Anda di halaman 1dari 3

Memilih Badan Usaha yang Tepat untuk

Mendirikan Perusahaan Startup

Menurut Pasal 1(b) UU Wajib Daftar Perusahaan, Badan Usaha / Perusahaan adalah
setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap, terus-menerus,
dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan/atau laba. Unsur-unsur suatu perusahaan antara lain: (1)
bentuk usaha; (2) jenis usaha; (3) secara terus menerus; (4) tujuan memperoleh keuntungan
dan/atau laba.

Ada beberapa faktor yang melandasi pentingnya menentukan bentuk dan jenis suatu
badan usaha. Pertama, ada bisnis tertentu yang membutuhkan badan usaha yang spesifik,
misalnya bank syariah yang harus berbentuk PT. Kedua, perlunya ada pemisahan tanggung
jawab antara tanggung jawab pribadi dengan perusahaan. Jika sebuah usaha berbadan
hukum, maka akan ada tembok yang memisahkan antara bisnis dengan pribadi, jika ada
transaksi dengan pihak ketiga maka bukan lagi pertanggungjawaban pribadi melainkan
tanggung jawab perusahaan. Ketiga, modal merupakan salah satu penentu jenis badan
usaha, karena modal yang dibutuhkan untuk mendirikan setiap jenis badan usaha itu
berbeda besarnya.

Secara umum, ada 2 bentuk badan usaha, yaitu badan usaha berbentuk badan
hukum dan badan usaha bukan berbentuk badan hukum. Karakteristik suatu badan usaha
berbentuk badan hukum, yaitu: terdapat pemisahan kekayaan pemilik dengan kekayaan
badan usaha, dengan demikian segala hak dan kewajiban badan usaha, diemban oleh badan
usaha yang bersangkut. Contohnya, badan usaha tersebut dapat memiliki harta kekayaan,
membuat perjanjian, maupun dapat menuntut atau dituntut di muka hukum. Badan usaha
berbentuk badan hukum antara lain: Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi.

Lain halnya dengan badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum, dimana pada
badan usaha ini tidak terdapat pemisahan antara kekayaan badan usaha dengan kekayaan
pemiliknya. Dengan demikian, para pengurus perusahaan bertanggung jawab secara pribadi
atau tanggung bersama secara renteng. Badan usaha bukan berbentuk badan hukum antara
lain: Perusahaan Perseorangan (UD), Persekutuan Perdata, Firma dan Persekutuan
Komanditer (CV).
PT pada umumnya dipilih sebagai badan hukum paling populer di kalangan startup
company, karena status badan hukumnya. Artinya, tanggung jawab PT terhadap pihak
ketiga melekat pada PT sebagai badan hukum, dimana para pemegang saham hanya
bertanggung jawab sebesar saham yang dimilikinya. Lebih lanjut, PT lebih memudahkan
investor untuk memberikan investasi ke perusahaan tersebut, karena investasi pada
umumnya berbentuk penyertaan modal dalam bentuk saham pada PT tersebut, dimana hal
ini tidak dimungkinkan untuk badan usaha lainnya. Nilai saham bersifat fluktuatif yang
bergantung pada nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaannya, maka semakin tinggi
juga nilai sahamnya, dimana akan menarik perhatian investor lainnya untuk menyertakan
modalnya pada perusahaan. Oleh karena itu, badan hukum PT telah diterima oleh seluruh
pihak (praktisi, akademisi dan pengusaha).

Dalam hal aspek organisasi perusahaan, PT adalah organisasi usaha yang lebih
modern dibandingkan dengan badan usaha lainnya. Modern yang dimaksud adalah
kejelasan dalam hal pembagian tugas dan wewenang di antara organ-organ PT, dimana tiap
organ merupakan organ-organ yang terpisah satu sama lain. Terdapat 3 organ PT yaitu:
Direksi (yang menjalankan roda perseroan), Komisaris (mengawasi dan juga memberikan
nasihat-nasihat kepada Direksi) dan Rapat Umum Pemegang Saham (memiliki kewenangan
eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan Komisaris). UUPT mengatur bahwa
masing-masing organ tersebut memiliki kapasitas dan kewajiban masing-masing dalam
menjalankan kegiatan usaha perseroan, yang selanjutnya dituangkan lebih rinci melalui
Anggaran Dasar perseroan. Kondisi tersebut berbeda dengan badan usaha yang tidak
berbadan hukum (seperti: CV, Firma, Persekutuan Perdata) yang dalam menjalankan
usahanya tidak ada pemisahan tanggung jawab antara pribadi sekutunya dengan badan
usahanya.

Hal lain yang menjadi alasan para pelaku bisnis memilih PT didasarkan pada alasan
bahwa tanggung jawab pemegang saham yang terbatas..Hal ini ditegaskan dalam ketentuan
Pasal 3 ayat (1) UUPT yang mengatur bahwa para pemegang saham tidak bertanggungjawab
secara pribadi atas tindakan PT dan perikatan yang dilakukan PT apabila melebihi saham
yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham. Berangkat dari alasan tersebut, maka
besaran tanggung jawab pemegang saham dalam PT hanya sebatas kepada besar saham
yang dimiliki dan tidak mencakup hingga kekayaan pribadi dari pemegang saham
(penjelasan Pasal 3 ayat (1) UUPT).
Alasan lainnya adalah kejelasan tentang pemisahan kekayaan pribadi pemegang
saham dengan harta kekayaan PT itu sendiri. Berbeda hal dengan badan usaha yang tidak
berbadan hukum, dimana pemenuhan tanggung jawab para pendiri tidak dibatasi
berdasarkan besar kekayaan yang ditanamkan di dalam badan usaha, tetapi juga mencakup
hingga kekayaan pribadi pendiri. Oleh sebab itu, potensi untuk dimintakan tanggung jawab
pada badan usaha non-badan hukum menjadi lebih besar, karena pertanggungjawabannya
dapat mencakup hingga harta pribadi pendirinya.

Badan usaha berbentuk PT juga akan memudahkan perusahaan startup untuk


bekerjasama dengan pihak ketiga, baik dalam hal kerjasama penyertaan modal, atau
mengikuti tender-tender yang dibuat oleh pemerintah atau swasta. Dengan badan usaha
berbentuk PT, perusahaan startup lebih mudah untuk menarik investor untuk menanamkan
modal dalam bentuk saham, yang bertujuan untuk mengembangkan kegiatan usaha.

Berdasarkan alasan-alasan di atas, terlihat jelas kelebihan dan keunggulan PT


dibandingkan badan usaha lainnya, maka cukup beralasan jika PT menjadi pilihan yang
populer dalam melakukan usaha dibandingkan badan usaha lainnya.

Anda mungkin juga menyukai