BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
Kusuma, 2016).
ada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif dan
yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari dari
kerja atau sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada penderita diabetes
a. Diabetes Tipe 1
diabetes, biasanya ditemukan pada anak atau orang dewasa muda. Pada
dan lain-lain.
pada penderita tipe-I juga menjadi tidak normal. Pada penderita tipe I
glukogen, namun pada penderita tipe I hal ini tidak terjadi, sekresi
b. Diabetes Tipe II
gula darah.
diabetes tipe II, antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat,
penderita tipe II, terutama yang berada pada tahap awal, umumnya
disamping kadar glukosa yang juga tinggi. Jadi, awal patofisiologi tipe
sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal.
antara lain sebagai akibat obesitas, gaya hidup kurang gerak (sedentary)
dan penuaan.
berbagai negara tropik oleh karena itu ciri-ciri khusus dari kasus-kasus
40 tahun, adanya riwayat kurang protein dan kalori, insulin resisten dan
atau tidak. Diagnosis diabetes sering dibuat untuk pertama kali dalam
2.1.3. Gejala
haus (polidipsia).
apabila:
b. Tidak terdapat gejala diabetes melitus tetapi terdapat 2 hasil dari gula
dengan Tes Toleransi Glukosa Oral Standar. Untuk kelompok risiko tinggi
2 jam PP
Sewaktu Puasa/Nuchter (post
porandial)
Kadar Glukosa
>200 mg/dl >140 mg/dl >200 mg/dl
2.1.5. Komplikasi
panjang yang serius, yang lebih sering terjadi adalah serangan jantung dan
serius dan harus segera diatasi. Pada diabetes melitus yang tidak
terkendali kadar gula darah yang terlalu tinggi dan kadar hormon
b. Komplikasi Makrovaskuler
c. Komplikasi Mikrovaskuler
e. Retinopati Diabetik
2.1.6. Pengobatan
Diabetes melitus.
pola hidup sehat (terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik) bersamaan dengan
adekuat pada penderita diabetes melitus tipe-II, tetapi tidak efektif pada
efektifitasnya.
2.2. Insomnia
2.2.1. Pengertian
kualitas yang cukup. Individu yang menderita insomnia tidak merasa segar
pada saat bangun tidur. Terdapat tiga tipe insomnia yaitu : sulit tertidur
(insomnia awal), sulit untuk tetap tertidur karena sering terbangun atau
halnya dengan sembuh dari penyakit. Klien yang sedang sakit sering kali
membutuhkan lebih banyak tidur dan istirahat dari pada klien yang sehat.
mendapatkan tidur dan istirahat yang adekuat. Lingkungan rumah sakit dan
dan pusing. Tanda psikologis meliputi menarik diri, apatis dan respon
menurun, merasa tidak enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang,
(Magfirah, 2016).
terletak di bagian bawah otak. Pusat ini secara aktif menghambat keadaan
otak agar dapat tidur dan bangun, Tidur merupakan aktifitas yang
pusat otak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system (RAS) di
visual, audiotori, nyeri dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari
tidur dapat dibagi menjadi tahapan REM dan NREM. Tidur NREM dapat
pertahanan tonus otot yang sedang, serta denyut jantung dan frekuensi
pernapasan yang lebih lambat namun tetap ritmis. Saat individu menjalani
tidur dari tahap 1 hingga tahap 4, gelombang otak yang direkam oleh
a. Tahap 1 sangat ringan. Respirasi mulai melambat dan otot mulai rileks.
Pada onset tidur, pola napas yang tidak teratur mungkin muncul seperti
sama sekali.
b. Tahap 2 masih merupakan tidur ringan. Gelombang otak pada tahap ini
sering kali memiliki pola menyatu dan voltase rendah, dengan letupan
amplitude besar yang disebut kompleks K. lebih dari 50% tidur terjadi
dan tekanan darah menurun. Konsumsi oksigen oleh jaringan otot dan
yang baru tejadi dan focus saat itu dengan cerita tambahan.
apa yang terjadi selama tidur. Elektroda dipasang diberbagai bagian kulit
13
kepala orang yang sedang tidur. Elektroda menyalurkan energi listrik dari
korteks serebral ke pena yang mencatat gelombang otak pada kertas grafik.
Menurut Kozier (2011), ada dua tipe tidur yang telah di identifikasi seperti
tidur NREM (non-REM) dan tidur REM (rapid eye movement atau
sebagai berikut :
Tidur NERM adalah tidur yang dalam dan tenang dan menurunkan
tidur NREM dan mimpi paling sering terjadi selama tidur REM, lebih
kedalam memori.
dapat meningkat sebesar 20%. Tipe tidur ini juga disebut tidur
14
dapat terjadi secara simultan dengan tipe aktivitas otak ini. Pada fase
ini, individu yang sedang tidur dapat sulit dibangunkan atau dapat
tidak teratur.
Selama siklus tidur, individu melalui tidur NREM dan REM, siklus
komplit biasanya berlangsung selama 1,5 jam pada orang dewasa. Dalam
siklus tidur pertama, orang yang tidur melalui ketiga tahap pertama tidur
ketahap III dan II sekitar 20 menit. Setelah itu, terjadi tahap REM pertama,
tidur biasanya mengalami empat sampai enam siklus tidur selama 7 sampai
tahap I tidur NREM yang baru dan berlanjut ke seluruh tahap tidur REM
(Kozier, 2011).
Durasi tahap tidur NREM dan REM bervariasi selama periode tidur.
Seiring dengan berlalunya malam, orang tidur menjadi tidak terlalu lelah
dan meluangkan lebih sedikit waktu di tahap III dan IV tidur NREM. Tidur
sangat lelah, siklus REM seringkali terjadi secara singkat misalnya, 5 menit
15
sebagai ganti 20 menit selama bagian awal tidur. Sebelum tidur berakhir,
terjadi periode hampir terbangun, dan didominasi oleh tahap I dan II tidur
Efek tidur pada tubuh tidak dipahami secara penuh. Tidur memberi
pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur tubuh lain. Tidur
normal diantara bagian sistem saraf. Tidur juga penting untuk sintesis
jumlah tidur yang tidak cukup cenderung menjadi mudah marah secara
saat bangun tidur. Terdapat tiga tipe insomnia yaitu : sulit tertidur
hipersomnia sering kali tidur disiang hari dan banyak tidur siang.
tahun.
kondisi mental, neurologi, atau kondisi lain. Contoh dari kondisi yang
a. Sakit (Nyeri), sakit yang menyebabkan nyeri atau gangguan fisik dapat
stimulus yang tidak biasa dapat mencegah orang untuk tidur. Tidur
tahap I adalah tidur yang paling ringan dan tidur tahap III dan IV
adalah tidur yang paling dalam, hasilnya suara yang lebih keras
III dan IV. Namun, jika waktunya telah berlebihan, seseorang menjadi
terbiasa dengan suara bising sehingga tingkat suara menjadi tidak lagi
berpengaruh.
d. Gaya Hidup, seseorang yang jam kerjanya bergeser dan sering kali
berganti jam kerja harus mengatur aktivitas untuk siap tertidur pada
19
saat yang tepat. Olahraga sedang biasanya kondusif untuk tidur, tetapi
tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan
Orang yang minum alkohol dengan jumlah yang berlebihan sering kali
mudah marah.
waktu tidur total serta tidur yang terputus dan bangun tidur lebih awal.
20
mereka sebagai orang yang tidur diwaktu fajar, dengan tidak merokok
baik.
dapat mempengaruhi tahap III dan IV tidur NREM dan menekan tidur
2.3.1. Usia
Dalam proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut
usia) dimana pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau
kesehatan secara fisik maupun kesehatan jiwa secara khusus pada individu
Perubahan ini tidak bersifat patologis, tetapi dapat membuat lansia lebih
tidur, kesulitan untuk tetap terjaga, kesulitan untuk tidur kembali tidur
setelah terbangun di malam hari, terjaga terlalu cepat, dan tidur siang yang
laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi.
perempuan 85,7%.
23
kelamin.
2.3.3. Pendidikan
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara
bertahap. Oleh karena itu, suatu kematangan yang bertitik akhir pada
2013).
2.3.4. Stres
2011).
a. Stres ringan, stres ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang
b. Stres sedang dimana stress sedang terjadi lebih lama, dari beberapa
c. Stres berat dimana berat sendiri merupakan stres kronis yang terjadi
Stres itu sendiri menurut Kaplan (2012), adalah suatu keadaan atau
respon tubuh terhadap setiap tekanan dan tuntutan yang di hasilkan oleh
25
mencakup nafas cepat, bibir kering, tangan lembab, merasa gerah dan
panas, otot-otot tegang, diare atau sembelit, mudah lelah, sakit kepala, dan
gelisah dan gejala perilaku, antara lain adalah bingung, cemas, jengkel,
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tidur
- Nyeri
- Lingkungan
- Letih
- Gaya hidup
- Stimulant dan alkohol
- Diet
- Merokok
- Motivasi
- Obat-obatan
Kozier (2011)
Diabetes Gangguan Tidur
Mellitius (Insomnia)
Faktor penyebab
insomnia :
- Jenis Kelamin*
- Usia*
- Status Perkawinan
- Pendapatan
- Tingkat Pendidikan*
- Stres*
Susanti (2015)
Skema 2.1
Kerangka Teoritis
Keterangan :
Variabel diteliti*
27