Disusun Oleh:
Fauziyah Fadilah
34403518043
Tingkat 2A
Jalan Pasir Gede Raya No. 19 Telp (0263) 267206 Fax. 270953
2020
Satuan Acara Penyuluhan
A. Analisa Situasi
Penyakit kecacingan erat hubungannya dengan kebiasaan hidup sehari-hari. Penyakit
kecacingan biasanya tidak menyebabkan penyakit yang berat dan angka kematian tidak
terlalu tinggi namun dalam keadaan kronis pada anak dapat menyebabkan kekurangan
gizi yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan pada akhirnya akan menimbulkan
gangguan pada tumbuh kembang anak. Khusus pada anak usia sekolah, keadaan ini akan
mengakibatkan kemampuan mereka dalam mengikuti pelajaran akan menjadi berkurang
(Safar, 2010).
World Health Organization (WHO)tahun 2012 memperkirakan lebih dari 1,5 miliar
orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi dengan cacing yang ditularkan melalui
tanah. Lebih dari 270 juta anak usia prasekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah
tinggal di daerah di mana parasit ini ditularkan secara intensif dan membutuhkan
pengobatan serta tindakan pencegahan.
B. Diagnosa Keperawatan
Kurangnya penerapan budaya bersih dan sehat berhubungan dengan kurangnya.
Kesadaran/kurangnya pengetahuan para anak-anak tentang bahaya nya hidup tidak sehat
yang menjadikanya penyakit seperti cacingan.
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan pencegahan cacingan pada anak selama 15
menit, diharapkan anak-anak di kp.pataruman dapat mengerti tentang bahaya
cacingan dan dapat mengaplikasikan budaya hidup bersih dan sehat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan pencegahan cacingan pada anaak, anak anak di Desa
ini diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian penyakit cacingan
2. Menjelaskan penyebab terjadinya penyakit cacingan
3. Menjelaskan gejala penyakit cacingan
4. Menjelaskan pencegahan penyakit cacingan
D. Isi Materi
1. Pengertian cacingan
2. Penyebab terjadinya penyakit cacingan
3. Gejala penyakit cacingan
4. Pencegahan penyakit cacingan
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Laptop (Power Point)
2. Video
3. Leaflet
4. Stiker
G. Kegiatan Pembelajaran
Memberi kesempatan
bertanya
3 menit Pemutaran video Memutarkan video tentang • Menyimak dan
cacingan Mendengarkan
Menjawab salam
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b) Penyelenggaraan dilaksanakan di Kp.Pataruman Sayang Cianjur
2. Evaluasi Proses
a) Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b) Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai
c) acara berakhir
d) Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Leaflet
Gambar 1 Tampak Depan
Lampiran
Materi Penyuluhan
PENYAKIT CACINGAN
“ayo cegah cacingan dengan hidup bersih dan sehat”
A. Pengertian cacingan
Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis dan sub-tropis, dan biasanya meningkat
ketika musim hujan. Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, dan larva (masa hidup
setelah telur) cacing menyebar ke berbagai sudut yang sangat mungkin bersentuhan dan
masuk ke dalam tubuh manusia. Larva (masa hidup setelah telur) cacing yang masuk ke
dalam tubuh perlu waktu 1-3 minggu untuk berkembang. Cacing yang sering menyerang
tubuh manusia adalah cacing tambang, cacing gelang dan cacing kremi.
Penyakit Cacingan pada manusia sering dimanifestasikan oleh parasit cacing yang hidup
di usus besar dan usus halus. Cacing-caing ini bisa bertahan hidup karena
mendapat nutrisi dari menyerap darah di dinding usus dan sari makanan yang kita makan.
Cacing yang menyerang manusia setidaknya ada empat macam (yang populer) antara
lain: cacing kremi, cacing gelang, cacing pita, dan cacing tambang.
B. Gejala cacingan
Gejala Umum
Perut buncit, badan kurus, rambut seperti rambut jagung, lemas dan cepat lelah, muka
pucat, serta mata belekan. sakit perut, diare berulang dan kembung, kolik yang tidak jelas
dan berulang,
Gejala khusus
– Cacing Gelang
Sering kembung, mual, dan muntah-muntah. Kehilangan nafsu makan dibarengi diare,
akibat ketidakberesan di saluran pencernaan. Pada kasus yang berat, penderita mengalami
kekurangan gizi. Cacing gelang yang jumlahnya banyak, akan menggumpal dan
berbentuk seperti bola, sehingga menyebabkan terjadinya sumbatan di saluran
pencernaan.
– Cacing Cambuk
Dapat menimbulkan peradangan di sekitar tempat hidup si cacing, misalnya di membrane
usus besar. Pada kondisi ringan, gejala tidak terlalu tampak. Tapi bila sudah parah dapat
mengakibatkan diare berkepanjangan. Jika dibiarkan akan mengakibatkan pendarahan
usus dan anemia. Peradangan bisa menimbulkan gangguan perut yang hebat, yang
menyebabkan mual, muntah, dan perut kembung.
– Cacing Tambang
Cacing tambang menetas di luar tubuh manusia, larvanya masuk kedalam tubuh melalui
kulit. Cacing tambang yang hidup menempel di usus halus menghisap darah si penderita.
Gejala yang biasa muncul adalah lesu, pucat, dan anemia berat.
– Cacing Kremi
Telur cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu bersarang di usus besar.
Setelah dewasa, cacing berpindah ke anus. Dalam jumlah banyak, cacing ini bisa
menimbulkan gatal-gatal di malam hari. Tidak heran bila si kecil nampak rewel akibat
gatal-gatal yang tidak dapat ditahan. Olesi daerah anusnya dengan baby oil dan pisahkan
semua peralatan yang bisa menjadi media penyebar, seperti handuk, celana, pakaian.
C. Penyebab cacingan
1. Kebersihan lingkungan
Di Indonesia seharusnya tidak lagi menggunakan septictank untuk keperluan buang air
besar. Ketika seorang anak yang cacingan buang air besar di lantai, maka telur atau
sporanya bisa tahan berhari-hari, meskipun sudah dipel. Sebelum dapat rumah, larva
tidak akan keluar (menetas). Begitu masuk ke usus, baru ia akan keluar. Telur cacing
keluar dari perut manusia bersama feses. Jika limbah manusia itu dialirkan ke sungai
atau got, maka setiap tetes air akan terkontaminasi telur cacing. Meskipun seseorang
buang air besar di WC, ia tetap saja bisa menyebarkan telur ini bila kakusnya meluber
saat musim banjir.
2. Kebiasaan yang buruk
Telur lainnya terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang tangan manusia. Lewat
interaksi sehari-hari, mereka bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Mereka
akan masuk ke dalam perut jika biasa makan tanpa cuci tangan. Jika orang – orang
selalu menggaruk-garuk lubang pantatnya saat sedang tidur, bisa jadi ia terserang
cacing kremi. Saat digaruk, telur-telur ini bersembunyi di jari dan kukunya. Sebagian
lagi menempel di seprei, bantal, guling, dan pakaiannya. Lewat kontak langsung, telur
menular ke orang-orang yang tinggal serumah dengannya. Lalu, siklus cacingan pun
dimulai lagi
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
http://rafflesia.wwf.or.id
http://www.depkes.go.id
www.kompas.com
www.wikipedia.com
http://www.jawaban.com/news/health/detail.php?id_news=080404224927 – 41k
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1173778072,23183, – 18k
www.antara.co.id/arc/2008/11/7/60-persen-penduduk-indonesia
http://www.menkokesra.go.id/content/view/9744/39/ – 32k