Angiiieee
Angiiieee
Rasulullah
Senin , 17 Oct 2016, 20:43 WIB
Rasulullah
Ketika itu ada seorang pembesar kharismatik dari Kabilah Hunaifiyyah bernama
Sammamah, yang berhasil di tangkap umat Islam. Sammamah ditangkap kaum
Muslimin karena telah banyak membunuh para pemeluk agama baru yang diajarkan
Rasulullah SAW itu.
Perlakukan dia dengan baik! kata Rasulullah. Setelah itu, segera para sahabat yang
ada di sekelilingnya langsung membawa Sammamah ke lokasi penahanan.
Di ruang tahanan, Sammamah sangat rakus bila makan. Sammamah bisa melahap
semua jatah makanan 10 orang sekaligus tanpa merasa bersalah. Perilaku tawanan
baru itu disampaikan kepada Rasulullah.
Lagi-lagi Rasulullah tidak banyak memberikan komentar dan Rasulullah pergi ke bilik
istrinya dan berkata, Hari ini aku kedatangan tamu yang doyan makan. Hidangkan
padanya semua makanan yang telah kalian siapkan!
Melihat sikap Nabi Muhammad seperti itu Sammamah semakin sombong dan
kembali berkata, Namun, jika kamu menginginkan tebusan, aku siap membayar
sebanyak yang kamu inginkan, katanya.
Kemudian, ia duduk di atas pasir dan masih tetap tidak percaya, mengapa orang
yang menawannya tidak memperlakukan dirinya dengan kasar, padahal ia telah
membunuh banyak sahabat Rasulullah. Setelah beberapa lama memikirkan sikap
Rasul yang baik, ia beranjak bang kit kembali menuju kediaman Rasulullah dan
menyatakan masuk Islam.
Setelah masuk Islam, Sammamah meng habiskan beberapa hari bersama Rasulullah
kemudian pergi ke Mak kah untuk mengunjungi Ka'bah. Sesampainya di sana,
Sammamah menyatakan dengan suara lan tang, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
Akbar.
Salah seorang dari kerumunan itu berkata, Jangan bunuh dia! Jangan bunuh dia! Dia
adalah penduduk Imamah. Tanpa suplai makanan dari Imamah kita tidak akan
hidup.
Sammamah menimpali, Tetapi itu saja tidak cukup! Kalian telah sering menyiksa
Muhammad. Pergilah kalian menemuinya dan minta maaflah pada beliau dan
berdamailah dengannya! Kalau tidak, Aku tidak akan mengizinkan satu biji gandum
dari Imamah masuk ke Makkah, katanya.
Kami adalah sanak saudaramu, akankah engkau membiarkan kami mati kelaparan
dengan cara seperti ini?
Seketika itu pula, Rasulullah menulis surat kepada Sammamah, memintanya untuk
mencabut larangan suplai gandum ke Makkah. Sammamah dengan rela hati
mematuhi perintah tersebut.