Anda di halaman 1dari 10

12/7/2015 Ilmu Gulma Dan Pengelolaannya: Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan Pupuk Hijau

0   Lainnya    Blog Berikut» sarmy5859@gmail.com   Dasbor   Keluar

Ilmu Gulma Dan Pengelolaannya

 
gulma

SENIN, 29 DESEMBER 2014 TOTAL TAYANGAN LAMAN

Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan Pupuk Hijau
 
1,543

Tugas Makalah : KONTRIBUTOR
ILMU GULMA Dr Halim
DAN  PENGELOLAANNYA
Fitrah Aulia

“Manfaat  Gulma  Sebagai  Mulsa dan Pupuk Hijau”
  ARSIP BLOG
▼  2014 (3)
▼  Desember (3)
Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan
Pupuk Hijau
Pengelolahan Gulma Sebagai Obat
Tradisional

Oleh : Ilmu Gulma dan Pengelolaannya
“Manfaat Gulma sebag...
Kelompok 4
Adrianto                                 (D1B1 12 057)
Fitman                                    (D1B1 12 067)
Sardiono                                 (D1B1 12 045)
Dedi Rahmat                                     (D1B1 12 049)
Hermansyah Tongasa           (D1B1 12 055)
Asti Findayani                       (D1B1 12 069)
Sri Wahyuni Basoka             (D1B1 12 063)
Diastin                                    (D1B1 12 047)
Ld. Febriaddin  MM             (D1B1 10 075)
Muh.  Khalifah  AL              (D1B1 10 065)
      

PEMBIMBING
Dr.  Halim  SP, MP

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
BAB. I

http://ilmugulmaagroteknologi.blogspot.co.id/2014/12/manfaat­gulma­sebagai­mulsa­dan­pupuk.html 1/10
12/7/2015 Ilmu Gulma Dan Pengelolaannya: Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan Pupuk Hijau

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat dalam waktu tertentu
dan tidak dikehendaki oleh manusia. Banyak spesies gulma yang tumbuh di lahan kering,
sehingga  untuk  mengenal  dan  menentukan  cara  pengendaliannya  perlu  diketahui  sifat­

sifat  dan  biologi  gulma  terutama  cara  berkembang  biak.  Disamping  itu  juga
penggolongan  yang  mencirikan  berbagai  sifat  karakteristiknya.  Assosiasi  jenis  gulma
tertentu  dengan  tanaman  pokok  dan  habitat,  perannya  terhadap  tanaman  budidaya  serta

penggolongan yang dikaitkan dengan responnya terhadap cara pengendalian Gulma tidak
dikehendaki karena bersaing dengan tanaman yang dibudidayakan dan dibutuhkan biaya
pengendalian yang cukup besar yaitu sekitar 25­30% dari biaya produksi (Soerjani et al.
1996).  Selain  itu  gulma  juga  merupakan  tumbuhan  yang  merugikan  dan  tumbuh  pada
tempat  yang  tidak  dikehendaki.  Karena  sifat  merugikan  tersebut,  maka  di  mana  pun

gulma  tumbuh  selalu  dicabut,  disiang,  dan  bahkan  dibakar.  Sebenarnya  bila  dikelola
dengan  benar  dan  optimal,  gulma  akan  memberikan  manfaat  dan  meningkatkan
produktivitas  lahan.  Di  samping  itu,  beberapa  jenis  gulma  dapat  dimanfaatkan  sebagai
mulsa atau untuk membuat kompos dengan status ketersediaan harasedang sampai tinggi.
Peningkatan  efisiensi  penggunaan  pupuk  yang  didasarkan  atas  pengetahuan
kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara, jumlah hara dibutuhkan oleh tanaman
dan  penambahan  unsur  hara  yang  diperlukan  tanaman  diharapkan  memberikan  dasar
anjuran  yang  lebih  rasional  dan  bersifat  spesifik  lokasi  (Meek  dkk,  1979).  Penyediaan

unsur  hara  yang  cukup  berasal  dari  pupuk  anorganik  belakangan  ini  terkendala  dengan
semakin mahalnya harga pupuk, oleh karena itu perlunya pemikiran untuk mendapatkan
unsur  hara  yang  berasal  dari  sumber  daya  alam  yang  tersedia  seperti  halnya  biomasa
gulma yang berlimpah yang dimanfaatkan sebagai bahan organic sumber unsur hara yang
berguna  bagi  tanaman  padi  (Adhi,  1997).  Salah  satu  upaya  untuk  meningkatkan
produktivitas  lahan  dapat  dilakukan  dengan  cara  memberikan  pupuk  berimbang,
pengelolaan lahan secara tepat dan pemberian bahan pupuk karena bahan organik masih

menjadi faktor utama dalam upaya peningkatan produksi.
Produktifitas tanaman dan kondisi lahan yang produktif serta berkelanjutan dapat
ditunjang  dan  dipertahankan    dengan  pemanfaatan  biomassa  gulma  tithonia  (Tithonia
diversifolia,  L)  dan  Kirinyu  (Eupatorium  inulifolium  kunth)  sebagai  sumber  bahan
organik. 
Mulsa  adalah  material  penutup  tanaman  budidaya  yang  dimaksudkan  untuk
menjaga  kelembaban  tanah  serta  menekan  pertumbuhan  gulma  dan  penyakit  sehingga

membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Mulsa adalah material penutup tanaman,
khususnya  pada  tanaman  budidaya,  biasanya  sering  kita  jumpai  di  perkebunan.  Mulsa
adalah  sisa  tanaman,  lembaran  plastik,  atau  susunan  batu  yang  disebar  di  permukaan
tanah.  Mulsa  berguna  untuk melindungi  permukaan  tanah  dari  terpaan  hujan,  erosi,  dan
menjaga  kelembaban,  struktur,  kesuburan  tanah,  serta  menghambat  pertumbuhan  gulma
(rumput liar).
Adapapun  macam­macam  mulsa  yaitu    mulsa  sisa  tanaman,  dan  mulsa  vertikal.

http://ilmugulmaagroteknologi.blogspot.co.id/2014/12/manfaat­gulma­sebagai­mulsa­dan­pupuk.html 2/10
12/7/2015 Ilmu Gulma Dan Pengelolaannya: Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan Pupuk Hijau

Jenis­jenis  mulsa  antara  lain  mulsa  organik,  mulsa  organik  dan    mulsa  kimia  sintetik.
Mulsa  mempunyai  kelebihan  dan  kerurangan.  Kelebihan  mulsa  dapat  di  peroleh  secara
bebas/gratis,    Memiliki  efek  menurunkan  suhu  tanah,  mengonservasi  tanah  dengan

menekan  erosi,  dapat  menghambat  pertumbuhan  tanaman  pengganggu  dan    menambah


bahan organik tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu tertentu

B. Tujuan dan Kegunaan

Adapun  tujuan  dari  makalah  ini  yaitu  untuk  Untuk  mengetahui  pemanfaatan
biomassa  gulma  Tithonia  (Tithonia diversifolia, L)  dan  kirinyu  (Eupatorium  inulifolium
kunth)    sebagai  sumber  pupuk  organik  dalam  perbaikan  sifat  fisik  tanah  dan  Peranan
Gulma terhadap mulsa untuk produksi sutu tanaman
Kegunaan dari makalah ini yaitu :

1. Menginformasikan kepada masyarakat tentang manfaat dari biomassa gulma Tithonia
dan kirinyu dalam perbaikan sifat fisik dan kimia tanah.
2.   Biomassa gulma (Tithonia diversifolia, L) dan kirinyu (Eupatorium inulifolium kunth)
dan mulsa dari gulma dapat dimanfaatkan masyarakat untuk dijadikan pupuk organik
dalam meringankan biaya produksi dan peningkatan hasil pertanian.

BAB. II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mulsa

Menurut Buckman dan Brandy (1969) dalam Utomo (2007) bahwa mulsa adalah

semua  bahan  yang  digunakan  pada  permukaan  tanah  terutama  untuk  menghalangi
hilangnya  air  karena  penguapan  atau  untuk  mematikan  tanaman  pengganggu.  Mulsa
sering  juga  disebut  sersah.  Sersah  atau  mulsa  sudah  terbukti  efektif  sekali  untuk
mengurangi  penguapan  dan  menghindari  tumbuhnya  tanaman  pengganggu,  tetapi  pada

umumnya  tidak  dapat  digunakan  pada  tanaman  yang  memerlukan  pengolahan  tanah
susulan.  Mulsa  adalah  material  penutup  tanaman  budidaya  yang  dimaksudkan  untuk

menjaga  kelembaban  tanah  serta  menekan  pertumbuhan  gulma  dan  penyakit  sehingga
membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik.

Gulma  pada  mulanya  merupakan  tumbuhan  pengganggu  yang  merugikan  karena


mengganggu  pertumbuhan  dan  perkembangan  tanaman  yang  dibudidayakan.  Sebagai

contoh,  gulma  kirinyu  yang  tumbuh  diantara  tanaman  budidaya  dapat  mengakibatkan

persaingan pengambilan air, unsur hara dan sinar matahari. Akan tetapi, biomassa gulma
bila dikelola dengan benar dan optimal akan meningkatkan produktifitas lahan. Pertanian

modern  dengan  masukan  bahan­bahan  kimia  yang  tinggi  secara  terus­menerus


menyebabkan  penurunan  kualitas  tanah.  keadaan  ini  disebabkan  karena  berkurangnya

bahan  organik  yang  berakibat  pada  pengerasan  tanah,  terjadinya  kekahatan  hara,
rendahnya daya ikat tanah terhadap air, rendahnya populasi dan aktifitas mikroba, tanah

mengalami  kejenuhan  dan  secara  umum  pada  rendahnya  tingkat  kesuburan  dan

produktifitas  tanah  (Notohardiprawiro,  2006).  Mengacu  pada  pengaruh  negatif  akan


peningkatan  penggunaan  pupuk  anorganik  maka  penggunaan  pupuk  organik  diharapkan

http://ilmugulmaagroteknologi.blogspot.co.id/2014/12/manfaat­gulma­sebagai­mulsa­dan­pupuk.html 3/10
12/7/2015 Ilmu Gulma Dan Pengelolaannya: Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan Pupuk Hijau

dapat mengurangi pengaruh negatif tersebut. Alternatif penggunaan pupuk organik yang

terdapat di sekitar lingkungan dapat membantu petani menaikan keuntungan karena biaya
produksi  yang  lebih  rendah  dan  juga  karena  ramah  lingkungan.  Penggunaan  bahan

organik  dalam  tanah  dapat  memperbaiki  sifat­sifat  tanah  (sifat  fisik,  kimia  dan  biologi)

sehingga  kesehatan  dan  kelestarian  tanah  dapat  terpelihara  dengan  baik  untuk  kegiatan
pertanian yang berkelanjutan (Sutanto, 2003).

B. Macam­Macam Mulsa

Menurut (Alleyne, 1978)  macam­macam mulsa antara lain sebagai berikut:

1. Mulsa sisa tanaman

Mulsa  ini  terdiri  dari  bahan  organik  sisa  tanaman  (jerami  padi,  batang  jagung),

pangkasan  dari  tanaman  pagar,  daun­daun  dan  ranting  tanaman.  Bahan  tersebut

disebarkan  secara  merata  di  atas  permukaan  tanah  setebal  2­5  cm  sehingga  permukaan
tanah tertutup sempurna.

Mulsa  sisa  tanaman  dapat  memperbaiki  kesuburan,  struktur,  dan  cadangan  air
tanah. Mulsa juga menghalangi pertumbuhan gulma, dan menyangga (buffer) suhu tanah

agar  tidak  terlalu  panas  dan  tidak  terlalu  dingin.  Selain  itu,  sisa  tanaman  dapatmenarik
binatang  tanah  (seperti  cacing),  karena  kelembaban  tanah  yang  tinggi  dan  tersedianya

bahan  organik  sebagai  makanan  cacing.  Adanya  cacing  dan  bahan  organik  akan

membantu memperbaiki struktur tanah.

2. Mulsa Vertikal

Mulsa  pada  umumnya  disebar  secara  merata  di  permukaan  tanah.  Tetapi  mulsa
vertikal  adalah  mulsa  sisa  tanaman  yang  dibenamkan  ke  dalam  tanah  secara  vertikal

untuk  mengisi  retak­retak  dan  rengkah  pada  penampang  tanah.  Mulsa  vertikal  cocok

untuk  tanah  yang  sering  mengalami  rengkah  di  musim  kemarau,  seperti  tanah  Vertisols
(Grumusol)  yang  banyak  dijumpai  pada  daerah  beriklim  kering.  Tanah  liat  Grumusol

pada  umumnya  sulit  dan  berat  diolah.  Pada  musim  hujan  tanah  ini  menjadi  liat  dan
lengket,  dan  pada  musim  kemarau  mejadi  keras  dan  retak­retak.  Cara  lain  untuk

pemberian  mulsa  vertikal  adalah  dengan  menggali  parit  menurut  garis  kontur  dan
membenamkan jerami atau sisa tanaman di dalamnya.

Keunggulan  mulsa  vertikal  adalah        meningkatkan  kesuburan  tanah  karena

menambah bahan organik,   meningkatkan peresapan air,  mengurangi erosi,   meningkatkan
kehidupan jasad mikro dan makro di dalam tanah dan meningkatkan kelembaban tanah.

3.  Mulsa Anorganik

Mulsa Anorganik meliputi semua bahan batuan dalam berbagai bentuk dan ukuran

seperti  batu  kerikil,  batu  koral,  pasir  kasar,  batu  bata,  dan  batu  gravel.  Untuk  tanaman

semusim,  bahan  mulsa  ini  jarang  digunakan.  Bahan  mulsa  ini  lebih  sering  digunakan
untuk  tanaman  hias  dalam  pot.    Kelebihannya  mulsa  anorganik  dapat  di  peroleh  secara

bebas/gratis,  memiliki  efek  menurunkan  suhu  tanah,  mengonservasi  tanah  dengan


menekan  erosi,  dapat  menghambat  pertumbuhan  tanaman  pengganggu  dan    menambah

bahan organik tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu tertentu. Kekurangannya
tidak  tersedia  sepanjang  musim  tanam,  tetapi  hanya  saat  musim  panen  tadi,    hanya

http://ilmugulmaagroteknologi.blogspot.co.id/2014/12/manfaat­gulma­sebagai­mulsa­dan­pupuk.html 4/10
12/7/2015 Ilmu Gulma Dan Pengelolaannya: Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan Pupuk Hijau

tersedia  di  sekitar  sentra  budidaya  padi  sehingga  daerah  yang  jauh  dari  pusat  budidaya

padi membutuhkan biya ekstra untuk transportasi dan     tidak dapat digunakan lagi untuk
masa tanam berikutnya.

4. Mulsa Kimia­ Sintetis

Meliputi  bahan­bahan  plastik  dan  bahan  –  bahan  kimia  lainnya.  Bahan­  bahan
plastic  berbentuk  lembaran  dengan  daya  tembus  sinar  matahari  yang  beragam.  Bahan

plastik yang saat ini sering digunakan yang sering digunakan sebagai bahan mulsa adalah
plastik transparan, plastik hitam, palstik perak, dan plastik perak hitam.

a.    Kelebihan

   Dapat di peroleh setiap saat,      memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah

tergantung plastik,    dapat menekan erosi,  mudah  di  angkut  sehingga  dapat  digunakan  di


setiap  tempat,    menekan  pertumbuhan  tanaman  pengganggu  dan  dapat  digunakan  lebih

dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa.

b.    Kekurangan

Tidak memiliki efek menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk dan

harganya relative mahal.
 

C. Karakteristik Gulma Tithonia (Tithonia diversifolia, L)

Tithonia (Tithonia diversifolia, L) merupakan salah satu gulma liar yang memiliki
kandungan  hara  yang  cukup  tinggi  dan  baik  untuk  meningkatkan  produksi  tanaman.

Kandungan  hara  pada  tithonia  adalah  N  1,76  %,  P  0,82  %  dan  K  3,92  %

(Olabode,  dkk  2007).  Hasil  analisis  jaringan  tanaman  tithonia  di  BPTP  Naibonat,  daun
tithonia  mengandung  2,18  %  N,  0,08  %  P  dan  0,44  %  K.  Kandungan  nitrogen  pada

tithonia  tersebut  dapat  dimanfaatkan  untuk  meningkatkan  ketersediaan  nitrogen  pada


lahan  yang  akan  ditanami.  Selain  Tithonia,  biomassa  gulma  Kirinyu  (Eupatorium

inulifolium kunth) juga dapat dimanfaatkan karena memiliki kandungan hara yang tinggi
pula.

Secara  morfologi  tanaman  tithonia  termasuk  dalam  bangsa  gulma  atau  semak

seperti kirinyu (Eupatorium inulifolium kunth)  bercabang banyak, berbatang lembut dan
agak  besar.  Pertumbuhan  tanaman  tithonia  sangat  cepat  dan  dalam  jumlah  banyak,

sehingga dalam waktu yang singkat dapat membentuk semak yang lebat. Tithonia dapat
diperbanyak secara vegetatif dan generatif. Secara vegetatif dapat tumbuh dari akar dan

stek  batang  atau  tunasnya,  dan  dapat  tumbuh  cepat  setelah  dipangkas  sedangkan  secara
generative  dapat  diambil  dari  biji  karena  bunga  tithonia  dapat  menghasilkan  biji.

Tanaman ini dapat tumbuh baik pada ketinggian dua meter hingga lebih 1.000 meter dari

permukaan  laut.  Tithonia  dapat  tumbuh  dengan  baik  di  daerah  yang  kurang  subur  dan
miskin hara (Hartatik, 2007).

D. Karakteristik Gulma Kirinyu (Eupatorium inulifolium kunth)

Kirinyu (Eupatorium inulifolium kunth) merupakan gulma semak berkayu dengan

http://ilmugulmaagroteknologi.blogspot.co.id/2014/12/manfaat­gulma­sebagai­mulsa­dan­pupuk.html 5/10
12/7/2015 Ilmu Gulma Dan Pengelolaannya: Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan Pupuk Hijau

tinggi  2­3  m.  Gulma  kirinyu  sangat  berpotensi  untuk  dijadikan  pupuk  organik  karena
kandungan  unsur  hara  dalam  jaringannya  yang  tinggi.  Biomassa  kirinyu  memiliki

kandungan hara N 2.65 %, P 0.53 % dan K 1.9 % sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
sumber  bahan  organik  yang  potensial  untuk  perbaikan  kesuburan  tanah  (Chandrasekar

dan Gajanana, 1998). Hasil kajian kandungan hara pada kirinyu oleh Nguru dan Gandut
(2007) adalah: a) pada batang kandungan N 1.00 %, P 0.23 %, K 1.73 %, Ca 0.37 %, Mg

0.18 %, Na 0.01. b) pada daun N 5.89 %, P 0.74%, K 3.13%, Ca 3.30 %, Mg 0.83 %, Na

0.01  %.  Dengan  demikian  pemanfaatan  biomassa  gulma  tithonia  dan  kirinyu  sangat
potensial untuk dikembangkan  sebagai sumber pupuk organik dalam perbaikan sifat fisik
dan kimia tanah.

Kirinyu adalah gulma semak berkayu, berbatang bulat tegak dengan ketinggian 2­
3 m, tanpa duri dan bercabang banyak. Daunnya bercabang banyak, berhadapan, bentuk
daun segitiga hingga bulat telur dengan ujung lancip, tepinya bergerigi, permukaan daun
berbintik halus, panjang daun dewasa berkisar 6­16 cm dan lebar 3­17 cm. pembungaan

mengelompok  pada  ketiak  daun,  warna  bunga  ungu  terang  sampai  biru  keputihan,
panjang  tangkai  bunga  1­2  cm,  berbentuk  seperti  cerobong  asap.  Buah  berwarna  hijau
dengan diameter 1 mm. bijinya kecil berwarna coklat kehitaman, panjang 4­5 mm, lebar

0.25­0.45  mm,  berbulu  kasar  dengan  panjang  bulu  sekitar  5  mm.  berkembang  biak
dengan biji/stek batang. Kecepatan perumbuhan bisa mencapai 20 mm/hari dengan sistem
perakaran serabut dan tumbuh menyebar ke dalam tanah (Hills, 1992 dalam Dot, 2003).

Menurut Syed dan Chandrasekhar (1998) gulma ini tidak tahan naungan sehingga
tidak ditemukan di hutan­hutan yang tertutup, namun di Indonesia dan beberapa Negara
di Asia, kirinyu banyak ditemukan di perkebunan­perkebunan seperti karet, kelapa sawit,
kelapa, jambu mente, da sebagainya (Muniappan dan Marutani, 1988). Daerah pedalaman

Timor  Barat­NTT,  ditemukan  rata­rata  luas  wilayah  yang  terinvestasi  kirinyu  mencapai

73,13  %,  dengan  padat  populasi  6,07  individu  tiap  m2  dan  rata­rata  tinggi  tegakan

mencapai 219 cm (Nguru dan Gandut, 2007).
E.    Manfaat    Gulma  Tithonia  (Tithonia  diversifolia,  L)  dan  Kirinyu  (Eupatorium
inulifolium kunth) Sebagai  Sumber  Pupuk Organik.

Tanaman  yang  ada  di  sekitar  kita  pada  dasarnya  dapat  dimanfaatkan  sebagai
pupuk  organik.  Pemanfaatan  biomassa  tanaman­tanaman  yang  ada  dilakukan  setelah

melakukan  penelitian  dan  percobaan  terlebih  dahulu  untuk  mengetahui  kandungan  hara
dan pengaruhnya terhadap jenis tanaman tertentu seperti sayuran. Tanaman­tanaman lokal
yang telah banyak dimanfaatkan sebagai pupuk organik baik pupuk hijau maupun pupuk
cair  antara  lain;  kirinyu,  lamtoro,  gamal,  rumput  kacang  dan  kaliandra.  Selain

pemanfaatan biomassa dari tanaman­tanaman hijau, pupuk organik juga dapat dibuat dari
kotoran­kotoran  hewan,  sisa­sisa  tanaman  saat  panen  seperti  jerami  padi  dan  tanaman
legum, serta dapat dicampur dengan bakteri dan gula (Purwendro dan Nurhidayat, 2007).

Hasil penelitian Fanggidae (2009) dan Meomanu (2009) mengenai pemanfaatan biomassa
tanaman  lokal  yakni  Nitas  dan  Babonik  dapat  berpengaruh  nyata  terhadap  sifat  kimia
tanah dan hasil cabai rawit. Pemanfaatan tanaman lokal sebagai pupuk organik memiliki
kelebihan  yakni  tidak  mengeluarkan  biaya  yang  banyak,  mudah  didapat  dan  dapat

langsung digunakan.

http://ilmugulmaagroteknologi.blogspot.co.id/2014/12/manfaat­gulma­sebagai­mulsa­dan­pupuk.html 6/10
12/7/2015 Ilmu Gulma Dan Pengelolaannya: Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan Pupuk Hijau

Gulma  Tithonia  (Tithonia  diversifolia,  L)  dan  Kirinyu  (Eupatorium  inulifolium


kunth)  merupakan gulma yang dapat dimanfaatkan biomassanya sebagai sumber pupuk
organik baik pupuk hijau maupun pupuk cair. Tithonia dan Kirinyu memiliki kandungan

hara  yang  cukup  tinggi  sehinggga  mampu  memenuhi  kebutuhan  tanaman,  memperbaiki
kesuburan  tanah  dan  meningkatkan  hasil  produksi  tanaman.  Selain  dapat  memenuhi
kebutuhan tanaman dan tanah, pemanfaatan tanaman lokal sebagai sumber pupuk organik

dapat membantu petani dalam menekan biaya produksi. Dengan demikian kesejahteraan
petani dapat meningkat dan juga dapat menciptakan pertanian yang berkesinambungan.
Hasil  penelitian  Hartatik  (2007)  mengenai  kandungan  hara  tithonia  menunjukkan
bahwa kandungan hara N, P dan K pada tithonia sangat tinggi yaitu 3,5 % N; 0,38 % P

dan  4,1  %  K.  Kandungan  hara  tersebut  dapat  berfungsi  untuk  meningkatkan  pH  tanah,
meningkatkan kandungan P, Ca dan Mg tanah serta dapat meningkatkan kesuburan tanah
dan produktifitas lahan yakni meningkatkan bahan organik tanah.

Tithonia  dapat  dimanfaatkan  sebagai  pupuk  organik  dan  juga  untuk  upaya
konservasi  tanah  pada  daerah  yang  curam.  Jenis  pupuk    organik  yang  dapat  dibuat  dari
biomassa  Tithonia    antara  lain    pupuk  hijau,  pupuk  kompos  dan  pupuk  cair.  Bahan
organik  yang  berasal  dari  biomassa  Tithonia  dapat  dimanfaatkan  sebagai  pupuk  yang

bertujuan  memperbaiki  kesuburan  tanah,  baik secara  fisik,  kimia maupun biologi tanah.


Beberapa  hasil  penelitian  menunjukkan  adannya  manfaat  dari  penerapan  pupuk  tithonia
pada  tanah  dan  tanaman.  Pemberian  Tithonia  ke  tanah  dapat  membantu  pembentukan

agregat  tanah  dan  berperan  sebagai  bahan  perekat  antarpartikel  tanah  untuk  bersatu
menjadi  agregat  tanah  serta  dalam  pembentukkan  struktur  tanah.  Pada  tanah  berpasir,
pupuk hijau Tithonia dapat merubah struktur tanah dari berbutir tunggal menjadi bentuk
gumpal  sehingga  meningkatkan  derajat  struktur  dan  ukuran  agregat  atau  meningkatkan

kelas struktur dari halus menjadi sedang atau kasar (Atmojo, 2003).

F. Manfaat Mulsa

            Adapun maanfaat  mulsa antra lain sebagai berikut :

1.      Manfaat Terhadap Tanaman

Dengan  adanya  bahan  mulsa  di  atas  permukaan  tanah,  benih  gulma  akan  sangat

terhalang. Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa kompetisi dengan
gulma  dalam  penyerapan  hara  mineral  tanah.  Tidak  adanya  kompetisi  dengan  gulma
tersebut  merupakan  salah  satu  penyebab  keuntungan  yaitu  meningkatnya  produksi

tanaman budidaya.
2.      Manfaat Terhadap Kestabilan Agregat dan Kimia Tanah
a.       Kestabilan agregat tanah
Dengan  adanya  bahan  mulsa  di  atas  permukaan  tanah,  energi  air  hujan  akan

ditanggung  oleh  bahan  mulsa  tersebut  sehingga  agregat  tanah  tetap  stabil  dan  terhindar
dari  proses  penghancuran.  Semua  jenis  mulsa  dapat  digunakan  untuk  tujuan
mengendalikan erosi.

b.      Kimia tanah
Fungsi  langsung  mulsa  terhadap  sifat  kimia  tanah  terjadi  melalui  pelapukan
bahan­bahan mulsa. Fungsi ini hanya terjadi pada jenis mulsa yang mudah lapuk seperti

http://ilmugulmaagroteknologi.blogspot.co.id/2014/12/manfaat­gulma­sebagai­mulsa­dan­pupuk.html 7/10
12/7/2015 Ilmu Gulma Dan Pengelolaannya: Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan Pupuk Hijau

jerami  padi,  alang­alang,  rumput­rumputan,  dan  sisa­sisa  tanaman  lainnya.  Hal  ini
merupakan salah satu keuntungan penggunaan mulsa sisa­sisa tanaman disbanding mulsa

plastic yang sukar lapuk.

3.      Manfaat Terhadap Ketersediaan Air Tanah

Teknologi pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap
dari  permukaan  tanah  akan  ditahan  oleh  bahan  mulsa  dan  jatuh  kembali  ke  tanah.

Akibatnya lahan yang ditanam tidak kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya
terjadi melalui proses transpirasi. Dari hasil penelitian diperoleh air tanah setebal 1,5 cm
ditanah­tanah  terbuka  (Baron,  1981)  tanpa  mulsa  akan  menguap  selama  3­5  hari,
sedangkan  ditanah­tanah  yang  diberi  mulsa  akan  menguap  6  minggu  dengan  ketebalan

yang sama.

4.    Manfaat Terhadap Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan  –  kegiatan  dalam  proses  budidaya  yang  cukup  menyita  waktu,  tenaga,

dan biaya antara lain pemupukan, penyiraman dan penyiangan. Namun dengan pemulsaan
dapat  memperkecil  perlakuan  pemupukan  kerena  hanya  dilakukan  sekali  saja  yaitu
sebelum  saat  panen.  Demikain  juga  dengan  penyiraman  perlakuannya  hanya  dilakukan
sekali saja. Selain itu kegiatan penyiangan tidak perlu dilakukan pada keseluruhan lahan,

melainkan hanya pada lubang tanam atau sekitar batang tanaman.

                                                              BAB III.
                                                           PENUTUP           

A. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas mengenai kajian kandungan hara dan
manfaat  tithonia dan kirinyu terhadap peningkatan hasil produksi tanaman dan perbaikan

http://ilmugulmaagroteknologi.blogspot.co.id/2014/12/manfaat­gulma­sebagai­mulsa­dan­pupuk.html 8/10
12/7/2015 Ilmu Gulma Dan Pengelolaannya: Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan Pupuk Hijau

sifat­sifat  tanah,  maka  tithonia  dan  kirinyu  sangat  berpotensi  untuk  dikembangkan
sebagai  pupuk  organik.    Pupuk  organik  umumnya  dibuat  dalam  bentuk  padat  dan

diaplikasikan  dengan  cara  dibenamkan,  akan  tetapi  pupuk  organik  dibuat  dalam  bentuk
cair.  Alasan  pembuatan  pupuk  organik  dalam  bentuk  cair  karena  lebih  cepat  menyuplai
unsur hara dalam jumlah lebih besar .  Pada beberapa jenis gulma mempunyai kandungan
yang sangat baik yang selain digunakan sebagai pupuk organic juga memiliki kandungan

hara sebagai mulsa untuk pertumbuan tanaman.

B. Saran

                        Saran  kelompok  kami  pada  makalah  ini    di  mohon  kepda  pembaca,  yang

membaca  makalah  ini  di  mohon  kritik  dan  sarannya  karena  makalah  ini  masih  banyak
terdapat kekurangan .

DAFTAR  PUSTAKA

Alleyne, E.H. and F.O. Morrison. 1978.  The lettuce root aphid, Pemphigus bursaries L.
Homothera:Aphidoidae) in Cquebec Cananada. Ann. Soc. Ent. Quebec.  22:171­
180.

Ardi,  1999.    Potensi  Alelopati  Akar  Rimpang  Alang­  Alang  (Imperata  cylindrica  (  L.)
Beauv. Terhadap Mimosa pudica L. Stigma., 7(1):66­68.

Atmojo,  2003.  Kepentingan  pengelolaan  gulma  dalam  pembangunan  pertanian  di


Indonesia Bagian Timur.    Makalah  Utama  Kongres  dan  Seminar  Nasional  HIGI
XI. Ujung Pandang.

Baron,  J.J.  and  S.F.  Gorske.  1981.  Soil  carbon  dioxide  level    as  affected  by  plastic
mulches. Proc. Natl. Agr. Plastic Congress. 16:149­155.

Decoteau,  D.R.,  M.J.  Kasperbauer,  D.D.  Daniels  and  P.G.  Hunt.  1988.  Plastic  mulch
color effects on reflected light and tomato plant growth. Scientia Hortic. 34:169­
175.

Decoteau, D.R., M.J. Kasperbauer and P.G. Hunt. 1989. Mulch surface color affects yield
of fresh tomato. J. Amer. Soc.Hort. Sci 114:216­219.

Meek.  B.F.,  L.E.  Graham.,  T.J.  Donovan,  and  K.S.  Mayberry.  1979.  Phosphorus
avaibility in acalcareous soil after high loadinbg rates of animal manure. Soil Sci.,
Am. J. 43: p.741­743.

Sasa, 2011.Www./http.//g ulma/gulma%201.htm.
Soerjani,  M.,  M.  Soendaru  dan  C.  Anwar.  1996.  Present  Status  of  Weed  Problems  and
Their Control in Indonesia. Biotrop. Special Publication. No.24.

Sutanto, 2003. Ekologi Gulma. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

http://ilmugulmaagroteknologi.blogspot.co.id/2014/12/manfaat­gulma­sebagai­mulsa­dan­pupuk.html 9/10
12/7/2015 Ilmu Gulma Dan Pengelolaannya: Manfaat Gulma Sebagai Mulsa dan Pupuk Hijau

Diposkan oleh Dr Halim di 11.29 

Rekomendasikan ini di Google

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai:  Unknown (Google) Keluar

 
Publikasikan Pratinjau   Beri tahu saya

Beranda Posting Lama

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

UHO

 
Unhalu

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

http://ilmugulmaagroteknologi.blogspot.co.id/2014/12/manfaat­gulma­sebagai­mulsa­dan­pupuk.html 10/10

Anda mungkin juga menyukai