Anda di halaman 1dari 12

190 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO.

2, AGUSTUS 2015

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA JAWA PADA


SISWA KELAS IX-D MTSN KAMPAK TRENGGALEK MENERAPKAN
PEMBELAJARAN DENGAN MULTI METODE

Oleh:
Agung Wiyoto
MTsN Kampak, Trenggalek

Abstrak. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional
peserta didik. Pembelajaran bahasa Jawa diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal
dirinya, budayanya, dan mengenal budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Pembelajaran multi metode
merupakan kombinasi pembelajaran kooperatif, pembelajaran langsung dan presentasi. Penelitian
ini dilaksanakan di MTsN Kampak Kabupaten Trenggalek pada siswa Kelas IX-D Semester I
bidang studi Bahasa Jawa pokok bahasan Berpidato tahun 2011/2012 dengan jumlah siswa
sebanyak 38 siswa. Sedangkan Peneliti disini adalah Guru bidang studi bahasa Jawa di MTsN
Kampak. Berdasarkan data hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan, prestasi belajar serta motivasi
belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat
diketahui dari perolehan nilai siswa pada sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 69,74; siklus
pertama: 74,84 dan siklus kedua: 87,17. Ketuntasan belajarnya pun juga mengalami peningkatan.
Hal ini berarti bahwa pembelajaran bahasa jawa dengan menggunakan multi metode dapat
meningkatkan motivasi serta prestasi belajar siswa.

Kata Kunci: pembelajaran multi metode, bahasa jawa

Bentuk prestasi belajar itu tidak bisa Suryabrata, 1984:7). Faktor Luar, (a) faktor
dipandang dari nilai yang diperoleh dari lingkungan; (b) faktor-faktor instrumental;
hasil ulangan saja, tetapi prestasi dapat (c) faktor-faktor lunak (software), seperti
dilihat dari segi yang lain. Simon Bloom kurikulum, program, pedoman-pedoman
dalam buku "Supervisi Pendidikan" belajar dan sebagainya. Faktor dalam, (a)
menjelaskan bahwa bentuk prestasi belajar kondisi fisiologis; (b) kondisi psikologis:
mencakup tiga mantra, yaitu: kognifikan, minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan
afektif dan psikomotorik (Simon, 1987:68). kemampuan kognitif.
Prestasi belajar siswa dicerminkan Seorang anak akan terdorong untuk
oleh nilai yang diperoleh dalam evaluasi. melakukan sesuatu bila, merasa sesuatu
Cara penilaian pada umumnya dipergunakan kebutuhan. Kebutuhan ini menimbulkan
dengan cara kuantitatif, artinya hasil keadaan tidak seimbang, rasa ketegangan
evaluasi itu diberikan dalam bentuk angka- yang meminta perluasan, agar kembali
angka. kepada keadaan yang seimbang. Tidak
Dalam kegiatan prestasi belajar dan seimbang itu dirasakan sebagai rasa tak
mengajar tentu saja akan dipengaruhi oleh puas. Bila kebutuhan itu telah terpenuhi,
beberapa hal dalam pencapaian tujuannya. telah dipuaskan, aktivitas berkurang atau
Terlebih bagi seorang pelajar, banyak faktor lenyap (misalnya lapar kita butuh makan,
yang akan mempengaruhi hasil belajarnya setelah makan, maka kita merasa puas)
tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil sampai timbul lagi kebutuhan-kebutuhan
prestasi belajar akan dipengaruhi oleh faktor baru lagi. Menimbulkan kebutuhan atau rasa
luar yang terdiri dari lingkungan dan tak puas belum cukup dan harus pula diberi
instrumental, dan faktor dalam yang terdiri jalan yang harus ditempuh untuk memenuhi
atas fisiologis dan psikologis. (Sumadi ketidak-puasan itu.
Agung Wiyoto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Bahasa Jawa... 191

Kebutuhan manusia seperti telah dije- istri. Contoh-contoh itu merupakan bukti
laskan di atas senantiasa akan selalu beru- bahwa kematangan sebagai determinan dari
bah. Begitu juga motif, motivasi yang selalu peristiwa perkembangan manusia.
berkait dengan kebutuhan tentu akan Belajar sebagai kebaikan dari kema-
berubah-ubah atau bersifat dinamis, sesuai tangan, perubahan-perubahan yang terjadi
dengan keinginan dan perhatian manusia. dalam kehidupan individu tidak diwariskan
Relevan dengan soal kebutuhan itu maka dari genetika. Perubahan-perubahan dapat
timbulah teori tentang Teori kebutuhan lain berupa pengertian, tingkahlaku, persepsi,
yang akhir-akhir ini menjadi sangat popular motivasi atau kombinasi dari unsur-unsur itu
ialah teori Maslow. Maslow menjelaskan dan selalu menunjukkan perubahan yang
bahwa ada sejumlah kebutuhan yang sifat- sistematis dalam tingkahlaku atau disposisi
nya berjenjang, dari kebutuhan yang ele- tingkahlaku yang terjadi sebagai konsekuen-
menter meningkat kejenjang kebutuhan si dari pengalaman dalam situasi tertentu.
yang lebih tinggi sifatnya. Pemenuhan kebu- Secara definitif terdapat sejumlah pe-
tuhan yang ada di bawah melahirkan kebu- ngertian tentang belajar. Pada umumnya
tuhan pada jenjang berikutnya. Kebutuhan orang mengartikan belajar sebagai proses-
manusia digambarkan sebagai piramida. perubahan tingkahlaku atau perubahan dari
Berikut ini kebutuhan seseorang senantiasa tidak tahu/mengerti menjadi tahu/mengerti.
berubah selama hidupnya. Sesuatu yang Beberapa perbedaan cara pandang mengenai
memang dan diinginkan pada suatu saat ti- pengertian belajar dapat difahami sebagai
dak lagi diacuhkannya pada saat itu. Itulah akibat dari pandangan tentang hakekat
sebabnya motif-motif harus dipandang manusia dan lingkungannya.
sebagai sesuatu yang dinamis. Dalam kehidupan sehari-hari kedua
Manusia dalam pertumbuhan dan konsep kematangan dan belajar tidak dapat
perkembangannya mengalami perubahan- dipisahkan secara kaku. Banyak perubahan
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut tingkah laku yang merupakan kombinasi
bersumber dari peristiwa kematangan dari kedua peristiwa tersebut. Dalam banyak
(maturation) dan belajar (learning) atau pembahasan mengenai perkembangan indi-
kombinasi dari kedua peristiwa tersebut. vidu disebutkan bahwa perkembangan suatu
Kematangan adalah proses perkembangan aspek atau ciri-ciri pribadi tertentu akan
yang di dalamnya orang dari waktu ke mencapai optimal, kalau ia ada pada masa
waktu menunjukkan berbagai ciri-ciri yang kematangannnya dan disertai dengan belajar
berbeda bersumber dari cetak biru (blue- yang tepat dan sistematis.
print) yang telah dibawanya sejak masa Perumusan tujuan belajar lebih banyak
konsepsi masa bertemunya ovum dan terkait dengan teknik mengajar dari sudut
spermatozoa. Pada pertumbuhan yang pandang behavioristik dan kognitif. Ada tiga
normal, bayi berusia I tahun, berdiri dan alasan pokok mengapa tujuan belajar
berjalan dengan sendirinya; sebaliknya kita dinyatakan yaitu: 1) guru menyatakan tujuan
tidak dapat memaksakan bayi baru lahir belajar bila ingin siswanya berhasil 2)
untuk berdiri dan berjalan. Kecenderungan memotivasi dan membantu siswa agar dapat
tertarik dengan lawan jenis pada usia sekitar lebih efektif dalam belajar, dan 3) evaluasi
12 tahun, sejalan dengan cetak birunya bagaimana pencapaian tujuan yang baik dan
bahwa pada usia tersebut telah terjadi mengambil langkah untuk mengadakan pe-
perkembangan organ dan fungsi seksual. ngajaran remidial bagi yang membutuhkan.
Orangtua dapat memaksakan anaknya yang Tujuan perlu diberitahukan kepada
masih usia kanak-kanak untuk dikawinkan, siswa. Dalam hal ini R-Mager menyatakan
namun mereka tidak akan melaksanakan bahwa sekali seorang guru mengambil kepu-
tugas-tugas sebagaimana layaknya suami- tusan untuk mengajarkan sesuatu, pertama-
192 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015

tama ia harus memutuskan tujuan yang diterima sebagai anggota masyarakat, kelas,
hendak dicapai. Selanjutnya ia memilih pro- goncang harga dirinya, tidak akan dapat
sedur, isi, dan metode yang sesuai dengan belajar dengan baik.
tujuan tersebut. Oleh karena siswa harus Tensing dan Hillary rela menderita
berpartisipasi aktif dan merasa turut memi- susah payah untuk mencapai puncak Mount
liki mata ajaran tersebut, maka ia harus di- Everest. Tukang becak mendayung becak
beritahu. Ada tiga hal yang harus dilakukan, dengan panas terik atau hujan lebat
(1) uraikan apa yang anda inginkan dari membawa muatannya melalui jalan yang
siswa, apa yang dapat mereka perbuat bila mendaki. Pelajar mengurung diri dalam
menyelesaikan satu pokok bahasan, (2) kamar untuk mempersiapkan dirinya
berikan motivasi dan petunjuk pada siswa, menghadapi ujian. Di balik setiap perbuatan
informasi dan keterampilan apa yang harus memiliki. motivasi yang mendorong indi-
mereka miliki, dan (3) biarkan siswa vidu melakukan perbuatan.
menentukan apa yang harus mereka selidiki Juga untuk belajar diperlukan moti-
mengenai informasi dan keterampilan yang vasi. Motivation is an essential condition of
diperlukan. Dengan prosedur yang baik ini learning. Hasil belajarpun banyak ditentu-
guru harus memiliki gagasan nyata dalam kan oleh motivasi. Makin tepat motivasi
memulai suatu ajaran tentang apa yang yang diberikan, makin berhasil pelajar da-
siswa dapat perbuat. lam belajamya. Motivasi menentukan pe-
Gredler (1986) membagi lima kategori ningkatan usaha pembelajaran. Motivasi
pokok dari kapabilitas yang harus dipelajari melepaskan tenaga yang ada pada sese-
manusia. Kapabilitas itu terdiri atas, (1) orang. Setiap motivasi bertalian erat dengan
keterampilan intelektual, (2) strategi kog- suatu tujuan. Misalnya Tensing dan Hillary
nitif, (3) informasi verbal, (4) keterampilan mungkin ingin membuktikan kesanggupan
motor, dan (5) sikap. manusia untuk menaklukkan puncak tinggi
Menurut seorang ahli ilmu jiwa, dalam itu. Tukang becak menahan panas dan hujan
motivasi memiliki tingkatan-tingkatan dari untuk mencari nafkah bagi anak dan.
bawah sampai ke atas (hirarkhi) diantaranya istrinya.
yaitu: (1) Motivasi primer terdiri atas: (a) Motivasi mempunyai tiga fungsi di
Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, antaranya ialah: (1) Mendorong manusia
kebutuhan akan istirahat, dan sebagainya. untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
(b) Kebutuhan akan keamanan, yakni motor yang melepaskan energi; (2) Me-
terlindung, bebas dari takut dan kecemasan. nentukan arah perbuatan, yakni ke arah tu-
(2) Motivasi sekunder terdiri dari: (a) juan yang hendak dicapai; (3) Menyeleksi
Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa perbuatan, yakni menentukan perbuatan-per-
diterima dan dihargai dalam suatu kelompok buatan apa yang harus dijalankan yang
(keluarga, sekolah, teman sebaya); dan (b) serasi guna mencapai tujuan itu dengan me-
Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, nyampingkan perbuatan-perbuatan yang tak
yakni mengem-bangkan bakat dengan usaha bermanfaat bagi tujuan itu. Seorang yang
mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, betul-betul bertekat menang dalam pertan-
social, pem-bentukan pribadi. Suatu hal dingan, tak akan menghabiskan waktunya
yang paling penting adalah bahwa motivasi betmain kartu, sebab tidak sesuai dengan
setiap tingkat, yang atas hanya dapat tujuan.
dibangkitkan, apabila telah dipenuhi tingkat Dalam bahasa sehari-hari motivasi
motivasi yang dibawahnya. Bila kita ingin dinyatakan dengan: hasrat keinginan, cita-
anak belajar dengan baik (tingkat 5). Maka cita, kehausan, kesedihan dan sebagainya.
harus terpenuhi tingkat (1) s/d (4). Anak Dalam hal pertama ia didorong oleh
lapar, merasa tak aman, tidak dikasihi, tidak motivasi intrinsik, misalnya, seseorang bela-
Agung Wiyoto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Bahasa Jawa... 193

jar karena didorong ingin tahu, ia, mencapai naik kelas saja. Angka itu harus benar-benar
tujuan yang terkandung di dalam perbuatan menggambarkan hasil belajar anak. Namun
belajar itu, dalam belajar telah terkandung belajar semata-mata untuk mencapai nilai ti-
tujuan menambah pengetahuan. Demikian dak akan memeberi hasil belajar yang sejati.
pula orang bermain. badminton untuk memi- Hadiah, tidak selalu merupakan
natinya, maka hal ini didorong oleh motivasi motivasi. Hadiah untuk suatu gambar yang
intrinsik. terbaik, tidak menarik bagi mereka yang tak
Bila seseorang belajar supaya menda- mempunyai bakat menggambar. Tak banyak
pat angka yang baik, naik kelas, mendapat orang menjadi walikota, walaupun jabatan
ijazah, untuk mencari penghargaan berupa itu terbuka bagi semua orang. Kalau hadiah
angka, hadiah, dan sebagian ia didorong itu rasanya tak tercapai, maka tak akan
oleh motivasi ekstrinsik oleh sebab itu membangkitkan motivasi, bila setiap orang
tujuan-tujuan itu terletak di luar pengeta- mempunyai harapan untuk memperolehnya.
huan itu, yakni tidak terkandung di dalam Bagi pelajaran, hadiah juga dapat merusak,
perbuatan itu sendiri. Tujuan itu bukan suatu bila hadiah itu menyimpangkan pikiran anak
perbuatan yang wajar dalam kegiatan yang dari tujuan belajar yang sebenarnya.
didorong motivasi intrinsik, bila mereka Saingan sehat, sering digunakan seba-
belajar agar lebih sanggup mengatasi kesu- gai alat untuk mencapai prestasi yang lebih
litan-kesulitan hidup, agar memperoleh pe- tinggi di lapangan industri, perdagangan,
ngertian, penge-tahuan, sikap baik, pengua- dan juga di sekolah. Persaingan sering mem-
saan kecakapan, hasil-hasil itu, sendiri telah pertinggi hasil belajar. Baik persaingan indi-
merupakan hadiah. vidual maupun persaingan antar kelompok.
Ganjaran bagi sesuatu yang dilakukan Tapi perlu diingat bahwa sikap anak ber-
dengan baik ialah telah melakukan, jadi beda-beda terhadap persaingan.
motivasi di sini tidak perlu, akan tetapi di Ada yang ingin mempertingi harga di-
sekolah sering digunakan motivasi ekstrin- ri bila menang dalam persaingan. Ada yang
sik seperti angka-angka, pujian, ijazah, ke- tak suka tak berani bersaing. Ada yang acuh
naikan tingkat, celaan, hukuman, dan seba- tak acuh. Karena tak ada harapan menang.
gainya. Motivasi ekstrinsik dipakai oleh se- Persaingan dapat merusak.
bab pelajaran-pelajaran sering tidak dengan Yang tampil hanya anak-anak yang
sendirinya menarik dan guru sering kurang baik saja dengan merendahkan harga diri
mampu untuk membangkitkan minat anak. anak-anak yang lain. Dalam persaingan seti-
Membangkitkan motivasi tidak mudah. ap peserta diancam oleh rasa takut akan ke-
Untuk itu. guru harus mengenal murid- gagalan. Persaingan merusak suasana sosial.
muridnya, dan mempunyai kesanggupan Dalam dunia sekarang hendaknya di-
kreatif untuk mengbubungkan pelajaran de- utamakan kerjasama dan bukan persaingan.
ngan kebutuhan dan minat anak. Sekarang ini tidak berlaku lagi semboyan
Guru dapat menggunakan bermacam- bahwa, hanya yang kuat akan hidup, melain-
macam motivasi agar murid-murid giat kan slogan kita sekarang adalah, kita harus
belajar. Tak semua motivasi itu sama bekerjasama Nasib dunia ini tergantung
baiknya, malahan ada pula yang dapat kepada kesanggupan umat manusia untuk
merusak. bekerjasama, oleh sebab manusia telah
Memberi angka (hadiah), banyak mu- mempunyai alat untuk menghancurkan
rid belajar untuk mencapai nilai baik dan dunia.
untuk itu berusaha dengan segenap tena- Hasrat untuk belajar, tanpa suatu ha-
ganya untuk meraih nilai yang baik. Nilai itu srat atau maksud akan mengalami kesulitan
bagi mereka merupakan motivasi yang kuat. mempelajari hal-hal tertentu. Kita mengi-
Akan tetapi ada pula yang bekerja untuk ngat nama-nama, warna-warna, situasi-
194 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015

situasi tertentu tanpa suatu maksud yang di- naikan tugas, mempertinggi kegiatan bela-
sengaja untuk menghafalnya, atau belajar jar. Kerjasama dilakukan dalam metode pro-
secara kebetulan. Akan tetapi hasil belajar yek, akan tetapi dalam mata pelajaran biasa,
akan lebih baik, apabila ada hasrat atau ada juga dapat dicari pokok yang dapat
tekat untuk mempelajari sesuatu. Tentunya memupuk hubungan sosial yang sehat.
kuatnya tekat tergantung pada macam- Tugas yang menantang (challenging),
macam faktor, antara lain nilai tujuan memberi kesempatan kepada anak-anak
pelajaran itu bagi anak. memperoleh sukses dalam pelajaran tidak
Ego involvement, seorang merasa ego berarti bahwa mereka harus diberi pekerjaan
involvement atau keterlibatan diri bila ia yang mudah saja. Tugas yang sulit yang me-
merasa pentingnya suatu tugas, dan mene- ngandung tantangan bagi kesanggupan anak,
rimanya sebagai suatu tantangan dengan akan merangsang untuk mengeluarkan sege-
mempertaruhkan harga diri. Kegagalan akan nap tenaga. Tentu saja tugas itu selalu dalam
berarti berkurangnya harga diri. Itu batas kesanggupan anak. Menghadapkan
sebabnya ia akan berusaha dengan segenap anak-anak dengan problem-problem meru-
tenaganya untuk mencapai hasil baik demi pakan motivasi yang baik.
menjaga dirinya, Ego involvement artinya Pujian sebagai akibat pekerjaan yang
bahwa harga diri anak itu terlibat dalam diselesaikan dengan baik, hal ini merupakan
tugas. Bahayanya ialah akan mengakibatkan motivasi yang baik. Pujian yang tak
kegagalan pada diri anak. Harga dirinya beralasan dan tak karuan serta terlampau
rusak dan timbul rasa berdosa. Tidak dalam sering diberikan hingga hilang artinya,
segala tugas terdapat ego involvement Dalam percobaan-percobaan ternyata bahwa
MisaInya, regu guru tidak akan merasa malu pujian lebih bermanfaat daripada hukuman
atau rendah, apabila kalah di dalam atau celaan. Guru hendaknya mencari sesu-
pertandingan sepak bola dengan siswa. atu hal yang ada pada diri setiap anak yang
Kekalahan itu tidak menyinggung harga diri. dapat dijadikan dasar Memberi atau pujian,
Sering memberi ulangan, murid-murid misalnya tulisannya, ketelitiannya, tingkah
lebih giat belajar, apabila tahu akan diada- lakunya, dan sebagainya. Pujian memupuk
kan ulangan atau test dalam waktu singkat. suasana dan mempertinggi harga diri anak.
Akan tetapi bila ulangan terlampau sering Teguran dan kecaman. digunakan
dilakukan misalnya setiap hari, maka penga- untuk memperbaiki anak yang membuat
ruh tidak berarti lagi. Agaknya ulangan se- kesalahan, malas dan berkelakuan tidak
kali dua minggu lebih merangsang murid- baik.
murid untuk belajar dengan giat daripada Sarkasme (sindiran) dan celaan, hanya
ulangan tiap hari. Tentu saja harus diberi- merusak anak. Hal ini sering dilakukan oleh
tahukan terlebih dahulu akan diadakannya guru yang tak layak disebut pendidikan yang
ulangan itu. Tes tiba-tiba (surprise test), menjadikan anak-anak menjadi frustasi.
dalam hal ini tidak memberikan motivasi Hukuman dapat diberikan dalam ben-
pada anak. tak hukuman badan, pengasingan, celaan,
Mengetahui hasil, melihat grafik ke- kecaman, sarkasme (sindiran), dan
majuan. melihat hasil baik Pekerjaan mem- sebagainya.
perbesar kegiatan belajar. Sukses memper- Standar atau taraf aspirasi (level of
tinggi usaha dan memperbesar pekerjaan da- aspiration), tingkat aspirasi ditentukan oleh
lam hal mana diharapkannya memperoleh tingkat sosial orang tua dalam masyarakat.
sukses. Karena itu bawalah anak dari sukses Taraf itu menentukan tingkat tujuan, yang
yang satu kepada sukses yang satu lagi. harus dicapai oleh anak. Ada kalanya,
Kerjasama, bersama-sama melakukan keadaan ini efektif tetapi kadang-kadang
tugas, atau bantu-membantu dalam menu- bisa merusak.
Agung Wiyoto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Bahasa Jawa... 195

Minat, pelajaran berjalan dengan kesan bahwa guru marah padanya, tetapi
lancar apabila ada minat, anak malas tidak hanya kecewa atas hasil pekerjaannya atau
belajar, gagal karena tidak adanya minat. perbuatannya, memotivasi anak berarti
Minat antara lain dapat dibangkitkan dengan mengatur kondisi-kondisi sehingga ia ingin
cara sebagai berikut: (a) Bangkitkan suatu melakukan apa yang dapat dikerjakan.
kebutuhan (kebutuhan untuk menghargai ke- Bila guru dalam proses belajar me-
indahan untuk mendapatkan penghargaan, ngajar tidak menggunakan variasi, maka
dan sebagainya); (b) Hubungan dengan pe- akan membosankan siswa, perhatian siswa
ngalaman yang lampau; (c) Beri kesempatan berkurang, mengantuk, dan akihatnya tujuan
untuk mendapat hasil yang baik, tidak ada belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru
yang lebih memberi hasil yang baik dari- memerlukan variasi dalam mengajar.
pada hasil yang baik, untuk itu bahan pela- Keterampilan mengadakan variasi
jaran disesuaikan dengan kesanggupan indi- dalam proses mengajar akan meliputi tiga
vidu; (d) Gunakan berbagai bentuk menga- aspek/yaitu variasi dalam gaya mengajar,
jar seperti diskusi, kerja kelompok mem- variasi menggunakan media, bahan penga-
baca, demontrasi, dan sebagainya. (e) Suasa- jaran dan variasi dalam internal antara guru
na yang menyenangkan anak harus merasa dan siswa. Apabila komponen-komponen
aman dan senang dalam kelas sebagai tersebut dikombinasikan dalam pengguna-
anggota yang dihormati dan dihargai. annya atau terintegrasi, maka akan mening-
Tujuan yang disukai dan disenangi katkan perhatian siswa. Membangkitkan
baik oleh murid, motivasi selalu mempunyai kemauan belajar, keterampilan yang bervari-
tujuan. Kalau tujuan itu berarti dan berharga asi ini misalnya ketrampilan dalam memberi
bagi anak, ia akan berusaha untuk menca- pertanyaan, dalam penguatan.
painya. Guru harus berusaha, agar anak jelas Adanya variasi dalam proses belajar
mempunyai tujuan setiap pelajaran.Tujuan mengajar dapat ditunjukkan dengan adanya
yang menarik bagi anak merupakan moti- perubahan dan gaya mengajar guru, adanya
vasi yang terbaik. perubahan interaksi antara guru-siswa,
Berupa petunjuk-petunjuk singkat: (a) siswa-guru dan siswa-siswa.
Usahakan agar tujuan pelajaran jelas dan Jadi pembelajaran multi metode dalam
menarik. Motif mempunyai tujuan. Makin penelitian ini sangatlah tepat dalam pening-
jelas tujuan makin kuat motivasi; (b) Guru katan keberhasilan belajar siswa. Diharap-
sendiri harus antusias terhadap pelajaran kan dengan pembelajaran multi metode sis-
yang diberikan; (c) Ciptakan suasana yang wa lebih bergairah dan berpartisipasi aktif
menyenangkan, senyuman yang meng- dalam proses belajar mengajar. Pembela-
gembirakan suasana; (d) Usahakan agar jaran multi metode merupakan kombinasi
anak-anak turut serta dalam pelajaran, biar pembelajaran kooperatif, pembelajaran lang-
anak-anak aktif; (e) Hubungkan pelajaran sung dan presentasi.
dengan kebutuhan anak; (f) Pujian dan Model pengajaran langsung merupa-
hadiah lebih berhasil dari hukuman dan kan suatu pendekatan mengajar yang dapat
celaan. Hasil baik dalam pekedaan membantu siswa mempelajari ketrampilan
merupakan hadiah bagi anak; (g) Pekerjaan dasar dan memperoleh informasi yang dapat
dan tugas harus sesuai dengan kematangan diajarkan selangkah demi selangkah. Kete-
dan kesanggupan anak; (h) Mengetahui hasil rampilan dasar itu adalah pengetahuan pro-
baik menggiatkan usaha murid; (i) Hasil sedural dan deklaratif (Arends, 1997).
buruk, apalagi bila terjadi berulang-ulang Model pengajaran langsung adalah model
mematahkan semangat; (j) Hargailah peker- pengajaran yang berpusat pada guru.
jaan murid. (k) Berilah kritik dengan Pengajaran ini memerlukan perencanaan dan
senyuman. Janganlah anak mendapatkan pelaksanaan yang cermat dipihak guru.
196 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015

Sistem pengelolaan pembelajaran yang murid langsung mengacungkan tangan


dilakukan oleh guru harus menjamin ter- untuk bertanya, sehingga keadaan kelas
jadinya keterlibatan siswa, terutama melalui menjadi hidup.
memperhatikan, mendengarkan, resitasi dan Penggunaan metode ceramah baik
tanya jawab. untuk: (1) Menimbulkan dan membina sikap
Teori yang paling banyak sumbangan- serta perbuatan siswa yang memenuhi atur-
nya pada model pembelajaran langsung an; (2) Menumbuhkan dan mengembangkan
adalah teori belajar sosial Bandura. Menurut sikap dan cara berfikir kritis, analitis dan lo-
Bandura sebagian besar manusia belajar gis; (3) Memupuk rasa hormat kepada pem-
melalui pengamatan selektif, kemudian bicara, siapa pun itu; (4) Membina kemam-
mengingat dan meniru tingkah laku orang puan untuk mengemukakan pendapat de-
lain. Artinya manusia dapat belajar melalui ngan bahasa yang baik dan benar.
modelling, yaitu dari contoh atau model.
Sedangkan pembelajaran kooperatif Metode Diskusi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut, (a) Siswa Metode diskusi adalah suatu penyajian
bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan bahan pelajaran dengan cara siswa mem-
materi pelajaran; (b) Kelompok dibentuk bahas, bertukar pendapat mengenai topik/
dari siswa yang memiliki kemampuan masalah tertentu, untuk memperoleh suatu
tinggi, sedangdan rendah; (c) Bilamana kesepakatan atau kesimpulan.
mungkin, anggota kelompok berasal dari Tujuan penggunaan metode diskusi
ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda- ialah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar
beda; (d) Penghargaan lebih berorientasi mengajar dengan cara membahas dan
kelompok. memecahkan masalah tertentu.
Menurut teori konstruktivisme menga- Penggunaan metode diskusi baik
takan bahwa ciri-ciri pembelajaran koopera- untuk: (1) Menimbulkan dan membina sikap
tif tersebut sangatlah cocok bagi siswa serta perbuatan siswa yang demokratis; (2)
dalam menemukan dan memahami pokok Menumbuhkan dan mengembangkan sikap
bahasan yang sulit jika mereka saling dan cara berfikir kritis, analitis dan logis; (3)
mendiskusikan masalah tersebut dengan Memupuk rasa kerjasama, sikap toleran dan
teman sebaya. Selain itu dengan meng- rasa sosial; (4) Membina kemampuan untuk
gunakan pembelajaran kooperatif dapat mengemukakan pendapat dengan bahasa
meningkatkan ketrampilan bertanya siswa yang baik dan benar.
dan meningkatkan hasil belajar siswa. Langkah-langkah penggunaan, (a)
Persiapan: menentukan topik yang akan
Metode Ceramah didiskusikan, merumuskan Tujuan Pembela-
Yang dimaksud dengan ceramah yaitu jaran Khusus (TPK), bila kelas terlalu besar
memberi tahu dan menerangkan kepada dibagi dalam kelompok-kelompok yang
pendengar tentang sesuatu masalah atau lebih kecil. (b) Merumuskan butir-butir
petunjuk secara global atau detail. Ceramah pengarahan, petunjuk dan tindakan-tindakan
bisanya diterapkan atau digunakan oleh para yang lain untuk kelancaran jalannya diskusi.
da’i atau mubaligh yang memberikan Pelaksanaan: menjelaskan Tujuan Pembela-
petuah-petuah kepada pendengar. jaran Khusus (TPK), mengkonsumsikan to-
Tujuan penggunaan metode ceramah pik diskusi, memberikan pengarahan dis-
ialah agar siswa lebih mengerti karena kusi, bila kelas besar dibagi dalam kelom-
dengan adanya ceramah maka siswa akan pok yang lebih kecil sesuai dengan kebu-
merasa jelas dengan penjabaran dari tuhan, masing-masing kelompok memilih
ceramah tersebut. Biasanya dengan ceramah pimpinan diskusi, sekretaris ataupun pela-
apabila murid kurang jelas maka diharapkan por, siswa berdiskusi dalam kelompoknya,
Agung Wiyoto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Bahasa Jawa... 197

guru berkeliling mendatangi tiap-tiap ke- pembelajaran bahasa jawa dengan menerap-
lompok untuk menjaga ketertiban atau kan multi metode dapat meningkatkan pres-
membantu kegiatan diskusi, misalnya me- tasi dan motivasi siswa kelas IX-D MTsN
ngarahkan diskusi, membantu menjawab Kampak; (2) Untuk mengetahui sikap siswa
pertanyaan dan sebagainya. (1) Kelompok- kelas IX-D MTsN Kampak terhadap pem-
kelompok diskusi melaporkan hasil yang belajaran bahasa jawa dengan menggunakan
telah didiskusikan. Hasil diskusi tersebut multi metode.
kemudian ditanggapi oleh kelompok lain,
bila perlu juga dapat membantu memberikan METODE PENELITIAN
jawaban. (2) Hasil diskusi antar kelompok Penelitian ini dilaksanakan di MTsN
kemudian dicatat, ditulis dalam laporan. (3) Kampak, Kabupaten Trenggalek pada siswa
Laporan hasil diskusi disampaikan kepada Kelas IX-D Semester I bidang studi Bahasa
guru, oleh pimpinan diskusi atau pelapor. Jawa pokok bahasan Berpidato tahun
2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak
Metode Demonstrasi 38 siswa. Sedangkan Peneliti disini adalah
Yang dimaksud dengan metode de- Guru bidang studi bahasa Jawa di MTSN
monstrasi adalah cara penyajian bahan pela- Kampak.
jaran dengan meragakan atau mempertun- Prosedur penelitian yang dilakukan
jukkan kepada siswa suatu proses, situasi terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.
baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering Untuk melihat apakah ada peningkatan
disertai dengan penjelasan lisan. Dengan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat
metode demonstrasi, proses penerimaan sis- hasil observasi dari hasil observasi awal
wa terhadap pelajaran akan lebih berkesan siswa dan guru, maka refleksi awal diper-
secara mendalam sehingga membentuk pe- lukan perubahan-perubahan untuk mening-
ngertian dengan baik dan sempurna. Juga katkan bertanya siswa di dalam kelas. De-
Siswa dapat mengamati dan memperhatikan ngan berpatokan pada refleksi awal tersebut
apa yang diperlihatkan selama pelajaran maka dilaksanakan penelitian ini dengan
berlangsung. prosedur: (1) Perencanaan (Planning); (2)
Metode ini sangat cocok digunakan Pelaksanaan (Action); (3) Observasi
untuk memberikan gambaran yang lebih je- (Observasing); (4) Refleksi (Reflection).
las tentang hal-hal yang berhubungan de- Dalam penelitian ini masalah yang
ngan proses mengatur sesuatu, proses mem- akan dibahas adalah rendahnya kemampuan
buat sesuatu, membandingkan komponen- bertanya siswa Kelas IX-D MTsN Kampak
komponen yang membentuk sesuatu, mem- Kabupaten Trenggalek adapun penyebab
bandingkan sesuatu cara dengan cara lain, timbulnya masalah tersebut adalah: (a)
dan untuk mengetahui atau melihat kebe- Siswa takut untuk bertanya/mengemukakan
naran sesuatu. Metode demonstrasi mem- pendapat; (b) Takut dimarahi, guru apabila
punyai kelebihan sebagai berikut: (1) Dapat pertanyaan yang diajukan tidak baik: (c)
membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan Siswa malu bertanya; (d) Siswa tidak
lebih konkrit, sehingga menghindari verbal- memahami konsep yang diajarkan; (e)
isme (pemahaman secara kata-kata atau Pertanyan guru tidak dimengerti siswa; (f)
kalimat); (2) Siswa lebih mudah memahami Malas karena tidak tertarik pada bidang
apa yang dipelajari: (3) Proses pengajaran studi Bahasa Jawa; (g) Merasa takut atau
lebih menarik. Siswa dirangsang untuk aktif malu ditertawakan oleh teman-temannya
mengamati. bila pertanyaan yang diajukan salah/jelek;
Adapun tujuan-tujuannya adalah seba- (h) Siswa beranggapan bahwa terlalu
gai berikut, (1) Untuk mengetahui apakah banyak bertanya itu tidak sopan.
198 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015

Untuk menunjang pemecahan masalah di papan tulis, menjelaskan langkah-langkah


dalam penelitian ini diperlukan alat bantu pembelajaran, mengelompokkan siswa yang
sebagai berikut: (1) Membuat Rencana sesuai dengan petunjuk pelaksanaan multi
Pembelajaran dengan menggunakan pembe- metode, melaksanakan diskusi kelompok,
lajaran Multi metode; (2) Membuat lembar melaksanakan diskusi kelas, membantu me-
observasi untuk mengetahui kondisi belajar lancarkan diskusi/ membantu siswa dalam
mengajar di kelas. Lembar observasi yang kesulitan, melatih meminta siswa membuat
digunakan adalah observasi terstruktur dan pertanyaan, melontarkan pertanyaan satu ke-
supervisi. Lembar observasi terstruktur lompok ke kelompok yang lain, bersama
digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa membuat rangkuman materi yang
siswa dan aktivitas guru selama proses didiskusikan, melaksanakan penilaian pro-
pembelajaran. Butir-butir observasi super- ses, memberikan tugas pada akhir pelajaran.
visi dan terstruktur terlebih dahulu didis- (2) Langkah-langkah yang dilakukan siswa:
kusikan oleh tim action research. (3) Mem- berdiskusi dalam kelompoknya, diskusi ke-
buat alat bantu mengajar yang diperlukan las, membuat pertanyaan, mengajukan perta-
dalam rangka optimalisasi kreativitas siswa, nyaan, menjawab pertanyaan, memberikan
yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) tanggapan, minta bantuan guru bila menga-
dan juga alat peraga; (4) Lembaran Angket lami kesulitan, presentasi hasil diskusi,
siswa, menitik beratkan bagaimana tang- bersama guru mengambil kesimpulan apa
gapan siswa terhadap model pembelajaran yang didiskusikan dan mengerjakan peni-
yang dilakukan guru; (5) Membuat alat eva- laian proses.
luasi untuk peningkatan kualitas hasil bela- Untuk mendapatkan data hasil pene-
jar, tes dilaksanakan tiap akhir siklus; (6) litian maka digunakan beberapa instrumen
Dokumentasi digunakan sebagai data akti- antara lain: (a) lembar rencana pembelajaran
vitas belajar di kelas. Kegiatan pemotretan terhadap kegiatan belajar mengajar; (b)
ini untuk mengetahui situasi dan kondisi lembar analisis hasil penilaian dalam kegi-
guru maupun siswa ketika melaksanakan atan belajar mengajar; (c) Lembar soal atau
penelitian. kisi-kisi ulangan.
Untuk mengetahui lebih jelas tindakan
yang akan dilaksanakan, berikut disampai- HASIL DAN PEMBAHASAN
kan deskripsi, skenario dan prosedur tinda- Siklus Pertama
kan yang digunakan dalam penelitian ini. (a) Refleksi Awal
Deskripsi dan tindakan penelitian ini seba- Peneliti bersama mitra guru meng-
gai berikut: Jumlah siswa Kelas IX-D seban- identifikasi permasalahan yang ada di kelas
yak 38 siswa dibagi ke dalam 10 kelompok IX-D MTsN Kampak, Kabupaten Treng-
dengan kemampuan siswa yang heterogen galek yaitu tentang rendahnya prestasi
dilihat dari jenis kelamin maupun kemam- belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
puan siswa, tiap kelompok masing-masing Jawa.
terdiri dari 3-4 siswa. Setiap kelompok me- Planning (Perencanaan)
miliki hak yang sama yaitu untuk menga- Persiapan yang perlu dilakukan sebe-
jukan pertanyaan maupun menanggapi per- lum pelakasanaan tindakan ini adalah: (a)
tanyaan. Bagi kelompok yang aktif, maka Menyusun rencana pembelajaran dengan
guru memberikan beberapa penghargaan. menggunakan multi metode; (b) Menyusun
(b) Skenario dari tindakan yang akan dilak- petunjuk kegiatan siswa; (c) Melaksanakan
sanakan adalah sebagai berikut: (1) Lang- kegiatan penelitian; (d) Penilaian hasil
kah-langkah yang dilakukan guru: Melak- kegiatan penelitian.
sanakan appresepsi/ persepsi, memberikan Action (Pelaksanaan)
motivasi, menuliskan tujuan pembelajaran
Agung Wiyoto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Bahasa Jawa... 199

Dalam kegiatan proses pembelajaran Nilai Ketuntasan


No Nama Siswa Tidak
ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan Akhir Tuntas
Tuntas
dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) 36 Yanuar Wicaksono 62.5 - TT
Kegiatan awal, motivasi guru tentang pen- 37 Wahyu Dewi Safitri 62.5 - TT
38 Muhammad Danang 81.25 T -
tingnya berpidato; (b) Kegiatan inti, siswa Jumlah 2843.75 23 15
berpidato sesuai dengan naskah yang disiap- Rata-rata 74.84 60.53 39.47
kan; (c) Kegiatan penutup, siswa bersama
guru membuat kesimpulan terhadap hasil Refleksi
pembelajaran. Dari hasil observasi ditemukan kele-
Observasi (Pengamatan) mahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru
Hasil observasi dapat dilihat dari hasil kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik
analisa data penilaian kinerja siswa rata-rata bertanya yang disampaikan oleh guru masih
siswa pada siklus I masih rendah, masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa
belum mencapai ketuntasan minimum yaitu untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya
sebesar 75. Ketuntasan siswa juga masih be- memprediksi, mengobservasi maupun men-
lum memenuhi ketuntasan klasikal sebesar jelaskan suatu fenomena masih sangat ren-
85%. Kemampuan siswa untuk berpidato dah; (c) Dalam forum diskusi masih sedikit
sesuai dengan aturan yang ditetapkan belum siswa yang terlibat aktif. Dari hasil temuan
maksimal. Masih banyak siswa yang masih di atas akan dipergunakan sebagai acuan
grogi ketika berpidato di dalam kelas. untuk melakukan perbaikan pada siklus
Tabel 1 Hasil Nilai Siswa pada Siklus I
berikutnya.
Nilai Ketuntasan
No Nama Siswa
Akhir Tidak Siklus Kedua
Tuntas
Tuntas Planning (Perencanaan)
1 Ahmad Zainur R. 87.5 T -
2 Andik Ridama 87.5 T - Pada siklus kedua ini perencanaannya
3 Arif Bayu Yudianto 87.5 T - secara garis besar sama dengan siklus per-
4 Bintan Maharani T. 75 T -
5 Chiciani Diah P. 81.25 T - tama, yang beda adalah pada materi ke-
6 Devi Novita I. 68.75 - TT giatannya. Selain itu berdasarkan pada
7 Diki Kuswanto 87.5 T -
8 Dita Luky S. 81.25 T -
temuan siklus I, maka langkah perencana-
9 Elvi Syahrina F. 87.5 T - annya perlu ditambahkan yang meliputi: (a)
10 Febyla Syntya Dewi 87.5 T - Memperbaiki teknik bertanya pada guru; (b)
11 Fajar Budi Cahyono 93.75 T -
12 Hassanain Fada M. 50 - TT Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi
13 Hendra Tri Adi S. 68.75 - TT siswa agar lebih aktif dalam kegiatan
14 Heru Susilo 62.5 - TT
15 Lakum Dinukum 81.25 T -
diskusi.
16 Miftakhul Afidah 62.5 - TT Action (Pelaksanaan)
17 Mohamad Ishak 68.75 - TT
18 Mokh. Khoirul D. 93.75 T -
Pada siklus kedua pelaksanaan tindak-
19 Muh. Andri H. 75 T - annya secara garis besar sama dengan siklus
20 Nur Yalis 62.5 - TT pertama dengan adanya perbaikan yang di-
21 Prisnadya Cori S. P. 75 T -
22 Puji Hariyanto 62.5 - TT perlukan untuk memperbaiki prestasi belajar
23 Putra Irawan 75 T - siswa
24 Ricky Yannur R. 62.5 - TT
25 Rizal Hidayat 93.75 T -
Sedangkan langkah-langkah proses
26 Rizki Fauziah 75 T - kegiatan pembelajaran pada siklus II adalah
27 Sandi Tejamukti 81.25 T - sebagai berikut: (a) Kegiatan awal, motivasi
28 Santri Eka W. 62.5 - TT
29 Shiba M. A. 68.75 - TT guru tentang pentingnya berpidato; (b)
30 Sigit Haryanto 75 T - Kegiatan inti, siswa berpidato sesuai dengan
31 Singgih A. 75 T -
32 Suryadi 75 T - naskah yang disiapkan; (c) Kegiatan penu-
33 Tri Prasetiyo 75 T - tup, siswa bersama guru membuat kesim-
34 Wahyu Depiono 62.5 - TT
35 Wulan Nur Rohmah 68.75 - TT
pulan terhadap hasil pembelajaran
200 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015

Observasi (Pengamatan) peneliti; (c) Siswa lebih memahami materi


Hasil Observasi selama proses pembe- yang disampaikan,terlihat dari kemampuan
lajaran pada siklus II terilustrasikan pada siswa untuk menyelesaikan soal-soal materi
Tabel 2. Hasil nilai pada siklus II terlihat pembelajaran berpidato.
ada peningkatan prestasi belajar siswa. Interprestasi terhadap data, penulis
Kekurangan-kekurangan yang ada pada sajikan pada dua hal, yakni hasil belajar
siklus I sudah menampakkan adanya siswa dan pelaksanaan kegiatan belajar
perbaikan pada siklus II di atas. mengajar Guru. Tindak lanjut terhadap hasil
interprestasi ini berupa perencanaan
Tabel 2 Hasil Nilai Siswa Pada Siklus II tindakan pada tiap siklus, penulis sertakan
Ketuntasan
No Nama Siswa
Nilai
Tidak
atas dasar evaluasi untuk perbaikan
Akhir Tuntas
Tuntas kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan
1 Ahmad Zainur R. 87.5 T -
2 Andik Ridama 100 T -
kegiatan.
3 Arif Bayu Yudianto 87.5 T - Hasil pengamatan kolaborator Akti-
4 Bintan Maharani T. 75 T - vitas guru dan siswa mengalami pening-
5 Chiciani Diah P. 81.25 T -
6 Devi Novita I. 68.75 - TT katan pada setiap siklusnya. Aktivitas guru
7 Diki Kuswanto 87.5 T - pada siklus I sebesar 71,43% dan pada
8 Dita Luky S. 93.75 T -
9 Elvi Syahrina F. 87.5 T - siklus II naik menjadi 82,86%. Demikian
10 Febyla Syntya Dewi 87.5 T - juga dengan aktivitas belajar siswa yang
11 Fajar Budi Cahyono 93.75 T -
12 Hassanain Fada M. 50 - TT
pada siklus I prosentasenya sebesar 61,43%
13 Hendra Tri Adi S. 81.25 T - dan pada siklus II sebesar 85,71%.
14 Heru Susilo 87.5 T - Pada hasil nilai sebelum siklus
15 Lakum Dinukum 93.75 T -
16 Miftakhul Afidah 87.5 T - diperoleh nilai rata-rata: 69,74; siklus
17 Mohamad Ishak 100 T - pertama: 74,84 dan siklus kedua: 87,17
18 Mokh. Khoirul D. 93.75 T -
19 Muh. Andri H. 93.75 T -
untuk dapat lebih jelasnya penulis telah
20 Nur Yalis 68.75 - TT sajikan perbandingan perolehan atau
21 Prisnadya Cori S. P. 93.75 T - peningkatan nilai pada grafik di bawah:
22 Puji Hariyanto 75 T -
23 Putra Irawan 93.75 T -
24 Ricky Yannur R. 68.75 - TT
25 Rizal Hidayat 100 T -
RATA- RATA- RATA-
26 Rizki Fauziah 75 T - RATA; RATA; RATA;
27 Sandi Tejamukti 87.5 T - SEB SIKLUS SIKLUS
28 Santri Eka W. 87.5 T - SIKLUS; I; 74,84 II; 87,17
29 Shiba M. A. 93.75 T - KETUNT
30 Sigit Haryanto 87.5 T - 69,74 KETUNT
ASAN;
31 Singgih A. 100 T - ASAN;
32 Suryadi 100 T - KETUNT SIKLUS
SIKLUS
33 Tri Prasetiyo 100 T - ASAN; II; 89,47
34 Wahyu Depiono 81.25 T - I; 60,53
35 Wulan Nur Rohmah 100 T -
SEB RATA-RATA
36 Yanuar Wicaksono 87.5 T - SIKLUS;
37 Wahyu Dewi Safitri 75 T - 39,47
38 Muhammad Danang 100 T - KETUNTASA
Jumlah 3312.5 34 4 N
Rata-rata 87.17 89.47 10.53

Refleksi
Dari hasil observasi pada siklus II
dalam penelitian tindakan ini dapat direflek-
sikan sebagai berikut. (a) Semua tindakan
yang direncanakan dapat terlaksana dengan
baik; (b) Kekurangan yang terjadi pada
proses pembelajaran dapat diatasi oleh guru Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Pada Tiap
Siklus
Agung Wiyoto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Bahasa Jawa... 201

PENUTUP Saran
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan
Prestasi belajar serta motivasi belajar yang telah dipaparkan dapat dikemukakan
siswa mengalami peningkatan yang cukup saran-saran, hendaknya guru dalam menga-
signifikan pada setiap siklusnya. Hal ini jar menggunakan metode atau model belajar
dapat diketahui dari perolehan nilai siswa yang dapat mempermudah anak didiknya
pada sebelum siklus diperoleh nilai rata-ra- dalam memahami pokok bahasan dan sesuai
ta: 69,74; siklus pertama: 74,84 dan siklus dengan pelajaran. Memaksimalkan persiap-
kedua: 87,17. Ketuntasan belajarnya pun ju- an perangkat pembelajaran, khususnya LKS
ga mengalami peningkatan. Hal ini berarti yang melibatkan kegiatan Multi metode.
bahwa pembelajaran bahasa jawa dengan Memperdalam pengetahuan yang berkaitan
menggunakan multi metode dapat mening- dengan model pembelajaran Multi metode.
katkan motivasi serta prestasi belajar siswa. Meningkatkan kualitas kolaborasi antar ang-
Sikap siswa terhadap pembelajaran gota sehingga masukan atau input dari para
Bahasa jawa dengan menggunakan multi kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja.
metode sangat positif. Siswa merasa senang Dalam proses belajar mengajar guru perlu
dengan adanya metode yang bervariasi memberikan dorongan atau motivasi kepada
sehingga siswa tidak cepat merasa bosan siswa agar lebih giat dan senang terhadap
ketika pembelajaran di dalam kelas. Dari bidang studi yang diajarkannya.
hasil angket diperoleh prosentase sikap
siswa terhadap pembelajaran bahasa jawa
dengan multi metode sebesar 1,84% .

DAFTAR RUJUKAN
Arends. 1997. Classroom Instructional and Pedomo, Hadinoto, dkk. 1991. Kesulitan
Management. New York: McGraw Belajar Dan Gangguan Bicara. Sema-
Hill Comapanies. rang: Penerbit Universitas Diponegoro.
Gredler, Margareth, E., Bell. 1986. Belajar Pehardjono. 1995. Pedoman Penyusunan
dan Membelajarkan. Terjemahan oleh Karya Tulis Ilmiah Di Bidang
munandir. 1991. Jakarta: CV. Pendidikan Dan Angka Kredit
Rajawali. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
Moh. Rofa'i, MP. 1982. Administrasi Dan Depdikbud.
Supervisi Pendidikan. Bandung: Simon. 1987. Artificial intelligence. In R.J.
Jammars. Corsini (Ed.), Concises encyclopedia
of psychology. Second edition. New
Ngalim Purwanto. 1997. Psikologi Pendi-
York, NY: Wiley
dikan, Bandung: PT. Remaja Rosda-
karya. Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendi-
dikan. Jakarta: Rajawali.
Muhimat, M. 1994. PPKn Dan Kepen-
dudukan. Bandung: Geneca Exact WJS. Poerwadarminto. 1985. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN
Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai