Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENYEHATAN AIR - A

AIR PERMUKAAN SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH

Dosen :
Aris Budianto, S. T., M. K. M.

Disusun oleh :

Kelompok 1

1. Dea Desmareza (P23133116006)


2. Fakhri Ramadhan (P23133116011)
3. Khontsa Naqiya (P23133116017)
4. Nabila Farhanah (P23133116026)
5. Nanda Dian Magfirah (P23133116028)
6. Rahmi Maulinda Bintang (P23133116032)

Program Studi:

2 - D IV Kesehatan Lingkungan

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


Jln. Hang Jebat III/F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
2018
A. KARAKTERISTIK AIR PERMUKAAN
1. Karakteristik Umum Air Permukaan

Karakteristik Air Permukaan

Temperatur Bervariasi dengan musim


Turbiditas Bervariasi, kadang – kadang tinggi
Terutama akibat suspended soil (lempung, algae)
Warna
kecuali pada air yang sangat lunak dan asam
Kandungan Mineral Bervariasi dengan tanag, curah hujan, dll
Fe dan Mn dalam larutan Biasanya tidak ada, kecuali di bagian dasar
Co2 Agresif Tidak ada
Oksigen terlarut Sering dekat jenuh, tidak ada dalam air tercemar
H2 S Tidak ada
NH4 Ditemui pada air tercemar
Silica Rendah
Mikropolutan organic Ada
Bakteri (beberapa patogenik), virus, plankton
Organisme hidup
(binatang dan tumbuhan)

2. Karakteristik Spesifik Air Permukaan

Rawa Laut Sungai


Secara fisik kondisi tanahnya
Mempunyai debit berubah –
cekung dengan topografi Bersifat asin
ubah
relatif datar
Mengandung kadar garam Air sungai bertambah
Secara kimiawi derajat (NaCl) karena itu, tidak debitnya pada musim hujan
keasaman airnya rendah memenuhi syarat untuk tetapi kualitasnya semakin
diminum buruk
Pada musim kemarau debit
Tanahnya bersifat anorganik air akan relatif kecil karena
bergantung pada asalnya
Secara biologis pada Kandungan Mineral Bervariasi dengan tanag,
umumnya terdapat ikan rawa, curah hujan, dll
tumbuhan rawa dan hutan
rawa

Danau Waduk

Proses pembentukan alami Proses pembentukan oleh manusia


Terbentuk akibat pengisian cekungan Usia geologisnya relatif lebih muda (40 tahun)
Bentuknya teratur Terbentuk abikat pengisian lembah sungai
Posisi di daerah aliran sungai (DAS) sentral Posisi DAS di pinggiran
Perubahan permukaan air terjadi secara
Kedalaman maksimum di dekat bendungan
alamiah
Penyebab perubahan permukaan air
dikendalikan oleh manusia

Untuk mengenal karakteristik air baku permukaan maka air ini digolangkan menjadi 6, yaitu;

a. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang tinggi


b. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang rendah
c. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang sifatnya temporer
d. Air permukaan dengan kandungan warna yang sedang sampai tinggi
e. Air permukaan dengan kesadahan yang tinggi.
f. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan sangat rendah

B. KUALITAS AIR PERMUKAAN

Kualitas air adalah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kehidupan biota air.
Variabel-variabel tersebut meliputi: sifat fisika (warna, kekeruhan, dan temperatur) dan sifat
kimia (kandungan oksigen, karbondioksida, pH, amoniak, dan alkalinitas).

Kualitas air permukaan secara nasional telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.
82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.Kualitas badan
air tergantung dari karakteristik dan kuantitas air yang masuk ke dalamnya. Oleh karena itu,
limbah cair yang masuk ke perairan juga perlu diatur dalam peraturan perundang-undangan,
sehingga tidak memperuruk kualitas air permukaan.
Pada umumnya air permukaan akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota, dan
sebagainya. 

Pemantauan parameter-parameter kualitas air perlu dilakukan dalam melakukan


pengelolaan kualitas air pada suatu air permukaan, seperti Daerah Aliran Sungai (DAS).
Menurut Erianto, E.W. dan B. Machbub (2004) pada umumnya pemantauan kualitas air
dilakukan baik secara berkelanjutan maupun berkala (time series) tergantung kebutuhan dan
dana yang ada.

Pemantauan kualitas air tersebut, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang


kondisi umum kualitas air secara cepat, sehingga data dapat disajikan secara tepat waktu
(real time).

C. JENIS SUMBER AIR PERMUKAAN

Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

1. Perairan Darat
Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti
rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.
a. Sungai

Sungai adalah air hujan atau mata air yang mengalir secara alami melalui suatu
lembah atau di antara dua tepian dengan batas jelas, menuju tempat lebih rendah
(laut, danau atau sungai lain).

Sungai dapat terjadi melalui 3 cara, yaitu:

1) Yang berasal dari aliran permukaan bumi (misalnya dari air hujan)
2) Yang bersal dari aliran air tanah (misalnya beberapa mata air)
3) Berasal dari campuran keduanya (misalnya air payau)
Sungai terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.
Bagian hulu sungai terletak di daerah yang relatif tinggi sehingga air dapat mengalir
turun, bagian tengah sungai terletak pada daerah yang lebih landai, dan bagian hilir
sungai terletak di daerah landai dan sudah mendekati muara sungai.

Beberapa keadaan yg mempengaruhi aliran air sungai,  yaitu:

1) Keadaan Daerah
Apabila di sekitar daerah aliran masih banyak terdapat hutan/tanaman, maka
akan mempengaruhi debit air yang ada
2) Temperatur
Daerah dengan iklim tropis, mengakibatkan bertambah besarnya penguapan
sehingga air akan berkurang.
3) Topografi
Kelandaian dari sungai akan mempengaruhi besarnya pengaliran dan
besar/kecilnya pengikisan tanah
4) Sifat permukaan tanah
Daerah dengan daya resap yang tinggi akan mengurangi debit air yang ada di
atasnya

Terdapat beberapa jenis-jenis sungai, yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan jenis sumber airnya

 Sungai hujan (sungai yang berasal dari hujan)


 Sungai mata air
 Sungai gletser (dari salju yang mencair)
 Sungai campuran (campuran dari ketiga sumber diatas)

b. Danau
Adalah suatu kumpulan air dalam cekungan tertentu dalam jumlah besar. Suatu
genangan dapat disebut danau jika paling tidak memiliki tiga kriteria yaitu :
1) Mempunyai permukaan air yang cukup luas sehingga mampu menimbulkan
gelombang.
2) Air cukup dalam sehingga terdapat strata suhu pada kedalaman air tersebut.
3) Vegetasi yang mengapung tidak cukup untuk menutupi seluruh permukaan
danau.

Air yang mengisi danau biasanya air tawar. Danau mendapatkan air dari curah
hujan, sungai-sungai, serta air tanah yang keluar dari mata air. Keempat sumber
tersebut bersama-sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada danau.

c. Telaga
Telaga hampir sama dengan danau, hanya luasnya lebih sempit. Telaga tidak
memiliki tingkatan suhu pada kedalamannya dan belum ada gelombang yang
mengabrasi. Munculnya telaga sama dengan awal terjadinya sebuah danau.

d. Rawa
Adalah suatu daerah datar atau sedikit cekung yang tergenang oleh air. Rawa
airnya bersifat asam, warna airnya kemerahan, dan kurang baik untuk irigasi.

2. Perairan Laut
Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air
laut yang berada di laut.

Berdasarkan luas dan bentuknya, klasifikasi laut terdiri dari :

a. Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke darat


b. Selat adalah laut yang relative sempit dan terletak antara dua pulau
c. Laut adalah perairan yang terletak di antara pulau-pulau yang relative lebih luas
dibandingkan dengan selat
d. Samudera adalah laut yang sangat luas dan terletak diantara benua
D. MENGHITUNG DEBIT AIR PERMUKAAN

Debit adalah jumlah aliran air (volume) yang mengalir melalui suatu penampang dalam
waktu tertentu, umumnya dinyatakan dalam satuan volume/waktu yaitu (m3/detik).
Pengukuran debit air permukaan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu langsung dan idak
langsung.

1. Pengukuran Langsung

Pengukuran langsung di lapangan meliputi pengukuran lebar, tinggi air, tinggi


saluran drainase, sisi miring, dan diameter pada masing-masing saluran drainase.

2. Pengukuran tidak langsung


a. Velocity area methods
Pada prinsipnya untuk mengetahui debit suatu aliran, dilakukan pengukuran
kecepatan aliran dan penampang basah sungai. Kecepatan aliran dianggap seragam di
setiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan kecepatan. Rumus yang
digunakan adalah:

Q=AxV

Keterangan:

Q =Debit Aliran (m3/s)

A = Luas Penampang (m2)

V = Kecepatan Aliran (m/s)

Penampang basah (A) diperoleh dengan pengukuran lebar permukaan air dan
pengukuran kedalaman dengan tongkat pengukur atau kabel pengukur. Kecepatan
aliran dapat diukur dengan metode current meter dan metode apung

b. Slope area methods


Cara slope area dapat digunakan untuk menghitung debit secara tidak langsung,
yaitu setelah banjir surut dengan menggunakan data bekas banjir pada tebing sungai
atau pelekat yang dipasang pada jarak tertentu. Cara ini menggunakan rumus hidraulika,
yaitu rumus Manning atau Cherry.

Apabila pemilihan badan air yang akan diprakirakan kecepatan airnya memiliki
aliran yang kurang lebih seragam.

Rumus :

 V = ( 1n ) r 23 s 12
Dimana:
V = kecepatan aliran (m/detik),

r = jari-jari hidrolik (m),

S = kemiringan permukaan air,

n = koefisien kekasaran manning. 

c. Dilution methods

Pengukuran debit dengan menggunakan bahan-bahan kimia, pewarna atau


radioaktif sering digunakan untuk jenis sungai yang aliran airnya tidak beraturan
(turbulent). Bahan-bahan tersebut di atas biasanya dalam bentuk:

1) mudah larut dalam air sungai,


2) bersifat stabil,
3) mudah dikenali dalam konsentrasi rendah,
4) tidak meracuni biota perairan dan tidak menimbulkan dampak negatif yang
permanen pada badan perairan,
5) relatif tidak mahal.
E. PENGOLAHAN AIR PERMUKAAN

Pada umumnya, sumber air baku dari air permukaan harus diperhatikan segi
kekeruhan dan segi mikrobiologisnya. Kondisi air baku yang buruk menyebabkan biaya
pengolahan yang dibutuhkan semakin tinggi karena bahan kimia yang diperlukan akan
semakin banyak atau bahkan diperlukan unit pengolahan yang baru untuk menjaga agar
kualitas air sesuai dengan baku mutu.

Tujuan pengolahan air permukaan adalah agar air permukaan dapat digunakan oleh
masyarakat sebagai air bersih dan air minum yang sesuai dengan standar kualitas air bersih
dan air minum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pengolahan air minum dapat dilakukan dengan 3 metoda, yaitu : Penglahan fisik,
kimiawi, dan bakteriologis.

1. Pengolahan Fisik
a. Sedimentasi

Sedimentasi merupakan unit yang berfungsi memisahkan padatan dan cairan


dengan menggunakan pengendapan secara gravitasi untuk memisahkan partikel
tersusupensi yang terdapat dalam cairan tersebut (Reynols, 1982).

Aplikasi utama dari sedimentasi pada instalasi pengolahan air minum adalah :

1) Pengendapan awal dari air permukaan sebelum pengolahan menggunakan saringan


pasir cepat.
2) Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi sebelum
memasuki unit saringan pasir cepat.
3) Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi pada instalasi
yang menggunakan sistem pelunakan air oleh kapur-soda.
4) Pengendapan air pada instalasi pemisahan besi dan mangan

b. Filter Karbon
Karbon aktif dengan media granular (Granular Activated Carbon) merupakan
proses filtrasi yang berfungsi untuk menghilangkan bahan-bahan organik, desinfeksi,
serta menghilangkan bau dan rasa yang disebabkan oleh senyawa-senyawa organik.

Prinsip : mengadsorbsi bahan-bahan pencemar menggunakan media karbon.


Proses adsorbsi yang berlangsung dalam karbon aktif tergantung pada luas permukaan
media yang digunakan dan berhubungan dengan luas total pori-pori yang terdapat
dalam media.

c. Membran atau Filtrasi

Filtrasi dapat dilakukan menggunakan beberapa jenis filter, antara lain : saringan
pasir lambat, saringan pasir cepat, atau dengan menggunakan teknologi membran.

Keunggulan utama membran dibandingkan filtrasi pasir lambat adalah unit


pengolahan yang dibutuhkan mempunyai ukuran yang lebih kecil, kapasitas pengolahan
lebih besar, serta mampu menghasilkan air layak minum.

Secara umum sistem membran dapat dibedakan menjadi empat jenis


yaitu Reverseosmosis (RO), Elektrodialisis (ED), Ultrafiltrasi (UF), dan Mikrofiltrasi (MF).

1) Reverse Osmosis (RO)


Reverse osmosis diartikan sebagai perpindahan pelarut dari larutan, melalui
membran semipermeable di bawah tekanan, ke pelarut murni atau larutan yang
lebih encer pada tekanan yang lebih rendah.
2) Elektrodialisis (ED)
Dalam elektrodialisis, filter membran yang digunakan tidak permeable untuk
air tetapi permeable bagi kation dan anion. Filter membran yang sering digunakan
dalam proses elektrodialisis adalah filter yang dibuat dari hydrated cellophan dan
media lain yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran pori-pori membran.
3) Ultrafiltrasi (UF)
Ultrafiltrasi menggunakan membran dengan ukuran pori lebih kecil dari 0,1
mikron dan gaya tekan berkisar antara 30 sampai 90 Psi. Ultrafiltrasi dapat
digunakan untuk menyisihkan bakteri, virus, koloid, dan senyawa-senyawa organik
yang mempunyai molekul berukuran besar.
4) Mikrofiltrasi (MF)
Tujuan utamanya adalah menyisihkan partikel-partikel pencemar dengan
diameter lebih besar dari 0,5 mikron. Salah satu kegunaan mikrofiltrasi dalam
teknik lingkungan adalah mengisolasi coliform dari contoh air yang
diteliti. Mikrofiltrasi juga dapat digunakan untuk menyisihkan partikulat di udara
yang akan digunakan sebagai bahan baku generator ozon.

- Arus Silang (Cross Flow)

Dengan sistem ini, cairan yang akan dimurnikan dialirkan sejajar dengan
permukaan membran dan tekanan diberikan tegak lurus dengan arah aliran cairan.

- Ultra Violet (UV)

Proses desinfeksi pada pengolahan air minum dapat menggunakan


sinar ultra violet (UV). Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang
200 nm – 300 nm (disebut UV-C) dapat membunuh bakteri, spora, dan virus.

Panjang gelombang UV yang paling efektif dalam membunuh bakteri adalah


265 nm. Mekanisme kerja UV adalah melepaskan poton yang akan diserap oleh
DNA mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan DNA sehingga proses replikasi
DNA akan terhambat.

2. Pengolahan Kimia

Pengolahan kimia dilakukan dengan menambahkan bahan kimia tertentu yang


bertujuan untuk menyisihkan senyawa organik maupun senyawa anorganik dalam air.
Penambahan bahan kimia ini bersifat spesifik, tergantung jenis dan konsentrasi polutan
dalam air baku.
a. Flokulasi
Flokulasi adalah tahap pengadukan lambat yang mengikuti unit pengaduk cepat.
Proses ini bertujuan untuk mempercepat laju tumbukan partikel, sehingga
menyebabkan aglomerasi dari partikel koloid terdestabilisasi secara elektrolitik kepada
ukuran yang terendapkan dan tersaring.

Flokulasi dicapai dengan mengaplikasikan pengadukan yang tepat untuk


memperbesar flok-flok hasil koagulasi. Pada umumnya waktu detensi pada bak ini
adalah 20 – 40 menit. Hal tersebut dilakukan karena flok yang telah mencapai ukuran
tertentu tidak bisa menahan gaya tarik dari aliran air dan menyebabkan flok pecah
kembali, oleh sebab itu kecepatan pengadukan dan waktu detensi dibatasi.

b. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme
patogen yang terdapat di dalam air baku yang masuk ke dalam instalasi pengolahan air
minum. Proses ini tidak berlaku bagi mikroorganisme yang berada dalam bentuk spora.

Terdapat berbagai metode untuk melakukan desinfeksi, antara lain dengan


penggunaan zat pengoksidasi (ozon, halogen, senyawa halogen), kation dari logam
berat (perak, emas, merkuri), senyawa organik, senyawa berbentuk gas, dan
pengolahan fisik (panas, UV, pH) (Chang, 1971 dikutip dalam Reynolds, 1982).
DAFTAR PUSTAKA

revara26.blogspot.co.id/2014/11/air-permukaan-sebagai-sumber-air-bersih.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai