Laporan PKL Manajemen Pelayanan Gizi Mas
Laporan PKL Manajemen Pelayanan Gizi Mas
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah dari
berbagai sector terkait seperti dinas kesehatan, puskesmas, dan tenaga medis
lainnya.
tahun 2013 prevalensi gizi buruk di indonesia sebesar 5,7% dan gizi kurang sebesar
13,9%. Wanita hamil berusia 15-49 tahun yang memiliki resiko mengalami KEK
Kebijakan Indonesia sehat pada tahun 2010 menetapkan 3 pilar utama yaitu
lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata.
Dalam tatanan otonomi daerah, visi Indonesia Sehat pada tahun 2010 akan dapat
dicapai bila tercapai secara keseluruhan kabupaten atau kota sehat. Oleh karena itu,
selain harus dikembangkan sistem kesehatan kabupaten atau kota yang termasuk
kedalam subsistem dari sistem kesehatan nasional, harus ditetapkan pula kegiatan
minimal yang harus dilaksanakan oleh kabupaten atau kota. (Aksono, 2008)
dapat diterima serta dijangkau oleh masyarakat, dengan peran serta peran aktif
1
Puskesmas yang merupakan tombak dasar untuk menindak lanjuti
permasalahan gizi yang terjadi didalam masyarakat harus mempunyai kinerja yang
permasalahan gizi yang ada, sehingga untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya,
Keliling (Pusling) serta dilengkapi dengan Fasilitas Rawat Inap (RI) untuk daerah
Praktek kerja lapangan ini merupakan upaya untuk menghasilkan tenaga ahli
secara optimal dan terintegral. Mahasiswa secara langsung terlibat dalam situasi
kerja yang sesungguhnya, sehingga mahasiswa siap menghadapi dunia kerja dan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
makanan massal.
puskesmas.
2
f. Mampu menyusun dan menyajikan laporan mengenai Manajemen Pelayanan
C. Manfaat
Surakarta.
2. Waktu Pelaksanaan
2015.
3. Metode Pelaksanaan
Giliingan adalah :
a. Wawancara
b. Turun Lapang
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Definisi Puskesmas
(Effendi, 2009).
nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
4
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya pengobatan
2. Tujuan Puskesmas
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas tersebut agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
3. Fungsi Puskesmas
kesehatan.
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
5
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial
B. Posyandu
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan
utamanya bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui,
6
Keberhasilan posyandu berdasarkan :
Menuju Sehat (KMS) dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu
balita diwilayah tersebut yang telah memiliki KMS atau berapa besar cakupan
ditimbang di Posyandu dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja
tercapai.
ditimbang di Posyandu dalam dibagi dengan jumlah balita yang telah memiliki
yang naik berat badan (BB) nya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang di
7
Posyandu kemudian dikali 100%. Persentase N/D disini, menggambarkan
C. Status Gizi
1. Pengertian
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Menurut Beck (2000)
status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasi oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan
a. Faktor Langsung
kebutuhan pokok yang diperlukan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu
sebagai sumber energi dan zat gizi. Kekurangan dan kelebihan dalam
Kebutuhan akan energi dan zat gizi bergantung pada berbagai faktor
seperti umur, jenis kelamin, berat badan, iklim, dan aktivitas fisik
(Almatsir, 2004)
8
seseorang dengan kondisi ekonomi mampu lebih tinggi dibandingkan
dengan ornag kondisi ekonomi lemah. Hal ini di sebabkan orang deengan
kondisi ekonomi yang lemah memiliki daya beli yang rendah sehingga
sampai beberapa tahun. Balita mulai memilih makanan yang disukai dan
tidak disukai. Anak balita pada usia 1-3 tahun bersifat konsumen pasif
dan usia 3-5 tahun bersifat konsumen aktif. Konsumen pasif artinya pada
b) Morbiditas
kejadian morbiditas.
9
c) Imunisasi
(Ranuh, 2008, p10). Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal
(Notoatmodjo, 2003).
a) Pengetahuan
asupan gizi anak. Menurut Nasar (2010), banyak orang tua yang
10
anak akan sangat merugikan dan menghilangkan kesempatan anak
gizi sangat diperlukan untuk mengubah sikap dan perilaku sehat tentang
bagi ibu rumah tangga yang turut bertanggung jawab akan keadaan gizi
b) Sosial-Ekonomi
sifat individu yang relatif tidak berubah, atau yang dipengaruhi lingkungan
keluarga.
Menurut Supariasa,et all (2002), penilaian status gizi dapat dilakukan secara
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu
1) Antropometri
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
11
gizi. Parameter yang diukur antara lain BB, TB, LLA, Lingkar kepala, Lingkar
digunakan adalah:
Tabel 1
Indeks BB/U
kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi
terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relative lama.
12
Klasifikasi status gizi dengan indeks TB/U:
Tabel 2
Indeks TB/U
≥ -2 SD Normal
baik untuk menilai status gizi saat kini (sekarang). Indeks BB/TB adalah
Tabel 3
Indeks BB/TB
Indeks BB/TB Klasifikasi
>2 SD Gemuk
-2 SD s/d + 2 SD Normal
2) Klinis
dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau
13
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid.
3) Biokimia
tubuh yang digunakan antara lain: urine, tinja, darah, beberapa jaringan
4) Biofisik
survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi (Supariasa, et all
2) Statistik vital
akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3) Faktor ekologi
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
14
BAB III
A. Lokasi
B. Waktu
C. Sasaran
3. Lansia
Data primer diperoleh dengan cara mengambil data secara langsung pada
kelompok sasaran melalui pengukuran berat badan, tinggi badan pada balita,
panjang badan pada bayi, pengukuran lengan atas (LILA), pengukuran lingkar
Data sekunder diperoleh dari data – data Puskesmas Gilingan yang meliputi
1. Instrumen
15
a. Form Register pencatatan berat badan dan tinggi badan
b. Leaflet
2. Alat
a. Timbangan injak
b. Dacin
c. Microtoice / mikrotoa
d. Metline
e. Baby board
f. Pita LILA
g. Alat tulis
h. Kalkulator
a. Editing
Mengkaji dan meneliti data dari hasil observasi dan wawancara yang
b. Tabulating
16
BAB IV
1. Visi
2. Misi
B. Letak Geografis
C. Data Demografi
1. Jumlah penduduk
17
Jumlah KK : 4.504 Jiwa
2. Pendidikan
Data sekolah di wilayah kerja Puskesmas Gilingan dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 4
Data Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Gilingan
3 SMP/MTs 79 42 2 2 5 2
5 PT - - - - - -
3. Fasilitas Kesehatan
Tabel 5
Peran Serta Masyarakat di Puskesmas Gilingan
Jumlah Kader
Jumlah
No Kelurahan/ Desa
Posyandu
Dilatih Aktif %
18
1 Gilingan 22 88 203 43
2 Kestalan 4 16 26 61,5
3 Punggawan 6 24 38 63,2
b. Sarana Puskesmas
Tabel 6
Data Sarana Puskesmas Gilingan
Sarana Kesehatan
1 Puskesmas Induk 1
2. Puskesmas Pembantu 1
7. Sepeda Motor 5
Sarana Penunjang
1 Komputer 9
2 Mesin Tik 2
3 Telepon 1
4. LCD Proyektor 2
5. Laptop 6
19
(Sumber: POA UPTD Puskesmas Gilingan, 2015)
prasarana tersebut ialah komputer dan laptop. Dari 9 komputer yang telah
D. Ketenagaan
Tabel 7
Ketenagaan di Puskesmas Gilingan
1 Dokter 2
2 Dokter Gigi 1
3 Sarjana/ D3
a. SKM 2
b. Sarjana Keperawatan 1
c. Sarjana Umum 2
4. Sarjana Diploma 3
20
a. Akademi Kebidanan 4
b. Akademi Keperawatan 2
c. Akademi Gizi 1
d. Akademi Farmasi 1
e. Akademi Analisi/Laborat 1
5. Paramedis
a. Perawat SPK 2
6. Lain-Lain
a. Tenaga Umum 5
b. Penjaga Malam 1
c. Cleaning Service 1
gizi. Pojok gizi memberikan pelayanan kepada pasien yang mendapat rujukan
21
dari poli umum dan KIA, serta pasien yang ingin melakukan konsultasi.
Pelayanan ini diberikan oleh petugas gizi yang meliputi konsultasi gizi, diet, serta
intervensi gizi.
a. Sekolah
tahun sekali dan pemberian PMT AS kepada sekolah yang mayoritas siswa
dan siswinya memiliki status gizi kurang serta tingkat sosial ekonomi yang
rendah. Data tersebut didapatkan dari hasil skrining pada semua sekolahan
b. Posyandu
22
Kegiatan pemantauan PMT pemulihan dilakukan untuk memantau
status gizi.
setahun, yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi dibedakan menurut umur, yaitu bayi (6-11 bulan) kapsul berwarna
biru dan balita (12-59 bulan) kapsul berwarna merah. Diberikan juga untuk ibu
vitamin A.
F. Pelayanan Posyandu
1. Posyandu Balita
berjumlah 32. Posyandu balita ini sasarannya ialah bayi, balita, ibu hamil, dan
pengukuran tinggi badan / panjang badan, lingkar lengan atas (LILA), dan
23
Kegiatan di posyandu balita ini terdiri dari lima meja yang meliputi:
Tabel 8
Mekanisme Kegiatan Posyandu
Langkah Kegiatan
Meja I berupa pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, atau ibu menyusui.
2. Posyandu Lansia
24
BAB V
Gilingan pada tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 9
Data 10 Penyakit Terbanyak di UPTD Puskesmas Gilingan Tahun 2014
No
Nama Penyakit Total
.
1. Flu dengan virus yang tidak 4.845
teridentifikasi
2. Flu dengan virus yang 3.704
teridentifikasi
3. Hipertensi 3.334
3. Gastritis dan duodenitis 2.284
5. Penyakit jaringan 2.110
6. Pusing 1.232
7. KB 1.044
8. Demam 1.008
9. Sakit gigi dan radang gusi 1.007
10. Imunisasi 950
(Sumber: POA UPTD Puskesmas Gilingan, 2015)
Puskesmas Gilingan. Beberapa permasalahan gizi tersebut adalah gizi kurang, gizi
lebih, KEK pada ibu hamil, partisipasi masyarakat terhadap posyandu masih rendah,
Tabel 10
Permasalahan Gizi di UPTD Puskesmas Gilingan Tahun 2014
Hasil
No. Masalah Gizi
(%)
1. Partisipasi masyarakat untuk menimbangkan bayi dan balita 72%
ke posyandu (D/S) masih rendah
2. Cakupan hasil penimbangan di posyandu masih rendah 61%
3. Gizi kurang pada bayi dan balita 4,9 %
4. Gizi lebih pada bayi dan balita 3,6 %
(Sumber: POA UPTD Puskesmas Gilingan, 2015)
partisipasi masyarakat untuk menimbangkan bayi dan balita masih rendah (<80%)
25
posyandu masih rendah (<80%) sebesar 61%. Status gizi gizi kurang maupun gizi
lebih bayi dan balita bukan menjadi masalah utama di wilayah binaan UPTD
Puskesmas Gilingan, hal ini karena presentase gizi kurang pada bayi dan balita
dan misi puskesmas, yang meliputi penanganan secara preventif, promotif, kuratif,
dan rehabilitatif. Penanganan preventif dengan cara skrining secara berkala yang
dilakukan dua kali dalam satu tahun. Penanganan promotif dapat meliputi
Terpadu Balita Sakit). Penanganan secara kuratif dengan cara pengobatan yang
penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di masyarakat dan sekolah.
PMT Pemulihan diberikan kepada bayi dan balita yang memiliki status gizi kurang.
PMT Pemulihan tersebut mengandung energi sebesar 300 kkal dan protein 5-10
kunjungan rumah balita BGM yang dilakukan oleh petugas gizi, konseling gizi, dan
26
C. Program Gizi di UPTD Puskesmas Gilingan
Program gizi yang terdapat di UPTD Puskesmas Gilingan tahun 2015 adalah:
status gizi kurang pada bayi dan balita di wilayah binaan Puskesmas Gilingan
Surakarta. PMT Pemulihan diberikan selama 90 hari dengan energi 250-300 kkal/
orang/ hari dan protein 5-10 gram/ orang/ hari seharga Rp. 7500. Pemberian PMT
Pemulihan ini sudah sesuai dengan standar Departemen Kesehatan tahun 2008,
gizi pada anak TK dan SD yang memiliki status gizi kurang. PMT ini hanya
diberikan kepada siswa dan siswi yang keluarganya memiliki tingkat sosial
ekonomi rendah. Tahun 2014 PMT AS diberikan mulai bulan Oktober - November
memenuhi syarat- syarat, seperti SIUP dan sertifikat higiene sanitasi makanan .
Bibis Wetan.
PMT ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang mengalami anemia dan
kurang energi kronis (KEK). Program ini diberikan selama 90 hari berupa lauk,
buah dan snack seharga Rp. 10.000 dengan kandungan energi 250-300 kkal/
27
Pemberian kapsul vitamin A merupakan program gizi yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya anemia pada bayi dan balita. Obat cacing ini diberikan
Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) merupakan suatu forum yang bertujuan
untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif, menekan angka kematian ibu dan
ASI secara eksklusif kepada anaknya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
rangka merealisasikan program gizi berupa pemberian PMT Pemulihan dan PMT
AS. Pemasakan PMT ini dilakukan oleh pihak catering yang telah memenuhi syarat,
seperti memiliki SIUP dan sertifikat higiene sanitasi dan telah ditunjuk oleh pihak
28
Puskesmas. Pengawasan catering ini dengan cara pengisian kuesioner yang
Pengawasan yang dilakukan meliputi higiene sanitasi, pemeriksaan air, dan sampel
Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan program gizi adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Bayi dan balita, pendataan untuk pemberian kapsul vitamin A dan pemberian
PMT bagi bayi dan balita yang memiliki status gizi kurang.
b. Ibu hamil trimester awal, pendataan ini dilakukan oleh kader posyandu serta
petugas gizi.
2. Pelaksanaan
Di tahun 2015 ini, program gizi yang telah dilaksanakan adalah pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan balita pada bulan Februari.
Sedangkan program gizi yang lain akan dilaksanakan mulai bulan Juli hingga
Desember. Program gizi tersebut meliputi pemberian PMT AS, PMT gizi kurang,
PMT bumil KEK, penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, kekurangan
3. Evaluasi
29
Evaluasi program gizi di UPTD Puskesmas Gilingan dapat dilihat
Puskesmas Gilingan pada tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 11
Pencapaian Sasaran Program Gizi UPTD Puskesmas Gilingan
Tahun 2014
30
Berdasarkan data di atas dapat dilihat pencapaian program gizi di
UPTD Puskesmas Gilingan pada tahun 2014. Program gizi yang telah
mencapai target adalah kelurahan bebas rawan gizi, bayi mendapat kapsul
vitamin A dosis tinggi, balita mendapat vitamin A dosis tinggi 2x setahun, ibu
nifas mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi, cakupan ibu hamil mendapat
BBLR. Sedangkan program gizi yang belum memenuhi target antara lain:
balita naik berat badan, gizi baik anak SD, dan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin. Program-
program yang belum mencapai target ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain: pengetahuan ibu yang rendah dan ibu yang sibuk bekerja,
Data status gizi bayi dan balita yang melakukan penimbangan di Posyandu
mulai tanggal 23 Februari sampai 5 Maret 2015 dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 12
Data Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U
Di UPTD Puskesmas Gilingan
Pada Tanggal : 23 Februari – 5 Maret 2015
31
8. Gilingan RW 18 19 18 1 0 0
9. Gilingan RW 19 25 20 3 2 0
10 Gilingan RW 20 41 36 1 4 0
11. Punggawan RW 4 13 12 0 1 0
Jumlah 266 234 17 15 0
Februari sampai 5 Maret 2015, didapatkan hasil bahwa 266 bayi dan balita
melakukan penimbangan di Posyandu. Bayi dan balita yang memiliki status gizi
baik berjumlah 234 orang, status gizi lebih 17 orang, dan status gizi kurang 15
orang. Disimpulkan bahwa mayoritas bayi dan balita di wilayah binaan UPTD
Tabel 13
Data SKDN di Posyandu pada Tanggal 23 Februari-5 Maret 2015
SKDN
No. Nama Posyandu
K/S D/S N/D N/S
1. Kestalan RW 1 100% 46,77% 62,01% 29%
2. Kestalan RW 5 100% 50% 58,8% 29,4%
3. Gilingan RW 9 100% 23,2% 89,5% 20,7%
4. Gilingan RW 10 100% 48% 45,8% 22%
5. Gilingan RW 12 100% 52,7% 57,8% 30,6%
6. Gilingan RW 13 100% 31% 48,4% 15%
7. Gilingan RW 14 100% 60,4% 51,7% 31,25%
8. Gilingan RW 18 100% 54,3% 52,6% 28,6%
9. Gilingan RW 19 100% 53,2% 32% 17%
10. Gilingan RW 20 100% 60,3% 29,3% 17,6%
11. Punggawan RW 4 100% 37,1% 38,5% 14,3%
pencapaian data SKDN yang ada di UPTD Puskesmas Gilingan pada tanggal
32
3) Data N/D (cakupan hasil penimbangan) belum mencapai target (80%),
4) Data N/S (efektifitas kegiatan) belum mencapai target (60%), yaitu rata-
Tabel 14
Pencapaian Data SKDN UPTD Puskesmas Gilingan Tahun 2014
SKDN
Bulan
K/S D/S N/D N/S
Januari
100% 66,75% 53,7% 35,8%
Februari
100% 73,7% 59% 43,5%
Maret
100% 72,2% 63,6% 45,9%
April
100% 71,5% 62,2% 44,5%
Mei
100% 71,6% 63,1% 45,2%
Juni
100% 73,1% 59,8% 43,7%
Juli
100% 73,8% 60,3% 44,5%
Agustus
100% 76,9% 60,5% 46,7%
September
100% 75% 64,2% 46,9%
Oktober
100% 73% 62,7% 45,8%
November
100% 72,1% 61,3% 44,2%
33
Desember
100% 71,2% 62,7% 44,7%
(Sumber: Data SKDN Puskesmas Gilingan, 2014)
data SKDN yang ada di UPTD Puskesmas Gilingan pada tahun 2014 adalah
sebagai berikut :
target (80%), yaitu rata-rata pada tahun 2014 sebesar 72,6%. Rendahnya
yaitu rata-rata pada tahun 2014 61,1%. Hal ini perlu dilakukan
4) Data N/S (efektifitas kegiatan) belum mencapai target (60%), yaitu rata-
34
F. Kegiatan Selama PKL di UPT Puskesmas Gilingan
1. Penyuluhan
pasien sebagai audiensnya. Berikut ini materi dan media yang digunakan untuk
penyuluhan:
Tabel 15
Materi dan Media Penyuluhan
No Materi Media
1 Asam Urat, dengan materi:
a. Tujuan diet
b. Prinsip diet
Leaflet
c. Makanan yang dianjurkan
d. Makanan yang dibatasi
2. Konseling Gizi
Konseling atau konsultasi gizi dilakukan di dua lokasi, yaitu di pojok gizi
35
Keluhan
36
Kegiatan selama Praktek Kerja Lapangan di UPTD Puskesmas
pelayanan di poli umum (BP), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), apotek, dan
pendaftaran.
BAB VI
37
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Masalah gizi di wilayah binaan UPTD Puskesmas Gilingan antara lain gizi
kurang, gizi lebih, KEK pada ibu hamil, partisipasi masyarakat terhadap
posyandu masih rendah, dan cakupan hasil penimbangan yang masih rendah.
pemberian PMT Pemulihan, kunjungan rumah balita BGM yang dilakukan oleh
petugas gizi, konseling gizi, dan Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu).
bagi bayi dan balita gizi kurang, PMT ibu hamil, PMT AS, pemberian kapsul
dilakukan terhadap catering yang ditunjuk untuk menyediakan PMT bagi bayi,
5. Pencapaian data SKDN (D/S, N/D, N/S) dari 11 posyandu yang dilaksanakan
pada tanggal 23 Februari sampai 5 Maret 2015, belum mencapai target yang
telah dilaksanakan hingga bulan Maret 2015 adalah pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi bagi bayi dan balita. Evaluasi program dilakukan dalam
38
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
balita setiap bulan di Posyandu kepada orangtua bayi dan balita, karena
rendah, selain itu dapat juga diadakan kegiatan seperti arisan antara ibu-
posyandu.
terhadap masalah gizi kurang, karena masih terdapat balita gizi kurang.
39