Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

“PENGELOLAAN PESISIR DAN LAUT TERPADU”


PERMASALAHAN WILAYAH PESISIR
(STUDI KASUS KEPULAUAN RIAU)

OLEH:

NAMA : ANDI ILMA APRIANTI


NIM : L021181018

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
Riau sebagai salah satu Provinsi yang memiliki daerah perairan terluas di Indonesia.
Wilayah Kepulauan Riau memiliki ciri khas tersendiri yaitu terdiri dari ribuan pulau besar dan
kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan dan pertemuan antara laut Cina Selatan, Selat Malaka
dan Selat Karimata. Fisiografi kepulauan mempengaruhi ekosistem-ekosistem yang terbentuk di
kawasan Kepulauan Riau yang didominasi oleh ekosistem laut dangkal. Ekosistem alami yang
terdapat di wilayah pesisir Kepulauan Riau berturut-turut dari darat adalah perairan laut
dangkal, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, mangrove dan pantai. Dalam
pengelolaannya, justru terdapat isu-isu permasalahan di wilayah pesisir Riau Kepulauan antara
lain:

1. Kerusakan terumbu karang


2. Abrasi/erosi terjadi dipantai yang terbuka terhadap rambatan gelombang yang dibangkitkan
oleh angin. Abrasi yang intensif terjadi di pantai timur pulau Natuna saat bertiup angin
muson utara – timur laut. Abrasi yang intensif juga terjadi di pantai timur pulau-pulau
kabupaten karimun, akibat adanya penambangan pasir laut di dasar perairan tersebut.
Abrasi terjadi akibat penggalian yang intensifnya hantaman gelombang karena
berkurangnya peredaman energi dan gelombang.
3. Penurunan kualitas air di sekitar perairan Karimun kerena peningkatan kekeruhan akibat
penambangan pasir.
4. Peningkatan aktivitas kepelabuhan dan industri seperti pelayaran, konstruksi galangan
kapal yang merupakan potensi pencemaran terutama di sekitar pantai baguan barat dan
utara pulau Batam dari segulung, sekupang dan batu ampar.
5. Overfishing
6. Kerusakan habitat
7. Penggunaan alat tangkap yang dilarang oleh pemerintah seperti: penggunaan bahan
peledak, racun (Potassium sianida), Trawl,/ pukat harimau yang secara ekologi merusak
kelestarian sumberdaya alam terutam terumbu karang.
8. Dampak penambangan yang bersifat negatif misalnya pencemaran kualitas lingkungan,
erosi, abrasi dan hilangnya pulau-pulau.

Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut
utama. Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia. Untuk sampai
ke kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun.   Terumbu
karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi
maupun ekonomi. Jenis-jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat
diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung:

1. Pemanfaatan secara langsung oleh manusia adalah pemanfaatan sumber daya ikan,
batu karang, pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang
terkandung di dalamnya
2. Pemanfaatan secara tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai
penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.

Sejak dahulu penduduk yang tinggal di dekat pantai berhubungan dengan terumbu
karang dalam kondisi yang harmonis. Namun dalam beberapa waktu terakhir ini, melalui
adanya teknologi baru dan naiknya permintaan terhadap produksi laut menyebabkan terumbu
karang menjadi obyek dari perusakan yang serius. Banyak ilmuwan melihat bahwa penyebab
utama kerusakan terumbu karang adalah manusia (anthropogenic impact), misalnya melalui
kegiatan tangkap lebih (over-exploitation) terhadap hasil laut, penggunaan teknologi yang
merusak (seperti potassium cyanide, bom ikan, muro ami dan lain-lain), erosi, polusi industri
dan mismanajemen dari kegiatan pertambangan telah merusak terumbu karang baik secara
langsung maupun tidak langsung. Akar permasalahan dari timbulnya ulah manusia untuk
merusak terumbu karang adalah:

1. Kependudukan dan Kemiskinan


2. Tingkat Konsumsi Berlebihan dan Kesenjangan Sumber daya Alam.
3. Kelembagaan dan Penegakan Hukum. Rendahnya Pemahaman tentang Ekosistem.
4. Kegagalan sistem Ekonomi dan Kebijakan dalam Penilaian Ekosistem

UPAYA-UPAYA UNTUK MENYELAMATKAN TERUMBU KARANG

1. Perlunya Kesadaran Manusia


Dalam upaya menyelamatkan terumbu karang, yang paling utama adalah perlunya
kesadaran dari manusia untuk menjaga dan melestarikan terumbu karang. Untuk itu,
diperlukan pemberian informasi, pengetahuan, dan wawasan mengenai terumbu karang.
Fungsi dari terumbu karang, manfaatnya, kondisi dari terumbu karang saat ini, dan apa
yang akan terjadi jika kerusakan terumbu karang ini terus berlanjut. Dengan adanya
pendidikan mengenai terumbu karang, maka akan ada rasa memiliki sehingga manusia
bisa peduli dan melindungi terumbu karang.Beberapa hal berikut yang dapat dilakukan
secara individu untuk mengurangi kerusakan terumbu karang:

 Terapkan prinsip 3R (reduce-reuse-recycle) dan hemat energi. Terumbu karang adalah


ekosistem yang sangat peka terhadap perubahan iklim. Kenaikan suhu sedikit saja
dapat memicu pemutihan karang (coral bleaching). Pemutihan karang yang besar dapat
diikuti oleh kematian massal terumbu karang. Jadi apapun yang dapat kita lakukan
untuk mengurangi dampak global warming, akan sangat membantu terumbu karang.
 Buang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah ke sungai yang kemudian
akan bermuara ke laut. Hewan laut besar sering terkait pada sampah-sampah sehingga
mengganggu gerakannya. Misalnya sampah plastik yang transparan diperkirakan
kadang dimakan oleh penyu karena tampak seperti ubur-ubur. Sampah plastik ini akan
mengganggu pencernaanya.
 Bergabung dengan organisasi pecinta lingkungan. Saling berbagi ilmu, pendapat, dan
berdiskusi. Membangun trend hidup ramah lingkungan.
 Bergabung dengan gerakan-gerakan sukarelawan, atau terlibat aktif dalam kegiatan
lingkungan.
 Bagi penyelam pemula atau yang sedang belajar sebaiknya melakukan penyelaman di
perairan yang tidak ber-terumbu karang.

2. Peranan pemerintah

Keikutsertaan pemerintah dalam melestarikan terumbu karang sangat penting.


Pemerintah sebagai pengatur dan pengawas masyarakat. Pemerintah dapat
menetapkan kebijakan dan peraturan peraturan untuk menyelamatkan terumbu karang.
Membuat rencana-rencana perbaikan lingkungan yang sudah rusak dan mencegah
kerusakan terumbu karang.

Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga atau


organisasiorganisasi lingkungan untuk menjaga kelestarian terumbu karang. Misalnya
melakukan kampanye-kampanye lingkungan hidup bekerjasama dengan media-media
atau organisasi seperti National Geographic Indonesia, WWF Indonesia, Yayasan Reef
Check Indonesia, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Yayasan TERANGI
(Terumbu Karang Indonesia) dan lainnya untuk mengawasi kelangsungan hidup
terumbu karang. Baik mengawasi eksploitasi karena ulah manusia, pertumbuhan
terumbu karang yang sedang direstorasi, dan pengawasan daerah terumbu karang yang
terancam di Indonesia.Upaya restorasi adalah tindakan untuk membawa ekosistem
yang telah terdegradasi kembali menjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya
sedangkan tujuan utama restorasi terumbu karang adalah untuk peningkatan kualitas
terumbu yang terdegradasi dalam hal struktur dan fungsi ekosistem. Mencakup restorasi
fisik dan restorasi biologi. Restorasi fisik lebih mengutamakan perbaikan terumbu
dengan fokus pendekatan teknik, dan restorasi biologis yang terfokus untuk
mengembalikan biota berikut proses ekologis ke keadaan semula.Pemerintah harus
benar-benar merealisasikan upaya-upaya untuk menyelamatkan terumbu karang.
Pemerintah perlu bersikap tegas mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi dan
berusaha dengan sebaik-baiknya melindungi terumbu karang yang juga merupakan aset
negara.
3. Upaya Perlindungan Lingkungan Secara Global
Perubahan – perubahan lingkungan yang terjadi akan berdampak pada
perubahan lingkungan secara global. Antara satu negara dengan negara lain memiliki
tanggung jawab yang sama terhadap kerusakan lingkungan. Banyak deklarasi-deklarasi
yang disepakati oleh banyak negara dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Begitu
pula dengan menyelamatkan terumbu karang. Telah banyak kesepakatan-kesepakatan
yang telah disetujui oleh banyak negara untuk bekerja sama dalam menjaga lingkungan.
Yang paling terakhir dilakukannya World Ocean Conference (WOC) atau disebut juga
Manado Ocean Declare pada tanggal 11-15 Mei 2009 di Manado. Deklarasi ini
disepakati oleh 61 negara, termasuk negara-negara Coral Triangle Initiative Summit
yang merupakan kawasan yang kaya akan terumbu karang. Dalam deklarasi ini
disepakati komitmen bersama mengenai penyelamatan lingkungan laut dari ancaman
global warming dan komitmen program penyelamatan lingkungan laut secara
berkelanjutan di tiap negara. Kampanye lingkungan hidup seperti ini sangat baik bagi
upaya penyelamatan lingkungan. Apalagi dilakukan secara global yang menjaring
banyak pihak sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih cepat dan lebih
baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai