Anda di halaman 1dari 48

VERANDA DESKRIPSI CERITA

-kamu alasan aku berubah, dan hanya kamu


Yang berani mengubahku-

-Randa Askara Lintang-

‘’Asal lo tau, ketemu sama lo itu mimpi baik sekaligus mimpi


Buruk untuk gue’’.

-Vera Gellatira-

Veranda 01

“RANDAAA!! Sudah berapa kali ibu peringatin jangan tauran sama sekolah lain,

Kok kayanya kamu gapunya telinga ya.’’

Jendela ruang BK seketika penuh oleh murid-murid yang penasaran dengan suara teriakan

Bu Nurti. Gerak tubuh mereka yang berdesakan seakan bertanya ada apa??.

Lelaki berambut coklat itu menaikan sebelah kaki kanannya keatas kaki kirinya.

‘’yaelah bu santai-santai saya cuma khilaf,’’

“khilaf kok dilakuin berulang-ulang!, coba hitung sudah berapa kali kamu
tauran,’’ Ujar Bu Nurti sambil melotot.

“ya saya gatau Bu, gaada kerjaan juga saya ngitungin itu.’’

‘’kamu ya selalu saja melawan saya, saya itu guru kamu!!’’Bentak Bu Nurti.

‘’yang bilang Ibu satpam siapa?’’ ujarnya cengengesan.

Bu Nurti mendengus kasar ‘’lama-lama darah tinggi saya ngomong sama kamu,

yasudah kamu Kembali ke kelas!’’ bentaknya.

‘’ya mending darah tinggi Bu dari pada darah rendah nanti Ibu ngefly trus,’’ ujarnya

berjalan kearah pintu keluar.

Melihat kelakuan muridnya yang satu ini Bu Nurti hanya bisa mengelus dada,

Karena sudah tak heran seorang Randa Askara Lintang melawannya. Bahkan maybe

tidak ada seorang Guru yang bisa merubah sikapnya, sampai Guru Killer

di SMA Nusantara saja sudah menyerah.

SEBAGIAN CERITA INI AKU AMBIL DARI KISAH NYATA AKU YA SELAMA DISEKOLAH
JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN, SEMOGA CERITA INI JADI FAVORIT KALIAN YA
HEHE…
VERANDA 02

“Ra dia siapa sih kok hobby banget ya bikin keributan di sekolah’’ tanya Farah.

“mana gue tau’’ jawabnya ketus.

“gitu amat lo ditanya sama temen juga”

‘’lagian lo ga liat gue lagi ngerjain PR, tanya aja sama cowo lo kan mereka temenan”

“lo kok tumben banget ngerjain PR di sekolah, heran sih juara umum ko bisa gitu’’ Farah

Memutar bola matanya.

“namanya juga manusia Far”

***

Vera dan Farah berjalan melewati koridor lantai dua, mereka hendak pergi menuju

kantin yang tempatnya ada di lantai satu belakang sekolah.

“Ra gak usah ke kantin yu, liat deh ditangga ada gerombolan anak laki-laki”

Farah menunjukan wajah memelasnya.

“lo takut? kan ada cowo lo juga disana?’’ tanya Vera cuek.

“iya sih disana ada Justin tapi gue takut digodain sama temenya’’ Farah nyengir.

Vera hanya menatapnya malas. “sok cantik banget” batinya.

“biasanya juga lo yang genit”

“beda situasi Raa, lo kaya ga kenal seorang Farah Anatasya primadona paling

cantik di SMA Nusantara” ucapnya sambil menggibaskan rambutnya.

Disisi lain Randa dan teman- temannya tengah asik menggoda setiap gadis yang

melewati tangga, dari mulai kakak kelas, adik kelas, sampai guru yang lewat juga

ikut digoda. Siapapun orangnya yang Namanya perempuan wajib bagi seorang

Randa mendapatkan hatinya kecuali guru sih karena mungkin kalo ke guru cuma jahil.

“hai cantik,’’ Randa tersenyum jahil.

“iya kak?”

“siapa sih Namanya?” Randa mengedipkan sebelah matanya.

‘’Meysha’’ jawabnya malu-malu.

‘’bilang sama mama lo kak Randa bilang makasih karena udah ngelahirin

anak semanis lo’’

“Eaaaaaa” sorak teman-teman Randa diikuti tawa yang menggema di tangga.


Meysha hanya tersenyum malu ‘’kakak bisa aja”

“trobosss ajalah anyinggg’’ ucap Justin.

“bagi satu lah Ran ke gue, perasaan dari tadi mentoknya ke elo mulu”

Ujar Bisma memelas.

‘’yaudah ambil tuh Meysha, rasanya gue udah ga tertarik lagi’’ ujarnya santai.

BUSETT UDAH GA TERTARIK KATANYA!!!!!!!!????

“gilaa Ran sehari udah abisin berapa cewe lo di SMA Nusantara kalo belom

semenit aja lo ganti” ujar Justin membulatkan matanya.

‘’sehari ya?kayanya kurang lebih 20han itupun kalo gue lagi males’’

“anjingg fakboy bener lo’’

***

“Far mau pulang bareng gue ga?’’ tanya Vera.

“ngga Ra, gue mau bareng Justin’’ ujarnya cengengesan.

“pacar brandal lo itu?’’

‘’serah lo, gue duluan ya mau ke parkiran soalnya Justin udah nunggu disana’’

“hm” jawabnya cuek.

Ketika Vera sedang duduk di halte untuk menunggu jemputannya tiba- tiba ada

seorang laki-laki menyapanya.

“hai cantik sendirian aja’’ ujarnya.

Vera hanya menatapnya sebentar lalu memalingkan wajahnya lagi menatap kendaraan

yang berlalu lalang.

‘’cuek banget, kenalin gue Randa’’ ujarnya lagi sambil mengulurkan tangannya. Namun Vera hanya
mengabaikannya.

“lo aneh, lo itu cewe satu-satunya yang gue sapa tapi cuek gini” ucap Randa

Mengerutkan keningnya.

Ketika jemputanya datang Vera langsung berdiri berjalan memasuki mobilnya dan meninggalkan
Randa tanpa berkata apa-apa, Randa hanya menatap gadis itu dengan tatapan heran.

HUAAA TOLONG BANTU VOTE YA TEMEN-TEMEN


MAAF KALO MASIH ADA SALAH TULISAN ATAU KATA-KATA
JANGAN LUPA FOLLOW IG AKU, KALO MAU DIFOLLBACK BISA DM
@Coriivcrwt_
veranda 03
drrtt drrtt!

RAKA ALBINO

Ran sini kumpul di rumah gue, ajak Justin gara-gara cewe dia
jadi jarang kumpul
RANDA ASKARA LINTANG

Yoo siap gue otw

Diperjalanan Randa berhenti ketika melihat seorang gadis sedang mengajar anak jalanan seperti

Pengamen, pengemis, dan anak lainya yang tidak bisa bersekolah.

Randa tersenyum baru kali ini hatinya terasa tersentuh. Lalu Randa menghampiri gadis itu.

“hai lagi ngapain disini?” tanya Randa.

Gadis itu bertingkah seolah tidak ada siapa-siapa di sampingnya, dia lebih memilih menilai

buku-buku catatan anak-anak itu layaknya seorang guru disekolah.

“Kak Vera, kakak cowo disamping kak Vera siapa?” tanya Fika salah satu anak jalanan itu.

“pacarnya ya Kak” teriak Alfi yang juga anak jalanan.

Saat itu, Sore itu akhirnya Randa tau gadis dingin ini bernama Vera. Rasanya senang telah

mengetahui namanya walaupun dia tidak pernah bicara langsung kepadanya.

“hallo adik-adik kenalin nama kakak Randa, kakak ini pacarnya kak Vera” ujarnya antusias . Ihh
ngakuann!

Vera yang mendengar apa yang dikatakan Randa sontak membulatkan matanya.

“lo apa-apaan sih” bentaknya.

“lo tau? Ada dua hal yang ngebuat gue seneng sekarang, pertama tau nama lo, kedua denger suara
lo” ujar Randa mengedipkan sebelah matanya genit.

Gadis berambut sepunggung itu mendengus kesal, rasanya sial sekali bertemu lelaki seperti Randa

andai ada pintu kemana saja rasanya ia ingin segera pergi dari tempat ini. Dasar cowo genit!.

***

“ngapa lo jing senyum-senyum sendiri, ngeri gue liatnya” ujar Bisma.


“Mungkin karna salah satu cewenya” balas Raka.

“yang manaa Ran, Vivi? Alena? Sandra? Amel? Nazwa? Vita? Wulan? Mora?, yang mana sih
penasaran gue” ujar Justin.

“Vera” jawabnya tanpa sadar, tanpa melepaskan senyuman di bibir pink miliknya itu.

“HAHHH!!!!” Raka membulatkan matanya.

“Vera? Cewe yang suka juara umum sekolah itu?” tanya Bisma masih tampak tak percaya.

Ketika Randa menyadari apa yang dikatakan dirinya sendiri ia langsung tersentak.

“woiii siapa-siapa? Vera siapa? Anak mana?” ujarnya pura-pura tidak tahu.

Ketiga temannya itu menatap Randa heran, mereka mengerutkan keningnya.

“sehat Ran?” tanya Justin.

“apaan sih Ran gajelas anjing” ujar Raka.

“gu-gue balik kerumah dulu” ujar Randa lalu diiringi tawa keras dari teman-temannya.

“saltinggg nii yee” balas Bisma.

***

Vera merebahkan tubuhnya dikasur, menatap langit-langit kamarnya, seketika ia membayangkan


wajah Randa tadi sore. “Ihhh Ra apasi gajelas banget ngapain gue ngebayangin muka cowo genit itu,
ga banget pliss ilang plisss” batinnya. Wajah cowo genit itu membuat gadis cantik ini semakin kesal.

Drrt drrtt

08*******65

HAII SELAMAT MALAM PACARKU


VERA GELLATIRA

Salah nomor ya??


08********65

Ahh nggaa ini bener kok, no Vera kan??


VERA GELLATIRA

Gue gapunya pacar, maaf gue blokir aja no nya


08*******65

Ehhh jangan Ra, ini gue Randa save ya hehe


Maaf bikin lo bingung.

Cowo genit ini dapet no gue dari mana coba?

Raa kok Cuma di read?


Raaa
Yaudah gapapa, good night, sampai ketemu disekolah,)

Gadis berkulit putih itu hanya memutar bola matanya ketika melihat pesan dari Randa.

Ihhhh rasanya gamau sekolah besok!!.

Veranda 04

“Raa lo berangkat sekolah naik taxi aja ya, gue pinjem mobil lo ” ujar Aska.

“loh kenapa kak?mobil kakak mana?”

“mobil gue rusak nanti bulan depan mama baru bisa beli yang baru lagi, soalnya mama pulangnya
bulan depan”.

“yaudah deh, lagian mama lama banget sih kak di WASHINGTON DC” Vera mengerutkan keningnya.

“mama lagi ngurus perusahaan peninggalan papa disana, makanya gue mau cepet-cepet lulus kuliah
biar bisa bantu mama, sumpek juga mintain duit ke mama terus” balas Aska.

***

Brukkkk
“heh lo bisa ga sih kalo jalan pake mata!” bentak seorang gadis.

“maaf” lalu Vera berjalan melewati gadis itu.

“tunggu dulu, lo mau kemana?” gadis itu menarik dan menekan tangan Vera.
“aww” Vera meringis kesakitan.

Siswa-siswi berkerumun melingkari mereka berdua.

“gausah lebay! jangan mentang-mentang lo murid kesayangan guru, lo berhak seenaknya!!”sentak


gadis itu. Bentar neng, yang seenaknya disini siapa ya?.

“lepasin tangan Vera”

Gadis itu melirik kearah asal suara itu “Randa kok kamu belain dia sih, aku ini pacar kamu” ujar gadis
itu.

“Mora lepas!” bentak Randa.

Lalu Mora melepas genggamannya “awas lo, liatin aja” Mora menunjuk kearah wajah Vera.

Randa menepis lengan Mora “pergi lo, lo pada juga ngapain masih disini? Bubar!!”

Lalu seluruh siswa-siswi yang memerhatikan mereka langsung membubarkan diri.

“lo gapapa Raa?” Randa mengusap lengan Vera yang memerah.

Lalu Vera menepis kasar lengan Randa dan berjalan meninggalkan Randa yang masih terpaku
ditempatnya. Lengan Randa mengepal kuat, rahangnya mengeras menandakan

dia sedang menahan emosinya. Gue jatuh cinta? Batinnya.

***

“mau ke kantin Ra?” tanya Farah.

“lo aja” balasnya lemas.

“lo gapapa?”

“hm”

Sumpah demi apapun kali ini Vera sangatt sangat benci kepada Randa, kenapa sih

Orang kaya Randa itu hobby nya bikin rusuh bener kata Farah, dan kenapa juga

harus selalu muncul dihadapan Vera? Kenapaaa?! Huaaaa kak Askaaaaaa, Mamaaa

Vera pengen pindah sekolahh, pindah negara kalo perlu, yang penting gabisa liat orang

kaya Randa lagi.

“hai pacar” Randa tersenyum jahil.

Vera hanya mendengus kesal lalu beranjak dari tempat duduknya.

“mau kemana Raa” Randa memegang lengan Vera agar tidak pergi.

“lo bisa ga sih jangan gangguin gue sehari aja” ujar Vera dingin.

“gabisa, suru siapa cantik?kan gue jadi makin suka” ucap Randa cengengesan.
“ga sehat lo” ujarnya lalu berjalan meninggalkan kelas.

Randa tetap mengikuti Vera dari samping.

“gue ga sehat karena lo” ujar Randa.

JANGAN LUPA VOTE AND COMEN YAAAA!


VERANDA 05

Kringgggggg!!!

Bel pulang sekolah menggema diseluruh sudut SMA Nusantara, semua murid bergegas
berhamburan keluar gerbang depan sekolah ehh ralat, tidak semuanya menuju gerbang sekolah ada
juga yang masih dilapangan yang baru mau memulai exskul basket. Beda dengan Randa, sekarang ia
dan teman-temannya sedang magang seperti biasa di taman arah ke gerbang depan.

“Ran liat deh cewe kelas XII buset dah bening bener” ujar Raka.

“Gasskeunnn Ran” ujar Bisma tersenyum.

Baru saja tiga langkah Randa hendak menghampiri kakak kelasnya itu, matanya langsung terpaku
ketika melihat Vera yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah.

Hatinya menyuruhnya untuk tetap menghampiri gadis yang ditunjuk Raka, tapi tubuhnya bergerak
menghampiri Vera tanpa seijin nya.

“buat lo aja Rak yang itu” ujarnya berjalan menjauh dari teman-temannya.

Raka, Justin, dan Bisma terbelalak kaget.

“wah tumben si Randa ga tertarik, ada apanih sama raja fakboy kita” ujar Justin kebingungan.

“iya, biasanya dia gercep banget kalo liat yang montok” ujar Bisma.

“insyaf mungkin” Raka angkat suara.

***

“Far anter gue ke toko buku yu” ujar Vera.

“lo lupa kalo sabtu gue harus les piano?” balas Farah.

“oh”

Randa menghampiri Vera “hai cantik”.

Vera tidak memedulikan sapaan itu, ia lebih memilih membuka buku pelajaran yang sedari tadi ia
pegang.
“eh ada Farah juga, btw makasi ya Far lo udah ngasih no Vera ke gue”

Farah langsung menginjak kaki Randa seolah apa yang tadi Randa ucapkan harusnya jangan
dikatakan dihadapan Vera, ihh bikin kesel aja. Memang Randa yang meminta Justin untuk
menanyakan kepada Farah nomor telepon Vera.

Sontak Vera yang tadi hanya sibuk membaca buku kini mengerinyitkan alisnya dan menatap Farah
yang sekarang sedang menyengir kearahnya. Ahh rasanya Vera ingin mencubit Farah saat ini.
Ngapainnn ngasih no gue astagaaa!

Lalu Vera berjalan menjauhi mereka berdua. Awas lo ya Farahhh!. Udah kesel banget sama Randa
sekarang malah ditambah Farah, ih jadi pengen cakar mereka berdua!!

“Rannn lo ngapain sih ngomong didepan Vera! Kalo dia marah bahaya tau” Farah melotot.

“bahaya kenapa?” Randa mengerutkan keningnya.

“yaa bahaya nanti gue ga dikasih contekan lagi”

Randa tertawa kencang “ya sorry, udah lah gue mau ngejar Vera dulu”

***

Vera berjalan menyusuri jalan raya yang kini tengah ramai oleh kendaraan.

“huftt dasar Jakarta penebar polusi, eh lebih tepatnya kendaraan dan manusianya. Kenapa sih
gamau gitu berangkat atau pulang kerja,sekolah,main atau kemana-mana itu pake sepeda atau jalan
kaki aja kan lebih sehat jadi bisa olahraga, gue lagi kesel sama cowo genit itu trus Farah juga sama,
ehh sekarang ditambah lagi polusi kaya gini bikin perasaan gue runyem aja” Vera sedang bergumam
sendiri, menumpahkan kekesalannya pada alam tapi tanpa sadar dirinya juga selama ini kalo
kemana-mana selalu menggunakan kendaraan pribadi. Haha aneh!.

“kok marah-marah sendiri kaya orang gila gitu” ujar lelaki disampingnya cengengesan.

“suka-suka gue” Vera menjawab ketus tanpa melirik lelaki tersebut.

“oh gitu, btw lo kok tambah cantik kalo lagi marah-marah” ujarnya lagi.

Ketika Vera menyadari dirinya sedang bicara dengan lelaki lalu ia menghentikan langkahnya dan
melirik kearah lelaki terserbut.

“ah sial” batin Vera.

“kenapa kok kaya kaget gitu?” ujar Randa.

Vera melanjutkan langkahnya, rasanya buang-buang waktu saja mengobrol dengan Randa walaupun
hanya sepatah dua patah.

“Raa emangnya ngomong pake kuota ya?” ujar Randa terus berusaha agar Vera mau menjawabnya.
Namun Vera seperti tidak memperdulikanya.

“kalo iya nanti gue beliin kuota unlimited buat lo, biar lo bisa ngobrol sama gue setiap detik” ujarnya
lagi tersenyum.

“niat banget sih cowo genit ini” batin Vera.


“Ra makan yu?” Randa bertanya namun tak ada jawaban.

“Raa mau batagor?”.

“Ra berenti dulu dong gue cape”

“Ra satu tambah tiga berapa?”

“Raa gue lupa top up” ujarnya tetap berusaha.

“Ra kuota internet seribu perGb”

“Raa mau mabar?”

“Raa lo tau ga Albert Einstein lahir dari Rahim mama gue”

“Ra tau ga kenapa hulk warna ijo? Itu papa gue yang ngecat”

“Ra tau Tiara Andini? Dia ngejar-ngejar gue Ra, tapi gue gamau soalnya cantikan lo”

Vera menghentikan langkahnya lalu melirik Randa “lo bisa diem ga sih?!” bentak Vera.

“akhirnya lo ngomong juga, gue seneng” Randa tersenyum.

“duduk dulu yu disitu” Randa menarik tangan Vera kearah kursi taman.

Kali ini Vera hanya mengalah saja, ia mengikuti apa yang dikatakan Randa, rasanya ia juga terasa
lelah berjalan dari sekolah sampai disini.

Setelah mereka berdua duduk dikursi taman, keduanya hanya diam tanpa bicara apa-apa. Vera
melamun dengan menempatkan telapak tangannya dibawah dagu, memerhatikan sekeliling taman
tampak ada banyak remaja berpasang-pasangan. Randa? Ia hanya memerhatikan wajah cantik Vera
yang sekarang tampak tenang dengan lamunanya. Satu menit, dua menit, tiga menit.

“Ra” Randa memulai percakapan, berniat memecah keheningan diantara mereka.

“Vera gue suka sama lo”

Perkataan Randa membuat Vera terbelalak kaget.

INI AKU NGETIKNYA JAM 05:54 YAA HEHE


GATAU KENAPA RASANYA MOOD AJA GITU BUAT NGETIK
EH IYA JANGAN LUPA VOTE AND COMEN YAAAA

Veranda 06

Hari minggu pagii adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Vera untuk melepas letihnya berhadapan
dengan guru, tugas, buku, rumus, dan yang paling utama RANDA.

Vera beranjak dari tempat tidurnya, lalu ia membuka pintu balkon kamarnya dan nampak ada
sambutan dari cahaya matahari menghampiri wajah cantiknya. Gadis berpakaian piyama itu duduk
dikursi teras balkon untuk menikmati kicauan burung dan udara dipagi hari.

Tok tok tok!


Suara ketukan pintu itu membuatnya beranjak malas dari kursinya.

“ada apa kak?” tanya Vera.

“itu dibawah ada temen lo” ujar Aska.

“Farah?” tanya nya lagi.

“cowo, temuin aja langsung gue mau kerumah temen, awas lo jangan macem-macem! Gue udah
minta Bi Ami mantau lo” ujar aska serius, lalu berjalan menuruni tangga.

“cowo? Ryan mungkin ya” batinnya.

Lalu Vera mengikat rambutnya sambil berjalan menuruni tangga, dilihatnya ada seorang lelaki yang
sedang duduk dengan kaki diatas kaki lainya di ruang tengah.

“hai selamat pagi, maaf ganggu pagi-pagi gini” ujar lelaki itu lembut.

“sialll, tau dari mana dia rumah gue? Atau jangan-jangan Farah?” batin Vera.

Baru saja Vera menikmati ketenangan di pagi hari ehh ketenangan itu langsung hanyut ditelan bumi
gara-gara dia. Dasar cowo genit!

Vera duduk disofa lalu menatap Randa dengan wajah bertanya ada apa?.

“Ra lo tau ga waktu malem gue mimpiin lo nyium pipi gue, kan kata orang kalo kita mimpiin orang
lain berarti orang itu lagi kangen sama kita jadi gue minta alamat rumah lo ke Farah, karna gue takut
lo gabisa tahan kalo rindu sama gue, makanya gue langsung kesini. Kurang baik apa coba Ra gue jadi
calon pacar?” ujarnya penuh antusias.

Vera mengerutkan keningnya, bener dugaan gue Farah awas aja lo!.

“gimana Ra masih kangen?” ujar Randa tersenyum jahil.

“apa perlu gue peluk Ra”

Ihh jangankan dipeluk, duduk senderan aja Vera ogah!

“udah?” ujar Vera membuat senyum di bibir Randa mulai mengendur.

“pergi” usir Vera.

“ehh Ra kok gue diusir?” ujar Randa tak percaya bahwa gadis ini benar-benar batu es.

“pakk Amirrr” teriak Vera kepada satpamnya.

“iya non ada apa?” ujar pak Amir.

“bawa dia keluar” ujar Vera menunjuk kearah Randa.

“baik non”

Lalu Vera beranjak dari sofa menuju tangga kamarnya membuat Randa semakin heran, dari sekian
banyak gadis hanya Vera yang sulit untuk ditaklukan, bahkan sudah berbagai cara Randa lakukan
agar gadis itu menyukainya namun hasilnya sangat nihil.

“perasaan kalo cewe lain disapa hai cantik aja langsung baper trus ngejar-ngejar gue” batin Randa.

“dipelet dosa ga ya” ujarnya lagi sambil membayangkan wajah Vera. Astaga Rann!!.
***

“Ran ke club yu pasti banyak cewe cantik disana, siapa tau ada yang nemplok sama gue” ujar Bisma.
Saat ini mereka berempat sedang berada di rumah Justin karna orang tuanya sedang pergi ke luar
kota.

“iya Ran kasian tuh temen lo jomblo mulu” ujar Raka.

“yeee lo juga anyingg” balas Bisma.

“iya jing, gue juga heran seorang Raka Albino yang gantengnya ngelewatin Randa kok jomblo ya”
ujar Raka.

“woiii masih gantengan Randa kemana-mana” balas Bisma, lalu mereka tertawa.

“eh Nino kemana ya kok jarang ngumpul” ujar Justin mengalihkan.

“gatau gue, mau tobat godain cewe mungkin” ucap Raka.

“ajak lagi lahh gabung” ujar Randa yang sedari tadi diam.

“yoii Ran” sahut Bisma.

Sementara Vera dirumahnya sedang menonton tv dikamarnya sambil meminum cokelat panas.
Itung-itung nenangin pikiran lah. Tiba-tiba ada dering telvon yang mengganggu pikirannya. Siapa
sih? Ganggu!

08*******65 CALL

“hallo?”

Mata Vera membulat saat mendengar suara cowo ini. Randa!, lalu langsung Vera mematikan
teleponnya.

KENAPAAAA SETIAP DETIK COWO GENIT INI SELALU AJA GANGGUIN GUE! GAADA KERJAAN APAA?
GABISA GITU SEHARI AJA JANGAN GANGGUIN GUE, IHHHHHH BIKIN EMOSI AJA!!

Veranda 07

“Raaaaaaaaa” suara teriakan Farah membuat harinya terganggu pagi ini.

“Raa lo harus tau tadi Randa mukulin anak kelas XII sampe babak belur!! ini lagi trending topik
banget Ra di SMA Nusantara, Randa masuk BK lagii”
“oh” wajah Vera tampak tak peduli, lagi pula Vera sedang marah kepada Farah gara-gara dia
memberi alamat rumahnya kepada cowo genit itu. Gadis dengan rambut tergerai indah itu malah
lebih memilih berjalan menyusuri koridor lantai satu untuk menuju kantin.

Farah membulatkan matanya “oh doang untuk berita setrending ini?” lalu Farah mengejar Vera yang
kini sudah jauh meninggalkannya.

Setelah sampai dikantin Vera kebingungan karena seluruh murid yang ada disana menatapnya
dengan tatapan kurang mengenakan. Ada pula yang membicarakan dirinya. Gue kenapa? Ada yang
salah ya sama penampilan gue? Batinnya. Saat ia memerhatikan bajunya lalu membenarkan rok nya,
“ah kayanya gaada yang salah, gue biasa kesekolah gini kok”. Terus kenapaa?.

Farah menepuk Pundak Vera“ehh Raa lo jalannya cepet banget sih?”

“Far ada yang salah ya sama gue sekarang, cara penampilan atau prilaku gue mungkin?”

“gaada kok Ra sama kaya hari-hari sebelumnya” balas Farah.

“tapi kok mereka pada liatin gue ya?” ujar Vera heran.

“iya juga ya, mau gue tegur aja Ra?” tanya Farah.

Vera hanya melirik Farah sebentar lalu menundukan kepalanya, sungguh ia sangat malu sekarang.
Sebenernya ada apasi?.

“woiii kalian semuaa ngapain pada liatin Vera? Dia cantik yaa? Emang sih sahabat gue ini cantik tapi
masih cantikan gue sih” teriak Farah diikuti sorakan murid-murid yang lain.

“heh jangan so paling dibelain deh lo dasar jadi cewe centil nya minta ampun!!” bentak Mora sambil
mengangkat dagu Vera.

“maksud lo apa?” tanya Vera.

“so polos banget lo jadi cewe, jijik gue” ujar Sandra.

“heh heh dua nenek sihir ngapain bentak-bentak Vera?” balas Farah.

“jaga ya mulut lo! Kasih tau sama temen lo yang genit ini, jangan so so an disekolah,
lo tau? Randa sampe mukulin kak Alan itu gara-gara dia! Gue sebagai pacarnya ga seneng!!” sentak
Mora.

Vera mengerutkan keningnya. Apa? Kok gara-gara gue?ada apasi?.

“ada tiga hal yang salah dari kata-kata lo barusan, yang pertama Vera itu ga genit! Yang kedua soal
mukulin kak Alan, Vera juga gatau dan satu lagi lo tau ga sih Randa itu playboy? Jadi jangan so jadi
satu-satunya, temen yang ada disamping lo itu juga pacar Randa jadi lo cuma salah satunya!” ujar
Farah membuat semua murid yang ada dikantin terbelalak mendengarnya termasuk Mora dan Vera.

***

“hai Ra mau pulang bareng?” tanya Randa.


Vera hanya mengangguk menandakan ia mau, anggukan itu seperti angin yang berhembus pelan
yang membuat hati Randa tenang dan senang. Lalu Randa membuka kan pintu mobilnya untuk Vera,
saat Vera sudah masuk ia langsung berlari menuju tempat pengemudi. Perlahan-lahan mobilnya
melaju dengan kecepatan normal.

“Raa lo tau ga gue senn…”

“kenapa berantem?” tanya Vera tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan di depan.

“Ra lo nanya gue? Khawatir ya?” ujar Randa tersenyum.

Vera berdecak lalu mengeluarkan novelnya dan mulai membacanya.

Randa tersenyum lembut lalu mengusap puncak kepala Vera pelan. Vera langsung membulatkan
matanya, menatap wajah Randa lalu menepis kasar lengan Randa.

“yang sopan jadi cowo” ujar Vera cuek.

“iya Ra” ucap Randa lembut.

Mobil Randa berhenti didepan sebuah café yang terletak dijalan Arisma.

“Ra turun dulu yu, makan” ajak Randa.

“ga” ujaarnya cuek.

“sebentar aja Ra” Randa memohon.

“jawab dulu tadi berantem kenapa?”

Randa mendengus pelan “tadi Alan ngomong yang gaenak tentang lo, dia bilang mau cobain lo pas
denger itu gue ga terima yaudah dari situ langsung gue hajar aja, gue gamau ada yang nyentuh lo
tanpa seijin gue Ra”

Vera tak menyangka lelaki yang ada dihadapannya ini sebegitunya terhadap dirinya. Apa perlu Vera
memberi kesempatan pada lelaki ini? Apa perlu Vera membuka hatinya? Ahh apasi Raa mungkin
Randa emang gitu kesemua cewe, dia kan playboy.

“udah tau kan? Yu makan” ajak Randa kembali.

“lo aja, gue mau pulang pake taxi”

“loh kalo gitu gue anter lo pulang aja”

“gue gamau pulang bareng lo” ujar Vera.

Randa mengerinyitkan alisnya “tadi lo mau”

“gue cuma mau tanya itu doang” ujar Vera lalu turun dari mobil Randa.

“jadi yang tadi itu Vera ga beneran mau gue anter pulang?” batinnya. Hanya karena ini hatinya
terasa sakit. Ra kenapa sih lo bikin gue jatuh cinta?.

PADAHAL LAGI MALES NGETIK TAPI AKU USAHAIN LAGI BANYAK IDE SOALNYA
JANGAN LUPA VOTE AND COMEN
Veranda 08

Malam ini hatinya terasa tenang sudah dari tadi tidak ada pesan atau telvon dari Randa. Ahh serasa
di surga, semoga seterusnya deh kaya gini dan kalo perlu Randa tidak mengganggunya besok
disekolah. Semoga saja, lalu Vera menutup matanya dan memulai mimpinya.

Disisi lain Randa sedang makan malam bersama keluarganya yang masih terlihat utuh.

“Ran kamu udah punya pacar?” tanya Hermawan.

“belom pah” jawab Randa yang sedang memasukan suapan terakhir kedalam mulutnya.

“loh kok belom?” tanya papa nya lagi.

“Randa lagi gamau pacaran” jawabnya santai.

Lagi gamau pacaran katanya? Lucu juga Randaa.

“kalo gitu mau ga dijodohin sama anak teman mama?” ujar Sinta.

Randa berdecak “ma jangan suka jodohin aku, aku gasuka”

“abisnya kamu jomblo terus” ujar papanya.

“jomblonya cuma didepan papa sama mama doang itu” ujar Iqbal adiknya yang selalu memantau
pergerakan Randa disekolah.

“diem lo” bentak Randa lalu meninggalkan ruang makan.

***

Vera bangun pukul setengah tujuh pagi. Setelah melihat jam gadis itu langsung beranjak dari
tempat tidurnya untuk memasuki kamar mandi. Setelah kurang lebih setengah jam Vera menyiapkan
dirinya, dia langsung berlari kearah pintu.

“biiii bibi kok ga bangunin Vera” teriaknya.

“maaf non bibi tadi baru datang”

Vera berdecak, lalu dia bergegas lari kepangkalan ojek karena dia yakin kalo menunngu taxi bisa
menghabiskan waktunya beberapa menit. Ih sial banget hari ini, lagian kak Aska kenapa sih harus
nginep dirumah temenya.

Setelah sampai didepan pintu gerbang sekolah gadis bermata coklat itu mendengus kesal karena
gerbang sudah ditutup dari tadi.
“kenapa neng kok terlambat?” ujar pak Samiri, satpam sekolah itu lalu membukakan gerbang untuk
Vera.

“bangun kesiangan pak” ujarnya lalu berlari menuju kelasnya, sialnya lagi ia malah bertemu Bu Nurti
di koridor bawah.

“Veraa!! Jam segini kamu baru datang?” bentak Bu Nurti.

“ma maaf bu, saya janji gaakan ngulangin lagi” ujar Vera, wajahnya kini memucat.

“yasudah agar tidak jadi kebiasaan, ibu kamu hukum lari keliling lapangan dua puluh kali”

Vera hanya menunduk dan menuruti apa yang dikatakan gurunya itu.

“bu biar saya aja yang jalanin hukumannya” ujar lelaki dari belakang Vera.

“Randa kenapa kamu keluar kelas! Kamu mau bolos ya dari pelajaran saya hah!?” sentak Bu Nurti.

“niatnya mau bolos sih bu tapi pas liat Vera saya jadi gamau bolos” ujarnya cengengesan.

“tadi apa hukumannya bu? Cuma lari dua puluh kali? Saya siap bu lagian kasian Vera, ibu ga liat apa
mukanya pucat gitu pasti dia belom sarapan tapi udah lari-larian, ibu mau emang dituntut sama
mamanya kepolisi kalo Vera pingsan?” ujarnya lagi.

Bu Nurti bergidik ngeri mendengar apa yang dikatakan Randa “yasudah kamu saja yang menjalankan
hukumannya, Vera kamu tetep liatin Randa ya hitungin jangan sampe dia bohong”

“wahh diliatin Vera bu? Lari seratus kali juga saya sanggup bu”

“yasudah serratus kali” ujar Bu Nurti lalu meninggalkan mereka berdua.

“bercandaaa bu, yaelah ibu mentang-mentang janda pengen diseriusin aja” teriak Randa yang ntah
didengar atau tidak oleh gurunya itu.

Vera menatap Randa tak percaya “berani banget cowo genit ini ngomong gitu” batinnya.

“apa Ra liat-liat, mau gue cium?” ujar Randa masih tertawa.

Vera langsung memalingkan wajahnya kearah lapangan. Dih siapa juga yang mau dicium!

Setelah Randa berlari mengelilingi lapangan, lelaki itu menghampiri Vera yang tengah duduk
dipinggir lapangan.

“mau minum?” ujar Vera menyodorkan sebotol aqua kearah Randa.

Lalu Randa mengambil aqua itu lalu duduk disebelah Vera.

“capek?” tanya Vera lagi.

Randa menatap kearah Vera lalu dia tersenyum lembut, tanpa menjawab apa yang dikatakan Vera
tadi ia langsung memalingkan wajahnya lagi.

Dihh nyebelin banget ditanya nya malah diem aja, batin Vera. Lalu Vera beranjak berdiri untuk
memasuki kelas.

“eh mau kemana?” ujar Randa menarik lengan Vera agar duduk lagi.

“kelas” jawabnya.
“temenin gue dulu”

Lalu Vera pasrah saja dengan apa yang dikatakan Randa, ia Kembali duduk. Saat Vera melirik kearah
Randa, lelaki itu seperti sedang mandi keringat lalu ia berinisiatif untuk mengelap keringatnya
menggunakan sapu tangannya.

Saat Randa merasa ada yang menyentuh keningnya, ia langsung terbelalak kaget.

“perhatian banget lo dari tadi sama gue, udah mulai jatuh cinta ya” ujarnya tertawa.

Vera hanya mengabaikan ucapan Randa lalu kembali mengelap keringat lelaki itu, ihh kalau saja
Vera tidak merasa hutang budi kepada Randa dia mana mau melakukan hal ini.

Veranda 09

“eh Ra lo jadian ya sama Randa” tanya Farah.

“ngga” jawabnya malas.

“tadi gue liat lo sama dia mesra banget tau jadi ga tega gue ganggunya, hari pertama kali lo jadi
bucin ya Ra?” tanya Farah lagi.

Lalu Vera melempar buku tulis kearah wajah Farah “jangan ngarang deh lo” omelnya, lalu
melanjutkan kegiatan membaca novelnya lagi.

“ehhh Rara gimana sih cara biar Randa ngejar-ngejar lo gitu, aneh ya padahal udah lo cuekin tapi dia
tetep aja ngejar lo” ujar Nina teman sekelasnya.

“namanya Vera woi bukan Rara, lo mau kena undang-undang pasal 3 ayat 2 hah!?” sentak Farah.

“Far itu pasal tentang“ ujar Vera malas.

“serah gue dong Far lagian gue pengennya Rara, btw kasih tutor dong Raaaa” ujar Nina lagi.

Vera berdecak lalu beranjak dari tempat duduknya.

“mau kemana lo, sebentar lagi Pak Agil datang”

***

Drrttt drrtttt

FARAH ANATASYA
Ra tadi kenapa lo langsung pulang, kita-kita sekelas pada ngejenguk
Randa tadi sore, dia kecelakaan.

Vera sangat terkejut ketika melihat pesan dari sahabatnya itu.

VERA GELLATIRA

Gue minta alamat rumahnya Far

Setelah mendapat alamat rumah Randa, gadis berkaos ijo tosca yang ditutupi dengan jaket
berwarna pink dan celana leging itu langsung menuruni tangga secepat kilat menuju pintu keluar.

“lo mau kemana Ra” ucapan Aska membuat Vera menghentikan langkahnya.

“kerumah temen”

“malem-malem gini?” tanya Aska.

“iya kak”

“yaudah gue anterin aja, takut kenapa-napa”

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh empat menit, mereka akhirnya sampai
dirumah Randa. Rumah bercat abu-abu itu kelihatan sangat elegan dimatanya.

“kak, Vera masuk dulu ya kakak tunggu disini aja” ujarnya mendapat anggukan dari Aska.

Lalu ia turun dari mobilnya dan mulai memencet bel rumah Randa. Ketika pintu sudah terbuka,
terlihat seorang wanita yang masih tampak terlihat muda.

“cari siapa ya nak?” tanya wanita itu.

“Randa nya ada tante?” tanya Vera lembut.

“oh ada, masuk cantik”

Ketika Vera masuk ia sangat kagum dengan rumahnya, rumah megah dan mewah ini tertata dengan
sangat rapi, di setiap sudut terdapat foto keluarga yang membuat Vera merindukan papanya.

“kok rumahnya sepi tante?” tanya Vera.

“papanya Randa lagi diruang kerja, kalo Iqbal adiknya Randa lagi maen game dikamarnya” ujar Rina
tersenyum. “kamu masuk aja kekamar Randa yang itu” Rina menunjuk kearah pintu kamar berwarna
oranye.

“iya tante, aku kesana dulu ya” ujarnya lalu berjalan masuk menghampiri kamar Randa.

Saat Vera masuk kekamar Randa ada suhu ac yang langsung menembus kulit jaketnya. Dia melihat
kasur besar berwarna hitam abu sedang ditempati oleh lelaki berbalut selimut. Kamar Randa luas,
luas sekali disudut paling pojok ada banyak alat music, dinding kamarnya pun ada banyak poster
pemain bola dan didekat lemari ada computer. Cat dinding yang berwarna biru langit dan putih susu
itu membuat kamar Randa tidak tenggelam dalam gelap karna benda yang ada disitu rata-rata
berwarna hitam.

Vera duduk dikasur lebih tepatnya disamping Randa lalu menatap wajah lelaki itu, keningnya tampak
diperban “kok lo tidur, ngabisin bensin mobil gue aja”

Randa membuka matanya “gue ga tidur, cuma lagi mikirin lo”

Vera mengerinyitkan alisnya, huft malas sekali harus bicara dengannya.

“lo kok kesininya malem? Sama siapa?” tanya Randa yang kini berusaha untuk duduk.

Saat Randa melepas selimutnya terlihat oleh Vera otot-otot yang besar dilengan lelaki itu “jaket lo
mana?” ujar Vera tak memperdulikan pertanyaan Randa.

“ada dilemari, untuk apa?”

Lalu Vera membuka lemari dan mengambil jaket Randa “pake” ujarnya memberikan jaket itu.

“pakeinnn” ucap Randa merengek.

“terserah lo kalo emang lo mau tambah sakit yaudah gausah pake” ujar Vera cuek.

“gapapa gue sakit asal gue terus dapet perhatian gini dari lo” ujarnya tersenyum.

“pake ga” bentak Vera.

“kalo ga dipakein gue gamau” Randa tersenyum jahil. Ah rasanya seru sekali menjahili gadis ini.

Vera berdecak malas lalu ia memakaikan jaket ketubuh besar Randa, kini jarak mereka sangat dekat
sekali gadis itu juga bisa merasakan hembusan nafas Randa dan juga bisa mencium aroma tubuhnya.
Ihh kenapa jantung Vera berdetak lebih kencang, apakah Randa merasakannya? Ahh malu sekali ia
jika Randa tau. Vera berusaha menjauhkan dirinya dari Randa namun lelaki itu menarik tubuh kecil
Vera kedalam pelukannya.

“Ran lepas” Vera menarik paksa tubuhnya agar terlepas dari dekapan Randa. Akhirnya berhasil.

Plakkkk!

Vera menampar keras wajah Randa yang membuat lelaki itu meringis kesakitan memegang sebelah
pipinya.

“itu pelajaran buat lo karna udah ga sopan untuk yang kedua kalinya kegue, ga semua cewe bisa
seneng lo perlakuin kaya gini Ran! Jaga sikap, jangan bikin gue tambah ilfeel sama lo” ujar Vera lalu
meninggalkan kamar Randa.

Randa hanya terpaku pada apa yang diucapkan Vera tadi. Tambah ilfeel? Jadi selama ini dia ilfeel
sama gue? Bego banget sih gue ngelakuin hal tadi, siall semoga saja Vera masih mau memaafkan
dirinya.

JANGAN LUPA VOTE AND COMEN YA


AKU GABAKALAN BOSEN UNTUK SELALU INGETIN KALIAN TENTANG HAL INI HEHE
AKU NAHAN NGANTUK NIH NGETIKNYA, SEKARANG UDAH JAM
12:37

Veranda 10

Pagi-pagi sekali Vera sudah dibuat pusing oleh isakan tangis sahabatnya itu. Astaga kenapa sih Vera
gabisa tenang gitu sehari saja, sudah beruntung Randa tidak sekolah hari ini jadi sudah berkurang lah
orang yang selalu mengganggunya.

“lo kenapa sih nangis terus Far, oh atau jangan-jangan lo dikejar-kejar rentenir ya Far”ujar Vera asal.

Mendengar apa yang diucapkan Vera, Farah semakin menangis kencang.

“eh emang bener ya Far” tanya Vera polos.

“gue diputusin Justin..hiks”

Vera membulatkan matanya. “itu doang?”

“lo ga ngerasain jadi gue Ra” isakan tangis itu memudar.

“jelas lah, lo ya elo, gue ya gue”

Setelah mereka menjalani pelajaran kurang lebih dua jam, kedua gadis itu berniat untuk pergi
kekantin. Anehnya dalam diri Vera sekarang seperti ada yang kurang. Tapi apa??

***

RANDA ASKARA LINTANG

Ra temuin gue diclub deket jalan veteran

Vera mengerutkan keningnya, ngapain Randa malam-malam begini


menyuruhnya ke club?

VERA GELLATIRA
Gue Gamau, Udah Mlm

RANDA ASKARA LINTANG


Ini penting banget Raa, Cuma lo yang bisa plis
Taruhannya hidup dan matiiiii

Sudah menyebalkan ditambah menyusahkan, huft dasar tukang rusuh!!

Lalu Vera beranjak dari tempat tidurnya dan memakaikan jaket berwarna hitam ketubuh kecilnya.
Gadis dengan pita rambut berwarna pink itu mengintip dari balik pintu kamarnya, ia melihat ada
Aska yang sedang bermain ponsel diruang tengah. Astaga gimana gue bisa keluar, pasti kak Aska
lebih memilih mengantarnya daripada membiarkan adiknya naik taxi malam-malam.

“apa gue loncat dari balkon aja ya” gumamnya.

Vera berjalan menuju pintu balkon dan melihat ke bawah. Duhh tinggi juga.

BRUKKK

“aww” ringis Vera kesakitan, lutut dan telapak tangannya tampak berdarah.

Lalu segera Vera membersihkan tanah-tanah yang menempel ditelapak tangannya dan bergegas lari
kearah gerbang belakang rumahnya. Huft melelahkan! Satu menit dua menit tiga menit empat menit
akhirnya ada taxi yang lewat.

Setelah sampai didepan club, Vera langsung berjalan masuk. Didalam gadis itu terkejut, banyak
sekali wanita yang berpakaian tidak sopan, banyak lampu club yang berkedap-kedip, dan yang paling
menyebalkan diseluruh penjuru ada bau minuman keras yang membuat kepala gadis itu terasa
pusing saja. Dia benci suasana ini! Awas saja kalau tidak penting.

Sudah hampir tiga jam Vera menunggu Randa disana namun lelaki itu tak kunjung datang. Rasanya
ia ingin mencakar-cakar wajah lelaki menyebalkan itu. Lo dimana Ran?.

VERA GELLATIRA

Ran?
P
P
Lo dimana dih
Randaanjingg!
P
“hai cantik sendirian aja” sapa pria yang kini duduk disebelahnya.

Vera berdecak “apaan sih pria tua bangka ini ngegoda gue” batinnya.

“kok diem aja, sejam berapa neng” ujar pria itu memeluk pinggang Vera.

Vera membulatkan matanya lalu beranjak berdiri.

Plakkkk!!

“om gapunya attitude hah! Om gabisa ya menghargai perempuan, yang sopan om! Udah tua masih
aja genit” bentak Vera emosi dan tidak memperdulikan dirinya sedang dilihat banyak orang disana.

Lalu Vera bergegas keluar meninggalkan club itu. Randa nipu gue apa gimana sih! Gue belum maafin
dia setelah kejadian kemarin malam, sekarang dia berulah lagi?!

“brengsekk! Awas aja lo” teriak Vera ditepi jalan.

“gue bakal pukulin lo, cakar-cakar lo, terus nendang lo sampe lo ga gue temuin lagi didunia nyata!
Lo jahat bangett sih Rannnnnn” teriaknya lagi.

Author : emang berani Ra???

Vera : berani lah

Author : nanti aku bikin jadi ga berani aja ya

Vera : eh jangan dong thor, author baik cantik maniss plisss yaaa. Iya ga?iyakan?iya dong”

SEGITU DULU YA CERITANYAAAA


BTW ITU YANG BAWAH BONUS WKWK
JANGAN LUPA VOMENT
GATAU KENAPA YA AKU KALO LAGI NGETIK HARUS DENGER LAGU GEMINTANG
DIHATIKU
SUARA TIARA ANDINI ITUUU JADI FAV AKU HEHE

Veranda 11

Pagi hari Vera berjalan melewati koridor lantai satu. Gadis itu melihat kearah sekelilingnya, dari
pintu gerbang sampai koridor lantai satu banyak sekali yang memerhatikannya. Sebenarnya ada
apa?apa mereka masih membenci dirinya karena Randa memukuli Alan? Ah rasanya tidak mungkin.
Saat Vera menaiki tangga ada juga para lelaki yang menuangkan celoteh yang tidak enak didengar
oleh gadis itu.

“Ra sejam berapa lo?”

“Ra gue mau dong, nanti gue bayar mahal”


“Ver kalo gue maunya tiga puluh ronde lo sanggup?”

“gimana Ra waktu malem asik ga”

Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan yang tidak pantas mereka lontarkan kepada gadis itu. Vera
merasa tidak nyaman.

“maksud lo apa?” bentak Vera.

“yaelah Ra ayo dong jangan so polos, kita-kita udah tau” ujar Amar kakak kelasnya.

“Ra gimana tadi penawaran gue? Menarik kan” diikuti Febri.

Gadis itu langsung berlari kencang kearah kelasnya. Saat Vera masuk, seluruh murid-murid kelas XI
IPS 2 memerhatikan dirinya termasuk Farah. Lalu Vera berjalan menunduk kearah kursinya.

BRUKKK

Caska merengkas kaki gadis itu hingga membuatnya terjatuh. Tawa teman-temannya menggema
satu ruangan kelas, Luka yang belum mongering akibat semalam ia jatuh dari balkon mengenai ujung
meja itu sangat terasa sakit. Ada apa sebenarnya?

“urat malu lo putus ya Ra?” ujar Devi teman sekelasnya.

“haha harusnya dia malu, kalo gue jadi dia sih pasti udh pindah negaraa!” diikuti Amel.

“buat apa woi malu kalo duitnya setiap malam ngalir terus” ujar Dzikri diikuti sorakan teman-
temannya.

“heh lo pada bisa ga sih jaga mulutnya! Kalian disekolahin buat itu hah?!” bentak Farah menggebrak
meja.

“yaelah Far masih aja dibelain” balas Dzikri.

Lalu Farah berjalan kearah Vera dan menuntun gadis itu untuk berjalan. Farah sangat kasian kepada
Vera, dia yakin sahabatnya itu tidak seperti ini.

“Far sebenernya ada apa sih?”

“nanti gue tunjukin istirahat” ujar Farah pelan.

***

Vera terkejut ketika melihat foto dirinya di club yang sedang dipeluk oleh om-om itu. Sialan siapa
yang melakukan ini padanya?

“ini beneran Ra?” tanya Farah.

“gue dijebak Far, lo percaya kan sama gue? Gue gamungkin ngelakuin hal semenjijikan ini”

“gue percaya sama lo” Farah tersenyum lembut.

“hai Ra masih berani ya nginjekin kaki disekolah ini? Gila ya ga nyangka murid kebanggaan sekolah
ternyata udah ga suci” ujar Mora tersenyum licik.
Vera berjalan melewati Mora lalu diikuti Farah dibelakangnya. Gadis itu berusaha mencari
keberadaan Randa saat ini, ia menghampiri kelasnya namun lelaki itu tidak ada disana.

“cari siapa sih Ra?” tanya Farah.

“Randa”

“mereka biasanya ada di basecamp jam segini” balas Farah, ia mengetahui ini karena dulu ia sering
mengantar makanan kepada Justin.

Vera menatap Farah sebentar lalu gadis itu bergegas pergi kearah basecamp. Setelah Vera masuk
dilihatnya ramai sekali lelaki yang sedang nongkrong dan merokok disana.

“wah wah wanita penghibur datang ke basecamp kita nih” ledek Wira diikuti tawa temannya.

Randa melotot tajam kearah teman-temannya dan membuat mereka semua bungkam seketika, lalu
lelaki itu menghampiri Vera yang tengah berdiri diambang pintu.

“ada apa Ra?” tanya lelaki itu lembut.

PLAKKKK!

Tamparan keras mengenai wajah tampan Randa. L.A.G.I, teman-teman Randa terbelalak Ketika
melihat apa yang dilakukan gadis itu terhadap Randa.

“kok lo nampar gue sih?” tanya Randa heran.

“lo keterlaluan Ran! Brengsek, gue benci sama lo!” bentak Vera.

“ada apasih Ra? Gue salah apa sama lo? Apa karena kemarin malem? Kalo soal itu gue minta maaf,
gue gasengaja” wajah lelaki itu kini memelas.

“eeeyyy Ran kemaren malem lo ngapain sama dia? Itu maksudnya gasengaja masuk yah?” ujar
Bisma.

“gimana Ran pelayanannya bagus ga? Enak?” tanya Gilang.

Randa mengepalkan tangannya kuat dan rahangnya mulai mengeras “bisa diem ga lo semua!”
bentak lelaki itu membuat semua temannya terkejut.

Lalu lelaki itu menatap kedua kelopak mata Vera yang indah dan sekarang tengah digenangi air lalu
ia memegang kedua pundak Vera “kenapa Ra?” tanya Randa lembut.

Vera menepis kasar lengan lelaki itu dipundaknya “kenapa Ran lo tega banget sama gue? Gue ga
nyangka lo sebangsat ini!” bentak gadis itu lalu memukuli dada bidang yang dimiliki Randa.

“maksud lo apa? Gue gangerti”

Gadis itu tetap saja memukuli Randa “lo jahatt”

Isakan tangis itu membuat hati Randa terasa sakit, padahal sudah maybe ratusan gadis yang ia buat
menangis, tapi kali ini beda. Lelaki itu heran sebenarnya apa salahnya? Lalu lelaki itu segera menarik
tubuh Vera kedalam pelukannya, ia mendekap erat tubuh kecil gadis itu.

AKU NGETIKNYA SAMBIL MAKAN PUDDING LHOO!!


OOIYAA JANGAN LUPA VOMENT

Veranda 12

PANGGILAN KEPADA VERA GELLATIRA KELAS SEBELAS IPS DUA AGAR SEGERA
MEMASUKI RUANG BK.

Suara panggilan itu membuat seluruh siswa-siswi yang ada dikantin menatap sengit kearah Vera,
raut wajah mereka seakan berkata ‘mampus lo’. Kecuali Randa, sekarang lelaki itu tampak tidak mau
menatap wajah Vera.

Lalu gadis itu berjalan menuju ruang bk. Astaga tolongg ini hari pertama Vera masuk ruangan
menyeramkan ini sebelumnya ia sangat dibangga-banggakan oleh guru-guru dan temannya, tapi apa
sekarang? Ia malah masuk ruang bk, ruangan yang tidak pernah Vera mau untuk menginjakan
kakinya masuk kedalam. Tapi yasudahlah mau gimana lagi, ini perintah. Semoga ini untuk yang
pertama dan terakhir baginya.

Ketika gadis itu masuk kedalam, Vera sangat-sangat terkejut luar biasa karena ada mamanya yang
tengah duduk disana. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. ‘Mama udah pulang?’
batinnya.

“Vera silahkan duduk” ujar Bu Nurti.

“ada apa ya bu” tanya Vera.

“Vera apa benar itu foto kamu yang dipajang dimading?” tanya Bu Nurti lembut.

“iya bu itu foto Vera” ujar Vera lesu.

PLETAKKK!!

Tamparan keras mengenai wajah polos Vera. Mamanya, mamanya menamparnya. Vera meringis
kesakitan memegang sebelah wajahnya yang memerah karena tamparan yang diberikan Ratih cukup
kuat.

“sejak kapan Ra mama ajarin kamu buat kaya gitu! Mama nyekolahin kamu disekolah sebagus ini
untuk kamu lebih sopan bukan untuk jadi anak kaya gini, apa selama ini uang yang mama kasih
untuk kamu kurang?!” bentak Ratih.

“bu tolong sabar dulu jangan pake kekerasan” ucap Bu Nurti prihatin kepada Vera.

Lalu Bu Nurti melirik gadis yang tengah menangis itu“Vera kenapa kamu melakukan itu?”

“Vera dijebak bu, yang difoto itu memang Vera tapi ga seperti apa yang kalian lihat” lirih Vera.

***
Setelah bel pulang sekolah berbunyi Vera langsung berlari kearah kelas Randa, namun disana
tampak kosong lalu gadis itu menghampiri basecamp namun nihil! Tidak ada lelaki itu disana yang
ada hanyalah cacian dari teman-temannya. Randa kemana?

VERA GELLATIRA

Rannn
Randa Lo Dimana?
P
Ran Gue Mau Ngomong Plis
Ran Plis Bales

Percuma saja dia mengirim pesan banyak-banyak kepada lelaki itu karena nyatanya nomor itu
seperti sudah tidak aktif. Dia ganti nomor?

Vera berjalan menyusuri trotoar jalan raya, pikirannya saat ini sangat kacau dia tidak menyangka ibu
kandungnya saja tidak percaya kepada diriya, bagaimana dengan teman-temannya? Saat ini dia
hanya memiliki Farah yang berada dipihaknya. Rasanya ia ingin mati saja, siapa yang tega melakukan
ini kepadanya kalo bukan Randa?

Drrtt drttt

KAK ASKA

Raa lo dimana? Kok belom pulang?

Vera terkejut Ketika melihat pesan dari kakaknya, apa aska tidak marah kepadanya?

VERA GELLATIRA

Ngga kak, aku takut mama

KAK ASKA
Tapi lo ga ngelakuin itu kan? Untuk apa lo harus takut
sama kesalahan yang ngga lo buat?

Benar juga apa yang dikatakan kakaknya itu, ah tapi tetap saja gadis itu takut jika harus menatap
wajah mamanya.

VERA GELLATIRA

Tapi kak Vera tetep gamau pulang!

KAK ASKA

Lo itu keras kepala banget sih kaya alm papah, yaudah sekarang
lo dimana? Sharelock ke gue nanti gue kesana

Vera hanya tersenyum terpaksa melihat pesan dari kakaknya itu, memang banyak keluarganya yang
bilang prilaku dirinya mirip sekali dengan alm papanya.

“andai papa bisa Kembali pasti papa percaya kan sama Vera? Vera sendirian pah disini, cuma Farah
sama Kak Aska yang percaya sama Vera bahkan ibu kandung Vera aja gapercaya kalo Vera ga
ngelakuin itu, pah aku rasanya pengen ketemu papa lagi. Apa Vera harus menyusul papa?”
gumamnya sendiri.

SEGINI DULUUU AJAAAA YAAA


JANGAN LUPA VOMENT!
VOMENTTT GYS, KARENA ITU BERHARGA BANGET

Veranda 13

Vera masuk kehalaman rumah yang tidak terlalu mewah ini. Rumah ini adalah rumah semasa dirinya
masih kanak-kanak terlihat di depan rumah ada sebuah ayunan yang diikat dari ranting ke ranting
oleh papanya dulu untuk dirinya dan Aska bermain, sungguh ia rindu masa kecil itu.
Gadis itu menarik koper yang Aska berikan kepada dirinya, kakaknya lah yang telah mengantar Vera
kerumah ini dan tadi juga ia memberikan atm milik Vera yang tertinggal dikamarnya, katanya kalau
uangnya sudah habis dia tinggal bilang saja kepada Aska.

Drrtttt drtttt

FARAH ANATASYA

Veraaa ra rara rararararar


Woi lo dimana

VERA GELLATIRA

Apa Far?

FARAH ANATASYA

Lo dimana? Tadi gue kerumah lo trus kata nyokap lo


dia gatau dan udah bukan urusan dia lagi katanya, ra lo baik-baik aja kan?
Sharelock dong ra

Sakit memang ketika membaca pesan dari Farah ketika ibunya sendiri sudah tidak
memperdulikannya lagi.

Gadis itu menjatuhkan air matanya lagi, memang cape tapi sudah takdir ya harus diterima. Kalau
saja dia bisa merubah pasti dia akan membuat hidupnya Bahagia setiap detik.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu itu membuat gadis itu menyeka kuat-kuat air matanya.

“udah Ra udah jangan nangis lagi masa gitu doang nangis, cengeng lo” ujarnya sendiri lalu
tersenyum.

Vera berjalan kerah pintu depan lalu ia membukakan pintu itu, namun tidak ada siapa-siapa, gadis
itu melihat kesekeliling halaman tapi benar-benar sepi. Lalu ketika ia melihat kebawah ada kotak
berwarna pink tergeletak.

Gadis itu mengerinyitkan alisnya “ini dari siapa ya? apa tukang pos salah rumah?”
Lalu ia membawa kotak itu masuk dan duduk disofa ruang tengah. Betapa terkejutnya ia melihat
kain penuh dengan darah didalam kotak itu, sontak ia menjerit histeris dan terlihat sepucuk surat
didalam kain itu. Vera memberanikan diri membuka suratnya.

UNTUK GADIS CANTIK PENYUKA BUNGA MATAHARI

Maaf sebelumnya kalo ngebuat lo kaget sama darah yang ada dikain itu, abisnya gue bingung Ra
karena lo suka warna merah tadinya gue pikir bakal ngasih lo bunga mawar tapi lo kan gasuka
bunga mawar ya karena lo kan Sukanya buka matahari, eh ralat lo Sukanya Randa kan?

Ehhhh bukan ini tujuan gue ngirim surat ke elo, congrats untuk diri gue sendiri karena udah
berhasil hancurin orang yang gue benci, lo tau ga Ra siapa orangnya?
Kasih tauu donggg Raaa, eh gue lupa Ra orangnya kan yang lagi baca surat ini haha kok gue jadi
telmi gini ya maaf ya cantik.

Sumpahhhh demi apa Vera Gellatira!!! Gue seneng banget hari ini gue pikir dengan nempelin foto
lo sama om-om di madding hanya akan ngebuat temen-temen disekolah doang yang ngebenci lo,
ehh ternyata gue salah ternyata dampaknya besar juga ya sampe ibu kandungg lo ngebenci lo,
astagaaa gue seneng banget Veraa, eh tapi-tapi kok temen lo yang Namanya Farah itu bego
banget yah, dia masih deketin lo dengan keadaan lo yang mengenaskan gini? Salut gue sama dia
tapi dia tolol Ra. Ah udah lah ya segini aja, kalo lo mau kejutan lagi nanti besok gue usahain oke.

Siapa?siapa orang yang mengirimkan surat ini kepadanya? Jahat sekali orang itu. Btw kok dia tau
kalau gue suka bunga matahari, sama warna merah dan dia juga tau kalo gue gasuka bunga mawar,
dari cara dia menyampaikan kata-kata sepertinya dia satu sekolah dengannya. Tapi siapa??

Tok tok tok

Ketukan pintu itu membuyarkan lamunan Vera. Ia langsung menyembunyikan kotak sekaligus kain
itu dan beranjak dari sofanya lalu membuka pintu dengan rasa sedikit takut. Clekkkk.

“woii Ra lama banget buka pintunya” ujar Farah.

“ihh Farah lo ngagetin gue aja”

“yee siapa yang ngagetin, gue kan cuma ngetuk pintu”

“em yaudah yu masuk” ajak Vera lalu menutup pintunya.

Setelah masuk, mereka berdua duduk di sofa.

“nih Ra gue bawain nasi padang, pasti lo belom makan kan? Maaf ya lama soalnya tadi ngantri
banget Ra” ujarnya antusias.

“eh Ra elo tinggal dirumah ini ga takut gitu? Rumahnya ga ditempatin dari lo kecil Raaa, mending lo
nginep dirumah gue aja” lanjutnya lagi.
“gapapa Far gue gatakut, kan ada Allah swt. sama papa yang jagain gue lagian kalo dirumah lo gue
takut ngerepotin lo, lo udah baik banget sama gue” ujar Vera tersenyum.

Farah terlihat sangat iba dengan keadaan sahabatnya ini “lahh kaya kesiapa aja lo, yaudah deh Ra lo
makan nih kalo dingin gaenak”

Veranda 14

Randa keluar rumahnya pukul setengah Sembilan malam, ia mengambil jaket berwarna hitam lalu
memasuki mobilnya dengan cepat. Lalu lelaki itu berhenti didepan sebuah Gudang tua bekas dan
memasuki gedung itu, Dilihatnya ada seorang gadis yang menggenakan kain penutup kepala
berwarna ungu telah menunggu disana.

“selamat malam Randa Askara Lintang” ujar gadis itu.

“kenapa lo ngelakuin itu ke dia?” tanya Randa.

“kenapa Ran? Lo gasuka?” tanya gadis itu.

“ga gitu caranya”

Tawa licik gadis itu menggema satu ruangan “bukannya itu Ran yang lo mau? Lo mau dia hancur
kan?” ujarnya mengelilingi tubuh Randa.

Randa berdecak “brengsek lo anjing” lalu lelaki itu berjalan menuju pintu keluar.

“ehh tungguuu!” teriak gadis itu membuat Randa membalikan badannya.

“thanks for your ponsel” ujar gadis itu memberikan ponsel Randa kepadanya.

Randa langsung merampas kasar ponselnya yang gadis itu berikan, dan langsung ia berlari memasuki
mobilnya.

Setelah mobilnya sampai gerbang rumahnya lelaki itu langsung berlari secepat kilat masuk ke dalam
kamarnya, ia membuka ponselnya lalu bergegas mengirimi Vera pesan.

RANDA ASKARA LINTANG

Raa maaf baru bisa chat, gue gaada kuota


Ra kok di read doang? Lo marah sama gue?
Maaf ra, gue gatau apa salah gue
Jadi gue minta maaf, tolong jangan marah gue ga tenang

Randa mengerutkan keningnya, kenapa gadis ini tidak mau membalas pesannya? Rasanya dia
merasa bersalah sekali.
***

Pagi ini Vera datang lebih pagi agar tidak banyak bertemu dengan teman-temannya, ia Lelah dengan
ejekan itu. Ketika gadis itu memasuki kelasnya, ia melihat ada sebuah kotak berwarna abu-abu dan
sepucuk surat berwarna kuning diatas mejanya lalu ia langsung membukanya.

UNTUK GADIS MANIS PENYUKA GULALI

Hallo apa kabar Ra gue kangen banget serius sama lo, sekarang gue bawain boneka lebah
kesayangan lo ini sorry ya gue potong kepalanya soalnya dia wanginya mirip banget sama lo,
dulu waktu kecil lo suka banget kan sama boneka ini? Btw pasti lo bertanya-tanya ya kenapa gue
tau semua tentang lo? Udahlah ra jangan di pikirin, nanti otak lo tambah runyem. Maaf kalo gue
ngasih suratnya pagi-pagi gini soalnya kan otak lo masih fresh, kalo gue ngasihnya malam kan
kasian ke elonya. Have Fun Ra, Selamat Mendengar Celoteh Dari Teman-Teman lo.

Vera meneguk ludahnya, siapa sebenarnya dia?

“woiii pagi-pagi udah ngelamun, kesambet penghuni kelas ini baru tau rasa lo” teriak Farah,
memukul kedua bahu Vera.

“Far baca deh surat ini gue udah dua kali dapet ini”

Farah duduk disebelah Vera lalu mengambil surat yang diberikan sahabatnya itu. Ia mengerutkan
keningnya.

“wahhh wahh Ra lancang banget orang ini kita harus cari tau, sambil melatih gue Ra kan ya gue kalo
udah lulus kuliah pengen banget jadi detektif, jangan salah lo Ra gue ini cerdas banget” ujarnya
penuh antusias.

“gimana cari taunya?”

“lo yaa pinter-pinter ko oon sih”

***

“Vera maaf jika mengganggu waktu istirahat kamu, karena kemarin ibu rapat dengan guru-guru lain
membicarakan perihal kamu, kami semua tidak akan mengeluarkan kamu tapi pihak sekolah akan
menskors kamu selama dua minggu” jelas Bu Nurti.

Vera meneguk ludahnya “i-iya bu terimakasih”

“yasudah kamu boleh keluar”

Vera berjalan lemas setelah keluar dari ruang guru. Apa ini? Ia di skors? Memalukan!.
“maafin Vera Ma, Pa, Kak Aska, Vera gabisa buat kalian bangga, Vera emang anak yang ngga
berguna! Siapaa sih yang tega ngejebak Vera, gue benci orang itu!!” batinnya.

“haii Ra, gue kangen banget serius sama lo” ujar lelaki itu menepuk pundak Vera.

Vera membulatkan matanya “kata-kata ini kaya yang ada di surat itu” batinnya.

“lo kok bengong? Ga kangen sama gue?” ujar lelaki itu lagi.

Vera melirik kearahnya sebentar lalu berjalan lagi menyusuri koridor.

Lelaki itu tetap mengejar Vera “eh Ra kok jalan terus, masih marah ya? Gue minta maaf Ra”

Vera menghentikan jalannya, menatap lekat lelaki itu “tolong jangan ganggu gue”

Lelaki itu malah cengengesan lalu mengangkat tubuh Vera ala bridal style.

“lo apa-apaan sih! Turunin ga!” bentak Vera.

“gue punya tiga permintaan, kalau lo gamau menuhin yaudah gue bakal gendong lo terus”

“Randa gue bukan jin, gue gamau” ujar gadis itu sambil memukul dada bidang Randa.

“yaudah gue juga gamau”

“lo ngeselin banget sih”

“lo juga batu banget sih”

“Randa gue malu, kita diliatin banyak orang!” bentak Vera kesal.

“tapi gue ga malu, gue malah seneng”

“Randaaa! Nanti Mora datang”

“gue gapeduli, jadi gimana tawaran gue? Iya atau ngga? Tapi lo harus janji ya”

Vera berdecak “iya gue mau” sentaknya tidak ikhlas.

“nahh gitu dong, kan makin cantik” ujar Randa lalu mennurunkan gadis itu.

“yaelah Ran dikasih pelayanan sebagus apa sih sama dia sampe-sampe lo mau aja nemenin dia” ujar
Amar.

“tau tuh, ke gue aja marah eh ternyata dirinya sendiri aja pernah nyoba” ucap Alan.

Randa mengepalkan tangannya berniat akan menonjok kedua kakak kelasnya itu sampai mereka
tidak bisa bicara yang bukan-bukan lagi tentang Vera.

Melihat Randa kelihatan sangat marah, Vera langsung menggenggam lengan Randa dengan sangat
erat.

“kenapa lo sirik gue ngasih pelayanan yang bagus buat Randa? Karena dia bayar gue ratusan juta, lo
mau juga? Ah gue yakin lo ga mampu!” ujar Vera dengan penuh percaya diri.

Randa langsung membulatkan matanya menatap Vera begitu juga kedua kakak kelasnya itu, mereka
terkejut dengan apa yang dikatakan gadis itu.
Lalu Vera menarik lengan Randa menjauh dari mereka berdua, Randa yang masih syok dengan apa
yang dikatakan gadis itu memaksa menghentikan langkahnya.

“kenapa lo lakuin itu?” tanya Randa.

Vera melepas genggamannya dari lengan Randa lalu berjalan melewati lelaki itu yang sekarang
bingung akan tingkahnya.

“dia kenapa akhir-akhir ini berubah?” gumamnya pelan.

“hai Ran, masih mau ngejar dia? Nama dia udah kotor loh” ujar Mora yang baru saja datang.

Randa melirik Mora “gara-gara lo”

Mora hanya tersenyum licik mendengar apa yang dikatakan oleh pacarnya itu.

JANGAN LUPA VOMENT!!


AKU MAU NGASIH REKOMENDED MOVIE FILM KESUKAAN AKU, INI TUH SERU
BANGET!
-RESIDENT EVIL AFTER LIFE
-THE HUNGER GAMES
-TITANIC 1
-HANGOUT (KALO INI FILM RADITYA DIKA, POKONYA SERU)
-ESCOBAR PARADISE LOST_

Veranda 15 (khusus part vera dan randa)

“Ra anter gue jalan-jalan yu”

“gue gabisa Ran” ujar Vera malas.

“anggep aja ini permintaan pertama gue, ayolah” Randa menunjukan wajah memelasnya.

“gue harus ngajarin anak-anak jalanan lagi”

“libur aja dulu Ra, masih bisa hari minggu kan?”

Vera berfikir sejenak, benar juga apa yang dikatakan Randa. Besok aja lah gue ngajarnya, itung-itung
ngisi waktu gue selama gue di skors. Lalu Vera mengangguk.

Randa tersenyum senang “yaudah Ra masuk”

“cepet jalan, kok diem? Abis bensin?” tanya Vera heran.


“iya Ra abis bensin”

“lo gimana sih, yaudah beli dulu”

“gue Ra yang abis bensin, bukan mobilnya” ujar randa tertawa.

“maksud lo?” Vera masih belum mengerti.

Randa tersenyum lalu menunjuk kearah bibir Vera dan bibirnya.

“lo mau gue pukul hah!” bentak Vera kesal.

Randa memasang wajah kesal lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Diperjalanan
mereka berdua sama sekali tidak membicarakan apa-apa, keduanya tampak enggan menatap satu
sama lain, Vera sibuk memainkan ponselnya begitupun Randa dia focus sekali menatap kearah jalan
raya didepan.

“turun” ujar Randa dingin.

Vera menatap wajah Randa, lelaki itu tampak tidak mau menatapnya ataupun membukakan pintu
untuk dirinya. Aneh!.

“Randa tunggu!” teriak Vera dibelakang.

Vera melihat Randa yang tengah duduk dibatu-batu pinggir pantai. Lalu Vera menghampiri lelaki itu
lalu duduk disebelahnya. Dia kenapa?.

“Randa kok kesini?”

“kenapa? Lo ga suka?” ujar Randa tanpa mengalihkan pandangannya dari ombak yang ada disana.

Vera menatap wajah Randa dari samping “lo marah ya sama gue?”

Lalu Randa kembali menatap Vera “ngga Ra, gue gabisa kalau harus marah sama lo” ujarnya
tersenyum.

“terus kenapa diem aja?”

“kalo gue ngomong emang lo bakalan mau ngobrol sama gue?”

“ini gue lagi ngobrol kan sama lo?” ujar Vera.

“Ra gue masih punya dua permintaan lagi kan?”

“hm”

“permintaan gue yang kedua, gue mau lo jadi pacar gue”

Vera membulatkan matanya, ia salah memberikan Randa tiga permintaan itu. Astagaa Vera sama
sekali tidak menyangka kalau Randa akan meminta yang ini.

“hah, a-apa? Gaada yang lain?” ujar gadis itu, sungguh Vera tidak ingin menjadi kekasihnya.

“gaada Ra, lo udah janji kan sama gue”

“ta-tapi gue gamau jadi pacar lo”

“Raa gue mohon” ujar Randa memelas.


Vera terdiam sejenak, ia memikirkan ini. Sial sekali gadis ini, andai ia tidak terikat perjanjian dengan
cowo genit ini, pasti ia akan langsung menampar wajahnya!

Gadis berambut pirang itu menatap ragu kearah Randa “i-iya gue mau” ujarnya terpaksa.

Randa hanya tersenyum menatap lekat gadis itu, ia yakin sekali Vera pasti tidak akan ingkar pada
janjinya.

“kenapa lo liatin gue?” tanya Vera jutek.

“Ra kita kan udah pacaran, bisa ga ngomongnya aku kamu aja trus kamu juga jangan jutek sama aku
trus…”

“IYAAAA RANDAAA IYAA, UDAH? MASIH MAU NGOMONG LAGI?!” teriak Vera membuat Randa
tertawa.

Randa merasa gemas dengan gadis ini lalu ia langsung memeluk tubuh kecil Vera dan mencium
puncak kepalanya.

Sumpahhhhh demi apaa, Vera benar-benar tidak nyaman dengan situasi ini! Siapapun tolong!!!!!.

“eh Ra liat deh sunsetnya bagus” ujar randa melepas pelukannya.

Lalu Vera melihatnya dengan wajah senang, ia teringat dulu papanya setiap sore sering
mengajaknya dan Aska melihat sunset. Papa, Vera kangen.

Randa sangat bahagia ketika bisa melihat senyuman indah yang diberikan bibir Vera.

“Ra gue gamau hari ini berakhir” batinnya.

Huft rasanya gadis itu ingin menangis sekarang, menangis karena sangat bahagia dapat melihat
sunset lagi. Lalu ketika Vera sedang asik menikmati sunset pada sore itu, ia merasa ada bibir hangat
yang menekan bibirnya, sontak ia terbelalak kaget. Randa! Randa mencium bibirnya.

Saat Randa melepas bibirnya dari bibir Vera ia tersenyum lembut “Ra jangan pernah tinggalin aku
ya”

Vera meneguk ludahnya. Kenapa? Kenapa lelaki ini berharap Vera mencintainya? Vera saja tidak
pernah ingin suka kepadanya, apa lagi mencintainya. Hiss ada-ada saja!.

“Ran tolong jangan lancang!” bentak Vera.

“ma-maaf Ra aku cuma pengen ngerasain”

GIMANAA SAMAA PART INIIII?


BTW PELAKU PENEROR VERA MAU DIUNGKAP DI PART BERAPA??
JANGAN LUPA VOMENT!
Veranda 16

Pagi ini Vera sudah merencanakan ingin mengajar anak-anak jalanan lagi, rasanya sudah lama ia
tidak kesana gadis itu sungguh rindu kepada mereka. Lalu gadis dengan pita berwarna kuning
dikepalanya itu berjalan menuju pintu keluar, saat ia membuka pintu dan berjalan gadis itu terkejut
ketika kakinya menendang sebuah kotak berwarna hitam. Ah kotak lagi! Langsung saja ia
membukanya, didalam kotak itu berisi ikat rambut berwarna merah muda yang dulu ia sering
gunakan waktu kecil, bedanya ikat rambut ini banyak dilumuri darah dan ada juga sepucuk surat
berwarna hijau tosca.

UNTUK GADIS IMUT PENYUKA SUNSET

Veraaa! Gue benci liat lo bahagiaa! Hahah seneng lo tadi hah? Bahagia ya udah diajak liat sunset
sama Randa? Eh btw congrats sayanggggg lo udah jadian sama dia, gue harap lo bisa Bahagia.
Eitsss tunggu dulu, Bahagia? Bodoh banget gue kalau ngebiarin lo Bahagia sama dia, hmm maaf
Ra ikat rambut lo gue kasih darah, maafffffff banget ya cantik. Udah ah Ra, gue mau pikir-pikir
untuk ngasih lo hadiah apa besok. Bye manis.

Siapaa sebenarnya dia! Kenapa dia tau kalau gue sama Randa? Terus barang-barang masa kecil gue
kenapa ada di dia? Papa tolong Vera.

***

“eh Far, Vera mana?” tanya lelaki itu.

“emm kata guru sih dia di skors, gue kasian banget Ran sama dia, dia harus nanggung kesalahan yang
ngga pernah dia lakuin” ujar Farah.

“emang bajingan yang fitnah!” bentak Randa.

Farah tersentak “emang lo tau Ran yang fitnah Vera siapa?”

“tau, dan lo juga tau” ujar Randa lalu meninggalkan Farah.

Farah mengerutkan keningnya “hah apa? Gue tau? Siapa emang?”

Randa berjalan menuju basecamp ia sekarang sangat marah pada dirinya sendiri, karena dia tau
pelakunya tapi membiarkannya untuk meneror gadisnya.

“wehh Ran baru bisa kumpul lo” ujar Wira.

“sorry gue sibuk”


“sibuk ngurusin wanita penghibur itu ya?” tanya Wira lagi.

Randa mengepalkan tangannya lalu menarik kerah baju Wira dan menghajarnya hingga Wira
mengeluarkan darah dari mulutnya, memang pukulan yang diberikan Randa kali ini sangat keras.

“kalau lo ngomong kaya gitu sekali lagi, disini lo udah tinggal nama!” bentak Randa membuat seluruh
temannya terkejut, karena belum pernah mereka melihat Randa semarah ini apalagi sampai
memukul temannya sendiri.

“itu juga peringatan buat lo pada, jangan pernah ngehina Vera didepan mata gue!” jelas Randa lalu
meninggalkan basecamp itu.

Sial niatnya ia akan menenangkan pikirannya untuk pergi ke basecamp, namun apa? Temannya
malah membuatnya semakin kesal.

“sayangg kamu mau kemana?” ujar Mora.

“kita udah putus Mor” ujar Randa malas.

“aku gapeduli, pulang sekolah kamu harus anterin aku ke mall”

“gaada kerjaan banget gue anter lo ke mall” ujar Randa meninggalkan Mora.

Randa duduk dikelasnya sendiri “ah kok gue kangen Vera ya, bolos aja ah”

Lalu Randa mengambil tasnya dan bergegas keluar kelas menuju gerbang belakang sekolah.

“Randaaa kamu mau kemana!” teriak Pak Agil kencang.

“mau bolos pak saya kangen pacar saya, makanya jangan main skors anak orang pak eh iya pak ijinin
ke Bu Imas ya bilang Randa Askara Lintang murid yang paling berprestasi ijin bolos,
assalamualaikum” ujar Randa lalu memanjat ke atas pagar sekolah.

“waalaikumsalam, ada-ada saja kamu, gak pernah kapok sama hukuman yang saya berikan!”
Mendengar ucapan muridnya yang satu ini memang Pak Agil sudah tak heran, ia hanya bisa
mengelus dada.

Randa berhenti ditepi jalan raya lalu menelpon supirnya, untuk memintanya membawakan motor
miliknya karena mobil yang ia pakai kesekolah masih terparkir diparkiran sekolah.

“pak bisa bawain motor saya gak kejalan angkasa sekarang”

“siap bisa den”

Setelah itu Randa mencari keberadaan Vera dirumahnya.

Tok tok tok

Pintu itu terbuka dan dilihatnya ada seorang wanita memakai kaca mata.

“cari siapa ya?” ujar Ratih.

“Vera nya ada tante?”

“saya gatau, ada keperluan apa kamu nyari anak ga berguna itu?”

Randa mengepalkan tangannya “tante jangan pernah bilang Vera anak ga berguna!”
“yaa memang itu kenyataannya” balas Ratih.

“tante yang ga berguna sebagai ibu! Harusnya tante itu ngedukung Vera waktu semua teman-
temannya disekolah ngejauhin dia, Vera dihina abis-abisan sampai sekarang dia di skors! Tante itu
ibu macam apa sih, masa ga percaya sama anak kandung sendiri!” bentak Randa.

Ratih terbelalak mendengar apa yang dikatakan Randa, memang benar apa yang dikatakan anak itu
tentang dirinya. Dia sama sekali tidak percaya kepada anak kandungnya sendiri.

“pergi kamu! Jangan pernah nampakin diri dihadapan saya lagi!” bentak Ratih.

Randa berdecih lalu ia naik keatas motornya dan pergi. Saat dijalan ia teringat kalau Vera sering
mengajar anak jalanan kalau ada waktu luang, pasti gadis itu sedang disana. Setelah sampai disana
benar saja dugaan lelaki itu, Vera benar-benar sedang disana. Lalu ia menghampirinya.

“haii adik-adik, kangen ga sama kak Randa” ujarnya antusias.

Krikkk

Krikk

krik

Vera mendengus kesal “lo bolos?”

“maaf Ra aku kangen kamu” ujar Randa nyengir.

“tapi gue ga kangen terus gue juga lagi males liat lo, mending lo balik kesekolah” ujar Vera cuek.

“Ra kamu ga ingat perjanjian kemarin?”

Vera berdecak “inget” ahh lelaki itu masih ingat ternyata.

“mau main kerumah aku ga?” ajak Randa.

“a-aku lagi ngajar” ujarnya gugup, sungguh ia tidak suka bicara seperti ini.

“yaudah aku tungguin”

Vera menatap sekilas wajah Randa. Ahh niat sekali dia!.

JANGAN LUPA VOTE AND COMEN YAAA


KALIAN MASUK SEKOLAH TANGGAL BERAPA SIH?

Veranda 17

“Ran masih lama gak sih,” ujar Vera kesal.

“iya iya sebentar sayang,” balas Randa tertawa renyah.


Vera mendengus kesal. Sudah dua puluh tujuh menit lamanya ia mengikuti lelaki itu mondar-mandir
di supermarket, ntah apa yang sedang ia cari. Tapi kenyataannya keranjang yang Randa bawa sudah
penuh dengan berbagai macam cemilan. Harusnya kan cewek ya yang lama kalau belanja.

“Randa udahhh,” ujar Vera sambil menarik ujung baju seragam lelaki itu.

Randa yang sedang mengambil ciki di rak paling atas pun menghentikan aktivitasnya, “kamu kenapa?
Kesel ya?” tanya Randa sambil menyentuh dagu Vera.

“ngapain sih beli makanan sebanyak itu, lo mau nyetok?”

“ini buat kita sayang, nanti aku bakalan ajak kamu nonton film dirumah,” Jawab Randa.

Vera berdecak, “gue gak mau kerumah lo, males tau gak! Lo ngerusak mood gue aja,” bentaknya.

“loh tadi kamu mau,”

“gue berubah pikiran,” ujar Vera dingin.

“kalau aku berubah pikiran juga gimana?” tanya Randa membuat Vera kebingungan.

“maksud aku gini loh Ra. Gimana kalau aku berubah pikiran jadi benci sama kamu karena saking
capeknya aku ngejar orang yang sama sekali gak suka dan benci sama aku, bukannya naklukin hati
kamu itu susah ya? kamu mau itu kan Ra, kamu mau aku benci sama kamu?” perkataan Randa
membuat Vera semakin kebingungan. Kenapa lelaki ini berniat untuk benci kepadanya?

“maksud lo apa sih!” sentak Vera.

Randa tersenyum lalu mengusap kepala gadis itu. “yaudah kita ke kasir aja yuk,” Randa berjalan
menuju kasir sambil menggenggam lengan Vera.

Setelah selesai mereka berdua berjalan menuju parkiran. Randa menaiki motornya lalu memakaikan
helm pada kepalanya.

“Ra naik,” ujar Randa Ketika melihat gadis itu melamun sambil membawa kresek belanjaan.

“VERAA!” teriak Randa membuyarkan lamunan gadis itu.

Vera melirik kearah Randa lalu langsung naik keatas motor yang berwarna merah itu dan menaruh
kresek belanjaan itu diantara dirinya dan Randa.

Randa memerhatikan wajah Vera melalui kaca spion. Wajah gadis itu tampak tidak tenang, apakah
perkataannya tadi mengganggu pikiran Vera? Ah kalau begitu gadis ini takut kehilangannya. Lalu
Randa menggelengkan kepalanya kemudian ia menjalankan motornya menuju rumahnya.

Ketika motor besar itu berhenti dihalaman depan rumah Randa, lelaki itu melepaskan helmnya. Lalu
melihat Vera melalui kaca spion. Wajah gadis itu terlihat masih murung, dan lengannya masih
memegang baju Randa.

“Vera turun,” ujar lelaki itu lalu turun dari motornya membuat Vera terkejut.

Vera mengerutkan keningnya lalu turun dari motor Randa. Lelaki itu menggenggam lengan Vera
dengan sangat erat. Lalu Randa meraih dua kantong belanjaan dari lengan gadis itu. Keduanya
berjalan masuk kedalam rumah besar keluarga Randa.

“Ra duduk dulu di sofa, aku mau kedapur. Mau nyiapin cemilannya buat kita nonton,” ujar Randa
tersenyum.
“HAYOOOO UDAH BERANI BAWA CEWEK AJA LO BANG KERUMAH!” teriakan Iqbal membuat
keduanya terkejut.

“apaan sih lo bocil ganggu aja,” balas Randa sambil memukul pelan kepala adiknya itu dari samping.

Iqbal cengengesan lalu melirik Vera, “hai kak, bosnya kakak gue ya?” tanya Iqbal asal.

“yeee sembarangan lo anak Ayam. Dia cewek gue,” ujar Randa tak terima.

“hahhhh! Mana mungkin Bang lo pacarana sama Kak Vera,” Iqbal tertawa sangat keras, “mimpi lo
kejauhan budell,” ujar Iqbal lagi tanpa menghentikan tawanya.

“lo tau nama gue?” akhirnya Vera angkat suara.

“yaelahh Kak lagian siapa sih yang gak kenal Kakak. Kak Vera itu udah pinter, cantik, baik, terus
kesayangan guru-guru dan yang lebih parahnya lagi ni ya guru-guru itu kalo nyontohin kearah yang
baik pasti selalu Kak Vera yang di omongin. Kalo yang gak baik tau lah ya siapa,” ujar Iqbal sambil
tersenyum jahil melirik Kakaknya itu.

“apa lo liat-liat gue?” sentak Randa melotot. Pertengkaran antara kakak beradik itu berhasil
membuat Vera mengukir senyuman dibibir mungilnya itu.

“gak lah Bang becanda. Eh iya Kak Vera lo sempet trending topik kan ya gara-gara lo jadi pelac….”
Randa menutup mulut adiknya itu. Perkataan Iqbal membuat ukiran manis dibibir Vera mengendur
perlahan.

“ehh Bal Mama sama Papa kemana sih kok gak keliatan?” ujar Randa mengalihkan.

“eh..i-itu mereka belom pulang dari kantor, gue kekamar dulu ya Bang,” ujar Iqbal lalu bergegas
menaiki tangga kamarnya.

“Ra maafin Iqbal ya,” ucapan Randa mendapat anggukan dari Vera.

Lalu Randa berjalan menuju dapur rumahnya, ia menyiapkan cemilan yang tadi dibelinya di
supermarket dan menyiapkan minuman lainnya. Randa Kembali keruang tengah sambil membawa
tatakan yang berisi berbagai macam cemilan.

“Ra ke kamar yu,” ajak Randa.

Vera beranjak dari tempat duduknya tanpa mengatakan apapun. Gadis itu berjalan malas
dibelakang Randa. Randa meletakan tatakan itu dimeja yang berada dikaki kasurnya.

“kamu duduk dikasur dulu, aku mau ajak Iqbal nonton juga soalnya gak enak kalo kita berdua doang.
Takutnya aku mau,” ucap Randa menyengir.

Vera duduk dikasur Randa dan menatap lelaki itu yang mulai berjalan keluar kamar. Ihh gak betah
banget gue disini! Gak nyaman, mau pulanggg. Batinnya. Gadis itu mengeluarkan ponselnya lalu
mencari kontak Farah, ia berniat ingin menelepon temannya itu. Ponsel Vera berdering menandakan
panggilannya tersambung. Lalu ia mengurungkan niatnya untuk menelepon Farah karena sekarang
waktunya kelasnya sedang belajar.

Randa Kembali dengan diikuti Iqbal dibelakangnya. Lelaki itu kini menghidupkan tv lalu memasukan
cd yang ada di lemari kecil dibawahnya.

Iqbal menghampiri Vera, “kak ma-maaf ya soal tadi, gue gak sengaja,”
Vera tersenyum lembut, “gak apa-apa,”

Randa menghampiri mereka berdua lalu duduk disebelah Vera, “Ra suka film horror kan?” tanyanya.

Vera melirik Randa sekilas lalu Kembali menatap kearah televisi. Lengan gadis itu menopang
dagunya.

“Ra jawab dong, kamu marah ya?” tanyanya lagi.

Iqbal berdehem, “gak ikut campur deh kalo udah gini kayanya auto diputusin nih,”

“Bal kepala lo belom pernah dihantam palu Thor ya?” ujar Randa merasa tidak suka jika sudah
membahas tentang putusnya hubungan.

“bangsat lo Bang, santuyy dong,” ujar Iqbal lalu mengambil satu gelas sirup dimeja.

“Ra aku…,”

“Aaaaaaaaaa,” Vera berteriak histeris lalu memeluk tubuh Randa.

“Ra kenapa?” tanya Randa yang membalas pelukan Vera.

“itu Bang palingan gara-gara hantunya nongol,” ujar Iqbal yang masih asik menonton.

“Ra lo takut hantu?” tanya lelaki itu pelan.

“ILANGINNN MONSTERNYAA! NGAPAIN DIA NONGOL DISANA. MUKANYA ANCUR BANGET RANN, LO
HARUS PUKULIN DIA!!” teriakan Vera sangat kencang membuat Iqbal tertawa kencang.

Randa terkekeh, “Ra dia bukan monster, itu hantu. Cuma film kok,” ujaranya mengelus lembut
rambut Vera.

“BRENGSEKK LO RANDAA, GUE GAK MAU NONTON FILM BARENG LO LAGI! MATIIN GAK!!” Vera
Kembali berteriak membuat Rina yang baru saja datang langsung menghampiri kamar Randa.

“ada apa ini. Kok teriak-teriak sampe kedengeran keluar,” ujar Rina panik.

“itu Mah Kak Vera ketakutan gara-gara hantunya nongol pas nonton film,” balas Iqbal lalu menekan
tombol pause di remote tv.

“ih itu tuh bukan hantu tau! Monster!” bentak Vera tanpa mau melepaskan pelukannya dari Randa.

“iya iya monster, tapi itu gak mau dilepas pelukannya dari kakak gue?” sindir Iqbal.

Vera menyadari lengannya kini tengah melingkar ditubuh besar lelaki itu. Lalu Vera melihat kearah
Rina yang sekarang sedang memerhatikan mereka, langsung Vera buru-buru melepas pelukannya
itu.

“ma-maaf Tante tadi Vera gak se-sengaja,” ujarnya takut.

Rina tersenyum lalu mendekat kearah Vera, “gak apa-apa cantik. Wajarkan calon menantu kaya gitu,
jangan panggil Tante ya panggil Mama aja,” ucapan Rina membuat Vera sangat terkejut. Kenapa Rina
bersikap seperti ini, kenapa dia tidak marah?

“yaudah lanjutin pacarannya, Iqbal kamu keluar sayang,” ujar Rina sambil menyentuh lembut dagu
Vera. Kok ada ya ibu yang kaya gini?
“tuh kan Ra nyokap gue aja ngebolehin, yaudah sini peluk lagi,” ujar Randa lalu membuka lebar
lengannya.

***

“liat Vera gak?” tanya Randa kepada teman sekelas gadis itu.

“gak liat,”

“liat Vera gak?” kali ini lelaki itu bertanya kepada Dzikri.

Dzikri tertawa renyah, “mau apa lo? Mau nyewa dia ya? Sorry gak bisa Ran lo telat, dia udah janji
sama gue malem,”

Tanpa aba-aba Randa langsung menghantam wajah Dzikri. Membuat lelaki itu terpental kelantai dan
mengeluarkan darah dari sudut bibirnya karena pukulan yang diberikan Randa sangatlah keras.

“kalo punya mulut itu dijaga anjing! Senakal-nakalnya gue, gue gak pernah sekalipun ngerendahin
cewek!” bentak Randa penuh amarah.

Dzikri mengusap darah disudut bibirnya lalu berdiri dan menghantam Kembali wajah randa yang kini
menghasilkan darah dari sudut bibirnya, “apa lo bilang. Gak pernah ngerendahin cewek?” Dzikri
tertawa mengejek. “dengan lo mainin perasaan cewek apa belom pantes lo disebut ngerendahin
cewek hah! Lo itu lebih bangsat dari gue, attitude gue masih jauh diatas lo!” bentak Dzikri.

Satu pukulan yang keras Kembali melayang mengenai wajah Dzikri membuat lelaki itu Kembali
terjatuh, “bangun lo bangsat!” perkelahian itu kini ditonton oleh semua murid-murid.

“gue akuin emang gue suka mainin perasaan cewek tapi disaat gue sadar apa yang gue lakuin itu
salah, gue mulai berhenti mainin cewek sekarang gue udah setia sama Vera. Gue itu gak kaya lo yang
udah tau itu salah tapi tetep dilakuin, brengsek emang!” ucapan Randa membuat Dzikri tersentak.
“sekarang bangun lo pengecut.”

“RANDA! DZIKRI! Ikut saya keruang bk, sekaranggggggg!!” teriakan bu nurti sontak membuat seluruh
murid yang tadi melihat perkelahian antara randa dan dzikri pun bubar.

Setelah dua puluh enam menit randa mendengar celoteh yang biasa bu nurti lontarkan kepadanya
akhirnya ia berjalan keluar ruangan itu. Tadi didalam randa hanya mendengarkan ocehan bu nurti,
lelaki itu sama sekali tidak melawan yang membuat guru-guru yang ada disana kebingungan dan
berfikir bahwa randa sudah berubah padahal lelaki ini hanya sedang malas melawan. Setelah keluar
randa melihat vera didepan ruang bk, ntah mungkin sedang menunggunya atau mungkin tidak.

“Ra tadi aku nyar…,”

“berantem terus Ran sampe berdarah gini. Gak sekalian aja lo mati,” ujar Vera jutek.

Randa tertawa kecil, “udahlah sayang jangan khawatir gitu aku gakpapa kok,”

“gue gak lagi khawatir tau! Gue mau lo mati,” sentak vera.
“aku tau kamu khawatir, udahlah jangan nyembunyiin itu dari aku. kamu gak pinter bohong,”

“kepedean banget sih. Jijik gue,” kata vera lalu hendak meninggalkan randa namun langsung lengan
randa mencegah gadis itu untuk pergi.

“gak mau ngobatin gue dulu nih?” tanya randa dengan nada menggoda.

“obatinn sendiri! Lo yang ngebuat luka ini jadi lo juga yang harus nyembuhin. Paham?” jelas vera.

“enggak paham sayang,” ujar randa tersenyum jahil.

“bodo amat,” sentak Vera lalu berjalan meninggalkan Randa yang kini masih tertawa.

Veranda 18

“Ra bantuin gue donggggg. Gue pengen balikan sama Justin. bantuin ya, ya ya,” rengek Farah sambil
menggoyang-goyangkan tubuh vera.

Vera menggerakkan pundaknya membuat lengan Farah terjatuh dari pundaknya, “Far ngapain sih lo
masih berharap sama justin? Kesannya kan lo jadi kaya cewek murahan. Gue gak mau ya punya
temen murahan,”

“wahh sekate-sate lo Ra. Gue emang sering tebar pesona tapi gak murahan juga kaliiii,” ujar farah
dengan nada melengking.

“WOIIII BREAKING NEWS! BREAKING NEWS!,” teriak Nina Ketika memasuki kelas.

“HOT NEWS NIH GUYSSS!” diikuti Ambar yang membuat satu kelas memerhatikan mereka berdua.

“apa sih lo berdua. Gak jelas,” bentak Dzikri.

“IHH DENGERIN DULUUU!!!!!!!” teriak Ambar.

“jadi gini loh dikelas kita ada murid baru. Cowok!” jelas Nina.

“ganteng,” tambah Ambar.

“keren banget anjir parah. Klepek-klepek gue nii ah,” teriak nina dengan menggibaskan lengannya.

“itu doang? Gak penting banget,” kata farah.

“yeuuu awas lo kalo suka. Gue gibeng kepala lo,”

“berani lo sama gue? Gue pentalin kepala lo di trampolin baru tau rasa!” balas farah.

“gue gak takut sini lo,” ujar nina sambil menggulungkan lengan pendek bajunya.

Farah beranjak dari kursinya, “yooo kita ke lapangan biar bisa leluasa gue nyabutin rambut lo,”
“farah udahh. Lo kaya anak kecil banget sih,” ujar vera.

“gak bisa gini Ra. Gue sebagai primadona sekolah merasa diinjak-injak,” jawab farah lalu berdiri
diatas meja.

“FARAHHHHHHH. NGAPAIN KAMU ADA DIATAS MEJA! TURUN KAMU!” bentak bu nurti yang baru
saja datang.

“eh e-enggak. Ini loh bu tadi ada nyamuk,” jawab farah menyengir lalu turun dari meja.

“hukum aja tuh bu. Tadi si nina juga ikut-ikutan,” sindir dzikri.

“eh apaan lo. Gue enggak!” jawab nina tak mau kalah.

“haduhhh sudah-sudah sekarang kalian duduk. Ibu mau ngenalin murid baru dikelas ini,” ujar bu
nurti.

Seketika semua murid duduk ketempatnya masing-masing. Lelaki berbadan tegap dengan rambut
hitam pekat itu kini memasuki kelas XI IPS 2 membuat seluruh murid terutama perempuan kini
memperhatikannya dengan gelagat kagum. Kecuali vera. Gadis itu kini sedang asik menghafal rumus-
rumus yang padahal sudah vera kuasai sepenuhnya.

“murid-murid kenalin nama dia Argo Bisma Prawijaya. Kemu pindahan dari mana Go?” tanya bu
nurti lembut.

“saya dari bogor bu,” ujar Argo tersenyum.

“aaaa meleleh ade bangggg,” teriak nina sambil mengedip-ngedipkan matanya.

“kali ini jatah gue nin. Lo sama dzikri aja,” selah ambar.

“ih engakk, enggak!” balas nina lagi.

“kalian berdua bisa diem sebentar ga!” bentak farah.

“sudah semuanya. Argo kamu duduk disebelah erik ya,” titah bu nurti.

Argo yang sedari tadi menatap vera kini berjalan menghampiri kursinya. Ada rasa tertarik dihatinya
kepada gadis itu. Karena dari sekian banyaknya cewek yang ada disekolah ini hanya vera lah yang
tidak genit kepadanya. Bahkan vera tidak menyadarinya. Sikap dingin dan juteknya itu mempunyai
daya tarik tersendiri bagi lelaki yang melihatnya.

***

“kenalin nama gue argo. Gue ngenalin diri lagi karena kayanya tadi lo gak terlalu merhatiin kehadiran
gue sebagai murid baru,” ujar argo sambil mengulurkan tangannya.

“Go lo itu murid baru. Lo gak tau vera, jangan suka modus dia udah ada pawangnya,” jelas farah.

“oh ya? Gue gak takut. Btw makasih udah ngasih tau nama cewek cantik ini. Gue duluan ya vera,”
ujar argo.

Vera menatap lelaki itu sinis, “far ngapain sih dikasih tau,”
“ya maaf ra gue kan niatnya Cuma ngasih tau ke dia jangan deketin lo,” ujar farah memelas, “yaudah
kita kekantin yu,” ajaknya.

Vera beranjak malas dari kursinya. Mereka berdua berjalan menuruni tangga. Diujung bawah tangga
terlihat ada randa dan teman-temannya yang membuat vera menarik lengan farah agar berhenti.

“eh kenapa ra?” tanya farah kebingungan.

“jangan kekantin yu. Males,”

“loh kenapa?” farah semakin kebingungan.

“RAAAAA. SAYANGG SINI DONG!!” teriak randa dari bawah.

Vera berdecak, “elo sih ah. Ke kelas aja yu,” vera menarik paksa lengan farah.

“ra tunggu dulu,” ujar randa lalu mulai menaiki tangga.

“farahhhh ayoo,” vera berlari menuju toilet perempuan membuat farah mengerutkan keningnya.

“ra itu randa loh bukan hantu!” teriak farah yang kini mulai mengejar vera.

BRUKKKK

Vera menabrak tubuh bidang argo, “ih minggir gue mau ke toilet,”

Namun Argo mengikuti arah Langkah vera. Vera kekanan argo ikut kekanan. Vera kekiri argo ikut
kekiri. Argo mensejajarkan tubuhnya dengan vera, “lo imut banget sih,”

“woiii anjing!” teriak randa lalu menghampiri argo.

“ngapain lo godain cewek gue. Lo mau gue hajar hah!” bentak randa.

“cewe lo? Gak salah tuh. Mimpi!” balas argo meremehkan.

Randa mengepalkan kedua tangannya hendak menghajar argo namun vera yang melihat randa
sedang dipenuhi amarah segera memegang lengan randa.

“randa emang pacar gue,” ujar vera.

Argo menaikan sebelah bibirnya, “pacar mainan?”

“bangsat lo! Baru murid baru aja udah songong. Lo gak tau gue siapa?!” bentak randa tak terima.

“tau kok tau. Boydiguard vera kan? Soalnya lo lebih pantes jadi boydiguardnya deh ketimbang jadi
pacarnya”

Vera melihat mata randa yang mulai memerah akibat menahan amarahnya, “ran jangan kepancing
ya. Aku gak mau kamu masuk bk lagi,”

Randa melirik vera, “lepasin ra,”

“gak mau! Nanti kamu mukul argo lagi,” balas vera.

“vera aku bilang lepasin,” ujar randa dengan nafas menggebu-gebu.

“enggak randa,”
“veraa lo gak denger gue hah! Lo tuli atau bego?!” bentak randa lalu menepis kasar lengan vera dan
langsung memukul wajah argo.

Vera tersentak baru kali ini randa membentaknya dihadapan semua orang. Yang paling gadis itu
tidak suka. Randa mengatainya bego. Hatinya kini bercampur aduk. Rasanya sakit tapi ia juga takut
saat melihat randa memukul argo.

“ra lo gakpapa? Kita kekelas aja yu,” ujar farah prihatin.

Farah merangkul bahu vera. Gadis ini terlihat masih syok dengan kejadian tadi. Lalu mereka berjalan
masuk kedalam kelasnya lagi. Farah dan vera duduk dikursi mereka.

“makanya jadi cewek itu jangan suka centil! Sekarang banyak cowok yang ngerebutin lo. Apa
bagusnya sih pelacur kaya lo? Dalemnya kan udah gak perawan. Buat apa coba ngerebutin cewek
murahan kaya gak ada cewe lain aja,” ujar mora yang tiba-tiba masuk kekelas vera.

“maksud lo apaan!” bentak farah menggebrak meja.

“upss maaf. Gue Cuma mau ngasih tau far jangan kehasut sama cewmur kaya vera. Nanti lo
ditawarin lagi ke om om. Kan brabe tuh kalo udah hamil,” ujar mora lagi.

Vera hanya bisa tertunduk malu. Dia tidak malu jika dikatakan pelacur. Karena vera memang bukan
pelacur, itu hanya fitnah. Buat apa juga toh malu karena perbuatan yang enggak vera lakuin. Saat ini
vera malu karena ia selalu menjadi penyebab randa berantem dengan murid yang lainnya apalagi
waktu itu kata justin dia sempat memukul wira temanya sendiri. Padahalkan semarah-marahnya
randa, dia gak pernah mau mukul orang apalagi mukul wira yang sudah berteman dengannya dari
kelas sepuluh.

“kalo udah jadi cewek perusuh sama pelacur itu beda ya. Dimana-mana dikejar lelaki buat dibayar,”
ujar mora lagi.

Veranda 19

Bel puulang sekolah sudah berbunyi. Vera berjalan menuju taman belakang sekolah. Gadis itu sangat
kesepian benar-benar sangat kesepian. Farah sudah pulang sedari tadi, vera tidak ingin pulang
karena dirumahnya yang sekarang tidak ada yang special yang ada dia nanti hanya melamun
memikirkan Papanya. Vera duduk dikursi taman lalu mengeluarkan novel dan mulai membacanya.
Setelah beberapa menit vera membaca novelnya namun ponselnya terus berdering tapi vera
memilih mengabaikannya.

“ra,”
Vera melirik kearah asal suara yang memanggilnya itu lalu segera ia menutup dan memasukan
novelnya kedalam tas.

“vera,” randa menahan lengan vera yang hendak pergi.

Vera menarik tangannya berusaha lepas dari genggaman randa. Tapi gadis itu malah kesusahan
karena genggaman randa cukup erat.

“ra maafin aku ya,” ujar randa lembut. Vera hanya menatap kedepan. Dia sama sekali enggan
menatap mata randa.

“ra tadi aku gak sengaja, aku emosi banget.” Kini randa beralih posisi kemana vera menatap namun
gadis itu Kembali memalingkan wajahnya.

Randa mendengus pelan, “ra aku mohon. Maafin aku,”

“ra aku tau kam….,”

“randa jangan ngomong lagi,”

“kenapa?”

Vera langsung memeluk tubuh randa. Gadis itu menangis didalam pelukan kekasihnya itu. Isakan
tangis itu membuat hati randa Kembali sakit.

“ran lo tau gak lo itu jahat, brengsek, bangsat! Lo gak pantes jadi pacar gue. Gue capek ran pura-pura
gak kenapa-napa selama ini padahal gue udah muak banget sama lo. Gue gak nyaman ran, kalo aja
gue gak punya janji sama lo pasti gue gak bakal mau jadi pacar lo! Gue gak suka sama lo dan gak
akan pernah,” bentak vera lalu melepaskan pelukannya dari randa.

Hati randa terasa tertusuk beribu jarum yang sangat tajam, “tapi kenapa ra. Kenapa kamu gak bisa
suka sama aku? Apa kamu mau aku pergi. Ra aku pernah ngerasain kehilangan, kehilangan
seseorang yang paling aku cintai dan sampe sekarang orang itu masih ada dihati aku bahkan sampe
selamanya. Kalo diabanding kamumah gak penting, aku udah coba ra buat ngelupain dia untuk kamu
tapi aku gak bisa dan aku masih berusaha buat kamu biar kamu jatuh cinta sama aku tapi kayanya
susah ya ra? Kamu mau aku pergi?”

“randa pergi!” bentak vera.

Randa tersenyum lalu mengecup kening gadis itu, “aku pergi dulu ya sayang. Tapi aku bakal terus
merjuangin kamu sebelum kamu mutusin aku,” lalu randa pergi meninggalkan vera yang
kebingungan.

***

Anda mungkin juga menyukai