Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MANDIRI IV MATA KULIAH

IPS-MI

“PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS SECARA KREATIF,

INOVATIF DAN MENYENANGKAN ”

Dosen Pembimbing :

Bp. WIDODO, S.Pd.I

Disusun oleh :

TRI PUJI UTAMI

PGMI-2

SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL


2020

Kampus II : Jalan RA Kartini Km 2 Kebumen , Sukorejo , Kendal

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan
tugas mata pelajaran kewarganegaraan dalam bentuk makalah.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dosen Pengampu mata kuliah IPS MI yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada
penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi pembaca sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.

Temanggung,25 Mei 2020

TRI PUJI UTAMI


DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................................. i

Kata Pengantar................................................................................................................................ ii

Daftar Isi........................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN :

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN :

3.1 Pengertian PAIKEM.................................................................................................................2

3.2 Model-model Pembelajaran IPS………………………………………………….................. 2

3.3 Pendekatan dalam Pembelajaran IPS…………………………………................................... 3

BAB IV PENUTUP :

4.1 Kesimpulan ……………....................................................................................................... 10

4.2 Saran ......................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi, menyebabkan


arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada berbagai bidang
kehidupan, tanpa kecuali bidang pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem
kehidupan telah berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan metode
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas (Sudjatmiko,2003). Untuk menghadapi perubahan tersebut dibutuhkan pendidikan
yang meberikan kecakapan hidup (life skill), yaitu memberikan keterampilan dan keahlian
dengan kompetensi tinggi. Dengan dimilikinya life skill diharapkan nantinya peserta didik dapat
betahan dalam suasana yang selalu akan berubah dan berkembang.

Dengan adanya latar belakang di atas, maka perlu sebuah pembahasan secara mendalam
dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang bercirikan model pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). dalam mengatasi permasalahan
pembelajaran biologi yang terjadi di sekolah-sekolah pada umumya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang diajukan dalam makalah ini adalah

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran PAIKEM?

2. Bagaimanakah pemahaman proses belajar mengajar IPS dengan memakai model


pembelajaran PAIKEM?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran PAIKEM

2. Untuk mengetahui pemahaman proes belajar mengajar IPS dengan memakai model
pembelajaran PAIKEM
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PAIKEM dan Penerapannya

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.

Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan
menyediakan ‘pojok baca’

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar
kelompok.

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan
sekolahnya.

PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat
yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan
kemampuan guru yang besesuaian.
2.2.Model-model Pembelajaran IPS

2.2.1. Model Pembelajaran Langsung

Model pengajaran langsung banyak diilhami oleh teori belajar sosial yang sering disebut
belajar melalui observasi. Secara umum, pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif itu adalah
pengetahuan tentang sesuatu. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu. Dalam menerapkan pengajaran langsung, pengetahuan yang
disampaikan kepada siswa perlu disederhanakan, baik pengetahuan deklaratif maupun
prosedural.

2.2.2. Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning )

Model pembelajaran kooperatif ini cukup penting karena siswa dapat belajar dengan cara
bekerja sama dengan temannya. Anggota kelompok yang lebih mampu dapat menolong
temannya yang kurang mampu. Setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada
prestasi kelompok. Dan yang lebih penting semua anggota kelompok dapat bersosialisasi dengan
anggota kelompok lainnya sehingga hal ini akan melatih keterampilan sosial siswa dalam
bermasyarakat.

2.2.3. Model Pengajaran Berdasarkan Masalah ( Problem Base Instruction )

Ciri khusus dalam model ini yaitu adanya pengajuan pertanyaan dan masalah, berfokus
pada keterkaitan antar disiplin ilmu, penyelidikan autentik, menghasilkan produk/karya, dan
adanya kerjasama. Masalah autentik adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari
dan bermanfaat secara langsung jika ditemukan penyelesaiannya. Sedangkan masalah akademik
adalah masalah yang muncul akibat pengaruh dari suatu masalah sehingga memunculkan
masalah lainnya. Misalnya bagaimanakah pengaruh kenaikan harga BBM terhadap harga-harga
bahan-bahan pokok?

2.2.4. Model Belajar Melalui Penemuan ( Inkuiri )

Bruner yang mempelopori model pembelajaran penemuan ini meyakini bahwa model
penemuan ini akan merangsang siswa untuk melakukan penyelidikan sehingga menemukan
sesuatu. Misalnya guru menyajikan topik kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa yang
memancing pro-kontra atau konflik kognitif, sehingga motivasi dan rasa ingin tahu siswa
terpancing. Model pembelajaran penemuan lebih cocok untuk menanamkan konsep-konsep yang
dapat ditemukan melalui percobaan dan penyelidikan.

2.3. Pendekatan dalam Pembelajaran IPS

Pendekatan pembelajaran merupakan landasan sikap dan persepsi guru tentang


bagaimana kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan. Landasan sikap dan persepsi guru ini akan
menjadi dasar bagi tindakan guru dalam melaksanakan aktifitas proses pembelajaran.
Pendekatan-pendekatan pembelajaran IPS yang bisa menjadi landasan sikap dan persepsi
tersebut, sebagai berikut:

A. Pendekatan lingkungan

Dalam pendekatan lingkungan, IPS sebagai mata pelajaran yang membelajarkan siswa
untuk bermasyarakat, perlu memperhatikan lingkungan sebagai topik kajian, baik lingkungan
sosial budaya maupun lingkungan fisik. Pendekatan ini bisa diawali dari lingkungan siswa yang
paling dekat yaitu keluarga, untuk menanamkan nilai moral dan aktifitas bermasyarakat. Guru
perlu mencermati lingkungan sebagai aspek yang berperan dalam membentuk perilaku siswa,
seperti: lingkungan kauman, lingkungan perdagangan, lingkungan pertanian dsb.

B. Pendekatan konsep

Pendekatan konsep menekankan bahwa pemahaman konsep sangat mempengaruhi


perilaku siswa. Konsep tentang keadilan, kesejahteraan, demokrasi, kerjasama, tanggung jawab,
dsb. merupakan konsep-konsep yang harus dipahami siswa, bukan sekedar diketahui atau
dihafalkan. Pemahaman ini akan membimbing siswa untuk bisa menghayati yang pada akhirnya
mampu mengamalkan dalam perilaku sehari-hari.

C. Pendekatan inkuiri

Pendekatan Inkuiri diawali dengan suatu pertanyaan atau permasalahan yang mengajak
siswa untuk ikut berfikir dalam memecahkan permasalahan. Dalam proses inkuiri, akan tumbuh
dan berkembang secara spontan rasa ingin tahu dan berpartisipasi dalam pemecahan masalah
melalui tanya jawab yang didesain oleh guru. Dalam kegiatan berinkuiri bisa menghasilkan suatu
gagasan, ide, solusi, atau menemukan sesuatu yang di carinya.

D. Pendekatan keterampilan proses


Pendekatan keterampilan prose bertujuan menumbuhkan keterampilan yan berkaitan
dengan sutu proses tertentu yang perlu dilatihkan. Menanamkan perilaku tertentu biasanya perlu
dilatih dan dibiasakan sehingga nanti akan muncul perilaku yang diharapkan dalam
bermasyarakat. Keterampilan proses bisa dimulai dari mencari informasi sampai nanti bisa
menginformasikannya. Sumber-sumber menumbuhkan keterampilan proses dalam pembelajaran
IPS antara lain peta, globe, gambar atau foto, grafik, diagram dsb.

E. Pendekatan pemecahan masalah

Pendekatan pemecahan masalah, akan mengenalkan siswa pada masalah-masalah dalam


kehidupan di masyarakat. Misalnya masalah lingkungan hidup yang tidak bersih, tata tertib di
sekolah yang belum dipatuhi, masalah narkoba, kenakalan remaja, kemiskinan dan sebagainya,
bisa kenalkan pada siswa dan untuk mengungkap bagaimana respon siswa terhadap
permasalahan yang ada dalam masyarakat.

F. Pendekatan induktif-deduktif

Pendekatan induktif , diawali dari mengemukakan kenyataan-kenyataan yang ada di


dalam masyarakat berikut fakta dan datanya. Guru dapat mengangkat contoh-contoh kongkrit,
dan kenyataan yang ada di dalam masyarakat, kemudian ditarik generalisasinya dari fakta dan
data tersebut menjadi sebuah konsep. Misalnya tentang kemiskinan, korupsi, lapangan pekerjaan,
kesejahtaraan dsb. Pendekatan deduktif, diawali dari konsep-konsep yang telah dipahami oleh
siswa kemudian dicarikan contoh-contoh fakta dan data pendukungnya di masyarakat.
Pendekatan induktif dan deduktif menjadi saling menunjang untuk menanamkan konsep pada
siswa. Untuk siswa Sekolah Dasar, pembelajaran bisa dimulai dari yang kongkrit menuju
abstrak, dari yang sederhana menuju kompleks, dari yang mudah menuju sulit dan dari yang
dekat menuju ke yang jauh.

G. Pendekatan nilai

Pendekatan nilai, dikembangkan untuk menumbuhkan sikap dan toleransi siswa dalam
berperilaku dimasyarakat, menumbuhkan kepekaan dan rasa tanggung jawab sosial dengan
didasari oleh pengetahuan dan keterampilan sosial. Sikap demokratis dan semangat bekerjasama
maupun berkompetisi perlu ditumbuhkan sejak dini.

H. Pendekatan komunikatif

Pendekatan komunikatif, mengutamakan efektifitas komunikasi guru dan siswa.


Pendekatan ini memperhatikan tingkat kematangan kognitif siswa dan sekuensial materi atau
istilah bahasa yang digunakan guru adalah bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh
siswa. Bahasa dan istilah-istilah yang digunakan guru haruslah dimengerti dan dipahami
sehingga tidak terjadi miskonsepsi atau salah pengertian.

I. Pendekatan kesejarahan

Pendekatan kesejarahan, mengungkap peristiwa masa lalu yang bisa dijadikan contoh
( baik maupun tidak baik ) bagi siswa, sehingga siswa bisa mengambil makna dan hikmahnya
dari peristiwa masa lalu tersebut. Belajar dari nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia
dalam mencapai kemerdekaan maupun peristiwa-peristiwa lain dimasa lalu perlu dikembangkan
untuk menjadi contoh pengalaman dan pedoman bagi masa mendatang.

J. Pendekatan tematik

Pendekatan tematik, dikembangkan untuk memberikan wawasan siswa yang komprehensif


terhadap tema yang ditampilkan. Misalnya tema lingkungan hidup, hasil pembangunan,
demokratisasi dan sebagai bisa dikembangkan pada pemahaman siswa yang lebih komprehensif.

Pendekatan-pendekatan tersebut bisa dipilih dan diterapkan guru dengan pengemasan rencana
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAIKEM ). Hal ini sesuai
dengan UUSPN No. 20 / 2003 yang mengisaratkan bahwa pembelajaran harus dilaksanakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberi ruaang yang cukup bagi prakasa, kreatifitas dan kemandirian,
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik

2.4.Metode-metode Pembelajaran IPS

A. Pembelajaran yang aktif

Pembelajaran yang aktif ialah pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik
(student centered ) daripada berpusat pada guru (teacher centered). Untuk mengaktifkan
peserta didik, kata kunci yang dapat dipegang guru adalah adanya kegiatan yang dirancang
untuk dilakukan siswa baik kegiatan berpikir (minds-on) dan berbuat (hands-on). Fungsi dan
peran guru lebih banyak sebagai fasilitator.

B. Pembelajaran yang inovatif

Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.


Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu
saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap
ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam
menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan,
auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula
dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.

C. Pembelajaran yang kreatif

Pembelajaran yang kreatif ialah pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk


mengembangkan gagasannya dengan memanfaat sumber belajar yang ada. Strategi mengajar
untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah :

1. Memberi kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan


baru.

2. Bersikap respek dan menghargai ide-ide siswa

3. Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa

4. Penekanan pada proses bukan penilaian hasil akhir karya siswa

5. Memberikan waktu yang cukup untuk siswa berpikir dan menghasilkan karya

6. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggugah kreativitas

7. seperti : “mengapa ”, “ bagaimana ”, “apa yang terjadi jika… ” dan bukan pertanyaan
“apa”, “kapan” .

Dengan demikian merumuskan suatu definisi bahwa berpikir kritis merupakan aktivitas
berpikir secara relaktif dan rasional yang difokuskan pada penentuan apa yang harus diyakini
atau dilakukan. Pembelajaran berpikir kritis erat kaitannya dengan berpikir kreatif. Apabila
ketrampilan berpikir kritis dilakukan maka sebagian dari pembelajaran berpikir kreatif telah
dijalani karena tahap pertama untuk melakukan ketrampilan berpikir kritis harus melalui
ketrampilan berpikir kreatif.

D. Pembelajaran yang efektif

Pembelajaran yang efektif ialah pengajaran yang di kelola oleh guru yang setiap
tindakannya dalam mengajar berakibat murid-murid nya menjadi/mencapai TIK. Hal ini
dimungkinkan terjadi berkat para murid mau mencoba, para murid mau mengalami, para murid
senang dan mau berbuat segala sesuatu yang mengarah pada tercapainya TIK yang telah di
rumuskan sebelumnya .

Pembelajaran efektif ini di perani oleh guru profesional yaitu guru yang mampu
menciptakan kondisi-kondisi instruksional tertentu secara kondusif sedemikian rupa sehingga
murid-murid nya merasa senang pada situasi yang baru dihadapinya.

E. Pembelajaran yang menyenangkan

Menurut hasil penelitian, konsentrasi yang tinggi terbukti meningkatkan hasil belajar.
Dalam penelitian mengenai otak dan pembelajaran mengungkapkan fakta yang
mengejutkan, yaitu apabila sesuatu dipelajari secara sungguh-sungguh (dimana perhatian
yang tinggi dari seorang tercurah) maka struktur internal sistem syaraf kimiawi seseorang
berubah. Di dalam diri seseorang tercipta hal-hal baru seperti jaringan syaraf baru, jalur
elektris baru, asosiasi baru, dan koneksi baru.

Dave Meier (2002:36) memberikan pengertian menyenangkan atau fun sebagai suasana
belajar dalam keadaan gembira suasana gembira di sini bukan berarti suasana ribut, hura-hura,
kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Ciri-ciri suasana belajar yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan di antaranya adalah sebagai berikut :

Ciri suasana belajar yang menyenangkan :

1. Rileks

2. Bebas dari tekanan

3. Aman

4. Bangkitnya minat belajar

5. Adanya keterlibatan penuh

6. Perhatianpeserta didik tercurah

7. Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang,

pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta didik bergerak)

8. Bersemangat

9. Perasaan Gembira

10. Konsetrasi Tinggi

F. Media dalam pembelajaran IPS


1. Obyektifitas

Dalam memilih media perlu meminta saran atau pendapat dari teman sejawat, bukan berdasarkan
kesenangan pribadi guru.

2. Program Pembelajaran

Penentuan media bisa menunjang pencapaian tujuan program pembelajaran atau sesuai dengan
pokok bahasan yang akan disampaikan.

3. Sasaran Program

Sasaran program ini adalah siswa yang mengikuti proses pembelajaran, pada usia tertentu
mereka memiliki kemampuan intelektual tertentu pula

4. Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi ini berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah atau kelas ( ukuran
ruangan, bangku, ventilasi dll ) dan situasi kondisi siswa ( jumlah siswa, motivasi, dll )

5. Kualitas Teknik

Kualiats teknik ini berkaitan kualitas gambar, rekaman audio maupun visual suara, atau alat
Bantu lainnya.

6. Efektifitas dan Efisiensi Penggunaan

Keefektifan menyangkut penyerapan informasi yang optimal oleh siswa, sedangkan efisiensi
berkaitan dengan pengeluaran tenaga, waktu dan biaya seberapa mampu mencapai tujuan yang
optimal. berdasarkan perkembangannya, media dapat digolongkan menjadi:

1. Media yang bersifat umum dan tradisional

Contohnya: papan tulis, buku teks, majalah, buku rujukan dan lain lain.

2. Media yang bersifat canggih

Contohnya: radio, TV, VCD, tape recorder, OHP, LCD, dan lain lain.

3. Media yang bersifat inovatif

Contohnya: komputer, internet, permesinan yang memungkinkan belajar mandiri.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Pembahasan yang telah diuraikan mengenai model-model pembelajaran IPS yang
kreatif, inovatif dan menyenangkan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.

2. Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan merupakan salah satu model
pembelajaran yang ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran
berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar

3. Dampak positif dari diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa
keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya.

3.2 Saran

Dari hasil pemikiran di atas maka dapat disarankan bahwa dalam rangka memberdayakan
kemampuan bernalar siswa, para guru dapat mempertimbangkan untuk menerapkan model
PAIKEM dan memvariasinya dalam pelaksanaannya sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA

BSNP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta:DepDikNas

BSNP. 2007. Standar Nasional Pendidikan Indonesia untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: dari Sentralisasi menuju
Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanti, 2004. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar dan Metodologi Pengajaran. Bandung
:Tarsito

Sudjatmiko,2003. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta, Rineka Cipta

Umaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate Pendidikan
Menengah Umum. Indonesia, Jakarta.

http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/hakikat-pembelajaran-ipa.html

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-pembelajaran-berdasarkan-masalah.html

http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2008/09/pakem-pembelajaran-aktif-kreatif_24.html

http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan
menyenangkan/
.

Anda mungkin juga menyukai