu lintas kendaraan guna
mengoptimalkan lahan dalam memperlancar aktifitas kegiatan yang akan berlangsung.

PERSIAPAN
Sebelum memulai pekerjaan maka diadakan mobilisasi peralatan,tenaga kerja dan bahan, sesuai dengan
spesifikasi kontrak yang dianggap perlu dalam melaksanakan pekerjaan ini.
> Mobilisasi Peralatan
Pengadaan peralatan yaitu mendatangkan mesin-mesin yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
serta peralatan pendukung lainnya.
No NAMA ALAT Jumlah

1 BETON MOLEN 1 Unit


2 Alat Bantu 1 Unit

> Mobilisasi Tenaga Kerja


Mendatangkan Tenaga Kerja sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan antara lain adalah Site Manager,
pelaksana,Logistik, Mandor, Kepala Tukang, Tukang-tukang dan Pekerja.
> Mobilisasi Tenaga Material/Bahan

I PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Menajemen Keselamatan Kerja
KEBIJAKAN K3
Perusahaan CV. GLOBAL EDUKASI NUSANTARA akan menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang
dilaksanakan.
* Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta peningkatan
berkelanjutan K3
* Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait
dengan K3.
* Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3
PERENCANAAN K3
* Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, Dan Biaya Penyusunan
Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3.
* Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya.
PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup upaya pengendalian
seluruh kegiatan konstruksi di tempat kerja, diantaranya :
- Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 Konstruksi yang dituangkan dalam Struktur Organisasi K3
beserta Uraian Tugas;
- Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan;
- Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
- Program-program detail pelatihan sesuai upaya pengendalian
- Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
- Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3, identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya
2 Pas. Plank Proyek
Papan plank Kegiatan ini ditempatkan dilokasi yang mudah terlihat semua orang dan papan plank kegiatan ini
dipasang permanen supaya kokoh, tidak rusak dan dapat bertahan dalam waktu yang lama.
3 Pekerjaan Bongkaran Bangunan Lama
Membongkar bangunan yang lama dan mempertahankan bagian bangunan yang menurut direksi pekerjaan yang
layak dipertahankan. Hasil dari bekas bongkaran dikumpulkan pada suatu tempat dan dikoordinasikan kepada
pihak direksi pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan Dilakukan pada Minggu ke 1 s/d 13

II PEKERJAAN TERAS
1 Galian Tanah Pondasi
Pekerjaan galian sebagian besar dilakukan dalam tapak bangunan. Pekerjaan galian terdiri dari berbagai macam
ukuran baik lebar, panjang ataupun kedalaman.
Galian tanah untuk pemasangan pondasi dibuat sesuai dengan gambar rencana. Penggalian pondasi
menggunakan tenaga manusia karena setelah galian pekerjaan utama dilanjutkan secara parallel bersamaan
dengan pekerjaan pondasi. Ditempat-tempat tertentu yang menurut direksi dianggap rawan longsor, kami
menyangga struktur disekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan
galian tersebut.
2 Pondasi Plat Setempat
* Setelah Elevasi lantai kerja telah sesuai dengan gambar rencana, Pondasi beton bertulang (pondasi plat)
untuk Tiang Struktur Utama sudah dapat dikerjakan. Tulangan untuk perletakan pondasi plat terlebih dahulu
dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensi yang terdapat pada gambar bestek. Pemasangan bekisting
untuk pondasi tapak ini masih mengacu kepada gambar dan mutu bahan yang disyaratkan. Besi tulangan yang
digunakan adalah Besi beton polos dengan diameter yang disesuaikan dengan gambar rencana (Setara KS).
Sebelum pengecoran terlebih dahulu rangkaian penulangan kami koordinasikan dengan pihak
direksi/pengawas lapangan.
* Setelah pasangan Pondasi plat selesai dan mencapai ketinggian yang ditentukan, hubungan sloof dengan
kolom diletakan stek besi untuk mengantisipasi gaya sentrifugal jika terjadinya pembebanan. Rongga Sisa
galian pondasi tapak ditimbun kembali sampai padat.
- Pembesian
* Kualitas besi/tulangan yang digunakan adalah BJTD U24 Polos /SK SNI T-15-1991-03
* Sebelum dilakukan pemotongan dan pembengkokan besi / tulangan, akan dibuatkan daftar
pembengkokan/pemotongan besi agar tidak terjadi pemborosan karena kesalahan dalam
- Bekisting
* Sebelum pelaksanaan pabrikasi bekisting, terlebih dahulu dibuatkan shop drawing (gambar
rencana) dan material yang akan digunakan.
* Bekisting dibuat dari material multiplek 9 mm yang dirangkai dengan menggunakan balok kayu
yang dilapisi dengan from oil sehingga mudah dalam pelaksanaan pembongkaran bekisting.
- Cor Beton K-175
* Beton cor ditempat untuk rangka bangunan, lantai atap, dan kolom struktur
* Slab beton diatas tanah dan pedestrian/side walks.
* Finishing permukaan beton pada dinding, pelat, balok, dan kolom.
* Adukan yang digunakan untuk beton bertulang adalah Beton mutu K-175
* Pengadukan Beton menggunakan Beton Molen.
2 Kolom 15/15
* Pekerjaan kolom Pedestal membentuk kesinambungan dengan pondasi plat dan dilaksanakan sejalan dengan
beton pondasi plat setempat.
* Tulangan pokok kolom masuk kedalam pondasi plat minimal 60 diameter tulangan.
* Tanda posisi kolom dikontrol dengan bantuan penyangga atau bentuk lainnya.
* Tempatkan penulangan kolom dengan dowel bar pada bagian bawahnya, kemudian besi beugel ditempatkan
dan diikat kuat pada saat yang sama dan jarak antara sengkang disesuaikan dengan gambar kontruksi.
* Ikatan antara tulangan pokok dengan sengkang/beugel menggunakan ikatan kuat (tapak jalak) dengan kawat
beton 10 mm.
3 Balok 13/15
Tahap Pelaksanaan
a. Besi Tulangan dan Kawat Pengikat
Setiap jenis besi tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik besi terkenal dapat dipakai pada umumnya setiap
pabrik besi mempunyai standar mutu dan jenis besi.
Besi tulangan dengan mutu yang meragukan harus diperiksa dilembaga pemeriksaan bahan yang diakui.
Besi beton yang dipergunakan adalah yang berbentuk penampang bulat dan berupa batang polos dan Besi
tulangan yang dipergunakan tidak boleh cacat seperti gelombang atau pecah.
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak boleh bersepuh seng.
Persiapan yang harus dilakukan adalah membersihkan besi tulangan dari karat atau kotoran yang melekat
dengan menggunakan sikat atau penggosok atau menggunakan larutan kimia, hal ini dilakukan agar kekakuan
besi tidak berkurang.
Pengukuran panjang besi yang akan dibuat tulangan berdasarkan ukuran gambar yang telah ditetapkan, dan
besi tulangan yang akan dipotong dikelompokan setelah diberi tanda pada bagian yang akan dipasang,
pengelompokan berdasarkan dengan ukuran dan penggunaannya masing-masing.
Pekerjaan penulangan ini meliputi menggunting /memotong, membengkokan dan merangkai besi tulangan
sesuai dengan bentuk gambar yang telah direncanakan.
Sebelum tulangan dipasang dibersihkan dari kotoran serta bahan-bahan lain yg mengurangi gaya lekat beton.
Tulangan dipasang dg baik hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat dan bentuknya.
Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang ditentukan dalam rencana / bestek.
Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan menembus beton atau ditanam didalam beton, maka
tulangan tidak boleh dipotong/ digeser.
b. Pek. Bekisting/ Cetakan
Bekisting harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah meresap air dan direncanakan sedemikian rupa
hingga dapat mudah dilepaskan pada beton tanpa menyebabkan kerusakan dari beton itu sendiri.
Bekisting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan-adukan yang dituangkan
kedalamnya.
Kayu/Multiplek yang dipakai untuk bekisting/cetakan beton harus terdiri dari kayu yang bermutu tinggi dan
memberi jaminan kekuatan.
c. Beton K-175
Beton yang digunakan adalah Beton K-175
Sebelum beton di cor, semua ruang- ruang yang akan di isi dengan beton harus di bersihkan dari kotoran,
kemudian bekisting / perancah dan pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus di basahi
dengan air sampai jenuh sedangkan tulangan harus terpasang dengan baik.
Air harus di buang dari semua ruang yag akan di isi dengan beton, kecuali apabila menurut persetujuan
pengawas itu tidak perlu di lakukan.
Beton harus di cor sedekat-dekatnya ketujuan yang terakhir, hal ini di lakukan untuk mempermudah pekerjaan
pengecoran beton dan menghindari terpisahnya campuran beton.
Untuk Mencegah timbulmya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang krikil, adukan beton harus di padatkan
selama pengecoran, pemasatan ini dapat di lakukan dengan cara menumbuk –numbuk adukan dan memukul-
mukul cetakan.
Beton selama seminggu sesudah di tuangkan harus senantiasa di basahi, selanjutnya harus memenuhi syarat-
syarat yang di uraikan dalam P.B.I ( NI – 2 ) 1971.
4 Pas. Bata 1 : 4 Pengunci Lantai
* Tahap awal dalam pekerjaan ini adalah membuat bowplank/ acuan untuk pasangan batu bata dengan
menggunakan kayu reng atau kayu ukuran 2/6.
* Pasangan bata dengan adukan 1 Pc : 4 psr, dan 1 : 2 dipasang pada dinding bangunan biasa ( dimulai diatas
pas dinding pasangan bata trassraam ).
* Sebelum batu bata dipasang, terlebih dahulu batu bata direndam sampai jenuh air.
* Bersamaan dengan persiapan pemasangan, tukang membuat peil dan memasang benang untuk pedoman
pemasangan dinding bangunan.
* Adukan yang digunakan adalah 1Pc : 4 psr dan 1Pc : 2psr.
* Pertemuan pasangan bata dengan kolom struktur diperkuat dengan angker besi beton ∅ 8 mm, dan
permukaan/sisi kolom yang menyentuh pasangan bata dikasarkan.
* Tebalnya siar pasangan batu bata tidak boleh kurang dari 1,5 cm ( 15 mm) dan siarnya benar-benar terisi
merata dengan spesi. Dan untuk persiapan plesteran, siar ditekuk/dikorek sedalam ± 1 Cm.
* Tinggi pasangan rata-rata tidak melebihi satu meter dan pengakhiran pasangan sementara dibuat bertangga
menurun (tidak pengakhiran dibuat tegak).
* Semua pasangan harus rata (horizontal) dan lot (tegak lurus). Untuk membuat pasangan bata tersebut lurus,
rata (horizontal) dan tegak lurus (lot) harus disiku dengan benang. Pemasangan benang untuk setiap antara
benang tidak melebihi dari 5 (lima) lapis pasangan bata atau maksimal setiap jarak 30 cm dari pasangan di
* Siar tengah pasangan bata, lapisan satu dengan lapisan yang lainnya tidak melebihi satu garis (dikerjakan
berbeda setengah bata).
* Pasangan bata akan dijaga jangan sampai terkena matahari langsung dan akan kami akan lindungi pasangan
bata dari sinar mata hari langsung (minimal selama proses pengeringan).
5 Plesteran 1 : 4
* Penyiapan bahan dan peralatan kerja.
* Memasang papan alas pada bagian bawah lokasi pelaksanaan pekerjaan plesteran.
* Bidang lokasi pelaksanaan plestaran yang tidak rata, maka perlu diatur kembali kedatarannya baik secara
vertikal maupun horizontal.
* Bidang dinding pasangan yang menonjol atau kelebihan akan dilakukan cipping/grinding terlebih dahulu untuk
mengurangi ketebalan rencana plesteran.
* Adukan yang digunakan adalah 1Pc : 4 psr dan 1Pc : 2psr.
* Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu dipastikan Jalur-jalur instalasi pipa listrik terpasang
* Membuat caplakan yang berfungsi sebagai pedoman elevasi kepala plesteran dinding. Caplakan dibuat dari
adukan berbentuk bujursangkar dengan ukuran 8 x 10 cm dengan diberi triplek 2 x 5 cm diatasnya.
* Membuat kepalaan plesteran horizontal pada sisi atas dan bawah dinding. Sisi atas mempedomani plafond
(langit-langit) dan pada sisi bawah mempedomani lantai bangunan.
* Membuat kepalaan vertikal dengan jarak 1.5 M dari atas hingga ke bawah dengan berjarak 30 cm dari batas
* Setelah kepalaan itu bena-benar kering (minimal 24 jam) baru dilaksanakan pekerjaan plesteran.
* Dinding pasangan terlebih dahulu dibasahi dengan air yang bersih.
* Pekerjaan dimulai dari kepalaan yang satu hingga kebidang kepalaan yang lainnya.
* Mengontrol kerataan bidang plesteran dengan jidar aluminium yang digesekan dengan toleransi rongga 2 mm.
* Untuk plesteran sudut dalam, salah satu bidang harus diplester terlebih dahulu, baru bidang yang lainnya
dengan membentuk siku ruangan.
* Setelah pekerjaan plesteran selesai, permukaan plesteran akan dibasahi/tetap lembab selama 7 hari terhitung
sejak tanggal plesteran selesai dilaksanakan.
* Setelah plesteran menyusut secara merata dan bidang plesteran benar terpasang dengan kuat/kering baru
dilaksanakan pekerjaan pengacian dinding.
* Pekerjaan dimulai dengan membasahi bidang plesteran tadi.
* Kemudian mengaci dinding secara tipis, rata dan halus diratakan dengan trowel dan setelah setengah kering
digosok dengan spon/busa agar mendapatkan bidang yang halus, rata tetapi tidak licin.
6 Pas. Bata 1 : 4 Pengunci Kolom Teras
* Tahap awal dalam pekerjaan ini adalah membuat bowplank/ acuan untuk pasangan batu bata dengan
menggunakan kayu reng atau kayu ukuran 2/6.
* Pasangan bata dengan adukan 1 Pc : 4 psr, dan 1 : 2 dipasang pada dinding bangunan biasa ( dimulai diatas
pas dinding pasangan bata trassraam ).
* Sebelum batu bata dipasang, terlebih dahulu batu bata direndam sampai jenuh air.
* Bersamaan dengan persiapan pemasangan, tukang membuat peil dan memasang benang untuk pedoman
pemasangan dinding bangunan.
* Adukan yang digunakan adalah 1Pc : 4 psr dan 1Pc : 2psr.
* Pertemuan pasangan bata dengan kolom struktur diperkuat dengan angker besi beton ∅ 8 mm, dan
permukaan/sisi kolom yang menyentuh pasangan bata dikasarkan.
* Tebalnya siar pasangan batu bata tidak boleh kurang dari 1,5 cm ( 15 mm) dan siarnya benar-benar terisi
merata dengan spesi. Dan untuk persiapan plesteran, siar ditekuk/dikorek sedalam ± 1 Cm.
* Tinggi pasangan rata-rata tidak melebihi satu meter dan pengakhiran pasangan sementara dibuat bertangga
menurun (tidak pengakhiran dibuat tegak).
* Semua pasangan harus rata (horizontal) dan lot (tegak lurus). Untuk membuat pasangan bata tersebut lurus,
rata (horizontal) dan tegak lurus (lot) harus disiku dengan benang. Pemasangan benang untuk setiap antara
benang tidak melebihi dari 5 (lima) lapis pasangan bata atau maksimal setiap jarak 30 cm dari pasangan di
* Siar tengah pasangan bata, lapisan satu dengan lapisan yang lainnya tidak melebihi satu garis (dikerjakan
berbeda setengah bata).
* Pasangan bata akan dijaga jangan sampai terkena matahari langsung dan akan kami akan lindungi pasangan
bata dari sinar mata hari langsung (minimal selama proses pengeringan).
7 Plesteran 1 : 4
* Penyiapan bahan dan peralatan kerja.
* Memasang papan alas pada bagian bawah lokasi pelaksanaan pekerjaan plesteran.
* Bidang lokasi pelaksanaan plestaran yang tidak rata, maka perlu diatur kembali kedatarannya baik secara
vertikal maupun horizontal.
* Bidang dinding pasangan yang menonjol atau kelebihan akan dilakukan cipping/grinding terlebih dahulu untuk
mengurangi ketebalan rencana plesteran.
* Adukan yang digunakan adalah 1Pc : 4 psr dan 1Pc : 2psr.
* Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu dipastikan Jalur-jalur instalasi pipa listrik terpasang
* Membuat caplakan yang berfungsi sebagai pedoman elevasi kepala plesteran dinding. Caplakan dibuat dari
adukan berbentuk bujursangkar dengan ukuran 8 x 10 cm dengan diberi triplek 2 x 5 cm diatasnya.
* Membuat kepalaan plesteran horizontal pada sisi atas dan bawah dinding. Sisi atas mempedomani plafond
(langit-langit) dan pada sisi bawah mempedomani lantai bangunan.
* Membuat kepalaan vertikal dengan jarak 1.5 M dari atas hingga ke bawah dengan berjarak 30 cm dari batas
* Setelah kepalaan itu bena-benar kering (minimal 24 jam) baru dilaksanakan pekerjaan plesteran.
* Dinding pasangan terlebih dahulu dibasahi dengan air yang bersih.
* Pekerjaan dimulai dari kepalaan yang satu hingga kebidang kepalaan yang lainnya.
* Mengontrol kerataan bidang plesteran dengan jidar aluminium yang digesekan dengan toleransi rongga 2 mm.
* Untuk plesteran sudut dalam, salah satu bidang harus diplester terlebih dahulu, baru bidang yang lainnya
dengan membentuk siku ruangan.
* Setelah pekerjaan plesteran selesai, permukaan plesteran akan dibasahi/tetap lembab selama 7 hari terhitung
sejak tanggal plesteran selesai dilaksanakan.
* Setelah plesteran menyusut secara merata dan bidang plesteran benar terpasang dengan kuat/kering baru
dilaksanakan pekerjaan pengacian dinding.
* Pekerjaan dimulai dengan membasahi bidang plesteran tadi.
* Kemudian mengaci dinding secara tipis, rata dan halus diratakan dengan trowel dan setelah setengah kering
digosok dengan spon/busa agar mendapatkan bidang yang halus, rata tetapi tidak licin.
8 Pas. Bata 1 : 4 Singok Teras
* Tahap awal dalam pekerjaan ini adalah membuat bowplank/ acuan untuk pasangan batu bata dengan
menggunakan kayu reng atau kayu ukuran 2/6.
* Pasangan bata dengan adukan 1 Pc : 4 psr, dan 1 : 2 dipasang pada dinding bangunan biasa ( dimulai diatas
pas dinding pasangan bata trassraam ).
* Sebelum batu bata dipasang, terlebih dahulu batu bata direndam sampai jenuh air.
* Bersamaan dengan persiapan pemasangan, tukang membuat peil dan memasang benang untuk pedoman
pemasangan dinding bangunan.
* Adukan yang digunakan adalah 1Pc : 4 psr dan 1Pc : 2psr.
* Pertemuan pasangan bata dengan kolom struktur diperkuat dengan angker besi beton ∅ 8 mm, dan
permukaan/sisi kolom yang menyentuh pasangan bata dikasarkan.
* Tebalnya siar pasangan batu bata tidak boleh kurang dari 1,5 cm ( 15 mm) dan siarnya benar-benar terisi
merata dengan spesi. Dan untuk persiapan plesteran, siar ditekuk/dikorek sedalam ± 1 Cm.
* Tinggi pasangan rata-rata tidak melebihi satu meter dan pengakhiran pasangan sementara dibuat bertangga
menurun (tidak pengakhiran dibuat tegak).
* Semua pasangan harus rata (horizontal) dan lot (tegak lurus). Untuk membuat pasangan bata tersebut lurus,
rata (horizontal) dan tegak lurus (lot) harus disiku dengan benang. Pemasangan benang untuk setiap antara
benang tidak melebihi dari 5 (lima) lapis pasangan bata atau maksimal setiap jarak 30 cm dari pasangan di
* Siar tengah pasangan bata, lapisan satu dengan lapisan yang lainnya tidak melebihi satu garis (dikerjakan
berbeda setengah bata).
* Pasangan bata akan dijaga jangan sampai terkena matahari langsung dan akan kami akan lindungi pasangan
bata dari sinar mata hari langsung (minimal selama proses pengeringan).
9 Plesteran 1 : 4
* Penyiapan bahan dan peralatan kerja.
* Memasang papan alas pada bagian bawah lokasi pelaksanaan pekerjaan plesteran.
* Bidang lokasi pelaksanaan plestaran yang tidak rata, maka perlu diatur kembali kedatarannya baik secara
vertikal maupun horizontal.
* Bidang dinding pasangan yang menonjol atau kelebihan akan dilakukan cipping/grinding terlebih dahulu untuk
mengurangi ketebalan rencana plesteran.
* Adukan yang digunakan adalah 1Pc : 4 psr dan 1Pc : 2psr.
* Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu dipastikan Jalur-jalur instalasi pipa listrik terpasang
* Membuat caplakan yang berfungsi sebagai pedoman elevasi kepala plesteran dinding. Caplakan dibuat dari
adukan berbentuk bujursangkar dengan ukuran 8 x 10 cm dengan diberi triplek 2 x 5 cm diatasnya.
* Membuat kepalaan plesteran horizontal pada sisi atas dan bawah dinding. Sisi atas mempedomani plafond
(langit-langit) dan pada sisi bawah mempedomani lantai bangunan.
* Membuat kepalaan vertikal dengan jarak 1.5 M dari atas hingga ke bawah dengan berjarak 30 cm dari batas
* Setelah kepalaan itu bena-benar kering (minimal 24 jam) baru dilaksanakan pekerjaan plesteran.
* Dinding pasangan terlebih dahulu dibasahi dengan air yang bersih.
* Pekerjaan dimulai dari kepalaan yang satu hingga kebidang kepalaan yang lainnya.
* Mengontrol kerataan bidang plesteran dengan jidar aluminium yang digesekan dengan toleransi rongga 2 mm.
* Untuk plesteran sudut dalam, salah satu bidang harus diplester terlebih dahulu, baru bidang yang lainnya
dengan membentuk siku ruangan.
* Setelah pekerjaan plesteran selesai, permukaan plesteran akan dibasahi/tetap lembab selama 7 hari terhitung
sejak tanggal plesteran selesai dilaksanakan.
* Setelah plesteran menyusut secara merata dan bidang plesteran benar terpasang dengan kuat/kering baru
dilaksanakan pekerjaan pengacian dinding.
* Pekerjaan dimulai dengan membasahi bidang plesteran tadi.
* Kemudian mengaci dinding secara tipis, rata dan halus diratakan dengan trowel dan setelah setengah kering
digosok dengan spon/busa agar mendapatkan bidang yang halus, rata tetapi tidak licin.
10 Afwerking Kolom Teras
Untuk permukaan luar beton bertulang yang kelihatan kami pasangkan Afwerking dengan komposisi adukan 1 Pc
: 1 Ps dengan ketebalan 15 mm. Sebelum pekerjaan afwerking dikerjakan terlebih dahulu bidang permukaan
beton yang akan diafwerking labur dengan semen murni. Ini kami maksudkan agar Bidang permukaan beton
menyatu secara homogen dengan afwerking yang akan dikerjakan. Selanjutnya dipasangkan benang ukur untuk
mempedomani ketebalan permukaan beton yang akan di afwerking. Hasil dari pekerjaan pelapis dinding beton ini
rata dan datar secara vertikal maupun horizontal.
11 Profilan Beton
* Pemasangan profil beton ini dikerjakan setelah pekerjaan plesteran selesai dikerjakan.
* Pada tempat yang telah ditetapkan sesuai dengan gambar rencana dikerjakan profil beton sesuai dengan
ukuran dan dimensi profil beton tersebut.
* Sebelum dikerjakan terlebih dahulu kami mengukur dan menimbang tempat yang akan dikerjakan profilan
tersebut dan melaburi dengan semen murni.
* Setelah mendapatkan ukuran yang pasti kami memberikan penguatan seperti besi beton atau paku yang
ditanamkan ke dalam dinding pasangan bata dan selanjutnya dilakukan pekerjaan profilan dengan membentuk
profilan dengan adukan spesi 1 : 2 hingga membetuk profilan yang akan dibuat.
* Selanjutnya dihaluskan dengan adukan acian hingga licin sampai membentuk profilian yang sesuai dengan
gambar.
12 Urugan Tanah Bekas Galian
* Awal pekerjaan Urugan tanah dimulai dengan menimbun bekas sisa galian kedalam galian tanah tadi.
Pekerjaan Urugan galian ini dikerjakan setelah pondasi batu kali telah selesai dan disetujui oleh direksi. Proses
pelaksanaan urungan tanah bekas galian dilakukan secara Manual dengan mengunakan tenaga manusia.
* Urungan tanah galian dilaksanakan secara hati-hati supaya pasangan batu kali dan Pondasi Plat Setempat tidak
berubah posisinya dan urugan tanah dipadatkan dengan mengunakan stamper serta disiram setiap 15 cm
sehingga mendapatkan kepadatan yang sempurna. Bahan urungan tanah diambil dari tanah bekas galian
pondasi.

Pelaksanaan Pekerjaan Dilakukan pada Minggu ke 3 s/d 4

III PEKERJAAN DINDING


1 Plesteran 1 : 4 Dinding Belakang Kantor
* Penyiapan bahan dan peralatan kerja.
* Memasang papan alas pada bagian bawah lokasi pelaksanaan pekerjaan plesteran.
* Bidang lokasi pelaksanaan plestaran yang tidak rata, maka perlu diatur kembali kedatarannya baik secara
vertikal maupun horizontal.
* Bidang dinding pasangan yang menonjol atau kelebihan akan dilakukan cipping/grinding terlebih dahulu untuk
mengurangi ketebalan rencana plesteran.
* Adukan yang digunakan adalah 1Pc : 4 psr dan 1Pc : 2psr.
* Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu dipastikan Jalur-jalur instalasi pipa listrik terpasang
* Membuat caplakan yang berfungsi sebagai pedoman elevasi kepala plesteran dinding. Caplakan dibuat dari
adukan berbentuk bujursangkar dengan ukuran 8 x 10 cm dengan diberi triplek 2 x 5 cm diatasnya.
* Membuat kepalaan plesteran horizontal pada sisi atas dan bawah dinding. Sisi atas mempedomani plafond
(langit-langit) dan pada sisi bawah mempedomani lantai bangunan.
* Membuat kepalaan vertikal dengan jarak 1.5 M dari atas hingga ke bawah dengan berjarak 30 cm dari batas
* Setelah kepalaan itu bena-benar kering (minimal 24 jam) baru dilaksanakan pekerjaan plesteran.
* Dinding pasangan terlebih dahulu dibasahi dengan air yang bersih.
* Pekerjaan dimulai dari kepalaan yang satu hingga kebidang kepalaan yang lainnya.
* Mengontrol kerataan bidang plesteran dengan jidar aluminium yang digesekan dengan toleransi rongga 2 mm.
* Untuk plesteran sudut dalam, salah satu bidang harus diplester terlebih dahulu, baru bidang yang lainnya
dengan membentuk siku ruangan.
* Setelah pekerjaan plesteran selesai, permukaan plesteran akan dibasahi/tetap lembab selama 7 hari terhitung
sejak tanggal plesteran selesai dilaksanakan.
2 Acian
* Setelah plesteran menyusut secara merata dan bidang plesteran benar terpasang dengan kuat/kering baru
dilaksanakan pekerjaan pengacian dinding.
* Pekerjaan dimulai dengan membasahi bidang plesteran tadi.
* Kemudian mengaci dinding secara tipis, rata dan halus diratakan dengan trowel dan setelah setengah kering
digosok dengan spon/busa agar mendapatkan bidang yang halus, rata tetapi tidak licin.

Pelaksanaan Pekerjaan Dilakukan pada Minggu ke 4


IV PEKERJAAN KAP ATAP
1 Pas. Kuda-kuda Kayu Baru
* Untuk kuda-kuda menggunakan Kayu Kls II
* Sebelum dipasang kuda-kuda dirangkai satu-persatu dari bawah, Sesuai dengan gambar kerja, kemudian
disatukan dan dipasang diatas ring balok.
* Pada ujung sambungan diberi tanda, untuk memudahkan dalam proses perakitan.
* Pertemuan sambungan kayu diikat dan dilak dengan kayu dan diberi baut serta Plat strip
* Setelah pemasangan, posisi kuda-kuda akan dicek ulang bersama direksi dan dilanjutkan dengan pemasangan
gording.
2 Pas. Kuda Kuda Kayu Lama (30%) Terpakai
* Untuk kuda-kuda menggunakan Kayu bekas bongkaran kuda-kuda lama.
* Sebelum dipasang kuda-kuda dirangkai satu-persatu dari bawah, Sesuai dengan gambar kerja, kemudian
disatukan dan dipasang diatas ring balok.
* Pada ujung sambungan diberi tanda, untuk memudahkan dalam proses perakitan.
* Pertemuan sambungan kayu diikat dan dilak dengan kayu dan diberi baut serta Plat strip
* Setelah pemasangan, posisi kuda-kuda akan dicek ulang bersama direksi dan dilanjutkan dengan pemasangan
gording.
3 Pas. Gording Kayu Kls II
* Pemasangan gording/rangka memepedomani jarak kuda-kuda agar sewaktu penyambungan dan dimimalkan
dengan memperhatikan sambungan yang akan dibuat.
* Untuk gording digunakan Kayu Kls II yang lurus dan tidak pecah apabila di paku
* Pemasangan gording dilaksanakan setelah kuda-kuda terpasang. Gording dipasang pada jarak tertentu sesuai
ukuran dalam gambar kerja. Terlebih dahulu dipasang benang profil sebagai acuan dalam pemasangan.
Pemasangan dilaksanakan dengan hati-hati agar terpasang dengan sempurna.
4 Pas. Lesplank 2/20
* Dimensi dan ukuran lisplank papan disesuaikan dengan gambar rencana atau petunjuk dari direksi pekerjaan.
* Sebelum pemasangan atap terlebih dahulu dipasang lisplank papan di sekeliling atap bangunan dengan
ukuran 2,5 x 24 cm, tebal 2 Cm dengan mutu kayu Kls II. Lisplank Dipaku pada kuda-kuda dan gording
sedemikian rupa sehingga pemasangan benar-benar rapi sesuai gambar. Dan jika diperlukan kami memasang
skor-skor untuk penguatan.
5 Pas. Atap Seng Warna BJLS 20
* Atap bangunan ditutupi dengan pasangan Atap Seng Warna BJLS 0,20 x 3' x 6' bandar 9 , dan bubungan
ditutup dengan perabung genteng metal t =0,3 mm.
* Pemasangan Atap dimulai dari bagian pinggir hingga keatas puncak bangunan, hal ini dimaksudkan agar
menimalisir pemotongan atap yang bisa mengakibatkan terjadinya banyak sambungan yang akan berujung
terjadinya kebocoran pada bagian yang dipasang screw/baut atap tersebut.
6 Pas. Perabung Atap Seng
* Perabung atap menggunakan perabung seng plat warna tebal =0,3 mm.
* Pemasangan Perabung atap seng warna tebal =0,3 mm dilakukan setelah pasangan atap seng warna
mencapai puncak bangunan.
* Pemasangan perabung merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari pemasangan atap seng
* Hasil pemasangan lurus dan simetris terhadap arah bangunan.
7 Pas. Jurai Dalam
* Dikerjakan oleh orang yang ahli dan berpengalaman dalam bidang pekerjaan ini dengan selalu berkoordinasi
dengan pihak Direksi pekerjaan/pengawas lapangan.
8 Meresidu Gording & Kuda-Kuda
* Setelah kuda-kuda dan gording terpasang maka seluruh permukaan kayu harus diresidu, residu dikuas rata
pada seluruh sisi kayu sehingga seluruh permukaannya tertutup rata jika diperlukan residu diulang beberapa
lapis.
9 Bola -Bola Atap Seng
* Dipasangkan pada bagian pinggir terluar pemasangan atap seng BJLS 20 Warna.
* Bola-bola atap yang terbuat dari Seng Plat Warna BJLS 20.
* Dimensi dan ukuran bola-bola atap disesuaikan dengan gambar rencana atau petunjuk dari direksi pekerjaan

Pelaksanaan Pekerjaan Dilakukan pada Minggu ke 5 s/d 10


V PEKERJAAN LANTAI
1 Urugan Tanah Teras Kantor
* Pekerjaan dimulai dengan mendatangkan material tanah timbunan.
* Tanah timbun yang didatangkan adalah tanah yang bersih dari humus, kotoran dan bahan organik lainnya.
* Pekerjaan dimulai dengan menghampar tanah timbunan dan memadatkannya lapis per lapis setebal 15 cm
sembari disiram dengan air hingga tanah menyatu secara homogen dengan tanah asli.
* Urugan tanah dipadatkan dengan mengunakan stamper/trimbis hingga mendapatkan kepadatan yang
sempurna dan sesuai dengan rekayasa muka lantai bangunan.
2 Pasir Urug Teras Kantor
* Setelah tanah urug selesai dilaksanakan pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan penghamparan pasir urug
yang di fungsikan sebagai lantai kerja pengecoran beton lantai.
* Pasir urug yang didatangkan adalah tanah yang bersih dari humus, kotoran dan bahan orgaik lainnya dan
bukan merupakan pecahan dari batu apung.
* Para pekerja menghampar pasir urug sembari disiram hingga mencapai ketebalan yang sesuai dengan gambar
rencana.
3 Cor Lantai K-100 Bekas Pentas dan Cor Lantai K-100 Teras Kantor
* Setelah tanah urug selesai dilaksanakan pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan penghamparan pasir urug
yang di fungsikan sebagai lantai kerja pengecoran beton lantai.
* Adukan stamp beton K-100 lantai di tebar merata pada permukaan pasir urug tadi hingga mencapai ketebalan
yang sesuai dengan gambar rencana, kemudian dirusa serta ditumbuk dengan alat manual. Selanjutnya
diplester dengan adukan 1 : 4 dan plesteran tersebut dikasarkan tetapi rata dan datar sebagai wadah
perkerjaan selanjutnya. Hasil dari pekerjaan ini dikoordinasikan kembali kepada pihak direksi/pengawas
lapangan.
4 Pas. Keramik Bekas pentas dan Pas. Keramik Teras Kantor
* Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air selama 1 jam.
* Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain / lap basah sampai bersih.
* Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass.
* Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar -benar kering.
* Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lain nya dengan adukan/spesi.
* Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet untuk mendatarkan
/meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak /cacat.
* Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape.
* Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bak air (ember) dan aduklah hingga rata
* Keramik dianginkan dgn cara diletakan pada tempat dudukan /tatakan keramik, setelah proses perendaman.
* Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shop drawing. Kedudukan benang
harus datar dan siku, apabila dinding yang ada adalah dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus
disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
* Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan,sepanjang garis dasar yang telah terpasang
* Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai, usahakan supaya tidak ada las – lasan
* Setelah adukan rata, isi sela sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan sendok spesi (sekop ).
Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering.
* Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass
* Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipasang nad dari sisa – sisa bahan cor
nad dengan menggunakan kain/lap basah sampai bersih.
* Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan
* Untuk menghindari naiknya lantai (menggelembungnya lantai) maka buatlah delatasi.

Pelaksanaan Pekerjaan Dilakukan pada Minggu ke 10

VI PEKERJAAN PLAFOND
1 Pas. Rangka Plafond
* Sebelum dilakukan pekerjaan rangka, dipastikan semua pekerjaan instalasi listrik telah terpasang dengan baik
dan memeriksa bahwa kerangka untuk tumpuan pemasangan telah sesuai dengan gambar, baik letak, bentuk
maupun ukurannya. Rangka plafon dari kayu kls II uk. 60 x 60 cm.
* Seluruh struktur kerangka dibuat dengan kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh struktur atap (kuda-
kuda) dan dinding, sesuai ukuran dalam gambar rencana.
* Rencana penggantung langit-langit sesuai dengan pola, gambar denah dan agar diperhatikan benar-benar
pengikat (fitting) dan peilnya. Rangka plafond datar (waterpass) sedang yang miring sesuai dengan gambar
* Rangka plafond menggunakan kayu kelas II. Terlebih dahulu ditentukan titik awal dan diukur elevasi plafon
dari peil lantai. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan profil benang sebagai acuan dalam pemasangan.
Pemasangan rangka plafon dikoordinasikan dengan lay out titik lampu, dengan pemasangan sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk dari direksi. Kemudian kayu kls II dipotong sesuai dengan ukuran dan dipasang
dengan paku. Tulangan induk plafond digantung pada balok dan lantai beton. Kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan rangka bagi.
2 Pas. Plafond Triplek
* Plafond dipasang pada rangka yang telah selesai. Triplek dipasang dengan menggunakan paku. Pada
pertemuan antar triplek, jarak nat diatur menurut gambar kerja. Profil dipasang pada sudut pertemuan plafon
dengan dinding dan kolom. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pengecatan. Pada bagian pemasangan
titik lampu, kabel yang telah terpasang langsung dikeluarkan melalui permukaan plafon yang telah dilobangi.
3 Pas. List Profil
* Ditempatkan pada sudut pertemuan dengan dinding atau pada bahagian yang telah ditentukan / terdapat
dalam gambar kerja. Ukuran List plafond ini disesuaikan dengan gambar rencana/spesifikasi yang ada.

Pelaksanaan Pekerjaan Dilakukan pada Minggu ke 10 s/d 12

VII PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1 Pas. Instalasi Stop kontak
* Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct diusahakan tidak tampak dari luar (tertanam).
* Pemasangan pipa pembungkus kabel dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-sparing listrik
yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel
diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
* Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan acian dikerjakan.
* Penempatan sambungan/percabangan ditempatkan di daerah yang mudah dicapai untuk perbaikan
* Sambungan menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik sehingga tidak tersentuh atau
menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
* Lekukan/belokan pipa beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk memudahkan penarikan kabel).
* Pada hantaran di atas langit-langit/plafond, diklem pada bagian bawah balok kayu rangka langit-langit.
* Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft diklem atau dengan papan dan
kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
* Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi 150 cm
dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan saklar rata dengan dinding.
* Setiap peralatan listrik yang dipasang kami coba terlebih dahulu, agar sewaktu pemakaian berfungsi dengan
baik dan lancar. Bola lampu dan perlengkapan penerangan lainnya yang dipasang berkwalitas baik
(Philips/setara) dan dipasang setelah semua pekerjaan konstuksi selesai dikerjakan.

Pelaksanaan Pekerjaan Dilakukan pada Minggu ke 11

PENUTUP/PEKERJAAN AKHIR
○ Sebelum pekerjaan diserah terimakan, akan dilaksanakan pembersihan terhadap sisa-sisa bahan bangunan,
kotoran-kotoran yang ada sehingga pada saat serah terima dilaksanakan bangunan dalam keadaan bersih.
○ Demikianlah metoda pelaksanaan ini kami uraikan dengan tidak lupa mengucapkan kepada semua pihak yang
terlibat dalam mengevaluasi penawaran ini. Jikala terjadinya kekurangan selama masa pemeliharaan maka
kami bersedia melakukan perbaikan maupun pergantian untuk kelancaran pekerjaan ini.

Luak, 20 April 2020


Kontraktor Pelaksana
CV. GLOBAL EDUKASI NUSANTARA

HARMAIZEN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai