NIM : 12030118140212
UTS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Prioritas APBN Tahun 2020
Tema besar APBN Tahun Anggaran 2020 adalah “Mendukung Indonesia Maju”.
Kebijakan fiskal akan diarahkan untuk mendukung akselerasi daya saing melalui inovasi dan
penguatan kualitas sumber daya manusia. Berbagai kebijakan di bidang pendidikan dan
kesehatan akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar siap
berkompetisi dan beradaptasi dengan kemajuan industri dan teknologi.
Target pendapatan negara di tahun 2020 merupakan target yang optimal namun tetap realistis
untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan namun tetap mampu adaptif menghadapi
risiko perekonomian.
Penerimaan Pajak
Pertumbuhan pajak dari tahun ke tahun terus meningkat dan pada tahun 2020 negara
mengoptimalkan kenaikan penerimaan pajak menjadi 1.865,7 T dengan tax ratio 11,6% PDB.
Super deduction
• Pengurangan pendapatan kotor paling banyak 300% dari biaya aktivitas R&D
activities yang dilakukan di Indonesia.
• Pengurangan pendapatan kotor paling banyak 200% dari total biaya aktivitas
vokasional.
• Pengurangan pendapatan bersih sebesar 60% dari total investasi untuk industry
padat karya.
Belanja Pemerintah Pusat naik Rp 13,5 T dari RAPBN 2020. Terdiri dari kenaikan belanja
Kementerian/Lembaga Rp 25 T dan penurunan belanja non K/L Rp 11,5 T.
Pembangunan Infrastruktur
Anggaran Pendidikan
Anggaran Pendidikan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dan untuk tahun 2020
kemungkinan akan bertambah menjadi 508,1 T.
Melalui K/L
• Penerimaan bantuan iuan (PBI) melalui JKN 96,8 juta jiwa (Rp 48,8 T)
• Penugasan tenaga Kesehatan sebanyaj 2700 orang ke daerah tertinggal.
• Penyediaan makanan tambahan (PMT) bagi 824.600 balita kurus.
• Perluasan lokasi prioritas program penurunan prelevansi stunting pada 260
kabupaten/kota dengan target prevalensi stunting pada balita sebesar 27,1%.
• Penyediaan makanan tambahan (PMT) bagi 466.450 ibu hamil kurang energi
kronik (KEK).
• Fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang memiliki sarana, prasarana,
dan alat Kesehatan sebanyak 233 FKTP.
• Imunisasi bayi usia 0-11 bulan mencapai 1,8 juta bayi.
Anggaean Infrastruktur
Sasaran Target
Pada APBN 2020 dialokasikan TKDD mencapai Rp 856,9 triliun. TKDD tersebut terdiri dari
Transfer ke Daerah sebesar Rp 784,9 triliun dan Dana Desa sebesar Rp 72 triliun.
APBN tahun 2020 diproyeksikan mengalami deficit sebesar Rp 307,2 triliun atau sebesar
1,76% terhadap PDB (sama dengan deficit RAPBN tahun 2020)
Upaya menjaga keberlanjutan fiscal juga terlihat dari deficit keseimbangan primer yang
mendekati nol sebesar minus Rp 12 triliun. Tren penurunan menuju positif ini memberikan
bukti kuat, sekaligus sinyal positif bahwa pengelolaan APBN selama ini telah berada pada jalur
positif.
Rasio deficit APBN dan defisitkeseimbangan primer ini merupakan yang terendah dalam 6
tahun terakhir.
Pembiayaan Anggaran
Untuk menutup deficit APBN tahun 2020, pembiayaan anggaran sebesar Rp 307,2 triliun atau
turun 1,15% dari outlook APBN tahun 2019. Pembiayaan anggaran berasal dari pembiayaan
utang baik berupa Surat Berharga Negara (SBN) Konvensional dan Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN), pembiayaan utang tersebut tumbuh negatif sebesar minus 5,88% dari outlook
APBN tahun 2019. Selain itu, pembiayaan anggaran juga untuk kegiatan investasi. Pembiayaan
investasi tahun 2020 ditujukan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan, percepat
pembangunan infrastruktur, juga mendorong ekspor nasional dan meningkatkan daya saing
bangsa.
Perbandingan APBN dan APBD
APBN
a) Penerimaan Perpajakan
1. Pajak Penghasilan:
• Migas
• Non Migas
1. Bea Masuk.
2. Pajak/Pungutan Ekspor.
i. Penerimaan SDA
1. Minyak Bumi
2. Gas Alam
3. Pertambangan Umum
4. Kehutanan
5. Perikanan
II. Hibah.
B. Belanja Negara
a) Pengeluaran Rutin
b) Pengeluaran Pembangunan
II. Anggaran Belanja untuk Daerah
a) Dana Pembangunan
b) Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang
C. Keseimbangan Pasar
D. Surplus/Defisit Anggaran (A-B)
E. Pembiayaan
APBD
A. PENDAPATAN DAERAH
a) Pajak daerah
b) Retribusi Daerah
c) Hasil Pengelolaan Kekayaak Daerah yang Dipisahkan
d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
a) Pendapatan Hibah
b) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
c) Alokasi Dana Desa
d) Dana Insentif Daerah
B. BELANJA DAERAH
a) Belanja Pegawai
b) Belanja Hibah
c) Belanja Bantuan Sosial
d) Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Desa
e) Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa
f) Belanja Tidak terduga
ii. Belanja Langsung
a) Belanja Pegawai
b) Belanja Barang dan Jasa
c) Belanja Modal
SURPLUS (DEFISIT)
C. PEMBIAYAAN DAERAH
PEMBIAYAAN NETTO