Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rusita Aprilla Putri

NIM : 12030118140212
UTS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Prioritas APBN Tahun 2020

Tema besar APBN Tahun Anggaran 2020 adalah “Mendukung Indonesia Maju”.
Kebijakan fiskal akan diarahkan untuk mendukung akselerasi daya saing melalui inovasi dan
penguatan kualitas sumber daya manusia. Berbagai kebijakan di bidang pendidikan dan
kesehatan akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar siap
berkompetisi dan beradaptasi dengan kemajuan industri dan teknologi.

Di sisi lain, Pemerintah akan melanjutkan pembangunan infrastruktur yang semakin


merata, mengalokasikan sumber daya ekonomi dengan lebih efisien dan efektif, serta
mendorong birokrasi yang efektif, melayani, dan bebas korupsi.

Asumsi Dasar Ekonomi Makro #APBN2020

• Pertumbuhan Ekonomi : 5,3%


• Nilai Tukar Rupiah : Rp 14.400
• Harga Minyak Mentah : US$63/barrel
• Lifting Gas : 1.191ribu barrel/hari
• Lifting Minyak : 755ribu barrel/hari
• Suku Bunga SPN : 5,4%
• Inflasi(%yoy) : 3,1%

Target Pembangunan #APBN2020

• Tingkat Pengangguran : 4,8% - 5,0%


• Tingkat Kemiskinan : 8,5% - 9,0%
• Gini Rasio (indeks) : 0,375 – 0,380
• Indeks Pembangunan Manusia : 72,51

Postur Anggaran #APBN2020

[Belanja Negara 2.540,4 T]

• Belanja Pemerintah Pusat : 1.683,5 T


• Transfer ke Daerah dan Dana Desa : 856,9 T

[Pendapatan Negara 2.233,2 T]

• Penerimaan Perpajakan : 1.865,7 T


• Penerimaan Negara Bukan Pajak : 367,0 T
• Penerimaan Hibah : 0,5 T

Kontribusi penerimaan perpajakan terus dioptimalkan dan dilakukannya peningkatan belanja


negara yang lebih berkualita (spending better).
• Keseimbangan Primer : 12,0
• Defisit Anggaran (% terhadap PDB) : 307,2 T (1,76)
• Pembiayaan Anggaran : 307,2 T

Target pendapatan negara di tahun 2020 merupakan target yang optimal namun tetap realistis
untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan namun tetap mampu adaptif menghadapi
risiko perekonomian.

Penerimaan Pajak

Pertumbuhan pajak dari tahun ke tahun terus meningkat dan pada tahun 2020 negara
mengoptimalkan kenaikan penerimaan pajak menjadi 1.865,7 T dengan tax ratio 11,6% PDB.

Super deduction

• Pengurangan pendapatan kotor paling banyak 300% dari biaya aktivitas R&D
activities yang dilakukan di Indonesia.
• Pengurangan pendapatan kotor paling banyak 200% dari total biaya aktivitas
vokasional.
• Pengurangan pendapatan bersih sebesar 60% dari total investasi untuk industry
padat karya.

Penerimaan Negara Bukan Pajak

Langkah Kebijakan PNBP

Pengelolaan dan Pemanfaatan SDA yang Optimal, Efektif, dan Efisien

• Penyempurnaan regulasi dan kontrak.


• Efisiensi kegiatan.
• Peningkatan kepatuhan dan intensifikasi pengawasan.

Peningkatan Pelayanan dan penyesuaian Tarif

• Mempertimbangkan daya beli dan pengembangan dunia usaha.


• Optimalisasi pengelolaan Barang Milik Negara (BMN).

Peningkatan Efisiensi BUMN dan Kinerja BLU

• Mempertimbangkan cashflow BUMN dan kemampuan keuangan BUMN.


• Pengembangan usaha dan penugasan pemerintah.
• Pelayanan BLU yang lebih professional.

Penyempurnaan Tata Kelola

• Implementasi UU PNBP dan penyempurnaan regulasi pelaksanaan UU PNBP.


• Perluasan penggunaan teknologi informasi dalam rangka pelaksanaan dan
peningkatan pelayanan.
Belanja Pemerintah Pusat

Belanja Pemerintah Pusat naik Rp 13,5 T dari RAPBN 2020. Terdiri dari kenaikan belanja
Kementerian/Lembaga Rp 25 T dan penurunan belanja non K/L Rp 11,5 T.

Langkah Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat

Peningkatan Kualitas SDM

• KIP Kuliah (mendukung kelanjutan Pendidikan masyarakat miskin ke jenjang


yang lebih tinggi.)
• Kartu Pra Kerja (untuk peningkatan produktivitas bagi pencari kerja.)
• Keberlanjutan Penyediaan Layanan Kesehatan (kenaikan besaran bantuan
iuran.)

Penguatan Perlindungan Sosial

• Peningkatan akses pangan.

Pembangunan Infrastruktur

• Pemerataan pembangunan antar wilayah.


• Percepatan pengembangan 5 destinasi wisata super prioritas.

Anggaran Pendidikan

Anggaran Pendidikan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dan untuk tahun 2020
kemungkinan akan bertambah menjadi 508,1 T.

Melalui K/L

• Penerimaan bantuan iuan (PBI) melalui JKN 96,8 juta jiwa (Rp 48,8 T)
• Penugasan tenaga Kesehatan sebanyaj 2700 orang ke daerah tertinggal.
• Penyediaan makanan tambahan (PMT) bagi 824.600 balita kurus.
• Perluasan lokasi prioritas program penurunan prelevansi stunting pada 260
kabupaten/kota dengan target prevalensi stunting pada balita sebesar 27,1%.
• Penyediaan makanan tambahan (PMT) bagi 466.450 ibu hamil kurang energi
kronik (KEK).
• Fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang memiliki sarana, prasarana,
dan alat Kesehatan sebanyak 233 FKTP.
• Imunisasi bayi usia 0-11 bulan mencapai 1,8 juta bayi.

Melalui TKDD (DAK fisik, DAK non fisik, Otsus Papua)

• Penguatan pelayanan Kesehatan Dasar 6.452 puskesmas.


• Bantuan operasional Kesehatan 9.993 puskesmas.
• Penguatan intervensi stunting di 260 kab/kota.
• Penguatan pelayanan Kesehatan rujukan 642 rumah sakit.
• Bantuan operasional KB untuk 12.001 faskes dan 7.144 kecamatan.
• Pembangunan RS pratama 12 kab/kota.

Anggaean Infrastruktur

Sasaran Target

• Pembangunan Konektivitas 486km.


• Pembangunan bandara baru 3unit.
• Bendungan 49 unit.
• Pembangunan dan rehabilitasi jembatan 19.014 m.
• Pembangunan/penyelesaian rel KA2 238,8 km’sp.
• Perumahan untuk MBR 5.348 unit dan rumah khusus 2.000 unit

Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Pada APBN 2020 dialokasikan TKDD mencapai Rp 856,9 triliun. TKDD tersebut terdiri dari
Transfer ke Daerah sebesar Rp 784,9 triliun dan Dana Desa sebesar Rp 72 triliun.

Defisit APBN 2020

APBN tahun 2020 diproyeksikan mengalami deficit sebesar Rp 307,2 triliun atau sebesar
1,76% terhadap PDB (sama dengan deficit RAPBN tahun 2020)

Upaya menjaga keberlanjutan fiscal juga terlihat dari deficit keseimbangan primer yang
mendekati nol sebesar minus Rp 12 triliun. Tren penurunan menuju positif ini memberikan
bukti kuat, sekaligus sinyal positif bahwa pengelolaan APBN selama ini telah berada pada jalur
positif.

Rasio deficit APBN dan defisitkeseimbangan primer ini merupakan yang terendah dalam 6
tahun terakhir.

Pembiayaan Anggaran

Untuk menutup deficit APBN tahun 2020, pembiayaan anggaran sebesar Rp 307,2 triliun atau
turun 1,15% dari outlook APBN tahun 2019. Pembiayaan anggaran berasal dari pembiayaan
utang baik berupa Surat Berharga Negara (SBN) Konvensional dan Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN), pembiayaan utang tersebut tumbuh negatif sebesar minus 5,88% dari outlook
APBN tahun 2019. Selain itu, pembiayaan anggaran juga untuk kegiatan investasi. Pembiayaan
investasi tahun 2020 ditujukan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan, percepat
pembangunan infrastruktur, juga mendorong ekspor nasional dan meningkatkan daya saing
bangsa.
Perbandingan APBN dan APBD

APBN

A. Pendapatan Negara dan Hibah

I. Penerimaan Dalam Negeri

a) Penerimaan Perpajakan

i. Pajak Dalam Negeri

1. Pajak Penghasilan:

• Migas
• Non Migas

2. Pajak Pertambahan Nilai.


3. Pajak Bumi dan Bangunan.
4. Bea Pendekatan atas Tanah dan Bangunan.
5. Cukai.
6. Pajak lainnya.

ii. Pajak Perdagangan Internasional

1. Bea Masuk.
2. Pajak/Pungutan Ekspor.

b) Penerimaan Bukan Pajak

i. Penerimaan SDA

1. Minyak Bumi
2. Gas Alam
3. Pertambangan Umum
4. Kehutanan
5. Perikanan

ii. Bagian Laba BUMN


iii. PNBP lainnya.

II. Hibah.

B. Belanja Negara

I. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat

a) Pengeluaran Rutin
b) Pengeluaran Pembangunan
II. Anggaran Belanja untuk Daerah

a) Dana Pembangunan
b) Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang

C. Keseimbangan Pasar
D. Surplus/Defisit Anggaran (A-B)
E. Pembiayaan

a) Pembiayaan Dalam Negeri


b) Pembiayaan Luar Negeri (Neto)

APBD

A. PENDAPATAN DAERAH

i. Pendapatan Asli Daerah

a) Pajak daerah
b) Retribusi Daerah
c) Hasil Pengelolaan Kekayaak Daerah yang Dipisahkan
d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

ii. Dana Perimbangan

a) Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak


b) Dana Alokasi Umum
c) Dana Alokasi Khusus

iii. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

a) Pendapatan Hibah
b) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
c) Alokasi Dana Desa
d) Dana Insentif Daerah

B. BELANJA DAERAH

i. Belanja Tidak Langsung

a) Belanja Pegawai
b) Belanja Hibah
c) Belanja Bantuan Sosial
d) Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Desa
e) Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa
f) Belanja Tidak terduga
ii. Belanja Langsung

a) Belanja Pegawai
b) Belanja Barang dan Jasa
c) Belanja Modal

SURPLUS (DEFISIT)

C. PEMBIAYAAN DAERAH

i. Penerimaan pembiayaan Daerah

a) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)


b) Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

ii. Pengeluaran Pembiayaan Daerah

a) Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

PEMBIAYAAN NETTO

iii. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA)

Anda mungkin juga menyukai