Anda di halaman 1dari 51
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN/EMPLASEMEN RIGID PAVEMENT TAHUN ANGGARAN 2020 BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI DARAT SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PENDAHULUAN 4.4. Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi Pembangunan Jalan/Emplasemen Rigid Pavement 144. 142 Selain pekerjaan utama yang disebut di atas, maka Kontraktor waiib melaksanakan pekerjaan lain yang merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan utama dan harus dilaksanakan untuk mendukung terlaksananya pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor, seperti a, Membuat papan nama pekerjaan. b, Membuatisewa kantor direksi keet/gudang c. Mobilisasi material 4. Quality Cotrol e. Shop drawing / As Build drawing f. Foto dokumentasi 9. Pengurusan jn, jika ada Pekerjaan- pekerjaan lain yang tidak disebutkan satu persatu, tetapi merupakan suatu kesatuan sistem yang tak bisa dipisahkan. Oleh karena itu Kontraktor harus, memperhitungkan biaya-biaya tersebut diatas pada saat menawar pekerjaan ini. 4.2. Sarana Bekerja dan Tata Cara Pelaksanaan 4.2.1. Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan pelaksana yang 1.22, dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang penuh dilapangan. Pelaksana harus memenuhi kualifikasi minimal sebagai Tenaga Anli_ yang berpengalaman dalam Pembangunan Jalan Rigid Pavement yang ditunjukken dalam Curriculum Vitae yang bersangkutan. Kontraktor harus mengajukan Curriculum Vitae Site Manager yang bersangkutan untuk memperoleh Persetujuan tertulis dari Direksi. Direksi Proyek/Konsultan Pengawas berhak untuk menolak/ meminta agar personil Site Manager dan Personil Kontraktor lainnya diganti jika ternyata dianggap tidak memenuhi kualifkasi atau tidak bisa bekerja sama membentuk team work demi suksesnya proyek ini Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan ketepatan pekerjaan. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakal peralatan dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Sebagai gambaran, peralatan minimal yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah : a. Mesin Listrk (Gen-set) b, Mesin Peradat (Compaction Equipment) ©. Pompa Air d, Mesin Penggetar (Vibrator Equipment) e. Alat-alat ukur lengkap Bor Listrik {. Alat-alat pertukangan sederhana walib dimiiki oleh setiap tukang @. Dan alat-alat lainnya yang diperlukan Jenis, jumlah, kondisi dan pemilikan alat-alat harus tercermin dalam lampiran penawaran kontraktor. 1.2.3. Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak-Job Site ( situasi, kontur ) dan hal lain yang dapat mempengaruhi penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan survey ulang guna memperoleh akurasi data yang up to date. Kelalaian atau kekurang teliian Kontraktor dalam hal in tidak dapat diajukan sebagai alasan untuk mengajukan claim. Pekerjean harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS, Gambar Rencana, Berta Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk darl Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis Pengelola Proyek. 1.2.4, Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor waiib melakukan pendekatan dengan Masyarakat setempat untuk memperoleh dukungan dalam pelaksanaan pekerjaan 1.2.8. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus bisa mengatur dan menjamin bahwa kegiatan tidak terganggu. PERSYARATAN KHUSUS 24. Standar-standar yang berlaku. ‘Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratanpersyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan Normalisasi Indonesia (NI) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu 2.1.1, SK.SNI.T-15-1991-03 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton 2.1.2, SK.SNIS-04-1989-F SK.SNIS-05-1989-F 22. ‘SK.SNIS-08-1989-F Tentang Spesifikasi Bahan Bangunan 2.1.3. American Society For Testing & Materials (ASTM) 2.1.4. Standar Industri Indonesia (SII) 2.1.5. AV 1941/SU 41 : Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij 2.1.6. American Institute of Stee! Construction (AISC) 2.1.7. American Welding Society (AWS) 2.1.8. Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas, maupun standar-standar Nasional iainnya maka diberlakukan standar Intemnasional yang berlaku atas pekerjaanpekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar- standar persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan. Persyaratan lain yang mengikat adalah : 2.1.9. Dokumen Tender berupa gambar-gambar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS). 2.4.10 Berita Acara Aanwijzing 2.1.11, Berita Acara Rapat Lapangan 2.1.12. Perintah tertulis Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas yang disampaikan pada Buku Harian Lapangan atau eurat reer, 2.1.13, Brosur resmi (user manual) dari Produsen yang materialnya digunakan. 2.1.14, Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapat izin/ persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat Persetujuan Bahan’. Material yang masuk tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan Direksi berhak untuk menolak atau memerintahkan pembongkaran dan tidak diprogress. 2.1.15. Semua material yang masuk Kedalam area proyek (digudang dan dilapangan terbuka) tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa izin dari Direksi Proyek/Konsultan Pengawas. 2.4.16. Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi / Konsultan Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja’. Pekerjaan yang dilaksanakan tanpa izin Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diprogress. Ukuran dan Patokan. Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik, sebagai pell + 0,00 (datum line) dari pekerjaan ini mengikuti peil yang telah ditentukan. Apabila BM yang dipasang berubah letak atau rusak maka dibawah pengawasan Konsultan Pengawas, Kontraktor walib membuat BM yang baru, dimana BM yang dibuat harus Kokoh/kvat dan tidak bergerak selama masa pelaksanaan. Kontraktor walip menambahkan jika diperlukan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas. BM yang baru tersebut terbuat dari balok beton dengan titik yang terbuat dari besi dia. 24 om. Selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor /juru ukur Kontraktor, harus selalu standby di Job Site lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang akan dimulai harus diukur ulang sebelum diizinkan secara tertulls olen Direksi untuk dilaksanakan. PAPAN NAMA. 3.1. Papan Nama Proyek dipasang sesuai dengan petunjuk Direksi dan menjadi beban Kontraktor dan telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. PEKERJAAN PERSIAPAN 4.1, Sebelum Pekerjaan Dimulai. Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulal pekerjaan sehingga semua kotoran, puing-puing, sampeh, rumput, batang kayu dan lain- lain tidak ada lagi di Job Site, Dengan demikian seluruh Job Site terlihat dengan jelas. Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala macam kotoran, pulngpulng dan semua peralatan yang digunaken selama masa konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dati lokasi pekerjaan sehingga bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas, maka pekerjaan tidak akan dianggap selesai 100 (seratus) %. 4.3. Selama Pekerjaan Berlangsung. 43.1. Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan job site selama pekerjean beriangsung. 43.2. Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan jalan raya yang oleh kendaraan yang mengangkut material dari dan ke job site. 4.3.3. Kontraktor bertanggung jawab atas kelancaran lalu lintas umum di sekitar job site. 4.3.4. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan jalan raya di sekitar job site yang jelas- jelas diakibatkan oleh kegiatan Kontraktor. 4.3.5. Kontraktor harus berupaya sedemikian rupa, sehingga selama masa pelaksanaan, bangunanbangunan disekitar pekerjaan tidak mengalami kerusakan. Kontraktor harus menangani hingga tuntas semua ciaim dari tetangga akibat pelaksanaan pekerjaan ini, 4.3.6. Kebersihan yang dimaksud dalam pasal ini meliputi 4.3.6.1. Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang ditimbulkan oleh sisa-sisa pembuangan berbagai jenis sampah. 4.3.6.2. Kebersihan tethadap janis kotoran-kotoran yang disebabkan oleh sampah sisa-sisa bahan bangunan, pecahan-pecahan batu dan lain-iain. 4.3.6.3. Kebersihan dalam arti kata kerapihan pengaturan material dan peralatan sehingga menunjang mobilisasi pelaksanaan di job site, METODE PELAKSANAAN DAN GAMBAR KERJA 5A. 52. Metode Pelaksanaan. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor yang diwakili oleh Site Manager harus memberikan rencana tertulis mengenai Metode Pelaksanaan. Metode pelaksanaan harus dipresentasikan dihadapan Direksi, Konsultan Perencana dan konsultan pengawas. Hasil daripresentasi metode pelaksanaan setelah disetujui bersama oleh Direksi, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas merupakan keputusan yang mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan Gambar Kerja. 5.2.1. Kontraktor wajib membuat gambar kerja/shop drawing atas rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan. 5.2.2, Direksi pekerjaan dan Konsultan Pengawas, berhak untuk memerintahkan Kontraktor untuk’ membuat gambar kerja (shop drawing) atas bagian-bagian pekerjaan yang memerlukan penjelasan lebih detail 5.2.3, Pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud baru bisa dilaksanakan jika shop drawing telah disetujul oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, yang ditandai dengan “tanda tangen” diatas gambar tersebut. MOBILISASI 64 umuM 6.1.1 Uraian Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada Jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut: a) Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak i) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan. ii) Mobilisasi Kepala Pelaksana (General Superintentent) yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertfikasi) menurut cakupan pekerjaannya (pemba-ngunan, atau peningkatan jalan / penggantian jembatan, atau pemeli-haraan berkala), 612 ii) Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak. iv) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini. v) Penyediaan dan pemeliharaen base camp Kontraktor, ka perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya. b) Kegiatan Demobilisasi untuk semua Kontrak Pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada saat akhir Kontrak, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milk Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai PROGRAM MOBILISASI 1) Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, segera dilaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (konsultan pengawas) dan Kontraktor untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini. 2) Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan Program Mobilisasi dan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya. 3) Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi dan harus mencakup informasi tambahan berikut : a) Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi unum dan denah detil di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Kontraktor, bengkel, gudang, mesin pemecah batu dan instalasi pencampur aspal, serta laboratorium bllamana fasilitas tersebut termasuk dalam cakupan Kontrak. b) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran, bersama dengan usulen cara pengangkutan dan jadwal kedatangen peralatan di lapangan. c) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan. d) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva Kemajuan untuk ‘menyatakan persentase kemajuan mobilisasi 6.2 FASILITAS DAN PELAYANAN PENGUJIAN 6.2.1 umuM 1) 2) Uraian a) Pengujian yang dilaksanakan oleh Kontraktor Kontraktor sebagaimana disyaratkan dalam kontrak harus menyediakan tempat kerja, bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian yang diperlukan. Umumnya Kontraktor di bawah perintah dan pengawasan Direksi Pekerjaan akan melakukan semua pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu bahan baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan. Direksi Pekerjaan akan bertanggung jawab atas semua pengujian yang dilakukan untuk pekerjaan yang sudan selesal. Hasil pengujian-pengujian ini akan menjadi dasar Persetujuan atau penolakan dari pekerjaan terkait Pengajvan Kesiapan Kerja Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan : a) Jadwal pengujian : jadwal induk (master schedule) semua pekerjaan yang akan diuji. Dengan jadwal pelaksanaan (construction schedule) yang ada dapat ditentukan tanggal sementara untuk masing-masing kegiatan pengujian. Jadwal kegiatan pengujian ini harus diserahkan kepada Diroksi Pekerjaan dalam formulir pendahuluan (preliminary form) untuk dievaluasi pada setiap awal bulan. 6.3.2 FASILITAS LABORATORIUM DAN PENGUJIAN 63.3 Kontraktor harus menyediekan pelayanan pengujian dan/atau fasilitas laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu dari Spesifikas' ini PROSEDUR PELAKSANAAN 1) 2) Peraturan dan Rujukan Standard Nasional Indonesia (SNI), sebagaimana diberikan dalam Lampiran 1.4.8 dalam Spesifikasi ini harus digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. Dalam segala hal, Kontraktor harus menggunakan SNI yang relevan atau setara untuk menggantikan standar-standar lain yang mungkin ditunjukkan dalam Spesifikasi ini. Bilamana standar tersebut tidak terdapat dalam SNI, Kontraktor dapat menggunakan standar lain yang releven sebagai pengganti atas perintah Direksi Pekerjaan. Pemberitahuan Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan rencana waktu pelaksanaan pengujian, paling sedikit satu jam sebelum pengujian dilaksanakan sehingga memungkinkan Direksi Pekerjaan atau Wakilnya untuk menyaksikan setiap pengujian bukan rutin yang mereka inginkan. 3) Inspeksi dan Pengujian Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan untuk memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah telah memenuhi mutu bahan, Setiap ruas secara keseluruhan yang terdiri dari bahan dan pengerjaan yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dibongkar dan diganti dengan bahan dan pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini. Bila mana Direksi Pekerjaan mengijinkan, pekerjaan yang tidak diterima harus diperbaiki sedemikian hingga setelah diperbaiki akan memenuhi semua ketentuan dalam kontrak. Semua perbaikan semacam ini harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor. 4) Pemberitahuan untuk Pengujian atas Pekerjaan yang telah selesal Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan paling tidak 5 hari di muka bahwa suatu ruas telah selesal dikerjakan dan siap untuk diuji. Direksi Pekerjaan harus memberitahu hasil pengujian tersebut kepada Kontraktor dalam 10 hari setelah benda uji diterima dari lapangan, disertai surat keterangan yang menyebutkan apakah pekerjaan yang diuji diterima atau ditolak Bilamana pekerjan tersebut ditolak, dalam 10 hari Kontraktor harus mengalukan surat yang menanyakan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki pekerjaan yang ditolak. 6.4 _KETENTUAN REKAYASA (ENGINEERING) 6.4.1 6.4.2 Umum ‘Sebelum pekerjaan survei dimulai Kontraktor harus mempelajarl Gambar asll untuk dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan, dan harus memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang terjaci, terutama yang berhubungan dengan lebar jalan lama, Iokasi setiap pelebaran perkerasan dan struktur. Kontraktor dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan dalam menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam Gambar ini. Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Direksi Pekerjaan setelah revisi terhadap seluruh rancangan telah selesal, dimana revisi ini harus berdasarkan data survey lapangan yang dikumpulkan oleh Kontraktor sebagai bagian dari cakupan perkerjaan dalam Kontrak Survei Lapangan oleh Kontraktor Selama periode mobilisasi pada seat dimulainya Kontrak, Kontraktor harus melak- sanakan survei lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur pada perkerasan jalan lama, bahu jalan lama dan semua ci-ciri tambahan lainnya dan lain sebagainya. Ketentuan survei lapangan yang lengkap dan detilterdapat dalam. spesifikasi ini, Rekayasa Lapangan. Setelah pekerjaan survei lapangan ini selesai, Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan laporan lengkap dan detl dari hasil survei ini kepada Direksi Pekerjaan, tidak lebih dari tanggal yang ditentukan dalam Spesifikasi ini. Tanggal penyerahan ini akan merupakan tonggak yang sangat penting bagi dimulainya peker-jaan dalam Kontrak dengan lebih dini dan berhasil. Revisi oleh Direksi Pekerjaan Defi pelaksanaan yang lengkap pada setiap mata pekerjaan dalam cakupan Kontrak ini akan diterbitkan secara bertahap untuk Kontraktor dan bilamana detil pelaksanaan ini telah disiapkan, dapat mencakup, tetapi tidak boleh terbatas pada, sebagian atau seluruh hal-hal berikut : a) Revisi terhadap rancangan perkerasan jalan, b)_ Deti! peningkatan bahu jalan. ) Detil setiap pelebaran jalur lalu lintas (carriageway), jika ada 4) Detil pekerjaan timbunan atau galian. 6.4.4 Urutan Pekerjaan 1) Cakupan pekerjaan dalam Kontrak ini mensyaratkan bahwa kegiatan tertentu harus diselesaikan secara berurutan menurut tongaktonggak yang telah ditetapkan sebe-lumnya. Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, tanggal yang menjadi tonggak utama bagi kegiatan yang kritis adalah sebagai berikut: 2) Survel lapangan termasuk peralatan pengujlan yang diperlukan dan penyerahan laporan oleh Kontraktor. : 2 hari setelah SPPB/ tanda tangan kontrak oleh Kontraktor b) Revis : 2 hari setelah survey lapangan oleh Kontraktor, walau keluamya detil pelaksanaan dapat bertahap setelah tanggal ini. (ika ada) oleh Direksi Pekerjaan telah selesai. ©) Pelaksanaan pekerjaan. :7 hari setelah revisi (ika ada) disetujul oleh Direksi Pekerjaan. 6.5 JADWAL PELAKSANAAN 6.5.1 UMUM 1) Uraian Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam program mobilisasi telah selesal. | | | | 2) Pengajuan a) Kontraktor harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu 15 hari setelah Surat Penunjukan Pemenang. Jadwal pelaksanaan itu harus diserahkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan detil yang disyaratkan dari Spesifkasi ini, dimana detil tersebut harus menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan oleh Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan. b) Setiap akhir setiap bulan Kontraktor harus melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual ssampai tanggal 25 pada bulan tersebut ©) Setiap interval mingguan Kontraktor harus menyerahkan pada setiap hari Jum’at pagi, jadwal kegiatan mingguan yang menunjukkan lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut. 6.5.2 REVISI JADWAL PELAKSANAAN 1) Waktu Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan harus dilaksanakan, bilemana kemajuan keuangan aktual berbeda lebin dari 20 (dua puluh) persen dari kemajuan rencana atau bilamana terdapat perubahan kuentitas yang menyolok setelah diterbitkannya Variasi atau Addendum. 2) Laporan Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan maka Kontraktor harus melengkapi laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang harus meliputi : Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya perubahan cakupan, revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal. Pembahasan lokasi-lokasi yang bermasalah, termasuk faktor-faktor enghambat yang sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya. 6.5.3 RAPAT PEMBUKTIAN KETERLAMBATAN (Show Cause Meeting) Pertemuan ini diadakan dalam hal terjadinya keterlambatan progres phisik oleh Kontraktor berdasarkan skedule kontrak (Contract Schedule). Dalam hal terjadi keterlambatan progres phisik oleh Kontraktor, maka prosedur ini hharus diikuti dalam untuk mengambil keputusan : 10 ())_Jika terjadinya ketertambatan progres phisik antara 5 % - 7 %, maka Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) akan dilaksanakan antara Pemimpin Proyek, Konsultan Pengawas Lapangan dan Kontraktor. (i) Jika terjadinya keterlambatan progres phisik antara 7 % - 10 %, maka Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) akan dilaksanakan antara Pemimpin Proyek, Konsultan Pengawas Lapangan (Chief Inspector Consultant) dan Kontraktor. (ll) Jika terjadinya keterlambatan progres phisik lebih besar dari 10 % dan tidak boleh lebih besar dari 15 %, maka Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) akan dilaksanakan Satker Badan Pengelola Trasnportasi Jabodetabek, Pemimpin Proyek, Konsultan Pengawas Lapangan (Supervision Engineer Consultant) dan Kontraktor, untuk mengambil keputusan apakah Kontraktor dapat melanjutkan pekerjaannya/ kontraknya. Bllamana antara ketiga belah pihak sepakat, maka Kontraktor dapat melanjutkan pekerjaannya atau bilamana tidak maka Kontraktor akan diberhentikan kontraknya. Semua kegiatan Rapat Pembuktian Keterlambatan (SCM) harus dibuat dalam Berita ‘Acara Rapat Pembuktian Keterlambatan yang ditandatangani oleh Pimpinan dari masing-masing pihak sebagai catatan untuk membuat Persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan berikutnya. PEKERJAAN TANAH 2.4 GALIAN 2.4.1 UMUM 1) Uraian a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini. b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. ) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa : i) Galian Biasa li) Galian Perkerasan Beraspal n 2 3) d) Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak dikiasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal e) Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal_tanpa pemanasan) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Toleransi Dimensi a) Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 2 om dari yang ditentukan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada setiap ik, sedangkan untuk galian perkerasan beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang disyaratkan. b) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki ‘cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan, Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan, gambar detil penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asii sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran, atau penggalian dilaksanakan, b) Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk tanah daser, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat dan Kekerasan bahan pondasi disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. ©) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang lokasi, Kondisi dan kuantitas perkerasan beraspal yang akan dikupas atau digali. Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan beraspal telah dikupas atau digal Pengamanan Pekerjaan Galian 2) Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di sekitar lokasi galian. b) Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian, dimena kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja, berada di bawah permukaan tanah, maka Kontraktor harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi Kerja yang 2 8) tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan PSK harus tersedia pada tempat kerja galian ¢) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas ‘maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. d)_ Ketentuan yang disyaratkan, Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas hharus diterapkan pada seluruh galian di Daerah Milk Jalan. Kondisi Tempat Kerja a) Seluruh galian harus dijaga ager bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan Untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, —dinding-—penahan—_rembesan (cut- off wall) dan cofferdam. Pompa slap pakai di lapangan harus senantiasa dipelinara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa. b) Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain dimana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka Kontraktor harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air bersin yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun dan desinfektan yang memadai. Perbaikan Terhadap Pekerjaan Galian Yang Tidak Memenuhi Ketentuan a) Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam Pasal 3.1.1(3) di atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut : i) Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan harus digal lebih lanjut sampai memenuhi toleransi yang disyaratkan. li) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau lokasi yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek, harus ditimbun Kembali dengan bahan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. lil) Lokasi galian perkerasan beraspal dengan dimensi dan kedalaman yang melebihi yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, harus B diperbalki dengan menggunakan bahanbahan yang sesuai dengan kondisi perkerasan lama sampai mencapai elevasi rancangan. 7) Utilitas Bawah Tanah a) Kontraktor harus bertanggungjawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan membayar setiap ijin atau wewenang lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperiukan dalam Kontrak. b) Kontraktor harus bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi setiap utiitas bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap Kerusakan yang timbul akibat operasi kegiatannya. 2.1.2 PROSEDUR PENGGALIAN 1) Prosedur Umum a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus, mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen, b) Pekerjean galian harus dilakeanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian. 2) Galian pada Tanah Dasar Perkerasan dan Bahu Jalan, Pembentukan Berm. PenyiapanBadan Jalan, harus berlaku seperti juga ketentuan dalam Seksi ini 2.1.3 PENGUKURAN 4) Pengukuran Galian Untuk Pembayaran a) Pekerjaan galian di lar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang dipindahkan, setelah dikurangi bahan galian yang digunakan dan dibayar sebagai timbunan biasa atau timbunan pillhan dengan factor penyesuaian berikut ini : }) Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagal timbunan harus dibagi dengan penyusutan (shrinkage) sebesar 0,85. li) Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan factor pengembangan (swelling) 1,2. Dasar perhitungan ini harusiah gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandalan dan elevasi yang disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan harusiah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 meter. 4 b) —Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran menurut Seksi ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya bilamana bahan galian tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam Seksi lain dari Spesifikas! ini ©) Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Kontraktor sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk kenyamanan Kontraktor dengan exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak akan dibayar. 4) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh bidang- bidang sebagai berikut Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui tik terendah dari terain tanah asii, Di atas bidang horisontal ini galian tanah diperhitungkan sebagei galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi. Bidang tegak adalah bidang vertikal Kelling pondasi Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian Karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain, e) Pekerjaan galian perkerasan beraspal yang dilaksanakan di luar ketentuan, Pengembalian Kondisi (Reinstatement) Perkerasan Lama, harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang digali dan dibuang, f) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan jarak yang melebihi 5 km harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam kubik meter bahan yang dipindahkan per jarak tempat penggalian sampai lokasi pembuangan akhir atau jokasi timbunan datam kilometer. 2.2. PENYIAPAN BADAN JALAN 2.2.4 UMUM 1) Uraian a) Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama, untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi Semen Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu lintas (termasuk jalur tempat perhentian dan 5 persimpangan) yang tidak ditetapkan sebagai Pekerjaan Pengembalian Kondisi b) Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan tanpa penambahan bahan baru. 2) Toleransi Dimensi a) Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah satu centimeter dari yang disyaratkan atau disetujul b) Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memilki kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari ai permukaan. 3) Pengajuan Kesiapan Kerja a) Pengajuan yang berhubungan dengan Galian, harus dibuat masing-masing untuk seluruh Galian yang dilaksanakan untuk Penyiapan Badan Jalan. b) Kontraktor harus menyerahkan dalam bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya suatu ruas pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan yang dapat diberikan untuk penghamparan bahan lain di atas tanah dasar atau permukaan jalan, berikut ini i) Hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratakan. ii) Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data survei_ yang menunjukkan bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan dipenuhi. 4) Pengendalian Lalu Lintas a) Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Pemeliharaan Lalu Lintas. b) Kontraktor harus bertanggungjawab atas seluruh konsekuensi dari lalu lintas yang dijinkan melewati tanah dasar, dan Kontraktor harus melarang fal lintas yang demikian bilamana Kontraktor dapat menyediakan sebuah jalan alih (detour) atau dengan pelaksanaan setengah lebar jalan. 16 2.2.2 BAHAN Tanah dasar dibentuk dari Lapis Pondasi Agregat atau tanh asii di daerah galian, Bahan yang digunakan dalam setiap hal haruslah sesual dengan yang diperintahkan jireksi Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang dinampar dan membentuk tanah dasar harusiah seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi untuk bahan tersebut. LAPIS PONDAS! BAWAH uMuM a. Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan diatas tanah dasar yang telah dibentuk dan dipadatkan, serta langsung bearad dibawah lapis pondasi atas perkerasan. b. Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari mengadakan, memproses, mengangkut, menebarkan, membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang fengan gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi . Toleransi Ukuran i. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan melintang yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh ada ketidaktereturan dalam bentuk dan permukean tersebut herus rate dan seragam. li, Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1.5 cm kurang dari yang ditunjukkan pada gambar atau diatur dan disetujui oleh Direksi Teknik. d. Contoh Bahan Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini ji. Perubahan mengenai sumber atau pemasok bahan lapis pondasi bawah harus dibuat dengan persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus ates dasar penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih Janjut dari persetujuan diatas. ©. Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan. i. Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. li. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat karena penanganan yang jelek aLtau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi v persyaratan spesifkasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan- perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sampal memuaskan Direksi Teknik. 2. BAHAN-BAHAN a. Persyaratan Umum, i, Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi bawah terdiri dari bahan-bahan berbu tir dipecah dan kerikil pasir lempung alami, dan harus memenuhi persyaratan untuk lapis pondasi bawah kelas A atau kelas B seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. li, Behan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik, serta bahan-bahan lain yang harus dibuang dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yang stabil dan mantap. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahar-bahan dari berbagai sumber atau pemasokan dapat disatukan dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik atau seperti ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan spesifikasi bahan lapis pondasi bawah. b. Gradasi Lapis Pondasi Bawah Persyaratan gradasi untuk lapis pondasi bawah kelas A dan kelas B diberikan dalam tabel berikut ABEL. PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDAS! BAWAH % LOLOS ATAS BERAT UKURAN SARINGAN, Kelas A Kelas B (mm) CLASS C (<75mm) | (<62,5mm) 75 400 - 62.5 - 100 a5 60-90 67-100 Maks. 100 25.0 45-78 - 19.0 40-70 40-100 95 24-56 25-80 475 13-45 16-65 18 a, 236 6-36 10-55 Maks. 80 1.18 7 6-45 0.60 2-22 - 0.425 2-18 3-33 0.075 0-10 0-20 Maks. 15 ©. Syarat-syarat Kualitas Bahan-bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat kualitas seperti pada tabel berikut. ABEL. KONDISI KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDAS! BAWAH. URAIAN BATAS TEST Batas cair Maksimum 35 % Indek plastisitas 4% 12% Ekivalen pair ( bahan halus plastis) Minimum 25 % CBR terendam Minimum 30 % Kehilangan berat karena abrasi (500 | Maksimum 40 % putaran) PELAKSANAAN PEKERJAAN a. Penyiapan Lapis Tanah Dasar Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diseleseikan sesuai dengan pekerjaan yang ditetapkan di bawah “pekerjaan tanah”. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm di bawah permukean lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100 % kepadatan ering maksimum yang ditentukan oleh pengujian laboratorium PB-011-76 (AASHTO T 99, Standart Proctor). b. Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah i. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan jalan, terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan tidak melebihi 20 om tebainya atau ketebalan lain seperti diperintahkan Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan 19 |i, Penyiraman dengan air, diperlukan, demikian juga selama pencampuran dan Penempatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi Teknik i. Ketebalan lapis pondasi bawah harus dikerjakan sesuai dengan gambar rencana dan seperti dinyatakan dalam daftar penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan untuk memenuhi kondisi lapis bawah dasar yang sebenamya. ©, Penyebaran dan Pemadatan i. Penyebaran akhir sampai ketebalan dan kemiringan dan kemiringan melintang jalan yang diminta, harus dilaksanakan dengan kelonggaran kira-kira 15% penurunan ketebalan untuk pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah penyebaran dan pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan mesin ilas roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatic atau peralatan pemadatan lain yang disetujul oleh Direks! Teknik. li, Penggllasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan bergerak secara gradual dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan dan harus terus menerus sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak deri bagian yang lebih rendah ke bagian yang lebih tinggi. Setiap ketidakteraturan atau bagian ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meningkatkan dan menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dari ketinggian yang benar. Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui ili, Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3 % kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum dengan penyemprotan air atau pengeringan seperiunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang ditetapkan, ke seluruh ketebalan penuh masing-masing lapisan, mencapai 100% kepadatan kering ‘maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T 99 (PB 0111). d. Pengendalian Lalu Lintas i. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat terhadap permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan, dan bila mungkin Kontraktor bisa menyediakan sebuah jalan pengalihan atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan. ji, Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milk iainnya disekitar jalan tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu karena dari lalu lintas. 20 iil, Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran alt. 4. PENGENDALIAN MUTU a. Test Laboratorium i. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat memenuhi persyaratan spesifikasi. ji, Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus diuji sebelum digunakan di lapangan Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3 bahan- bahan yang ditumpuk di lapangan atau dipasang, menurut batas ukuran. iv. Test laboratorium yang diberikan pada tabel berikut untuk memenuhi Kondisi Kualitas yang diberikan dalam spesifikasi atau seperti yang diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. TABEL. TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDAS! BAWAH. RUIUKAN TEST TIPE ‘AASHTO | BINAMARGA ‘Analisa Saringan Menetukan distribusi ukuran agregat halus dan|T27 — | PB.0201-76 | partikel agregat halus dan kasar kesar Penentuan batas cair|T69 | PBO109-76 | Test plastisitas untuk batas dan batas plastis 190 | paorto-ze | C2!" danindeks plastisitas Hubungan kepadatan Test standar proctor kadar air T99 | PBO111-76 | menggunakan pemukul 2.5 kg CBR Menentukan nila daya T4938 / PBOITS-76 | sukung lapis pondasi bawah Ketahanan _terhadap Test agregat kasar < 37.5 abrasi, agregat kasar |T96 | PBO206-76 | mm dengan menggunakan mesin Los Angeles a 6, b. Pengendalian Lapangan Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan sspesifikasi, Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan dengan sempuma, harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik TABEL. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN TEST PENGENDALIAN PROSEDUR a Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi bawah Pemeriksaan visul dan pengukuran ketebalan setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 panjang lapisan Pondasi bawah jalan yang dipasang, b. Test Kepadatan di tempat, lapis | Harus dilakuken untuk setlap 200 pondasi bawah (test kerucut pasir) | panjang lapis pondasi bawah jalan AASHTO T 191, PB103-76 untuk menentukan—_tingkat kepadatan dengan membandingken terhadap test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum, © Penentian CBR di tempat, lapis [Dengan menggunakan DCP, tanah dasar, lapis pondasi bawah. | dilaksanakan minimum setiap 1000 panjang jalan. CARA PENGUKURAN Kontraktor harus memenuhi semua biaya untuk pembayaran atau royalty dan kompensasi lain kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang-lubang galian lahan dan pengambilan bahan bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut. b. Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang dan sesuai dengan gambar serta spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Penghitungan volume harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang diperiukan, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang disesuaikan oleh perintah perubahan dikalikan dengan panjang sebenamya yang dipasang. Setiap penyimpangan dalam bentuk dan ketebalan lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan. 6. DASAR PEMBAYARAN Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar persatuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran yang tercantum di 2 bawah, harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya, Nomar Tem Satuan pembayaran ORAEN Pengukuran . Lapis Pondasi Bawah Kelas B . Lapis Pondasi Bawah Kelas C Meter kubik Meter kubik PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PEMADATAN, 2.3, Umum 2.3.1. Uraian a. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi timbunan atau untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membuat bentuk dimensi imbunan, antara lain ketinggian yang sesuai dengan persyaratan atau penampang melintangnya. b. Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis kepada Konsultan danharus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan untuk memulal pekerjaan, 2.3.2.Survei a. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi. Level yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan Kontraktor. b. Kontraktor harus membuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan penampang dengan skala yang disetujui oleh konsultan, Gambar penampang harus pada interval 25 m. Konsultan harus memverifikasi dan memeriksa gambar tampak dan penampang. 2.3.3. Peralatan a. Kontraktor harus mengajukan metoda kerja termasuk output kerja harian, jumlah, tipe dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan. b. Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan lingkungan. 2.4. PEKERJAAN TIMBUNAN 23 2.4.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan pemadatan tanah atau bahan- bahan butiran yang disetujui untuk timbunan atau pengurugan kembali pada lokasi yang akan ditimbun. Galian dan urugan atau timbunan, pada umumnya diperlukan sesuai garis kelandaian dan ketinggian dari penampang melintang yang telah disetujui Timbunan/urugan kering memakai material seperti yang disyaratkan dan memenuhi kepadatan yang disyaratkan pada spesifikasi ini. 2.4.2. Toleransi Dimensi a: Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan melebihi tinggi 10 mm atau 20 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujul. ‘Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus dan rata serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran bebas dari air permukaan. Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis profil yang ditentukan dengan melebihi 100 mm dari ketebalan yang dipadatkan. ‘Timbunan tidak boleh dinamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan melebihi 300 mm, 2.4.3. Standar Rujukan b. Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian di bawah pengawasan Konsultan dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah masing-masing engujian dilaksanakan. Pengujian mencakup: 1) Analisis Saringan : AASHTO T 88 - 78, ASTM D422 2) Pemadatan Lapangan : AASHTO T 99 - 74, ASTM D698, D157 3) Penetapan Batas Cair Tanah : AASHTO T 89 - 68, ASTM D423 4) Penetapan Batas Plastis dan Index Plastisitas Tanah : AASHTO T 90 - 70, ASTM. D424 5) CBR.: AASHTO T 193-72, ASTM D1883-73 6) Sand cone.: ASTM D-1556 7) Test Mineralogi 2.4.4, Pengajuan Persetujuan Pekerjaan a. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum suatu persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan, yakni : 4 1) Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan yang 120 kPa. Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6 Kepadatan kering minimum harus mencapai kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan umum, dan 98 % Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan subgrade jalan. 2.4.11. Penempatan dan Pemadatan Timbunan 1. Persiapan Tempat Kerja a) Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi pambersihan dan pembongkaran, termasuk penimbuinan lubang yang tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon harus telah diselesaikan dan bahan- bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan sebagaimana telah diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh areal harus diratakan secukupnya sebelum penimbunan dimulai b) Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka daerah Pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh (fermasuk penggarukan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk timbunan yang akan ditempatkan di atasnya. ©) Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan pada timbunan yang ada, maka lereng-lereng yang ada harus dipotong untuk membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk menampung peralatan pemadatan sewaktu timbunan diteripatkan dalam lapisan horisontal. Penempatan Timbunan a) Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan lapisan yang diberikan. Di mana lebih dari satu lapisan yang akan ditempatkan, maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya. b) Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan tanah a a: 4, timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu lainnya hanya dengan izin tertulis dari Konsultan. c) Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus dibuat terasering sebagaimana diperiukan sehingga timbunan yang baru terikat pada timbunan yang ada hingga disetujui oleh Konsultan. Timbunan yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis dan secepat ‘mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan peretakan permukaan d) Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan harus dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan, Pemadatan ‘a. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan layak serta disetujui oleh Konsultan sampai suatu kepadatan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan. b. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-bahan berada dalam batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum (wet of optimum). Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar air di mana kepadatan kering maksimum diparoleh bila tanah tersabut dipadatkan . Semua timbunan batuan harus ditutup dengan lapisan dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk timbunan tanah, d. Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana ditentukan, diyji untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum lapisan berikutnya ditempatkan. . Timbunan harus dipadatkan dimulai dar tepi luar dan dilanjutkan ke arah sumbu areal reklamasi dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga setiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama, f.Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin pemadatan yang memuaskan untuk menghindari rongga-rongga, Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan a. Kontraktor harus menjaga dan melindungi tmbunan yang sudah dipadatkan dari segala pengaruh yang merusak mutu timbunan. 2B b. Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan timbunan yang sudah diyji dan diterima, Apabila terbukti bahwa timbunan tersebut mengalami penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya senditi memperbaiki timbunan tersebut sampal memenuhi Spesifikasi Teknik ini dan menanggung biaya pengujian yang diperintahkan Direksi Teknik. 2.4.12. Jaminan Kualitas fe 2, 3, Pengawasan Kualitas Bahan a. Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperiukan untuk persetujuan wal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah ditentukan, sekurang- kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber bahan-bahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili serangkalan kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dar sumber tersebut. b. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang diajukan, maka penguiian kualitas bahan-bahan tersebut harus diulangi lagi atas kebijaksanaan tenaga Konsultan, dalam hal mengenal perubahan yang diamati pada bahen-bahan tersebut atau pada sumbemnya. ©. Suatu program rutin pengujian pengawasan mut. bahan-bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa ke tempat proyek. Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik timbunan yang diperoleh dari setiap sumber. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah 100-300 mm. Pemadatan setiap lapis (lit) yang telah ditentukan harus mencapai_ kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density pada kader air optimum + 2%. Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus dilaksanakan untuk setiap 500 m2 pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai dengan ASTM D-1556 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa kepadatan kurang dari kepadatan yang disyaratkan maka Kontraktor harus membetulkan pekerjaan tersebut. Percobaan Pemadatan a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan metoda untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa Kontraktor tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan, maka pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan, kecuali dengan seizin Konsultan Pengawas. b. Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat pemadat dan kadar air harus diubah-ubah sampal kepadatan yang ditentukan tercapai dan disetujui Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini kemudian harus 29 digunakan untuk menentukan jumiah lintasan yang disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan yang selanjutnya, 2.4.13, Pengukuran a4. 4. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter Kubik bahan-bahan yang dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus didasarken pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada garis, kelandalan dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan dan disetujul. Metoda perhitungan volume bahan- bahan harus merupakan metoda luas bidang ujung rata-rata, dengan menggunakan penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 meter. 2. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan sebagai agian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran sebagai timbunan di bawah bab ini 3. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau untuk mengubur bahanbahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai, tidak akan Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel diatas, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak periu ditolak bila Kontraktor dapat menunjukkan dengan engujian bahwa beton yang dihasilkan memenuhi sifatsifat campuran yang yang disyaratkan. Agregat kesar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari % dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor 35 4) Sifat-sifat Agregat Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partkel yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari Kerikil dan pasir sungal. Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel 3.2.1.2 (1) bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/ AASHTO yang berhubungan. Tabel 3.2.1.2 (1) Sifat-sifat Agregat Batas Maksimum yang hee earn diijinkan untuk Agregat Halus' Kasar Keausan Agregat dengan Mesin SNI03-2417-1991 ~ 40% Los Angeles pada 500 putaran Kekekalan Bentuk Batu] SNI03-3407-1984 | 10% 12% terhadap Larutan Natrium Sulfat atau Magne-sium Sulfat setelah 5 siklus Gumpalan __Lempung dan | SKSNIM-O7-1994-03 [0.5% | 025% Partikel yang Mudah Pecah Bahan yang Lolos Ayakan| SKSNIW-02-1994-03 | 3% 1% No.200 3.2.2 PENCAMPURAN DAN PENAKARAN. 1) Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan metode yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan batas-batas yang diberikan dalam Tabel 3.2.2 2) Campuran Percobaan Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan. Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran yang disyaratkan di bawah 36 Tabel 3.2.2 Batasan Proporsi Takaran Campuran Mutu] Ukuran Agre- | Rasio Air 7 Semen | Kadar Semen Min. Beton | at Maks.(mm) | M@* (kg/m dari campuran) (terhadap berat) K600 |= - K500 | 0375 450 7 045 38 Ka00 | 25 045 a0 9 045 400 7 045 38 K350 | 25 045 35 9 045 365 7 045 300 K300 | 25 045 320 9 045 350 7 0.50 280 K250 | 25 0.50 30 19 0,50 340 Ki7s |= 0.87 300 Rte eee eee OOO eg) 200, 3) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan "slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam Tabel 3.2.2 (1), tujul oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan sesual dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO 722), Pd M-16- 1996-03 (AASHTO 123), SNI 03-2493-1991 (AASHTO 7126), SNI 03-2458- 1991 (AASHTO T141), 3.2.3.Kualitas beton yang ‘Mutu beton/ kuat tekan beton yang diinginkan adalah K-350 ( untuk jalan rigid pavement ). Dengan persetujuan tertulis darl Direksi / Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunaken sistem beton siap pakai (ready mix concrete) yang terlebih dahulumemberikan data \ginkan. 37 spesifikasi mutu beton yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran dilaksanakan. 3.3.1.Rencana Ker Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis rencana kerja dan metode pelaksanaan pengecoran kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis, sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Sebelum dilaksanakan pengecoran, jlaksanakan pemeriksaan bersama Kontraktor dan Konsultan Pengawas dan apabila telah memenuhi syarat jin pengecoran dapat dikeluarkan, Metode Pelaksanaan dan Ijin Pengecoran. 3.3.2.Trial Mix Design dan Perbandingan Adukan Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melaksanakan rencana pengadukan betonitrial mix design untuk mendapatkan mutu beton yang ehendaki. Untuk itu Kontraktor perlu melakukan pengujian material di laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk semua material beton. Berdasarkan analisa dan hasil tes sampel tersebut, laboratorium akan merencanakan ‘suatu campuran beton (mix design) dengan slump yang telah disyaratkan. Sebagai kontrol suatu campuran beton, data-data yang harus tertulis dalam laporan mix design mencakup: Tipe dan gradasi material agregat : + Asal agregat + Hasil pengujian material air dan agregat (berat jenis dan berat isi agregat, modulus halus butir pasir,kadar - umpur, dil + Tipe dan merk PC + Tipe, merk dan komposisi bahan additives (apabila digunakan) + Komposisi takaran beton dan takaran dalam 1m3 + Keterangan tentang beton(kemudahan pekerjaan, segregasi kohesi dan lain-lain + Hasil tes siinder beton Faktor alr semen dari beton (tidak terhitung air yang terhisap oleh agregat) tidak boleh melampaui 0.50 (perbandingan berat). Perbandingan campuran tersebut dapat diubah Jika diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki dengan kepadatan, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang lebih balk dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kontraktor tidak berhiak atas penambahan kompensasi yang disebabkan oleh perubahan tersebut di atas. Percobaan kekuatan beton di lapangan dalam Nimm2 (MPa) dibuat dengan percobaan beton silinder (15 cm tinggi 30 cm). Jumlah silinder percobaan yang dibuat harus sesuai dengan SNI 03-2834-1992. Copy hasiltes harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas. Percobaan yang dilakukan di lapangan, pengambilan contch campuran dan pengujian harus mengundang dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Suatu kali jika kekuatan beton umur 7 hari kekuatannya Kurang dari 70% 38 dari beton umur 28 hari, maka Konsultan Pengawas berhak untuk memerintahkan Kontraktor untuk menambah PC ke dalam campuran beton. Dan apabila terdapat beton dengan umur 28 hari yang tidak mencapai mutu beton yang dikehendaki, maka pengecoran selanjutnya harus dihentikan sampai persoalan tersebut dapat diselesaikan oleh Kontraktor dan Konsultan Pengawas. Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu pengadukan beton harus tetap dan normal sehingga menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu dengan yang lainnya. Jumiah air dapat diubah sesuai dengan keperiuannya dengan melihat perubahan keadaan cuaca atau kelembaban bahan adukan (agregat) untuk mempertahankan hasil yang homogen, Kekentalan dan kekuatan beton yang dikehendaki. Pengujian kekentalan adukan beton (slump) dan pelaksanaannya sesuai dengan SNI-3976-1995. Slump yang digunakan dalam proyek ini adalah 8 - 12 cm sesuai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. Untuk maksud dan alasan tertentu, dengan persetujuan Konsultan Pengawas dapat dipakai nilai slump yang menyimpang dari ketentuan di atas asal dipenuhi hal-hal ‘sebagai berikut: Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi Tidak terjadi pemisahan dari adukan Beton yang dapat dikerjakan dengan balk (workbilty). 4.1 WET LEAN CONCRETE ( LANTAI KERJA ) 44.4 UMUM 4) Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, material, dan pelaksanaan semua pekerjaan yang berkaltan dengan pembuatan lapisan perata (leveling course) dan pekerjaan pelebaran perkerasan dengan wet lean concrete, termasuk persiapan lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan agregat, pencampuran, pengadukan, pengangkutan, penuangan, pemadatan, finishing, pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan insidental yang berkaitan. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi, dan instruksi Direksi Pekerjaan, 2) Lapisan Alas Bila wet lean concrete ini ditentukan untuk Jevelling course, maka sebelum dilaksanakan, lapisan alas harus bersih dari kotoran, lumpur, batu lepas, atau bahan asing lainnya, dan diperiksa kepadatannya, keratean finishing dan permukaannya oleh Direksi Pekerjaan. Daerah yang tidak memenuhi ketentuan Spesifikasi harus dibongker, diperbaiki atau direkonstruksi sebagaimana perintah Direksi Pekerjaan, Tidak ada pembayaran langsung untuk pekerjaan pembongkaran, perbalkan, atau rekonstruksi ini, karena merupakan tanggung jawab Kontraktor. 3) Lapisan Alas Pasir (sand bedding) Bila wet lean concrete ditentukan untuk pekerjaan pelebaran jalan, maka beton itu harus diletakkan di atas alas yang sudah rata terdiri pasir alam setebal 4 cm, Pasit alam yang tertinggal (tidak lolos) saringan No.200 dan yang fraksi halusnya nonplastis, dapat digunakan. Pasir dengan kadar air yang memadai dihamparkan diatas subgrade dan 39 diratakan. Alas yang sudah rata harus dapat dipadatkan dengan roller yang paling besar yang dapat dipakai. Sebelum pengerjaan wet lean concrete, alas pasir harus dibasahi dengan air. 441.2 BAHAN ‘Agregat, semen dan air harus memenuhi ketentuan minimal pada Spesifikasi ini. Ukuran maksimum agregat harus dipilih oleh Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan Pemakaian wet lea concrete, dan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 4.1.3 PENCAMPURAN DAN PENAKARAN, Perbandingan jumlah semen dan agregat dalam kondisi kering jenuh (saturated surface dry condition) harus memadai untuk memenuhi ketentuan kuat pecah beton menurut Seksi ini, dan untuk menjaga konsistensi campuran. 4.1.4 METODE KONSTRUKSI 41) Cetakan (acuan) Wet lean concrete untuk levelling course harus dituang dalam cetakan baja atau kayu secara cut off screeding, dengan landai dan elevasi tertentu. 2) Sambungan ‘Sambungan memanjang harus berjarak sekurang-kurangnya 20 cm dari sambungan memanjang perkerasan beton yang akan dihampar diatasnya ‘Sambungan konstruksi melintang dibuat pada akhir setiap pekerjaan pada hari itu, dan harus membentuk permukaan vertikal melintang yang benar. 3) Pencampuran, Pengangkutan, Penghamparan dan Pemadatan Wet lean concrete harus dicampur, diangkut, dituang, disebar dan dipadatkan menurut ketentuan, 4.1.5 PEKERJAAN PENYELESAIAN 1) Finishing Setelah pemadatan dan diratakan sampai bidang dan elevasi yang benar, wet lean concrete harus dilepas (floating) sampai permukaan rata dan tidak ada permukaan yang lebin rendah atau pun daerah yang terbuka. Kemudian permukaan harus diuji dengan paling sedikit dua kali geseran mal datar (straight-egde) dengan panjang mal tidak kurang dari 1,8 m. 2) Perawatan Beton (Curing) Wet lean conerete harus segera dirawat, setelah finishing selesai, untuk jangka waktu tidak kurang dari 7 hari. Perawatan untuk permukaan harus dilakukan dengan salah satu metode berikut : 40 (a) Dilapisi penutup sampai lapisan perkerasan berikutnya dihamparkan dengan lembaran plastik kedap alr, dijaga tidak lepas dari permukaan, dan dengan sambungan yang saling ‘menindih (overlap) sekurang-kurangnya 300 mm dan dijaga sedemikian rupa untuk mencegah penguapan. (b) Seluruh permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan. 4.4.6 PENGENDALIAN KUALITAS DI LAPANGAN 1) Pengujian Kekuatan Untuk ini harus disediakan silinder uji tekan beton (compressive strength), dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, yang dibuat dari beton material wet lean concrete yang diambil dilapangan. Satu silinder mewakili 50 m kubik wet lean concrete yang dihamparkan, dan tidak kurang dari tiga silinder harus dibuat setiap hari. 2) Ketentuan Kuat Pecah Beton (crushing strength) Kuat pecah beton ratarata pada umur 7 hari dari setiap kelompok (group) contoh (specimen) yang diambil pada setiap _pelaksanaan pekerjaan tidak boleh kurang dari 35 kg/om2. Bila rata-rata kuat pecah beton pada lebih dari satu kelompok diantara lima kelompok yang berurutan ternyata kurang dari 95 kg/om2, maka kadar semen harus ditambah sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, sampai hasiinya menunjukkan bahwa campuran tersebut memenuhi syarat Bila ketentuan-ketentuan kuat pecah beton dikuti,nilai kuat pecah beton yang rendah belum tentu menyebabkan hasil pekerjaan ditolak. 3) Kerataan Permukaan Wet lean concrete harus dibentuk dan diselesaikan sesuai dengan garis, landai dan penampang permukaan seperti tertera pada Gambar Rencana. Penyimpangan pada permukaan yang sudah selesai tidak boleh lebih dari 3 om dari elevasi yang direncanakan. Penyimpangan permukaan ini juga tidak boleh lebih dari 1. cm pada ‘mal datar (straight edge) 3 m ketika diterapkan sejajar dengan dan tegak lurus dari garis sumbu (centre line) badan jalan. Mal datar harus dipergunakan dengan cara overlap % dari panjangnya. Perbedaan penyimpangan dari elevasi yang dikehendaki untuk lapisan perata (levelling course) untuk perkerasan beton antara dua tit dalam 20 m, tidak boleh lebih dari 1,5 om. 4) Pemeliharaan Peralatan atau pun kendaraan lalu lintas, termasuk kendaraan untuk keperiuan pelaksanaan, tidak boleh memasuki permukaan yang sudah selesai, selama 7 hari pertama masa perawatan. a Setelah masa perawatan, peralatan dan kendaraan yang diperlukan untuk meneruskan pekerjaan diperbolehkan memasuki daerah wet lean concrete. Wet fean concrete harus dijaga agar selalu dalam Kondisi balk, sebelum menghamparkan lapisan berikutnya. Kerusakan akibat apa pun harus diperbaiki dengan mengganti lapisan pada daerah itu, atas tanggungan biaya Kontraktor sendir. 41.7 PENGUKURAN 51 52 1) Metode Pengukuran Jumiah wet Jean concrete untuk levelling course akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi dari levelling course itu, yang telah diselesaikan dan disetujui sesuai dengan Gambar Rencana,Spesifikasi dan petunjuk Direksi Pekerjaan. ‘Alas pasir akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi lapisan alas yang sudah selesai dan setujui Untuk penambahan kandungan semen atau untuk kelebihan ketebalan lapisan dari ketebalan minimum tidak ada tambahan pembayaran, Persyaratan Bekisting Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang memadai untuk selurun bekisting. Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor untuk membuat shop drawing dari bekisting. ‘Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Bekisting harus terbuat dari plat besi yang diberi lubang untuk penempatan dowel serta harus dalam keadaan lurus, kuat dan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempuma seperti terperinci dalam spesifixas! ini. Toleransi yang difjinkan adalah 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi. Bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pengecoran. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan kelur dari sambungan. Pembongkaran dilakukan setelah beton telah mencapal Kekuatan setara dengan umur beton 14 hari dan harus dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Pembongkaran dilaksanakan dengan statis, ‘tanpa goncangan atau kerusakan pada beton. Pengecoran Slab ( Plat Beton ) Pengecoran slab bisa dilaksanakan setelah Pemborong mengajukan izin tertulis dan telah disetujui/ diizinkan oleh Ani, Izin akan diberikan setelah persiapan-persiapan untuk pengecoran slab pada lokasi dimaksud telah dianggap memenuhi syarat. Syarat yang dimaksud adalah termasuk di dalamnya pekerjaan persiapan pengecoran, antara lain: Peil/ ketinggian permukaan lantai Kerja sudah sesuai dengan rencana. 2 5.3 54 Permukaan lantai kerja tidak boleh ada retak-retak yang lebih lebar dari 1 mm yang ‘memungkinkan menyerap air semen dari adukan slab. Permukaan lantai kerja beberapa saat sebelum pengecoran slab harus dibasahi dulu dengan air sampai kelihatan agak jenuh air. Sebelum anyaman tulangan untuk slab dipasang, permukaan lantai kerja harus bersih dari segala kotoran/benda-benda asing atau benda-benda lepas dan kotoran-kotoran minyak akibat pekerjaan pekerjaan yang telah lalu. Bila dipandang perlu, ahli dapat memberitahukan pembersihan kotoran-kotoran ini dengan mempergunakan methode penyemprotan pasir (sand blasting). Pemasangan tulangan yang benar, sesuai dengan peraturan yang berlaku dan petunjuk-petunjuk Anil. Pemasangan bekisting sisi kir-kanan sesuai dengan ketebalan dan kemiringan rencana, jumlah dari bekisting dan kesiapan alat-alat lainnya yang akan dipergunakan. Pembersihan lokasi yang akan dicor dari benda-benda lepas dan lain-lain sekali lagi setelah anyaman tulangan siab sudah terpasang serta pada saat akan dimulal pengecoran. Dalam hal lokasi yang akan dicor termasuk yang di dalam pipa basah tergenang air hujan, maka pekerjaan pengecoran harus ditunda dan baru bisa dimulai setelah diinspeksi oleh Ahli dan mendapatkan persetujuan untuk dimulai pengecoran. Pengangkutan Adukan Beton Adukan beton untuk slab harus diangkut ke tempat pengecoran dengan mempergunakan transit mixers atau nonagitating truck (dump truck) yang sebelumnya harus dibersihkan dulu dari semua benda-benda asing yang mungkin bisa mempengaruhi kualitas adukan beton seperti telah ditentukan spesifikas! ini. Bila penghentian pengecoran mulai saat penuangan ‘ruck terakhir dengan truck berikutnya lebih dari 30 menit dengan catatan travel time tidak boleh lebih dari 1 jam, maka pada batas pengecoran ini harus disiapkanidibentuk menjadi construction joint dan harus diberi bonding agent di permukaan sambungan pada saat akan melanjutkan pengecoran berikutnya. Pengecoran dapat dilaksanakan 4 (empat) jam setelah waktu pengecoran yang terakhir (initial setting sudah tercapai). Pengecoran ‘Adukan beton harus dihampar dengan takaran yang cukup untuk mengecor seluruh lebar beton slab dengan mempergunakan alat penghampar yang kerjanya sedemikian rupa sehingga tidak akan timbul segregasi atau pemisahan meteriakmaterial pembentuk beton itu sendiri, Bilamana dipandang perlu bisa diizinkan penyebaran adukan dengan tenaga manusia dengan mempergunakan sekop, sedang alat penggaruk sama sekali tidak diizinkan untuk penyebaran adukan, karena mudah timbul segregasi. Banyaknya adukan yang dituang harus dibuat sedikit lebih, agar didapat permukaan yang penuh dan rata. Sebelum gundukan adukan diratakan, Pemborong diharuskan melaksanakan pemadatan dengan menggunakan tongkat-tongkat penggetar (needle vibrator) serta dilaksanakan untuk seluruh lebar slab sepanjang tuangan gundukan adukan baru. Untuk ini maka jumiah tongkat penggetar harus cukup, ialah 1 (satu) tongkat penggetar untuk maksimum 2 (dua) 43 55 56 5.6.1 5.6.2 meter, serta tidak dibenarkan menggetarkan/memadatkan beton pada satu tempat selama lebin dari 15 detik seperti telah ditentukan mengenai pemakaian jarum/tongkat penggetar untuk lantai kerja. Setelah adukan beton dipadatkan memakai tongkat penggetar, maka dianjurkan untuk dipadatkan lagi dengan alat pemadat kedua, yang berupa papan penggetar (plate vibrator) yang sekaligus memadatkan dan meratakan. Penyelesaian Permukaan Bilamana pekerjaan penyelesaian telah selesai sama sekali, maka permukaan slab harus sudah sesuai dengan tiktitik Ketinggian bentuk permukaan. Secara umum penambahan air pada saat pekerjaan penyelesaian (finishing) permukaan slab dilaksanakan, adalah tidak diperbolehkan. Bilamana Ahli mengizinkan penambahan pada pekerjaan penyelesaian, maka harus dilaksanakan penyemprotan serti kabut (fogspray) pada saat beton masih dalam keadaan plastis dengan mempergunakan alat penyemprot yang harus sudah mendapat persetujuan dahulu dari Ahi Permukaan slab setelah diselesaikan harus diberi bentuk dengan mempergunakan salah satu metode sebagai berikut : drag finishing belt finishing broom finishing Pembentukan permukaan slab adalah membuat kasar permukaan yang dilaksanakan seuikil melewali epi siab, agar alur Kekasaran yang didapat akan terjamin mencakup sepanjang lebar slab. Bentuk serta kekasaran permukaan siab ini harus seperti yang telah ditentukan oleh Ahli pada contoh atau percobaan yang dibuat sebelumnya, dan bilamana tidak ada contoh, maka tingkat kekasaran permukaan supaya diambil medium menurut sand patch test. ‘Sambungan Pengecoran (Construction Joint) Umum Pada pembangunan jalan, runway, taxiway dan apron tidak dipergunakan dummy-joint lagi, sehingga yang ada hanya “construction joint” (sambungan pengecoran) saja, balk sambungan pengecoran antara konstruksi perkerasan yang baru dengan yang baru, maupun yang baru dengan yang lama, baik sambungan pengecoran ke arah melintang maupun memanjang. Sistem Pengecoran Apabila tersedia cukup waktu maka pengecoran dapat dilaksanakan sebagai berikut : Pengecoran tahap | Untuk menghindari atau mengurangi timbuinya retak-retek penyusutan pada proses pengeringan dan pengerasan, maka sistem pengecoran perlu cibuat meloncat-loncat dalam arti kata setiap pengecoran memanjang sejauh 20 - 100 m (kira-kira satu hari pengecoran) berhenti dan kemudian pengecoran berikutnya atau pengecoran ke-2 dimulai meloncat pada jarak antara 7,5 - 10 m di depan pengecoran pertama sampai mencapai panjang 50 — 100 m, kemudian meloncat \ lagi antara 7,5 - 10 m, demikian selanjutnya sampai mencapai ujung konstruksi perkerasan yang direncanakan. Demikian pula pengecoran ke arah melebar juga dibuat meloncat-oncat selebar jalur untuk menghindari timbulnya retek-retak ikutan (symphatic cracks), maka daerah-daerah loncatan sejauh 7,5 - 10 m ini ke arah melebar perlu dibuat menerus sehingga membentuk jalur ke arah melintang selebar jalur jalan. Sambungan dengan konstruksi perkerasan yang telah ade (yang lama) juga harus dibuat meloncat sepanjang 7,5 - 10 m atau lebih sedikit, dalam arti kata pengecoran baru dimulai 7,5 ~ 10 m di depan konstruksi perkerasan yang lama. Daerahdaerah yang belum dicor ini akan dicor kemudian bilamana slab-slab di kanan dan kirinya atau di belakang dan didepannya yang akan disambung telah mencapai umur paling sedikit satu bulan dengan maksud untuk member kesempatan agar slab yang dicor itu telah selesai atau hampir selesal mengalami penyusutan, 5.8.3 Rencana pengecoran dan penyiapan papan-papan cetakan atau pembatas Paling tidak 7 hari sebelum pengecoran Pemborong harus sudah menyampaikan rencana pengecoran berikut gambar sketsa mengenai letak bagian-bagian yang akan dicor beserta Urut-urutan pengecorannya. Bila rencana pengecoran ini telah disetujui Abii, maka Pemborong bisa mulai menyiapkan tempat yang akan dicor sesuai uruturutannya yang meliputi : Kesiapan lantai kerja atau lean concrete. Pembesian sesuai dengan gambar kerja. Papan-papan cetakan yang merupakan pembatas daerah pengecoran, dimana papan papan cetakan ini harus dipasang tegak dan lurus dalam arti kata tidak berbelok-belok serta kokoh, sehingga tidak mudah berubah tempat, miring atau melengkung bila pengecoran telah dimulai atau terinjak manusia, Pengecoran tahap ke-lI Yang dimaksud dengan pengecoran tahap ke-II disini adalah pengecoran bagian-bagian yang belum dicor akibat diloncati atau dapat dikatakan pengecoran sambungan antara dua slab yang telah dicor terlebih dahulu pada pengecoran tahap ke-I. Seperti telah diterangkan diatas bahwa pengecoran sambungan-sambungan ini baru bisa dimulai bilamana slab-slab yang akan disambung telah berumur lebih dari satu bulan (lebih lama lebih bik). Sebelum Pengecoran tahap ke-ll ini dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor harus telah diperiksa terlebih dahulu atas kesiapannya, terutama mengenai Lantai kerja atau lean concrete Permukaan sisi tegak dari ujung slab pengecoran tahap ke-! yang akan disambung, Permukaan sisi tegak ini harus merupakan bidang tegak yang rapi dan lurus. Bila ada sisa-sisa pengecoran tahap ke-l harus dibongkr (dibeitel) sehingga merupakan idang tegak rapi. 45 Kebersihan tempat yang akan dicor. Tempat ini harus bebas atau bersih dari sisa- sis! pembongkaran atau puing-puing beton, barang-barang yang tidak dikehendaki serta kotoran-kotoran lainnya. Pombesian harus sudan sesual dengan gambar desain, terpasang kokoh dengan 350C) akan mengurangi mutu beton (strength) maupun keawetannya (durability) serta temperatur yang tinggi juga cenderung ‘memerlukan air yang lebih banyak untuk mencapai workability, sehingga dikawatirkan susut beton akan menjadi lebih besar dan berakibat mudah terjadi Plastic Shrinkage Cracks. Cara-cara untuk mendinginkan heton bisa dilakukan menurut salah satu atau gabungan dari metode sebagai berikut : Melindungi atau memberi atap pada agregat yang akan dipergunakan. Menyemprotkan agregat kasar dengan air (water sprinkled). Menggunakan air dingin/air es (chilled water) untuk pengadukan, dalam hal tidak tersedianya water chiling plant, dapat pula digunakan balok-balok es di dalam air adukan. + Bilamane akan dipergunakan balok-balok es di dalam air adukan, maka tidak boleh ada bongkahan es yang tertinggal dalam adukan, atau diberikan balok es langsung pada adukan setelah pengadukan selesai. ‘Melaksanakan pengecoran pada malam hi yang telah disetujul oleh Ahli. atas izin dari Ahli. Atau dengan cara lain Bagaimanapun pengecoran beton harus dihentikan bilamana satu keadaan atau kondisi seperti di bawah ini terjadi : ‘Temperatur adukan beton di atas 350C. ‘Temperatur semen di atas 700C. Penguapan air yang diukur menurut ACI 305 di atas angka 1 kgm2 per jam. 46 58 Pemadatan dan Penyelesaian dengan Mesin ‘Mesin pencetak perkerasan jalan beton dengan menggunakan vibrasi permukaan, harus ‘mencetak beton yang bersangkutan sehingga memliki elevasi yang tepat dengan sebilah pisau perata, kayuh berputar atau perlengkapan berputar, dan kemudian harus ‘memadatkan beton tersebut dengan vibrasi atau dengan suatu kombinasi vibrasi dan penumbukan mekenis. Peralatan tersebut kemudian harus menyelesaikan permukaan beton tersebut dengan menggunakan suatu batang perata yang bergoyang melintang atau miring. Suatu batang perata lain untuk pekerjaan penyelesaian yang bergoyang secara ‘melintang atau miring harus disediakan setelah setiap mesin pembentuk sambungan melintang dalam keadaan basah. Batang perata bergoyang tersebut harus berpenampang melintang persegi dan harus membentangi seluruh lebar pelat yang bersangkutan dan berbobot tidak kurang dari 170 kgim. Batang ini harus ditunjang pada suatu kereta, yang ketinggiannya haus dikontrol berdasarkan tinggi rata- rata dari sekurang-kurangnya 4 titk yang ditempatkan secara merata dengan jarak antara sekurang-kurangnya 3,5 meter dari rel penunjang, balok, atau pelat, pada setiap sisi dari pelat beton yang sedang diperkeras. Bilamana perkerasan jalan beton dibangun dengan lebih dari satu lintasan menggunakan mesin dengan roda-roda ber-fiens, maka pelat-pelat yang berdampingan berikutnya harus dibangun dengan menyangga mesin tersebut pada rel-el yang beralas rata yang berbobot tidak kurang dari 15 kg/meter diletakkan diatas beton yang telah diselesaikan untuk ‘menunjang roda-roda ber-flens, atau menggantikan roda-roda ber-flens tersebut pada satu sisi mesin dengan roda-roda tanpa flens bertapal karet. Rel (track) bertapal karet. yang dapat berjalan diatas permukaan beton yang telah diselesaikan juga dapat diterima. Bilamana digunakan roda-roda tanpa flens atau rel bertapal karet, maka permukaan pelat beton yang dilewati harus segera dibersihkan dan disikat secara seksama di depan mesin untuk membersihkan semua lumpur dan serpihan pasit/kerikil. Roda-toda tanpa flens harus berjalan cukup jauh dari tepi pelat untuk menghindari Kerusakan pada pinggiran pelat yang bersangkutan. Pemadatan dan Penyelesaian dengan Balok Vibrasi Terkendali Bilamana pelat-petat berukuran kecil atau tidak beraturan, atau bila tempat kerja yang bersangkutan sedemikian terbatas sehingga menyebabkan penggunaan cara-cara yang tetapkan menjadi tidak praktis, dan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, maka beton harus dicor secara merata tanpa pra-pemadatan atau segregasi dan dipadatkan dengan cara berikut ini Beton yang akan dipadatkan dengan balok vibrasi harus dicetak dengan suatu permukaan sedemikian sehingga permukaan setelah semua udara yang terkandung dikeluarkan dengan pemiadatan berada di alas acuan-acuan sisi Beton tersebut harus dipadatkan dengan menggunakan sebuah balok penggetar/pemadat dari kayu bertapal baja berukuran tidak kurang dari lebar 75 mm dan tebal 225 mm, dengan sualu masukan energi tidak Kurang daripada 250 watt/meter lebar pelat, balok penggetar tersebut diangkat dan digerakkan maju ke muka dengan sedikit demi sedikit tidak melebihi ukuran lebar balok tersebut. Kalau tidak, suatu alat pemadat balok kembar bervibrasi 47 dengan kekuatan tenaga yang ekivalen dapat digunakan. Bila tebal lapisan beton yang dipadatkan melebihi 200 mm, maka tambahan vibrasi bagian dalam (internal vibrating) secukupnya harus diberikan meliputi seluruh lebar pelat untuk menghasilkan pemadatan sepenuhnya. Setelah setiap 1,5 m panjang pelat dipadatkan, balok vibrasi harus ditarik kembali 1,5 m, kemudian perlahan-lahan didorong maju sambil melakukan penggetaran diatas permukaan yang telah dipadatkan untuk memberikan suatu permukaan akhir yang halus. Kemudian permukaan tersebut harus diratakan menggunakan sebuah alat straight-edge penggaruk dengan panjang mata pisau tidak kurang dari 1,8 m sekurang-kurangnya 2 lintasan. Jika permukaan tergaruk secara meluas oleh alat straight-edge tersebut, yang ‘menunjukkan ketidakrataan permukaan, maka suatu lintasan balok bervibrasi harus dilakukan, diikuti dengan lintasan lanjutan menggunakan alat straight-edge penggaruk 5.10 PEKERJAAN PENYELESAIAN Penyelesaian Permukaan Selama Konstruksi Awal Perkerasan Jalan Beton Setelah penyelesaian sambungan-sambungan dan lintasan terakhir dari balok finishing dan sebelum penerapan media perawat, permukaan perkerasan beton yang akan digunakan sebagai permukaan jalan harus diberi alur (groove) atau disikat dalam arah tegak lurus terhadap garis sumbu jalan yang bersangkutan. Penyelesaian dengan penyikatan harus dilaksanakan dengan sebuah sapu kawat yang lebarnya kurang dari 450 mm. Berkas kawat sapu yang digunakan harus pada mulanya berukuran panjang 100 mm terbuat dari kawat berukuran 32 gauge. Sapu tersebut harus tediri dari 2 baris berkes-berkas kawat yang berjarak antar sumbu 20 mm dan berkas-berkas dalam satu baris harus berjarak 10 mm pusat ke pusat dan dipasang di tengah-tengah celah antara berkas-berkas pada baris lainnya. Berkas-berkas tersebut masing-masing harus diganti bila berkas yang terpendek telah aus menjadi 90 mm. 5.11 Perawatan dan Perlindungan Permukaan Curing compound harus disemprotkan setelah pekerjaan finishing selesai, serta permukaan beton sudah tidak mengandung air bebas lagi (surface of concrete becomes mat). Calran selaput perawatan (liquid curing membrane) harus disemprotkan dengan mempergunakan mesin penyemprot yang tekanannya sesuai serta banyaknya haus sesuai dengan buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya atau sampai terjadi selaput yang menutupi permukaan beton secara sempurna sehingga penguapan air bisa dicegah sesual dengan hasil percobaan/pengujian dilaboratorium dengan bahan perawat tersebut seperti yang telah ditentukan oleh Ahli. Alat penyemprot bisa berupa mesin penyemprot yang banyaknya kepala semproten (spraying nozzles) selebar slab atau sebuah mesin penyemprot yang bisa bergerak sepanjang lebar slab dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Daerah-daerah slab yang mempunyai bentuk tidak teratur, dimana mesin penyemprot tidak bisa bekerja secara efektif, maka dipergunakan alat penyemprot yang dikerjakan dengan tangan (manual), yang sebelumnya telah disetujul oleh ahil. Bilamana perlu penyemprotan dilaksanakan 2 (dua) kali sehingga terdapat 2 (dua) lapis, agar penyelimutan permukaan beton lebin merata dan sempurna. 48 Pemborong harus memberikan cairan selaput perawatan lagi bilamana cairan selaput perawatan telah dipasang di permukaan beton slab rusak akibat sesuatu sebab, misalnya hujan. Selain itu permukaan beton slab harus segera diberi penutup / atap selama minimum 6 jam setelah melampaui waktu initial setting, untuk menghindari Kerusakan yang bisa timbul akibat hujan dan terik matahari. Selanjutnya permukaan beton slab baru, harus dirawat dengan karung goni yang dibasahi ( wet burplaps ), selama minimum 14 (empat belas) hari berturut-turut. Juga dalam hal perlindungan permukaan slab tidak diperbolehkan sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan- bahan berat, Kecuall sudah ada izin dari ahli. 5.12 Pembukaan Cetakan ( Bekisting ) Kalau tidak ada spesifikasi lain, maka cetakan harus tidak boleh dibuka dari beton baru dicor sampai final setting time atau dihitung 10 jam, kecuali dimana form khusus dipakai ‘sementara di daerah percobaan. Bekisting harus dibuka secara hati-hati untuk menghindari kerusakan pada perkerasan slab. Setelah bekisting dibuka, samping slab harus dicuring juga seperti diuraikan pada pasal Area “sarang tawon’ (keropos-keropos, honey comb) setelah bekisting dibuka, bila dianggap perlu oleh Ahii sebagai pekerjaan salah (defektive work), maka harus dibongkar dan diganti dengan adukan yang baru. Ahli akan menentukan area/bagian yang ternyata harus dibongkar, serta setelah ada petunjuk pembongkaran dari Anli maka Pemborong harus segera melaksanakan dan segera mengecor Kembali bagian yang dibongkar tersebut. 5.13 Pemotongan Celah ( Cutting ) Di lapangan Cutting dilakukan menggunakan dengan mesin, proses tersebut dilakukan setelah 8-12 jam selesai pengecoran. Cutting dilakukan pada setiap segmen, yaitu setiap Jarak 5 m. Saat cutting beton , cutter harus selalu disiram dengan air, dimaksudkan untuk menjaga suhu cutter agar tidak cepat memuai sehingga dapat mengakibatkan cutter cepat tumpul. Dan untuk menjaga agar beton tidak retak saat dicutting Cutting berfungsi untuk memberikan celah untuk rigid pavement setiap jarak 5m terjadi retakan di atas dowel dan tie bar, sehingga retakan pada plat beton terjadi tidak meluas dan retakan hanya terjadi pada daerah yang sudah direncanakan untuk patah / retak yaitu daerah dowel dan tie bar. Kedalaman cutting adalah 75 mm — 8,5 mm, 5.14 Pengisian Joint Sealant Setelah proses Catting dilakukan selanjutnya celah tersebut diisi dengan Joint sealant untuk mencegah masuknya air melalui celah tersebut. Joint Sealant juga berfungsi mencegah air agar tidak berkumpul dibawah plat beton, yang akan berakibat terjadinya pumping terutama untuk konstruksi perkerasan yang tidak menggunakan lapis pondasi bawah. Pelaksanaan Joint Sealant dilakukan sesegera mungkin unuk menghindari masuknya Kotoran atau bahan lain yang akan menggangu pengisian join sealant. Bahan penutup sambungan (joint sealent) harus berupa Expandite Plastic, senyawa gabungan bitumen karet grade 99 yang dituangkan dalam keadaan panas, atau bahan serupa yang disetujul. Bahan primer sambungan harus sebagaimana dianjurkan oleh pabrik pembuat bahan penyegel yang bersangkutan. 49 Cara pelaksanaannya adalah dengan menyisipkan ke dalam celah hasil Cutting. 5.15 Perlindungan terhadap Perkerasan Pemborong harus menjaga perkerasan/slab dan bagian perkerasan terhadap lal lintas umum dan lalu lintas yang disebabkan oleh personil dan alat darl Pemborong senditi. Hal ini meliputi penjagaan untuk mengarahkan alu lintas dan pembuatan, mendirikan dan pemeliharaan dari tanda peringatan (waming sign), lampu-lampu, jembatan perkerasan atau crossover dan lain-lain. Tiap kerusakan pada perkerasan/slab yang sebelum diterima balk (final acceptance/handover) harus diperbaiki atau slab diganti atas biaya Pemborong sendiri 5.16 Pembukaan untuk Lalu Lintas Pembukaan perkerasan/slab untuk lalu lintas umum harus ditentukan terlebih dahulu oleh Ali. Slab harus tidak dibuka untuk lal lintas. umum paling Kurang 28 hari setelah beton dicor. Bila kekuatan beton slab tersebut telah mencapai kekuatan tekan minimum 350 kgiem2, maka jalan/daerah tersebut bisa dibuka untuk lalulintas umum. ‘Sebelum dibuka untuk lalu lintas umum, maka daerah/jalur tersebut harus dibersihkan lebih dahulu dari kotorankotoran yang menempel (tanah, tumpahan-tumpahan beton,dsb) kotoran-kotoran lepas dan debu. Bilamana beton belum mencapai umurikekuatan tersebut diatas, kendaraan proyek yang bethubung dengan tugasnya harus melewati slab tersebut, maka terlebih dahulu harus ada izin khusus atau pengaturan khusus dari ahii Jakarta, 3 Agustus 2020 Diajukan Oleh : Diketahui PPK PEMBANGUNAN DAN DIREKTUR PRASARANA PENGELOLAAN TRANSPORTASI BADAN PENGELOLA TRANSPORTAS! AND! HERMANSYAN,. ST.. MM. DR. Ir. EDINUR SALAM, A.TD., MT NIP. 19851008 200812 1 002 NIP. 19621212 198303 1 012 50

Anda mungkin juga menyukai