Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis membahas kesenjangan antara asuhan keperawatan secara
teoritis dengan asuhan keperawatan pada by. Ny. D dengan diagnosa medis Sepsis
Neonatorum di Ruang Perinatologi RSUD Jaraga Sasameh Buntok. Pengkajian ini dilakukan
pada tanggal 8 Juli 2020. Pada bab ini juga dikemukakan tentang faktor pendukung, dan
faktor penghambat serta solusi pemecahan masalah.
A. Pengkajian
Fokus pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Juli 2020 dengan cara wawancara,

observasi dan pemeriksaan fisik. Dari hasil pengkajian didapatkan, penulis

mengatakan teori sejalan dengan kasus By. Ny. D pada manifestasi klinis yaitu

kenaikan jumlah leukosit melebihi ambang batas normal. Sepsis adalah infeksi bakteri

pada aliran darah pada bayi selama empat minggu pertama kehidupan yang

menyebabkan panas (hipertermi), malas minum, letargi, seklera Pada berbagai kasus

sepsis neonatorum, organisme memasuki tubuh bayi melalui ibu selama kehamilan

atau proses kelahiran. Hampir satu per tiga dari semua bayi pada rentang usia ini

mengalami demam tanpa adanya alasan yang jelas - dan penelitian menunjukkan

bahwa 4% dari mereka akhirnya akan mengalami infeksi bakterial di dalam darah.

Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) menyebabkan sekitar 85% dari semua

kasus bakteriemia tersamar pada bayi berusia 3 bulan sampai 3 tahun. Bayi baru lahir

mendapat infeksi melalui beberapa jalan, dapat terjadi infeksi transplasental seperti

pada infeksi konginetal virus rubella, protozoa Toxoplasma, atau basilus Listeria

monocytogenesis. Yang lebih umum, infeksi didapatkan melalui jalur vertikel, dari ibu

selam proses persalinan ( infeksi Streptokokus group B atau infeksi kuman gram

negatif ) atau secara horizontal dari lingkungan atau perawatan setelah persalinan

( infeksi Stafilokokus koagulase positif atau negatif).


Pada saat pengkajian by. Ny. D mengalami masalah masih adanya residu saat
pemberian ASI setelah 2 jam.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut teori diagnosa keperawatan yang muncul:
1. Infeksi yang berhubungan dengan penularan infeksi pada bayi sebelum,
selama dan sesudah kelahiran
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan minum sedikit
atau intoleran terhadap minuman.
3. Gangguan pola pernafasan yang berhubungan dengan apnea.
4. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan kesalahan dan
kecemasan, penularan infeksi pada bayi dan konsekwensi yang serius
dari infeksi.
Sedangkan pada kasus diagnosa keperawatan yang muncul:
1. Infeksi b.d penularan infeksi pada bayi selama kehamilan
2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh f.r
Peningkatan Residu setelah 2 jam menyusui

Secara teori maupun kasus diagnosa keperawatan yang muncul tidak jauh
berbeda. Pada kasus diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan tanda
gejala yang muncul pada pasien.
C. Intervensi dan Implementasi
Intervensi keperawatan yang dilakukan dalam kasus ini menyesuaikan dengan
kebutuhan pasien. Perawatan dan tindakan keperawatan di Ruang Perinatologi RSUD
Jaraga Sasameh berlangsung 2 hari sehingga intervensi dan implementasi
keperawatan dapat lebih efektif bisa dilakukan.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam
proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang
akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sebagian atau
belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu dikaji, direncanakan,
dilaksanakan dan dinilai kembali. Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan
umpan balik rencana keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan
melalui perbandingan asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan
standar yang telah ditentukan lebih dulu.
Evaluasi masalah yang dialami pasien bisa dilakukan secara baik tetapi bayi
masih menjalani perawatan diruang perawatan ketika evaluasi dilakukan karena
antibiotic harus tetap berlangsung selama 7 hari sehingga masalah keperawatan masih
teratasi sebagian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Konsep dasar asuhan keperawatan yang digunakan pada pasien dengan Sepsis

Neonatorum adalah pemeriksaan sistem hematologi yang pertama kali dilakukan

secara inspeksi dengan dilakukan adanya kenaikan pada jumlah leukosit diatas

ambang batas, hipertermia, demam, bayi juga berisiko mengalami masalah pada

pernapasan berupa sianosis, retraksi dada, sesak nafas, bayi dapat juga mengalami

kejang dan syok. Faktor- factor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara

umum berasal dari tiga kelompok, yaitu faktor maternal,factor neonatal, dan factor

lingkungan.

B. SARAN
1. Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga diharapkan untuk dapat menambah
pengetahuannya dan bisa mengatasi masalah dalam mengatasi resiko infeksi
nosokomial, dampak hospitalisasi pada bayi sehingga kesehatan bayi menjadi
baik pada saaat dirawat maupun saat setelah pulang dengan merubah pola
hidup yang sehat dan menyarankan kepada keluarga untuk melakukan PHBS
dengan benar.
2. Bagi Perawat
Diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan secara
profesional agar dapat memberikan perawatan yang bermutu dan berkualitas.
Semoga asuhan keperawatan ini dapat membantu para perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan terutama pada pasien dengan sepsis
neonatorum, dan menerapkan autromatic care pada pasien bayi sehingga
dapat mengurangi dampak kecemasan sehingga hasil yang diharapkan lebih
optimal
3. Bagi Pihak Institusi STIKES Suaka Insan
Hendaknya menyediakan buku-buku penunjang dan literature serta jurnal-
jurnal yang membahas keperawatan pediatric yang lebih baru agar dapat
menjadi sebuah acuan dalam melakukan asuhan keperawatan khusunya
Asuhan Keperawatan Pediatrik, dan Tumbuh Kembang Anak.
4. Bagi Mahasiswa Mahasiswa
Diharapkan untuk meningkatkan ilmu, pengetahuan, keterampilan, dan
mampu lebih lagi mengembangkan kasus ini, dan mahasiswa mampu
mengaplikasikannya dalam Asuhan keperawatan khususnya Asuhan
Keperawatan dengan Sepsis Neonatorum
5. Bagi Profesi-Profesi terkait
a. Dokter
Diharapkan agar mampu mengoptimalkan program terapi pengobatan bahan
dalam melaksanakan tindakan kolaborasi dengan profesi lainnya yang
terkait seperti tenaga perawat, laboratory technician, dietition, dan
pharmacist.
b. Laboratory Technician
Mengetahui pemeriksaan laboratorium apa saja yang mendukung dengan
teliti dan tepat, agar hasilnya akurat dan terapi yang diberikan pun tepat.
Diharapkan pula dapat mengetahui lebih dalam lagi adanya penyimpangan
nilai normal yang memberikan gambaran tingkat keparahan penyakit.
c. Pharmacist
Dapat membantu dalam penyediaan obat yang diperlukan dalam terapi pada
pasien sepsis neonatorum dalam membantu pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai