OLEH:
DEPARTEMEN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Riau sebagai salah satu Provinsi yang memiliki daerah perairan terluas di Indonesia.
Wilayah Kepulauan Riau memiliki ciri khas tersendiri yaitu terdiri dari ribuan pulau besar dan
kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan dan pertemuan antara laut Cina Selatan, Selat Malaka
dan Selat Karimata. Fisiografi kepulauan mempengaruhi ekosistem-ekosistem yang terbentuk di
kawasan Kepulauan Riau yang didominasi oleh ekosistem laut dangkal. Ekosistem alami yang
terdapat di wilayah pesisir Kepulauan Riau berturut-turut dari darat adalah perairan laut
dangkal, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, mangrove dan pantai. Dalam
pengelolaannya, justru terdapat isu-isu permasalahan di wilayah pesisir Riau Kepulauan antara
lain:
Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut
utama. Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia. Untuk sampai
ke kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun. Terumbu
karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi
maupun ekonomi. Jenis-jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat
diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung:
1. Pemanfaatan secara langsung oleh manusia adalah pemanfaatan sumber daya ikan,
batu karang, pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang
terkandung di dalamnya
2. Pemanfaatan secara tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai
penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.
Sejak dahulu penduduk yang tinggal di dekat pantai berhubungan dengan terumbu
karang dalam kondisi yang harmonis. Namun dalam beberapa waktu terakhir ini, melalui
adanya teknologi baru dan naiknya permintaan terhadap produksi laut menyebabkan terumbu
karang menjadi obyek dari perusakan yang serius. Banyak ilmuwan melihat bahwa penyebab
utama kerusakan terumbu karang adalah manusia (anthropogenic impact), misalnya melalui
kegiatan tangkap lebih (over-exploitation) terhadap hasil laut, penggunaan teknologi yang
merusak (seperti potassium cyanide, bom ikan, muro ami dan lain-lain), erosi, polusi industri
dan mismanajemen dari kegiatan pertambangan telah merusak terumbu karang baik secara
langsung maupun tidak langsung. Akar permasalahan dari timbulnya ulah manusia untuk
merusak terumbu karang adalah:
2. Peranan pemerintah