Anda di halaman 1dari 11

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA


13 - 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

PENGGUNAAN BAHAN ALAM ZEOLIT, PASIR SILIKA, DAN ARANG AKTIF


DENGAN KOMBINASI TEKNIK SHOWER DALAM FILTERISASI FE, MN, DAN
MG PADA AIR TANAH DI UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Alwin Mugiyantoro1*
Istifari Husna Rekinagara2
Corintia Dian Primaristi3
Joko Soesilo4
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jalan SWK 104, Condongcatur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55283
*corresponding author: allwinmugiyantoro@gmail.com

ABSTRAK
Air sumur bor dengan kedalaman 175 meter yang ada di UPN “Veteran” Yogyakarta mengandung
unsur Fe, Mn, dan Mg sehingga air memiliki bau dan rasa yang tidak baik. Kandungan Fe, Mn, dan
Mg ini menyebabkan korosi pipa, pencemaran saluran air, dan ketidaknyamanan saat dimanfaatkan.
Bau dan rasa pada air disebabkan oleh bakteri besi yang mengalami degradasi. Sample air dari tiga
sumur diambil dan diuji di laboratorium untuk mendapatkan kadar Fe, Mn, dan Mg. Metode yang kita
lakukan adalah uji laboratorium dan melakukan eksperimen dengan membuat prototype alat filter
dengan dua teknik. Teknik pertama yaitu mengombinasikan penggunaan mineral zeolit, pasir, dan
arang dengan shower yang memiliki variasi diameter pada lubangnya. Teknik kedua yaitu hanya
dengan menggunakan mineral zeolit, pasir, dan arang dengan susunan tertentu. Dari dua teknik
penyaringan tersebut akan didapatkan teknik mana yang lebih efisien untuk menghilangkan
kandungan Fe, Mn, dan Mg dalam air sumur UPN “Veteran” Yogyakarta. Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa alat filter dengan kombinasi shower lebih efisien dalam mengurangi kadar Fe,
Mn, dan Mg.
Kata kunci : geohidrologi, geokimia, alat filter.

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Air tanah menjadi salah satu sumber untuk memenuhi kebutuhan air di
lingkungan kampus I UPN “Veteran" Yogyakarta. Secara umum kebutuhan air di
lingkungan kampus 1 UPN “Veteran”Yogyakarta digunakan untuk kegiatan MCK,
ibadah, dan mendukung kegiatan perkuliahan. Terdapat tiga sumur bor di kampus I
UPN “Veteran”Yogyakarta yang terdapat di dekat gedung Teknik geologi, Teknik
geofisika, dan gedung Auditorium. Air dari ketiga sumur bor ini dan dialirkan ke tiap
gedung di kampus I UPN “Veteran”Yogyakarta. Namun air tanah yang dihasilkan dari
tiga sumur bor ini berwarna kuning keruh dan memiliki bau besi yang menyengat.
Diperkirakan air tersebut mengandung unsur besi, mangan, dan magnesium yang
membuat air dari tiga sumur bor ini kurang baik untuk dimanfaatkan.
Kandungan besi, mangan, dan magnesium dalam air tanah sudah menjadi
masalah yang serius sejak lama. Setelah diteliti di Laboratorium Balai Pengujian,
Informasi Permukiman dan Bangunan dan Pengembangan Jasa Konstruksi (Balai
PIPBPJK) ternyata benar bahwa air tanah di kampus 1 UPN “Veteran”Yogyakarta
memiliki kandungan besi, mangan, dan magnesium yang tinggi sehingga
menyebabkan warna kuning keruh, bau besi yang menyengat, dan meninggalkan
bercak kuning pada bak dan dinding. Disamping itu juga dapat mengganggu kesehatan
jika dikonsumsi secara berlebihan. Menurut Permenkes No. 492 tahun 2010 kadar Fe
maksimum dalam air adalah 0,3 mg/L. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

1127
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
13 - 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/VII/2002 menetapkan kadar Fe di dalam air


minum yang diperbolehkan maksimum 0,3 mg/L dan kadar Mn maksimum yang
diperbolehkan 0,1 mg/L, sedangkan untuk kadar Mg maksimum belum ditetapkan.
1.2 Tujuan
1. Menganalisis penurunan kadar besi (Fe), Mangan (Mn), dan Magnesium (Mg) serta
mengamati perubahan warna, bau, dengan metode filter menggunakan zeolit, pasir
silika, dan arang aktif dengan kombinasi teknik shower.
2. Menganalisis tingkat efisiensi alat filter menggunakan zeolit, pasir silika, dan arang
aktif dengan kombinasi teknik shower
1.3 Dasar Teori
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah
permukaan tanah. Air tanah memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam
menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air. Air tanah adalah air yang
berada di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh dimana tekanan hidrostatiknya
sama atau lebih dari tekanan atmosfer. Air tanah terbagi atas air tanah dangkal dan air
tanah dalam. Air tanah dangkal apabila terdapat pada kedalaman 1-5 m. Air tanah
dangkal dimanfaatkan sebagai sumur air minum dan biasanya tergantung pada musim.
Air tanah dalam terdapat pada kedalam 100-300 m.
Alam Indonesia kaya akan nimeral, sehingga tidak jarang air tanah di
indonesia sering mengandung besi, mangan, magnesium dan unsur logam lain dengan
kadar yang cukup tinggi. Didalam air, unsur besi, mangan, dan magnesium selalu ada
bersama-sama. Unsur-unsur logam tersebut adalah esensial bagi manusia namun juga
racun jika jumlahnya terlalu banyak. Menurut Parulian (2009) air tanah merupakan
sebagian air hujan yang mencapai ke permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan
tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan
akan melewati beberapa lapisan tanah dan batuan yang akan menyebabkan terjadinya
kesadahan pada air. Kedadahan pada air ini akan menyebabkan air mengandung zat-
zat mineral dalam konsentrasi tinggi seperti kalsium, maginesium, besi, mangan dan
logam berat lain.
1.3.1 Kandungan Besi (Fe)
Besi termasuk dalam unsur logam golongan VII dalam tabel periodik,
memiliki berat atom 55,85, berat jenis 7,86, dan memiliki titik lebur 24500C.
Unsur besi (Fe) dalam air memiliki sifat :
1. Terlarut sebagai Fe2+ (ferro) atau Fe3+ (ferri)
2. Tersuspensi sebagai bitir koloidal (diameter < 1mm) atau lebih, contohnya
FeO, FeSO4, FeCO3, FeCL3.
3. Dapat tergabung dalam zat organis maupun zat anorganis
Menurut Wright (1984) kadar besi (Fe) biasanya ditemukan dalam air dalam
beberapa bentuk, seperti bentuk besi karbonat FeCO3 yang sering dijumpai
pada mata air dan sumur gali. Bentuk besi karbonat tidak menimbulkan warna
namun apabila mengalami kontak dengan udara untuk beberapa waktu, lama
kelamaan akan menjadi presipitat warna merah kecoklatan yang akan
menyebabkan warna karat dalam air.
Sebagai makhluk hidup manusia juga membutuhkan zat besi sebagai
nutrient tetapi untuk kadar yang berlebihan perlu dihindari. Menurut

1128
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
13 - 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

Permenkes No. 492 tahun 2010 kadar Fe maksimum dalam air adalah 0,3 mg/l.
Sedangkan menurut WHO untuk Eropa kadar besi maksimum dalam air
minum adalah 0,1 mg/l.Kandungan besi dalam konsentrasi yang tinggi dapat
meyebabkan korosi pada pipa, yang akan mengendap pada saluran pipa,
berkarat, dan mengotori pipa dan bak penampungan. Selain itu, kandungan
besi yang tinggi juga menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia berupa
iritasi pada mata dan kulit, rasa mual, kerusakan dinding usus, sirosis hati,
kerusakan pankreas dan bisa menyebabkan kematian dalam jangka panjang.
1.3.2 Kandungan Mangan (Mn)
Mangan merupakan unsur logam yang juga termasuk golongan VII
dalam tabel periodik unsur, dengan berat atom 54,93, titik lebur 12470C, dan
titik didihnya 20320 C (BPPT, 2004). Mangan adalah unsur reaktif yang
mudah bergabung dengan ion dalam air dan udara. Di alam mangan biasanya
ditemukan ditemukan dalam sejumlah mineral yang berbeda dengan sifat
fisiknya dan tidak pernah ditemukan sebagai logam bebas di alam. Contoh
mineral pembawa mangan adalah pyrolusit yang merupakan mineral bijih
utaman untuk magan. Kehadiran unsur mangan dalam air biasanya bersamaan
dengan unsur besi yang berasal dari tanah dan batuan yang dilewati ai tersebut.
Mangan dalam air dapat berbentuk mangan bikarbonat (Mn(HCO3)2), mangan
klorida (MnCl2) dan mangan sulfat (MnSO4)3 (Pacini, 2005). Dalam air
senyawa mangan yang sering dijumpai adalah senyawa mangan dengan
valensi 2, valensi 4, dan valensi 6.
Kandungan mangan dalam air dapat menimbulkan rasa, warna coklat
kehitaman, dan kekeruhan. Kandungan mangan dalam air untuk konsumsi
yang diizinkan adalah < 0,05 mg/L.
Mangan dalam konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan gangguan
kesehatan pada manusia terutama di saluran pernafasan dan di otak. Gejala
keracunan mangan meliputi halusinasi, mudah lupa, dan kerusakan saraf.
Mangan juga menyebabkan parkinson, emboli paru, bronkitis dan impoten.
1.3.4 Kandungan Magnesium (Mg)
Magnesium adalah salah satu unsur logam golongan IIA dalam tabel
periodik unsur dengan nomor atom 12. Magnesium memiliki berat atom
24.312, berat jenis 1,74 g/cm, dan titik lebur 6500C. Magnesium adalah salah
satu unsur paling melimpah yaitu 2% penyusun kerak bumi serta merupakan
unsur paling berlimpah ketiga yang terlarut dalam air laut. Di alam magnesium
banyak ditemukan pada mineral seperti dolomit dan magnetit. Manusia
membutuhkan magnesium sebagai nutrient. Setidaknya, manusia
membutuhkan 250-350 mg magnesium perhari. Meskipun di konsumsi dalam
jumlah banyak, magnesium tidak menimbulkan efek yang serius bagi sistem
tubuh.
1.3.5 Filtrasi
Filtrasi merupakan pemisahan antara padatan atau koloid dengan cairan.
Proses filtrasi pada air melalui pengaliran air pada media butiran. Filtrasi air
dapat menghilangkan bakteri, warna, kekeruhan, dan kandungan logam seperti
besi. Filtrasi air menggunakan media pasir silika, zeolit, dan arang aktif. Pada
proses penyaringan, partikel-partikel yang cukup besar akan tersaring pada

1129
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
13 - 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

media pasir,sedangkan media zeolit dan arang aktif berfungsi untuk menyaring
bakteri dan kandungan logam dalam air. Ruang antar butir berfungsi sebagai
tempat sedimentasi bahan-bahan pengotor dalam air.
1.3.6 Pasir Silika
Kandungan dalam pasir salah satunya adalah mineral kuarsa yang
megandung silika(SiO2) , oleh karena itu sering disebut pasir silika. Memiliki
kekerasan 7 skala Mohs, berat jenis 2,65, titik lebur17150C, bentuk kristal
hexagonal, konduktivitas panas 12-1000C. Pasir silika sangat efektif dalam
menyaring lumpur dan bahan pengotor air lainnya.
1.3.7 Zeolit
Zeolit adalah senyawa alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium,
kalium dan barium. Zeolit memiliki muatan negatif, yang menyebabkan zeolit
mampu mengikat kation. Zeolit juga sering disebut sebagai molecular mesh
karena zeolit memiliki pori-pori berukuran molekuler sehingga mampu
menyaring molekul dengan ukuran tertentu. Dalam proses filter air ini zeolit
bisa membunuh bakteri dan mengikat kandungan logam yang terkandung
dalam air.
1.3.8 Arang aktif
Fungsi arang pada proses penyaringan air ialah sebagai karbon aktif
dalam melakukan penyaringan air untuk menjernihkan air tersebut. Hal ini
dikarenakan dalam arang mengandung zat karbon aktif yang dapat bekerja
dengan cara penyerapan atau absorpsi. Artinya, ketika ada bahan atau benda
yang melalui karbon aktif tersebut, maka material yang terkandung di
dalamnya akan diserap. Dalam proses filter air, arang aktif menyaring bau,
menjernihkan dan menyaring logam yang terkandung dalam air.
Selain itu, beberapa fungsi lainnya dari arang dalam proses penyaringan air,
antara lain:
1. Menyerap klorin
2. Menciptakan rasa segar pada air
3. Menyerap garam, mineral dan senyawa anorganik
Karbon aktif bekerja dengan cara penyerapan atau absorpsi. Artinya,
pada saat ada bahan yang melalui karbon aktif tersebut, material yang
terkandung di dalamnya akan diserap. Maka tidak heran jika bahan ini mampu
mengambil beberapa kandungan tidak baik dari sebuah air tercemar. Bahkan
dapat menjernihkan air yang keruh sekaligus menghilangkan bau dari air
tersebut.
1.3.9 Teknik Shower
Teknik shower adalah teknik aerasi adalah pengolahan air dengan cara
mengontakannya dengan udara (Sutrisno, 2010). Aerasi digunakan untuk
mengolah air yang mempunyai kandungan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn)
terlalu tinggi. Dalam proses aerasi adalah oksigen yang ada di udara, akan
bereaksi dengan senyawa Ferus dan manganous terlarut merubah menjadi
ferric (Fe) dan manganic oxide hydrates yang tidak larut. Proses aerasi
biasanya terdiri dari aerator, bak pengendap serta filter atau penyaring. Aerator

1130
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
13 - 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

adalah alat untuk menyentuhkan oksigen dari udara dengan air agar zat besi
atau mangan yang ada di dalam air baku bereaksi dengan oksigen membentuk
senyawa ferri (Fe valensi 3) serta mangan oksida yang relatif tidak larut di
dalam air.
1.3.10 Efektivitas Alat Filter
Efektivitas alat filter didapat dari hasil perhitungan antara hasil uji
labaroratorium sebelum melalui proses pengolahan menggunakan alat filter
dengan hasil uji setelah melalui proses pengolahan dengan alat filter.
Perhitungan evektivitas pengolahan alat filter dilalukan berdasarkan persamaa
Evektivitas pengolahan, (Joko Sutrisno, 2010).

Dimana :
A = Kadar Awal
B = Kadar Akhir
2. Metode Penelitian
2.1. Pengujian di Laboratoriumm
Dalam penelitian ini, digunakan air dari sumur bor di UPN “Veteran” Yogyakarta
dengan kedalaman 175 meter. Sampel air yang diambil untuk pengujian di laboratorium
berasal dari 3 sumur yang berbeda, yaitu dari sumur Teknik Geologi, Teknik Geofisika,
dan Auditorium. Seluruh pengujian sampel air ini dilakukan di Balai Pengujian, Informasi
Pemukiman dan Bangunan, dan Pengembangan Jasa Konstruksi (BALAI PIPBPJK)
dengan menggunakan tiga parameter yaitu Fe, Mg, dan Mn. Pengujian sampel air
dilakukan secara dua kali, yaitu saat sebelum difilterisasi dan sesudah difilterisasi. Sampel
diperoleh dengan menampung air keran dari ketiga sumur sekitar satu jam sebelum
eksperimen. Hasil yang diperoleh sebelum filterisasi yaitu air sampel mengandung Fe, Mg,
dan Mn yang tinggi. Sedangkan hasil air sampel setelah filterisasi kandungan Fe, Mg, dan
Mn jauh berkurang.
2.2. Rancangan alat filter
Alat yang digunakan untuk alat filter ini kami rancang secara manual dan sederhana
(gambar 1). Dengan menggunakan tabung bening diameter 25 cm; tinggi 2 cm. Keran air
dipasang 5 cm di atas alas tabung, dengan diameter keran sebesar 1,5 cm(gambar 2). Untuk
alat shower kami membuat dengan menggunakan corong diameter lubang kecil 2,7 cm;
diameter lubang besar 23,5 cm, lalu lubang besar ditutup dengan menggunakan seng
aluminium yang dilubang-lubangi kecil-kecil dengan diameter 2-3 mm (gambar 3).
Bahan-bahan untuk filter yang digunakan dalam alat ini yaitu zeolit, pasir silika, dan
arang aktif. Zeolit dengan diameter 3-5 mm, diperoleh dari daerah Klaten, provinsi Jawa
Tengah. Pasir silika diperoleh dari Muntilan, kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah
dimana tempat ini juga merupakan penambangan pasir yang bersumber dari Gunung
Merapi. Arang aktif berbentuk bubuk diperoleh dari pemanasan bahan baku tanpa adanya
udara dengan temperature 400-6000C untuk mengeringkan dan menguapkan senyawa
dalam karbon. Setiap bahan alam untuk filter ini disusun secara berurutan dari bawah ke

1131
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
13 - 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

atas dengan susunan sebagai berikut: zeolite, arang aktif, zeolite, pasir silika. Dengan tebal
masing-masing 5 cm, 6 cm, 5 cm, 5 cm. Setiap bahan dibatasi dengan kain tipis selebar
diameter tabung.
3. Hasil dan Pembahasan
Karakteristik parameter kualitas sampel air disajikan dalam Tabel 1. Data hasil
pengujian sampel air sebelum filterisasi tertera dalam Tabel 2. Data hasil pengujian sampel air
setelah difilterisasi (tanpa teknik shower) tertera dalam Tabel 3. Sedangkan data hasil
pengujian sampel air setelah difilterisasi (dengan teknik shower) tertera dalam Tabel 4.
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sampel air sumur sebelum filterisasi
mengandung Fe, Mn, dan Mg yang tinggi (Tabel 1). Dalam salah satu sampel air, konsentrasi
Fe (1,6737 mg/L) 5,6 kali dari baku mutu (0,3 mg/L), sedangkan Mn hanya (1,0064 mg/L) 10
kali dari baku mutu (0,1 mg/L). Pada umumnya, kadar Mn dalam air yaitu 0,001-0,1 mg/L,
sehingga Mn dalam sampel tidak biasa. Konsentrasi Fe dan Mn yang tinggi juga nampak
secara fisik, air berwarna kuning kecoklatan dan terdapat endapan besi berwarna kekuningan
pada dasar wadah untuk menampung air sampel dari keran. Hasil analisis juga menunjukkan
bahwa warna sampel air juga 5,4 kali lebih besar dari baku mutu (skala TCU 50).
Setelah dilakukan filterisasi dengan menggunakan bahan alam, tanpa dan dengan
teknik shower menghasilkan kandungan Fe, Mn, dan Mg yang berbeda dari sebelumnya.
Tanpa menggunakan teknik shower, salah satu dari pengujian sampel air menunjukkan bahwa
kandungan Fe menjadi 0,013 mg/ L, yaitu berkurang sebanyak 1,6607 mg/L dan air sampel
ini menjadi sesuai dengan baku mutunya (1mg/L). Sedangkan kandungan Mn menjadi 0,005
mg/L, yaitu berkurang sebanyak 1,0014 mg/L dan air sampel ini juga menjadi sesuai dengan
baku mutunya (0,5 mg/L).
Sedangkan dengan menggunakan teknik shower menunjukkan hasil yang tidak begitu
jauh berbeda dibandingkan dengan tanpa menggunakan teknik shower, hanya selisih 0,001
mg/L. Kandungan Fe menjadi 0,012 mg/ L, yaitu berkurang sebanyak 1,6617 mg/L,
sedangkan kandungan Mn menjadi 0,005 mg/L, yaitu berkurang sebanyak 1,0024 mg/L.
Eksperimen yang telah kami lakukan memang tidak memberikan tekanan pada saat pengaliran
air pada shower, melainkan hanya dengan mengalirkan biasa air sampel pada shower.
Sehingga penguapan kandungan Fe, Mn, dan Mg yang keluar dari lubang-lubang shower
menjadi kurang maksimal (gambar 4).
Efektivitas penggunaan alat filter untuk mengurangi kadar besi (Fe), mangan (Mn),
magnesium (Mg) dapat dilihat pada tabel 5.Pada penelitian ini digunakan bahan alam zeolit,
pasir silika, dan arang aktif. Zeolit digunakan tanpa aktivasi apapun, baik secara fisika
maupun kimia. Kemampuan zeolit sebagai iron-exchanger dengan menghasilkan reactive
oxygen species. Pembentukan radikal ini menyebabkan zeolit dapat mengikat kadar Fe dalam
air sampel.
4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian didapatkan solusi untuk permasalahan air tanah yang
mengandung besi, mangan, dan magnesium yang tinggi. Kandungan besi, mangan, dan
magnsium yang tinggi dapat dikurangi dengan cara menyaring air menggunakan alat filter.
Alat filter menggunakan media pasir silika, zeolit, dan arang. Bahan-bahan tersebut berguna
untuk menyaring kotoran, mengikat unsur Besi (Fe), Mangan (Mn), Magnesium (Mg), dan
menjernihkan serta menghilangkan bau dalam air.
Pada penelitian ini dilakukan dua percobaan yaitu penyaringan dengan alat filter dan
penyaringan dengan alat filter dikombinasikan dengan teknik shower. Hasil dari kedua

1132
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
13 - 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

percobaan tersebut menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda. Penyaringan air tanah dengan
alat filter pasil silika, zeolith, dan arang dengan kombinasi teknik shower dapat dikatakan
berhasil karena memiliki efektivitas berkisar 99,54 % untuk besi (Fe), 99,80 % untuk mangan
(Mn), dan 77,82 % untuk magnesium (Mg).
Acknowledgements
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Joko Soesilo selaku dosen
pembimbing yang banyak memberi masukan dan saran untuk kami, juga untuk lembaga
rumah tangga UPN ‘Veteran’ Yogyakarta untuk informasi yang diberikan, serta Balai
Pengujian, Informasi, Permukiman, dan Bangunan dan Pengembangan Data Konstruksi (Balai
PIPBPJK) yang telah membantu kami dalam meneliti sampel air dan untuk keluarga serta
teman-teman kami yang selalu memberi dukungan untuk kami.

Daftar Pustaka
Abdul Rahman, Budi Hartono. (2014). Penyaringan Air Tanah Dengan Zeolit Alami Untuk
Menurunkan Kadar Besi dan Mangan. Makara, Kesehatan, Vol.8, 6.
Cici Intan Permatasari. (2016). Analisis Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mnagan (Mn)
Dalam Air Sumur Gali Dengan Metode Aerasi Filtrasi Menggunakan Aerator
Sembur/Spray dan Saringan Pasir Cepat. Kendari: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo.
La Aba, Bahrin, Amrid. (2017). Pengolahan Air Sumur Gali Dengan Metode Airasi-Filtrasi
Menggunakan Aerator Gelembung dan Saringan Pasir Cepat Untuk Menurunkan
Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Jurnal Aplikasi Fisika Volume 13 Nomor 2, 10.
Nusa Idaman Said. (2005). Metoda Penghilangan Zat Besi dan Mangan di Dalam Penyediaan
Air Minum Domestik. JAI Vol.1, No.3, 12.
Prida Novarita T, Maghvira Januarty, Yuyun Sonikasi. (2015). Pemurnian Pasir Silika
Dengan Metode Leaching Asam dan Batuan Soniksi. Prosiding Seminar Nasional
Teknik Kima "Kejuangan" Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan
Sumber Daya Alam Indonesia, 8.
Rachmat Quddus. (2014). Teknik Pengolahan Air Bersih Dengan Sistem Saringan Pasir
Lambat (Downflow) Yang Bersumber Dari Sungai Musi. Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan Vol. 2, 7.

1133
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
13 - 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar1. Sketsa alat filter

Gambar 2. Prototype alat filter Gambar 3. Teknik shower

Gambar 4. Warna Air Sebelum (Kiri) dan Sesudah (Kanan) melalui proses filtrasi

1134
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
13 - 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

Tabel 1. Nilai beberapa parameter penting kualitas air*

No. Parameter Satuan Kadar maksimum Hasil uji


yang
diperbolehkan

A. FISIKA

1. Bau - Tidak berbau Berbau besi

2. Rasa - Tidak berasa Berasa besi

3. Warna Skala TCU 50 270

B. KIMIA

1. Besi (Fe) mg/L 0,3 1,6737

2. Mangan (Mn) mg/L 0,1 1,0064

3. Magnesium (Mg) mg/L - 1,944


*)Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor 907/MENKES/VII/2002

Tabel 2. Data pengujian sampel air sebelum filterisasi

Hasil Uji
No. Asal sampel Parameter Satuan
127.1.a/ Air/ 2017

1. Sumur T. Geologi Besi (Fe) mg/L 1,6737

Mangan (Mn) mg/L 1,0064

Magnesium (Mg) mg/L 8,533

2. Sumur T. Geofisika Besi (Fe) mg/L 1,8925

Mangan (Mn) mg/L 2,6693

Magnesium (Mg) mg/L 8,685

3. Sumur Auditorium Besi (Fe) mg/L 1,5196

Mangan (Mn) mg/L 1,5223

Magnesium (Mg) mg/L 8,748

Tabel 3. Data pengujian sampel air setelah filterisasi (tanpa teknik shower)

1135
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
13 - 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

Hasil Uji
No. Asal sampel Parameter Satuan
127.1.a/ Air/ 2017

1. Sumur T. Geologi Besi (Fe) mg/L 0,013

Mangan (Mn) mg/L 0,005

Magnesium (Mg) mg/L 6,8

2. Sumur T. Geofisika Besi (Fe) mg/L 0,015

Mangan (Mn) mg/L 0,006

Magnesium (Mg) mg/L 6,8

3. Sumur Auditorium Besi (Fe) mg/L 0,013

Mangan (Mn) mg/L 0,005

Magnesium (Mg) mg/L 6,9

Tabel 4. Data pengujian sampel air setelah filterisasi (dengan teknik shower)

Hasil Uji
No. Asal sampel Parameter Satuan
127.1.a/ Air/ 2017

1. Sumur T. Geologi Besi (Fe) mg/L 0,012

Mangan (Mn) mg/L 0,004

Magnesium (Mg) mg/L 1,94

2. Sumur T. Geofisika Besi (Fe) mg/L 0,011

Mangan (Mn) mg/L 0,003

Magnesium (Mg) mg/L 1,92

3. Sumur Auditorium Besi (Fe) mg/L 0,012

Mangan (Mn) mg/L 0,001

Magnesium (Mg) mg/L 1,94

Tabel 5. Data pengujian sampel air setelah filterisasi (dengan teknik shower)

Efektivitas Alat
No. Asal sampel Parameter Satuan
Filter (%)

1136
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
13 - 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1. Sumur T. Geologi Besi (Fe) mg/L 99,28

Mangan (Mn) mg/L 99,60

Magnesium (Mg) mg/L 77,26

2. Sumur T. Geofisika Besi (Fe) mg/L 99,41

Mangan (Mn) mg/L 99,88

Magnesium (Mg) mg/L 77,89

3. Sumur Auditorium Besi (Fe) mg/L 99,21

Mangan (Mn) mg/L 99,93

Magnesium (Mg) mg/L 77,82

1137

Anda mungkin juga menyukai