Kelompok 2
1. Anita Potabuga
2. Juwita Potabuga
3. Noni Uliasi
4. Maspa M. Dinaa
5. Nurpita Laamba
Pengolahan data bisa dilakukan dengan bantuan statistik dan nonstatistik. Namun,
ada beberapa hal yang harus dicatat, yakni bahwa evaluator harus jeli melihat rumus –
rumus statistik yang tepat dengan karakteristik data yang dimiliki dan tujuan
dilakukannya evaluasi. Jika salah dalam menggunakan rumus statistik maka kualitas
solusi yang akan dihasilkan pun tidak akan menjawab permasalahan.
Berkaitan dengan pentingnya statistik bagi evaluasi program pendidikan, Walpole
(1995 : 2) menyatakan bahwa metode statistik adalah prosedur – prosedur yang
digunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis, dan penafsiran data. Lebih lanjut, ia
membagi metode statistik ke dalam dua golongan besar, statistik deskriptif dan statistik
inferensial.
Standar Deviasi
Apabila penyimpangan rata-rata didasarkan pada konsep penyimpangan absolut
dari beberapa norma maka penyimpangan standar (standard deviation) didasarkan pada
konsep penyimpangan yang diakarkan dari rata-rata.Satndar deviasi biasanya disingkat
SD. Selain itu, juga akan ditemukan simbol-simbol lainnya, tentang deviasi standari ni,
misalnya (dibaca sigma) atau s.
Statistik Inferensial
Statistik inferensial mencakup metode-metode yang berhubungan dengan analisis
sebagian data yang dilakukan untuk meramalkan dan menarik kesimpulan atas data, dan
akan berlaku bagi keseluruhan gugus atau induk dari data tersebut. Bagi yang sebaran
datanya normal, statistik inferensi ini disebut dengan statistik parametrik. Selain datanya
normal, statistik parametrik ini juga berlaku untuk data interval atau rasio. Sedangkan
jika datanya tidak normal serta berbentuk ordinal dan nominal, jenis statistik yang
digunakan dalam statistik inferensial adalah statistik nonparametrik.
1. Statistik Parametik
Teknik statistik parametik meliputi : 1) t-test untuk kelompok bebas, 2) t- test
untuk pengukuran berulang/sampel berhubungan, 3) analisis varians faktor tunggal untuk
kelompok bebas, 4) analisis varians faktor tunggal untuk pengukuran berulang, 5) analisis
varians dua faktor untuk kelompok bebas, 6) korelasi product moment, dan 7) korelasi
regresi linear.
T-test untuk kelompok bebas
Perbandingan rata-rata antara dua kelompok secara statistik belum tentu
menggambarkan hubungan langsung. Jika terjadi perbedaan, belum tentu signifikan
membedakan diantara kelompok tersebut.
T-test untuk Pengukuran Berulang Untuk mencari adakah perbedaan penguasaan
materi diantara peserta yang pernah mengikuti pelatihan serupa dengan tidak pernah
mengikuti sama sekali, bisa digunakan t-test pengukuran berulang.
Korelasi Product Moment
Korelasi menunjuk pada suatu hubungan yang sistematis antara variabel-variabel.
Hubungan yang terjadi pada variabel bisa negatif ataupun positif. Suatu hubungan
dikatakan hubungan positif, jika suatu variabel meningkat maka variabel yang
dihubunginya juga akan meningkat dan dikatakan hubungan negatif jika salah satu
variabel menurun maka variabel yang dihubunginya akan meningkat.
Prosedur yang mengukur tingkat hibungan positif atau negatif antara variabel-variabel
disebut teknik korelasional. Hasilnya, disebut koefisien korelasi. Korelasi product
moment merupakan teknik pengukuran tingkat hubungan antara dua variabel yang
datanya berskala interval atau rasio. Angka korelasinya disimbolkan dengan r.
2. Statistik Nonparametik
Untuk data yang sebarannya normal, digunakan statistik nonparametik. Teknik ini
meliputi: 1) chi-square untuk data nominal, 2) tes binomial, 3) tes kendal tau, 4) tes
mann-Whitney U, dan 5) tes Wilcoxon.
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif didapat dari upaya pengumpulan data dengan menggunakan
berbagai metode pengumpulan data, seperti observasi (pengamatan), wawancara, diskusi
kelompok terfokus, dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaannya, analisis data kualitatif bertujuan pada proses penggalian
makna, penggambaran, penjelasan, dan penempatan data pada konteksnya masing-
masing. Uraian data jenis ini berupa kalimat-kalimat, bukan angka-angka atau tabel-tabel.
Untuk itu, data yang diperoleh harus diorganisir dalam struktur yang mudah dipahami
dan diuraikan.
Secara lebih lengkap kegiatan menganalisis data kualitatif meliputi tahapan
berikut ini.
1. Menyiangi Data (Mereduksi Data). Data yang diperoleh dari lapangan disiangi.
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah memilih dan memilah mana yang sesuai atau
sekelompok dengan kelompok variabel atau penggolongan/kategori yang telah kita buat
sebelumnya, yang jelas-jelas kategori atau variabel ini harus mengacu pada tujuan
evaluasi program yang telah ditentukan
2. Display Data. Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok
permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk
melihat pola-pola hubungan satu data dengan data lainnya.
3. Menafsirkan Data. Dalam menafsirkan data, kita bisa menggunakan model
Analisis konten. Dalam model ini kegiatan yang kita lakukan adalah mengklarifikasi
istilah-istilah, tanda, simbol, atau kode yang dipakai dalam komunikasi, dengan
menggunakan beberapa patokan dalam klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis
dalam memprediksikan.
4. Menyimpulkan dan Verifikasi. Data yang telah ditafsirkan kemudian
disimpulkan. Untuk mengecek kebenaran dari apa yang telah kita tafsir dan simpulkan,
kita lakukan verifikasi. Kegiatan ini mencocokkan kembali apakah penafsirannya sesuai,
apakah perlu ada konfirmasi ulang pada sumber data atau informan, apakah perlu
perbaikan format tafsiran atau perlu data pendukung untuk memperkuat.
5. Meningkatkan Keabsahan Hasil. Kegiatan ini adalah untuk menjawab
kelemahan yang sering dialami oleh para ahli pendekatan kuantitatif, berkaitan dengan
validitas dan rehabilitas data dalam pendekatan kualitatif. Untuk meningkatkan
keabsahan hasil, upaya yang evalator lakukan atas hasil yang diperoleh, ada beberapa
prinsip utama yang harus diperhatikan, yakni sebagai berikut.
Kredibilitas (Validitas Internal)
Untuk meningkatkan kredibilitas hasil yang diperoleh, evaluator harus :
Meningkatkan kualitas keterlibatan dirinya dalam kegiatan pengumpulan¬ data di
lapangan, jangan hanya sekedar duduk di meja mendengarkan dan memeriksa berkas-
berkas tertulis, atau mencermati gambar, model/ maket yang ada, atau artifak lainnya.
Melakukan pengamatan secara terus menerus¬
Melakukan trianggulasi, baik metode maupun sumber untuk mencek¬ kebenaran
data, yaitu dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh sumber lain. Hal ini
dilakukan untuk mempertajam analisis evalator terhadap hubungan sejumlah data.
Pelibatan para pakar metodologi dan/atau substansi program yang¬ dievaluasi, untuk
berdiskusi, memberikan masukan dan kritik dalam proses evaluasi.
Menggunakan bahan referensi untuk meningkatkan nilai kepercayaan akan¬ kebenaran
data yang diperoleh, dalam bentuk rekaman, tulisan, kopian, dan lain-lain.
Member check, pengecekan terhadap hasil yang diperoleh guna perbaikan¬ dan
tambahan dengan kemungkinan kekeliruan atau kesalahan dalam memberikan data yang
dibutuhkan evaluator.
Transferabilitas
Rekomendasi yang dihasilkan dapat diaplikasikan oleh lembaga pemakai.
Kegiatan evaluasi ini bernilai tinggi apabila para pembaca laporan evaluasi memperoleh
gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus evaluasi.
Dependabilitas dan Conformabilitas
Dilakukan dengan audit trail berupa komunikasi dengan pakar lain dalam
bidangnya guna membicarakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
evaluasi berkaitan dengan data yang harus dikumpulkan
6. Narasi Hasil Analisis. Pembahasan dalam evaluasi yang menggunakan
pendekatan kualitatif dalam penggalian datanya, menyajikan informasi dalam bentuk teks
tertulis atau bentuk-bentuk gambar mati atau hidup seperti foto, video, dan lain-lain.
Dalam menarasikan data kualitatif ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu 1)
tentukan bentuk (form) yang akan digunakan dalam menarasikan data, 2) hubungkan
bagaimana hasil yang berbentuk narasi itu menunjukan tipe/bentuk keluaran yang sudah
didesain sebelumnya, dan 3) jelaskan bagaimana keluaran yang berupa narasi itu
mengkomparasiakan antara teori dan literasi-literasi lainnya yang mendukung topik.