Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN LOGISTIC BENCANA & IDENTIFIKASI

RESIKO KORBAN BENCANA

Dosen Pembimbing : Vice Elese

Disusun Oleh:
Nama : Elwindri Rameko
NIM : P05120218067
Kelas : 3B D III Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PRODI D III JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


MANAJEMEN LOGISTIK BENCANA

A. Pengertian

Manajemen logistik untuk penanggulangan bencana dikenal dengan logistik


kemanusiaan (humanitarian logistics) atau sering disebut juga dengan logistik bantuan
kemanusiaan. Logistik kemanusiaan merupakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian aliran bantuan kemanusiaan secara efisien, hemat biaya dan penyimpanan
bantuan kemanusiaan serta informasi terkait, dari titik asal ke titik konsumsi untuk tujuan
mengurangi penderitaan korban bencana (Thomas dan Kopczak, 2005).

Sistem manajemen logistik dan peralatan penanggulangan bencana, merupakan


suatu sistem yang menjelaskan tentang logistik dan peralatan yang dibutuhkan untuk
menanggulangi bencana pada masa pra bencana, pada saat terjadi bencana dan pada
pasca bencana. Sistem manajemen logistik dan peralatan penanggulangan bencana
merupakan suatu sistem yang memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut :

 Dukunguan logistik dan peralatan yang dibutuhkan harus tepat waktu, tepat tempat,
tepat jumlah, tepat kualitas, tepat kebutuhan dan tepat sasaran, berdasarkan skala
prioritas dan standard pelayanan.
 Sistem transportasi memerlukan improvisasi dan kreatifitas di lapangan, baik melalui
darat, laut, sungai, danau maupun udara.
 Distribusi logistik dan peralatan memerlukan cara-cara penyampaian yang khusus
karena keterbatasan transportasi, penyebaran kejadian, keterisolasian ketika terjadi
bencana.
 Inventarisasi kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan penyampaian sampai dengan
pertanggungan jawab logistik dan peralatan kepada yang terkena bencana
memerlukan system manajemen khusus.
 Memperhatikan dinamika pergerakan masyarakat korban bencana.
 Koordinasi dan prioritas penggunaan alat transportasi yang terbatas.
Dalam penanggulangan bencana, logistik memainkan peran penting. Logistik
memberikan layanan antara kesiapsiagaan dengan penanggulangan bencana, antara
pengadaan dan distribusi bantuan kemanusiaan dengan peralatan, antara BNPB dengan
BPBD, dan logistik juga memainkan peran penting dalam efektivitas dan tanggap dalam
hampir semua program bantuan kemanusiaan, seperti: kesehatan, makanan, shelter, air,
dan sanitasi.

B. Peralatan
Dalam upaya menanggulangi bencana alam yang terjadi di negeri ini tentunya akan
membutuhkan berbagai peralatan logistic,berikut ini beberapa kebutuhan logistic yang
dibutuhkan dan siap pakai saat bencana terjadi:

 Alat transportasi baik darat, laut, dan udara


 Alat-alat berat
 Tenda yang berukuran besar maupun kecil
 Peralatan medis dan obat-obatan
 Makanan instant
 Alat penyedia air bersih

Peralatan diatas merupakan suatu yang vital karena tanpa adanya peralatan-
peralatan tersebut, penanggulangan bencana akan sangat sulit dilakukan.

C. Logistik bantuan
Logistik bantuan kemanusiaan mencakup beberapa aktivitas dan melibatkan banyak
pihak, mulai dari aktivitas persiapan, perencanaan, pengadaan, transportasi & distribusi,
penyimpanan, tracking, dan pelalubeaan (customs clearance). Umumnya para pihak yang
terlibat dalam serangkaian aktivitas rantai pasok bantuan kemanusian, antara lain:

1. Donor dari dalam negeri maupun luar negeri, donor dari pemerintah, perusahaan,
warga, maupun NGO.
2. NGO nasional, PMI, dan BNPB/BPBD.
3. Penyedia jasa transportasi: darat, udara, laut, sungai, dan kereta api.
4. Penyedia jasa pergudangan.
5. Perusahaan pengurusan jasa transportasi (freight forwarding).
6. Bea cukai.
7. Penerima bantuan.

D. Tahapan manajemen logistik


Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 13 Tahun 2008 tentang
Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana telah menetapkan
bahwa proses manajemen logistik dalam penanggulangan bencana ini meliputi delapan
tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan kebutuhan bantuan kemanusiaan.


2. Pengadaan dan penerimaan bantuan kemanusiaan.
3. Pergudangan dan/atau penyimpanan bantuan kemanusiaan.
4. Perencanaan pendistribusian bantuan kemanusiaan.
5. Pengangkutan bantuan kemanusiaan.
6. Penerimaan bantuan kemanusiaan di tujuan.
7. Penghapusan bantuan kemanusiaan.
8. Pertanggungjawaban.

Pemahaman terhadap manajemen rantai pasok merupakan hal penting dalam


mengelola logistik bantuan kemanusiaan. Delapan tahapan manajemen logistik bantuan
kemanusiaan tersebut dilaksanakan secara keseluruhan menjadi satu sistem terpadu.

E. Pedoman manajemen logistik dan peralatan penanggulangan bencana


Menganut pola penyelenggaraan suatu sistem yang melibatkan beberapa lembaga atau
sistem kelembagaan dalam berbagai tingkatan territorial wilayah, mulai dari:

 Tingkat Nasional,
 Tingkat Provinsi,
 Tingkat Kabupaten/Kota.
Dengan melibatkan banyak kelembagaan ini berbagai konsekuensi akan terjadi
termasuk di dalamnya adalah sistem manajemen yang mengikuti fungsinya, sistem
komando, sistem operasi, sistem perencanaan, system administrasi dan keuangan, sistem
komunikasi dan sistem transportasi. Masing-masing tingkat kelembagaan dalam
melaksanakan manajemen logistik dan peralatan penanggulangan bencana menggunakan
pedoman delapan tahapan manajemen logistik dan peralatan, yang pada masingmasing
tingkat lembaga penyelenggara memiliki ciri-ciri khusus sebagai konsekuensi sesuai
dengan tingkat kewenangannya.

IDENTIFIKASI RESIKO KORBAN BENCANA

A. Pengertian bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis

Bencana berdasarkan sumbernya dibagi menjadi tiga, yaitu:

 Bencana alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa


oleh alam
 Bencana nonalam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian
peristiwa nonalam
 Bencana sosial, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian
peristiwa oleh manusia

Bencana alam juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:


 Bencana alam meteorologi (hidrometeorologi). Berhubungan dengan iklim.
Umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus
 Bencana alam geologi. Adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti
gempa bumi, tsunami, dan longsor

Penyebab bencana alam di Indonesia:

 Posisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudera besar


 Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia (Indo-Australia,
Eurasia, Pasifik)
 Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam

B. Mitigasi bencana
1. Tujuan mitigasi bencana

 Mengurangi dampak yang ditimbulkan, khususnya bagi penduduk


 Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi
dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan
aman

Beberapa kegiatan mitigasi bencana di antaranya:

 pengenalan dan pemantauan risiko bencana;


 perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;
 pengembangan budaya sadar bencana;
 penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana;
 identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana;
 pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam;
 pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi;
 pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup
Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat dikembangkan untuk turut
melakukan mitigasi bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk mengurangi
resiko terjadinya bencana.

Contoh robot mitigasi bencana diantaranya:

 robot pencegah kebakaran


 robot pendeteksi tsunami
 robot patroli/pemantau rumah atau gedung

Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4


kategori:

1. kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)


2. kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi)
3. kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan)
4. kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi)

C. Contoh siklus manajemen bencana

Tahap prabencana dapat dibagi menjadi kegiatan mitigasi dan preparedness


(kesiapsiagaan). Selanjutnya, pada tahap tanggap darurat adalah respon sesaat setelah
terjadi bencana. Pada tahap pascabencana, manajemen yang digunakan adalah rehabilitasi
dan rekonstruksi.
Tahap prabencana meliputi mitigasi dan kesiapsiagaan. Upaya tersebut sangat
penting bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana sebagai persiapan
menghadapi bencana. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian.
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan.
Tahap pascabencana meliputi usaha rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai upaya
mengembalikan keadaan masyarakat pada situasi yang kondusif, sehat, dan layak
sehingga masyarakat dapat hidup seperti sedia kala sebelum bencana terjadi, baik secara
fisik dan psikologis.

Anda mungkin juga menyukai