IPS-MI
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
PGMI-2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan
tugas mata pelajaran kewarganegaraan dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dosen Pengampu mata kuliah IPS MI yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada
penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi pembaca sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Halaman Judul................................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN :
BAB II PEMBAHASAN :
BAB IV PENUTUP :
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya latar belakang di atas, maka perlu sebuah pembahasan secara mendalam
dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang bercirikan model pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). dalam mengatasi permasalahan
pembelajaran biologi yang terjadi di sekolah-sekolah pada umumya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang diajukan dalam makalah ini adalah
2. Untuk mengetahui pemahaman proes belajar mengajar IPS dengan memakai model
pembelajaran PAIKEM
BAB II
PEMBAHASAN
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan
menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar
kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan
sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat
yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan
kemampuan guru yang besesuaian.
2.2.Model-model Pembelajaran IPS
Model pengajaran langsung banyak diilhami oleh teori belajar sosial yang sering disebut
belajar melalui observasi. Secara umum, pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif itu adalah
pengetahuan tentang sesuatu. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu. Dalam menerapkan pengajaran langsung, pengetahuan yang
disampaikan kepada siswa perlu disederhanakan, baik pengetahuan deklaratif maupun
prosedural.
Model pembelajaran kooperatif ini cukup penting karena siswa dapat belajar dengan cara
bekerja sama dengan temannya. Anggota kelompok yang lebih mampu dapat menolong
temannya yang kurang mampu. Setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada
prestasi kelompok. Dan yang lebih penting semua anggota kelompok dapat bersosialisasi dengan
anggota kelompok lainnya sehingga hal ini akan melatih keterampilan sosial siswa dalam
bermasyarakat.
Ciri khusus dalam model ini yaitu adanya pengajuan pertanyaan dan masalah, berfokus
pada keterkaitan antar disiplin ilmu, penyelidikan autentik, menghasilkan produk/karya, dan
adanya kerjasama. Masalah autentik adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari
dan bermanfaat secara langsung jika ditemukan penyelesaiannya. Sedangkan masalah akademik
adalah masalah yang muncul akibat pengaruh dari suatu masalah sehingga memunculkan
masalah lainnya. Misalnya bagaimanakah pengaruh kenaikan harga BBM terhadap harga-harga
bahan-bahan pokok?
Bruner yang mempelopori model pembelajaran penemuan ini meyakini bahwa model
penemuan ini akan merangsang siswa untuk melakukan penyelidikan sehingga menemukan
sesuatu. Misalnya guru menyajikan topik kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa yang
memancing pro-kontra atau konflik kognitif, sehingga motivasi dan rasa ingin tahu siswa
terpancing. Model pembelajaran penemuan lebih cocok untuk menanamkan konsep-konsep yang
dapat ditemukan melalui percobaan dan penyelidikan.
A. Pendekatan lingkungan
Dalam pendekatan lingkungan, IPS sebagai mata pelajaran yang membelajarkan siswa
untuk bermasyarakat, perlu memperhatikan lingkungan sebagai topik kajian, baik lingkungan
sosial budaya maupun lingkungan fisik. Pendekatan ini bisa diawali dari lingkungan siswa yang
paling dekat yaitu keluarga, untuk menanamkan nilai moral dan aktifitas bermasyarakat. Guru
perlu mencermati lingkungan sebagai aspek yang berperan dalam membentuk perilaku siswa,
seperti: lingkungan kauman, lingkungan perdagangan, lingkungan pertanian dsb.
B. Pendekatan konsep
C. Pendekatan inkuiri
Pendekatan Inkuiri diawali dengan suatu pertanyaan atau permasalahan yang mengajak
siswa untuk ikut berfikir dalam memecahkan permasalahan. Dalam proses inkuiri, akan tumbuh
dan berkembang secara spontan rasa ingin tahu dan berpartisipasi dalam pemecahan masalah
melalui tanya jawab yang didesain oleh guru. Dalam kegiatan berinkuiri bisa menghasilkan suatu
gagasan, ide, solusi, atau menemukan sesuatu yang di carinya.
F. Pendekatan induktif-deduktif
G. Pendekatan nilai
Pendekatan nilai, dikembangkan untuk menumbuhkan sikap dan toleransi siswa dalam
berperilaku dimasyarakat, menumbuhkan kepekaan dan rasa tanggung jawab sosial dengan
didasari oleh pengetahuan dan keterampilan sosial. Sikap demokratis dan semangat bekerjasama
maupun berkompetisi perlu ditumbuhkan sejak dini.
H. Pendekatan komunikatif
I. Pendekatan kesejarahan
Pendekatan kesejarahan, mengungkap peristiwa masa lalu yang bisa dijadikan contoh
( baik maupun tidak baik ) bagi siswa, sehingga siswa bisa mengambil makna dan hikmahnya
dari peristiwa masa lalu tersebut. Belajar dari nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia
dalam mencapai kemerdekaan maupun peristiwa-peristiwa lain dimasa lalu perlu dikembangkan
untuk menjadi contoh pengalaman dan pedoman bagi masa mendatang.
J. Pendekatan tematik
Pendekatan-pendekatan tersebut bisa dipilih dan diterapkan guru dengan pengemasan rencana
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAIKEM ). Hal ini sesuai
dengan UUSPN No. 20 / 2003 yang mengisaratkan bahwa pembelajaran harus dilaksanakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberi ruaang yang cukup bagi prakasa, kreatifitas dan kemandirian,
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
Pembelajaran yang aktif ialah pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik
(student centered ) daripada berpusat pada guru (teacher centered). Untuk mengaktifkan
peserta didik, kata kunci yang dapat dipegang guru adalah adanya kegiatan yang dirancang
untuk dilakukan siswa baik kegiatan berpikir (minds-on) dan berbuat (hands-on). Fungsi dan
peran guru lebih banyak sebagai fasilitator.
5. Memberikan waktu yang cukup untuk siswa berpikir dan menghasilkan karya
7. seperti : “mengapa ”, “ bagaimana ”, “apa yang terjadi jika… ” dan bukan pertanyaan
“apa”, “kapan” .
Dengan demikian merumuskan suatu definisi bahwa berpikir kritis merupakan aktivitas
berpikir secara relaktif dan rasional yang difokuskan pada penentuan apa yang harus diyakini
atau dilakukan. Pembelajaran berpikir kritis erat kaitannya dengan berpikir kreatif. Apabila
ketrampilan berpikir kritis dilakukan maka sebagian dari pembelajaran berpikir kreatif telah
dijalani karena tahap pertama untuk melakukan ketrampilan berpikir kritis harus melalui
ketrampilan berpikir kreatif.
Pembelajaran yang efektif ialah pengajaran yang di kelola oleh guru yang setiap
tindakannya dalam mengajar berakibat murid-murid nya menjadi/mencapai TIK. Hal ini
dimungkinkan terjadi berkat para murid mau mencoba, para murid mau mengalami, para murid
senang dan mau berbuat segala sesuatu yang mengarah pada tercapainya TIK yang telah di
rumuskan sebelumnya .
Pembelajaran efektif ini di perani oleh guru profesional yaitu guru yang mampu
menciptakan kondisi-kondisi instruksional tertentu secara kondusif sedemikian rupa sehingga
murid-murid nya merasa senang pada situasi yang baru dihadapinya.
Menurut hasil penelitian, konsentrasi yang tinggi terbukti meningkatkan hasil belajar.
Dalam penelitian mengenai otak dan pembelajaran mengungkapkan fakta yang
mengejutkan, yaitu apabila sesuatu dipelajari secara sungguh-sungguh (dimana perhatian
yang tinggi dari seorang tercurah) maka struktur internal sistem syaraf kimiawi seseorang
berubah. Di dalam diri seseorang tercipta hal-hal baru seperti jaringan syaraf baru, jalur
elektris baru, asosiasi baru, dan koneksi baru.
Dave Meier (2002:36) memberikan pengertian menyenangkan atau fun sebagai suasana
belajar dalam keadaan gembira suasana gembira di sini bukan berarti suasana ribut, hura-hura,
kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Ciri-ciri suasana belajar yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Rileks
3. Aman
8. Bersemangat
9. Perasaan Gembira
Dalam memilih media perlu meminta saran atau pendapat dari teman sejawat, bukan berdasarkan
kesenangan pribadi guru.
2. Program Pembelajaran
Penentuan media bisa menunjang pencapaian tujuan program pembelajaran atau sesuai dengan
pokok bahasan yang akan disampaikan.
3. Sasaran Program
Sasaran program ini adalah siswa yang mengikuti proses pembelajaran, pada usia tertentu
mereka memiliki kemampuan intelektual tertentu pula
Situasi dan kondisi ini berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah atau kelas ( ukuran
ruangan, bangku, ventilasi dll ) dan situasi kondisi siswa ( jumlah siswa, motivasi, dll )
5. Kualitas Teknik
Kualiats teknik ini berkaitan kualitas gambar, rekaman audio maupun visual suara, atau alat
Bantu lainnya.
Keefektifan menyangkut penyerapan informasi yang optimal oleh siswa, sedangkan efisiensi
berkaitan dengan pengeluaran tenaga, waktu dan biaya seberapa mampu mencapai tujuan yang
optimal. berdasarkan perkembangannya, media dapat digolongkan menjadi:
Contohnya: papan tulis, buku teks, majalah, buku rujukan dan lain lain.
Contohnya: radio, TV, VCD, tape recorder, OHP, LCD, dan lain lain.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari Pembahasan yang telah diuraikan mengenai model-model pembelajaran IPS yang
kreatif, inovatif dan menyenangkan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.
2. Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan merupakan salah satu model
pembelajaran yang ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran
berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar
3. Dampak positif dari diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa
keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya.
3.2 Saran
Dari hasil pemikiran di atas maka dapat disarankan bahwa dalam rangka memberdayakan
kemampuan bernalar siswa, para guru dapat mempertimbangkan untuk menerapkan model
PAIKEM dan memvariasinya dalam pelaksanaannya sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta:DepDikNas
BSNP. 2007. Standar Nasional Pendidikan Indonesia untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: dari Sentralisasi menuju
Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanti, 2004. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar dan Metodologi Pengajaran. Bandung
:Tarsito
Umaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate Pendidikan
Menengah Umum. Indonesia, Jakarta.
http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/hakikat-pembelajaran-ipa.html
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-pembelajaran-berdasarkan-masalah.html
http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2008/09/pakem-pembelajaran-aktif-kreatif_24.html
http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan
menyenangkan/
.