Anda di halaman 1dari 9

IKEA

Keindahan Strategi Produk Murah Ikea

Thursday, June 26th, 2003


oleh : admin

Ikea adalah bahasa Swedia untuk “sementara stok habis.”?  Ungkapan yang populer di
Amerika Serikat ini tentu saja cuma guyonan. Namun kita tahu, jelas menggambarkan
kebenaran.

Di seluruh Kalifornia, demikian Majalah Business 2.0, setiap akhir pekan toko-toko Ikea bak
menanggap sirkus. Semua padat pengunjung. Selusin kursi PÃÆÃ
¢â‚¬â„¢ÃƒÆ’‚¶ang - bayangkan desainnya yang seperti hasil silang antara
kursi dokter gigi dan pangkuan hangat seorang nenek - dipajang di ruang tamu yang artistik.
Semua kursi tersebut ada penunggunya. Kursi pertama dikuasai seorang balita yang
jumpalitan, satu lagi oleh seorang wanita hamil yang dengan santai menaikkan kakinya, lalu
ada juga yang dimonopoli seorang remaja yang sibuk mengerjakan PR. Masih, di kursi
lainnya lagi, seorang mahasiswi berpatut-patut dan ibunya menunjuk-nunjuk label harga.
“Wah, murah ya, cuma US$ 79.”?

Pendek kata, semua kursi yang dipajang itu sudah punya calon pembeli yang duduk di
atasnya, atau memegang-megangnya, atau mengelilinginya seperti seekor elang akan
menyambar anak ayam. Pada 2001 saja, di seluruh dunia Ikea mampu menjual 1 juta
Pöang. Benda lain yang lebih kecil,
seperti mug yang diberi nama “Bang”?, bahkan laku sampai 25 juta buah pada tahun yang
sama.

Tak heranlah, walau jaringan tokonya relatif terbatas di AS - hanya 24 semenjak toko
pertama diluncurkan pada 1985 - Ikea telah menjadi peritel furnitur ke-7 terbesar di Negeri
Paman Sam. Pada 2001 itu, penjualan mereka tumbuh 25,5% di tengah industri yang menurut
Majalah Furniture World hanya tumbuh 1,9%.

Di seluruh dunia, kiprah Ikea lebih hebat lagi. Jawara Swedia yang cuma punya 11 gerai di
Inggris Raya ini telah jadi peritel furnitur terbesar di negeri Eropa yang tidak menyatu dengan
daratan benua tua tersebut. Tumbuh rata-rata 20% per tahun selama lima tahun terakhir, 175
toko Ikea yang tersebar di 32 negara mampu meraup penjualan US$ 11,7 miliar pada 2001.
Perusahaan riset pemasaran Interbrand menempatkan Ikea di peringkat ke-44 dalam jajaran
100 merek global paling bernilai pada 2002 - di atas Pepsi, Harley-Davidson, dan Apple.

Apa kiat sukses mereka? Yang utama, kata banyak pengamat, kepiawaian mereka
menciptakan suasana belanja di Ikea sebagai pengalaman yang menyenangkan. Gerainya
lega, dilengkapi kafe yang menyajikan bakso dan jus khas Swedia yang menari di lidah.
Suasana toko bebas dari gangguan orang penjualan - pelanggan diharapkan mengambil
sendiri boks besar barang yang dipilihnya dari rak-rak raksasa yang berdiri tegak dan
menikmati keasyikan merakit furnitur yang cukup rumit di rumah masing-masing.
Lebih dari itu, faktor sukses Ikea yang terbesar adalah: kualitas unggul dengan harga murah.
Mereka menjajakan furnitur murah yang tidak murahan. Harga yang ditawarkan Ikea 30%-
50% lebih rendah ketimbang para pesaing. Lalu, kalau pesaing cenderung terus mengerek
harga, Ikea justru menekan banderol sehingga harga ritel mereka turun sekitar 20% dalam
empat tahun terakhir. Di Ikea, proses menurunan harga dimulai sejak barang baru masih
dirancang dan terus dilakukan dengan semakin berjalannya produksi. Sebagai contoh, harga
kursi Pöang tipe basic terjun bebas
dari US$ 149 pada 2000 menjadi US$ 79 pada 2002. Penurunan harga yang dilakukan ini
diharapkan menggenjot penjualan 30%-50% per tahun.

Dengan falsafah bisnis “Low price with meaning“?, Ikea tak henti berupaya membuat
segalanya lebih murah tanpa membikin pelanggan merasa seleranya jadi murahan. Ikea dapat
melakukan ini karena mereka memiliki keahlian desain, produksi, dan distribusi yang luar
biasa. Kepiawaian unik ini - dari segi citarasa, metode, maupun antusiasme yang tinggi -
justru terasah oleh kompetisi yang mematikan melawan kartel industri furnitur di negerinya
sejak awal kiprah mereka di arena bisnis.

Kebanyakan produsen, mendesain produk terlebih dulu lalu berupaya mencari cara untuk
memproduksinya dengan target harga tertentu. Ikea sebaliknya: menetapkan harga terlebih
dulu. Setiap harga jual produk sudah ditentukan oleh product developer seperti Per Carlsson
yang setiap hari kerjanya menciptakan kitchen set sekelas BMW dengan harga bajaj. “Our
goal,”? ujar lelaki tinggi besar berjenggot lebat ini, “is to solve problems.”?

Biasanya, “masalah”? tersebut pertama kali diidentifikasi di dewan strategi produk -


sekelompok eksekutif senior Ikea di seluruh dunia yang kerjanya memantau tren konsumen
dan menetapkan prioritas produk Ikea untuk merespons tren tersebut. Bak pancaindra, dewan
yang satu ini mencoba mendeteksi perubahan yang terjadi di lingkungan, lalu
menyampaikannya ke para manajer seperti Carlsson, lead developer pada divisi produk dapur
perusahaan.

Salah satu “masalah”? yang baru-baru ini teridentifikasi oleh dewan adalah: di seluruh dunia,
secara pelan tapi pasti, dapur terus mengambil alih peran ruang keluarga sebagai pusat sosial
dan entertaining di dalam rumah. Artinya: dapur harus menampilkan diri sebagai tempat
yang nyaman dan bersih bagi para tamu, selain mencerminkan aspirasi citarasa gourmet sang
pemilik rumah.

Sederhana tampaknya. Namun, bagaimana menerjemahkan semua ini secara global? Di Asia,
kenyamanan mungkin diekspresikan dalam bentuk peralatan dan ruang dapur yang mungil
dan cozy. Di Amerika lain lagi, konsumen justru lebih suka gelas dan kulkas superbesar. Nah,
Carlsson harus menemukan formula yang tepat dari petunjuk yang amat sederhana. Instruksi
yang dia dapat kadang cuma “bikin lebih banyak furnitur untuk ruang kecil”? dan
“pertimbangkan volume.”?

Berbekal instruksi seperti ini, Carlsson pergi ke showroom kantor pusat Ikea, di Aelmhult. Di
lantai tiga itu, berbagai rancangan produk kitchen Ikea yang ditempeli label harga dipajang.
Lalu, dia memasukkan data ke dalam matriks guna merancang produk apa dapat dibuat
dengan harga berapa. Ikea memiliki tiga rentang harga dasar (tinggi, medium, rendah) dan
empat basic style (Scandinavian, modern, country, dan young Sweden). Buat
mengidentifikasi peluang pasar, Carlsson menyusun produk Ikea yang sesuai petunjuk dewan
ke dalam matriks. Di situ, dia menemukan bahwa sudah banyak kitchen set mahal yang
ditawarkan, yang kurang justru unit kitchen murah untuk apartemen satu ruang atau kantor.

Setelah menemukan ini, Carlsson mempelajari pesaing dan menetapkan berapa harga produk
baru Ikea - targetnya 30%-50% lebih murah. Maka, didapatlah harga US$ 650 untuk,
katakanlah, produk kitchen Ikea kelas low-end, telah lengkap dengan kabinet, wastafel,
kompor, dan kulkas.

Spesifikasi produk dan harganya ini dikirim ke para pemasok di seluruh dunia. Ikea memiliki
1.800 pemasok di 55 negara. Buat mengelola hubungan dengan para pemasok yang tersebar
luas tersebut, mereka mengoperasikan 43 kantor niaga lokal di 33 negara, termasuk Cina,
India, Indonesia, Thailand, Taiwan, dan Polandia. Tugas kantor lokal ini memantau kualitas
produk dan menjaga agar para pemasok menerapkan standar global Ikea dalam hal gaji dan
keamanan.

Berdasarkan penawaran yang masuk, Ikea memilih pemasok yang memberikan paket
produksi paling menarik. Pemasok terpilih akan mendapat order dalam volume besar.
Kuantitas besar inilah yang menunjang efisiensi yang, pada gilirannya, memungkinkan Ikea
memberikan harga murah kepada pelanggan. Untuk kitchen seharga US$ 650 itu,
pemenangnya adalah pemasok dari Italia yang menawarkan memiliki pabrik yang dapat
memproduksi wastafel dan keran baja tahan karat, pintu plastik yang didesain khusus,
kompor, kulkas - dan merakitnya sendiri untuk memenuhi harga yang ditetapkan tersebut.
“Kuncinya adalah volume yang besar,”? ujar Carlsson bangga.

Walau memaksa para pemasok saling bersaing, Ikea memperlakukan mereka sebagai mitra
usaha jangka panjang. Persaingan ketat antarpemasok juga berlaku untuk anak perusahaan.
Ambil contoh Swedwood yang tetap harus berlaku sebagai kontraktor independen - dengan
menawarkan harga dan servis yang bagus. Sebagai imbalan, Ikea memberikan jaminan order
volume tinggi. Dengan jaminan ini, Swedwood yang sudah canggih itu tak ragu menanam
investasi di teknologi dan peralatan yang dapat menekan biaya, seperti sistem robot yang
membuat biaya produksi daun pintu kabinet high-end mereka 30% lebih murah ketimbang
sebelumnya.

Strategi Ikea yang satu ini terbentuk pada awal 1960-an, ketika perusahaan yang didirikan
pada 1943 ini mulai merebut pasar furnitur dalam negeri yag mulai digarap pada 1953 dari
para raksasa Swedia. Merasa terancam, para pesaing yang lebih besar tersebut menekan
pabrik furnitur seluruh negeri untuk memboikot Ikea. Guna menyelamatkan bisnisnya, Ingvar
Kamprad sang pendiri - nama Ikea diambil dari inisial lelaki kelahiran 1926 ini plus huruf
pertama nama pertanian keluarga tempat dia dilahirkan (Elmtaryd) dan desa tempat dia
dibesarkan (Agunnaryd), keduanya di Swedia - menjalin hubungan dengan para produsen
furnitur Polandia. Ide bekerja sama dengan pabrik-pabrik yang dikendalikan pemerintahan
komunis ini terbukti menjadikan Ikea justru mendunia.

Setelah memiliki kontraktor yang mampu menghasilkan produk dengan spesifikasi tertentu
dengan harga tertentu, Ikea mulai mendesain produk yang akan dibuat tersebut. Caranya?
Juga, dengan menyelenggarakan persaingan internal. Carlsson menyebar info ringkas tentang
produk kitchen yang akan dibuat ― dari fungsi, bahan yang akan digunakan, harga, sampai
kemampuan pabrik yang akan memproduksinya - kepada 9 staf desain dan 80 desainer
freelance. Desain yang menjanjikan terus disempurnakan sampai didapat rancangan yang
ideal.
Untuk kitchen yang satu ini, Carlsson menginginkan yang “seperti pisau Swiss Army.”?  Buat
mendapatkan fungsi maksimal dari ruang yang terbatas, setiap bagian harus memiliki
kegunaan ganda. Ambil contoh kabinetnya, harus bisa ditaruh horisontal atau vertikal di
lantai. Memenuhi fungsionalitas ini, tak heran, seri kitchen semacam VÃÆÃ
¢â‚¬â„¢ÃƒÆ’‚¤rde yang terbuat dari kayu keras dan baja tahan karat
digandrungi pasar - karena tak jarang pelanggan membeli untuk ditempatkan di kamar mandi
dan kamar tidur.

Bentuk yang cantik dengan kegunaan maksimal baru satu aspek dari etos desain Ikea. Untuk
menekan harga, orang-orang Ikea berupaya menggunakan material seefisien mungkin,
dengan menganalisis fungsi setiap permukaan produk yang dibuat guna menentukan material,
finishing, dan teknik konstruksi yang terbaik untuk biaya yang terendah.

Pada produk low-end, misalnya, Ikea memelopori metode printing untuk finishing langsung
ke papan serat atau papan partikel - teknik ini paling cocok buat permukaan yang tak terkena
beban tinggi, pada produk murah. Namun, untuk produk high-end pun, biaya dan material
tetap dioptimalkan. Komponen kitchen VÃÃÃ
¢â‚¬Å¡Ãƒâ€šÃ‚¤rde menggunakan lima bagian yang berbeda dari pohon, kayu termahal
ditempatkan di bagian permukaan untuk memotong makanan dan yang termurah di bagian
dalam laci. Biaya yang dihemat dari kayu ini dimanfaatkan buat engsel dan pegangan laci
kualitas tinggi sehingga memperkuat citra VÃÃÃ
¢â‚¬Å¡Ãƒâ€šÃ‚¤rde sebagai produk berkelas.

Para desainer Ikea cenderung mengambil pendekatan humanistis dalam pekerjaannya. “Kami
tak menggunakan profil pelanggan,”? ujar Maria Vinka, salah satu desainer yang setiap hari
pergi ke kantor dengan bersepeda. “Pelangganku adalah aku sendiri.”? 

Ketika diminta membuat rancangan kain, Vinka menciptakan desain berdasarkan apa yang
ada di benaknya waktu itu: peace. Dia membuat gambar orang-orang berkepala jahe dengan
tubuh dibalut bendera, kolase gambar kepala teman-teman sekerjanya, dan karpet dengan
atlas dunia yang ditata ulang sehingga AS bertetangga dengan Timur Tengah. Desain yang
mulai diciptakan pada Musim Dingin 2001 ini masuk ke pasar pada Musim Gugur 2002.

Untuk memaksimalkan efisiensi, Ikea memperhatikan kemudahan transportasi. Konsep


mereka adalah mengemas segalanya sedatar mungkin. Ide ini muncul pada 1956 ketika
seorang desainer Ikea memperhatikan bagaimana seorang pelanggan kesulitan memasukkan
meja ke dalam mobilnya. Hanya satu cara yang bisa dilakukan pelanggan malang itu:
mencopot kaki meja tersebut. Nah, sejak itu, produk Ikea dirancang buat dikirim dalam
keadaan belum dirakit sehingga cukup datar untuk diselipkan di bagian belakang station
wagon atau di atas atap sedan.

Dalam budaya perusahaan yang menganggap “penghamburan adalah dosa besar”?, konsep
datar ini juga merupakan cara yang bagus untuk menekan biaya transportasi karena
meminimalkan pemakaian ruang di kontainer kapal. Mereka memprakirakan bahwa kalau
harus mengapalkan produknya yang telah terakit, volumenya bisa 6 kali lipat. “Kami tak mau
membayar hanya untuk mengapalkan udara,”? begitu falsafah Ikea. Kisah tentang “Bang”?,
produk mug Ikea, menunjukkan bahwa falsafah bisnis yang satu ini bukan sekadar slogan.

Ceritanya, pada 1996 product developer Pia Eidin Lindsten mendapat tugas menciptakan
mug tersebut - tempat minum kopi yang ditetapkan harga jualnya supermurah, lima kronor
Swedia. Dalam petunjuk disebutkan, mug artistik yang diciptakan harus betul-betul punya
“knock-out price.”?  Petunjuk inilah yang mengilhami Lindsten memberi nama “Bang”?, bak
bunyi pukulan keras yang membuat KO.

Untuk mendapatkan harga supermurah, Lindsten dan para koleganya harus


mempertimbangkan segala aspek, termasuk warna dan desain. Dalam hal warna, misalnya,
dipilih hijau, biru, kuning, atau putih karena pigmen warna tersebut lebih murah ketimbang
yang merah atau lainnya. Dalam hal desain? Sampai saat ini, Ikea telah merancang ulang
produk sederhana tersebut tiga kali.

Mug rancangan awal hanya muat 864 buah dalam palet. Rancangan generasi ke-2 bisa muat
1.280 mug/palet. Rancangan paling mutakhir, edisi 2001, yang lebih pendek dan memiliki
desain pegangan baru, bisa muat 2.024 buah!  Di AS, harga Bang mug tersebut tetap US$
0,50. Namun, karena biaya pengapalannya saja bisa ditekan 60%, Ikea dapat meraup jauh
laba lebih besar. Apalagi, desain yang kompak tersebut juga memungkinkan pabriknya di
Rumania memasukkan lebih banyak mug ke dalam tungku untuk setiap pembakaran.

Mungkin “konsep desain datar”? yang irit tempat tersebut kelihatan tak seberapa
pengaruhnya terhadap penghematan biaya pengapalan. Namun, bayangkan kalau Ikea harus
mengapalkan 25 juta m3 barang setiap tahun, termasuk 25 juta mug. Saat ini, Ikea
menetapkan target 65% fill-rate rata-rata yang akan ditingkatkan jadi 75% pada 2006. Untuk
itu, bukan cuma desain produk yang disempurnakan. Ikea bahkan tak segan menyedot udara
dari produk tertentu. Lihat saja bantal Ikea yang, dalam kemasan hampa, tampak seperti
kerupuk raksasa.

Dengan semakin banyaknya pemasok dari Asia Timur, ongkos kapal menjadi komponen
biaya yang kian penting pula. Untuk itu, Ikea mengembangkan pusat jaringan distribusi
global yang pada 2002 saja jumlahnya mencapai 18 buah (dan empat lagi sedang dibangun),
menangani 70% lini produk Ikea. Sisanya, yang 30%, dikirim langsung dari pemasok ke
toko. Kursi Pöang yang disebut di
atas, misalnya, rangka bajanya dari Cina dan joknya dari Polandia. Keduanya baru disatukan
setelah pelanggan mengambil masing-masing bagian dari rak di toko Ikea.

Efisiensi lainnya didapat dari strategi penjualan yang cerdik: Ikea tak menaruh satu pun orang
sales di tokonya. Dan, itu tadi, Ikea juga mempersilakan pelanggan merakit sendiri kursi
Pöang atau kitchen
Värde yang mereka beli. Ikea bahkan
tak mau mengirim barang ke tempat pelanggan - barang yang dibeli harus dibawa sendiri.

Tak gampang, memang, menerapkan strategi yang terdengar “gila”? ini. Dan inilah salah satu
alasan mengapa Ikea berupaya keras menciptakan toko yang unik: semacam theme park,
lebih mirip Disneyland ketimbang gerai furnitur.

Toko Ikea adalah gambaran virtual Swedia. Begitu masuk, pegunjung menemukan fasilitas
child-care yang disponsori perusahaan. Lapar? Pengunjung dapat membeli bakso dan jus
lingonberries yang khas Swedia. Layout toko ditata sedemikian rupa sehingga pengunjung
akan melewati beberapa rumah model yang realistis, menunjukkan impresi gaya hidup
Swedia tetapi terbuka bagi pelanggan untuk merasakan duduk di dalamnya.
Di toko Ikea juga ada kios informasi yang memberikan advis tentang dekorasi rumah. Ada
pula kartu-kartu berwarna yang memberi contoh penggunaan lain dari produk yang dijajakan.
Sangat informatif dan menyenangkan. Kendati demikian, “jualan utama”? Ikea tetap harga
murah. Produk harga rendah yang di Ikea disebut BTIs (breathtaking items) sering
ditempatkan di posisi yang menonjol, dengan label harga besar berwarna kuning. Di dekat
produk murah tersebut, dipajang produk lain - yang lebih mahal dan cantik desainnya - yang
memiliki fungsi sama dengan BTI.
 
Rumah model yang ada menggambarkan rumah pasangan muda ceria yang menggelar pesta
di koridor, menggunakan kursi kantor yang tidak kelewat matching dan meja menempel di
dinding. Citra yang aspiratif ini tak akan ditemukan di toko furnitur lain. Citra tentang
pasangan muda yang hidup nyaman di lingkungan yang sederhana - kawula Swedia biasa
yang sadar nilai tempat yang nyaman untuk kongko-kongko.

Di toko Ikea, pengunjung melihat visualisasi etos bagaimana hidup di dunia modern: jangan
beli tempat minum yang jelek kalau Anda bisa mendapatkan yang bergaya dengan harga
yang sama. Semua yang dijajakan itu memang harus dibawa sendiri, tidak diantar, tapi justru
memberikan kontrol terhadap hidup Anda. Bahkan, antre di konter pembayaran bisa
menyenangkan - juga menghabiskan waktu untuk merakit barang yang dibeli, di rumah nanti.

Buktinya, 260 pelanggan di seluruh dunia suka rela melakukannya. Tak heran, Kamprad yang
mendirikan Ikea pada usia 17 tahun, bisa menjadi orang ke-16 terkaya di dunia versi Majalah
Forbes dengan kekayaan tak kurang dari US$ 13,4 miliar.

Riset: A. Windarto
Kamis, Februari 24, 2011

Dengan cabang yang terdapat dipuluhan negara, IKEA dapat disebut perusahaan ritel
furniture paling dahsyat di abad ini. Perusahaan dari swedia ini didirikan oleh Ingvar
Kamprad dari tahun 1943 saat beliau berumur 17 tahun dan IKEA sendiri diambil dari
singkatan nama dan tempat asalnya. IKEA menjual berbagai produk rumah tangga yang
minimalis denga material yang murah meriah namun memiliki durabilitas yang baik.
Bermodalkan katalog yang diperbaharui setiap bulan agustus dan disebarkan secara sangat
luas, IKEA mengexspand pengaruhnya keseluruh dunia. Inovasi tanpa henti dimulai dari
dapur yang di anggotai desainer-desainer hebat, untuk itu mari kita lihat beberapa desainer
yang menjadi dedengkot kehebatan IKEA ;

Camilla Diedrich

Menurut Camilla, ia adalah free-flow thinking designer. Ia membuat pikirannya tetap terbuka
sebisa mungkin tanpa berfokus pada pengeluaran. Dan selalu mulai dari akhir yang salah,
seperti merajut sebuah sweater secara terbalik. Camilla mengaku bahwa cukup
menyenangkan bekerja di IKEA karena orang-orang disana menterjemahkan desainnya ke
dalam barang-barang dalam kemasan datar dan harga-harganya terjangkau.

Camilla memasuki berbagai sekolah seni dan mengambil Master of Fine Arts dari Universitas
seni, kerajinan tangan, dan desain di Stockholm di tahun 2000. Sejak itu ia terus menjadi
desainer freelance. Pekerjaannnya membuat ia bepergian dari satu negara ke negara lainnya
seperti Brazil, US, Jepang, dan Italia. Dan di tahun 2002, ia di anugerahi The Excellent
Swedish Design Diploma untuk karyanya”bubble lamp” BPL. Sejauh ini Camilla
menciptakan beberapa koleksi tekstil untuk IKEA. Sebagai contoh OFELIA dan ANNO, dan
mereka tidak jauh-jauh dari ciri khas Camilla yaitu menyenangkan, fungsional, dan
berinovasi tinggi.

Nina Jobs

Karakter desain Nina Jobs adalah bentuk, fungsi dan material mereka harus harmonis. Nina
juga sangat teliti ketika harus melanjutkan desainnya. Produk yang di desain juga harus tahan
lama. Bagi Nina, bekerja dengan IKEA adalah tantangan, ketika sebuah harga kecil dan
kualitas tinggi adalah keseimbangan yang penting. Menurutnya itu adalah sesuatu yang
demokratis dan sangat simpatis.

Nina Jobs adalah desainer internasional terkenal, dalam riwayat pendidikannya ada grafis,
produk, furniture, dan tugas pameran desain umtuk klien-klien seperti IKEA, LM Ericsson,
Askul di Jepang dan museum dari seni modern di New York. Antara 2002 dan 2006 Nina
Jobs ditugaskan untuk mempromosikan desain Swedia di Asia bersama pemerintah Swedia.

Nina Jobs mengejam pendidikan di Graphic Design dari Bergh School of Communication di
Stockholm, dan Master of 3D design dari L’ecole nationale Superieure des Arts
Decoratifs(ENSAD) di Paris.

Sunniva Kandell

Untuk Sunniva, desain adalah tentang menyempurnakan dan kesenangan. Pekerjaan yang
dilakukan harus ditambah sesuatu yang relevan dengan apa yang sudah ada dan pada saat
yang sama, merespon apa yang orang-orang butuhkan setiap hari. Meraih tujuan ini, menurut
Sunniva benar-benar menguntungkan karena membuiat hidup orang-orang menjadi lebih
mudah dan lebih menyenangkan.

Sunniva Kandell memulai karir desainnya di Sekolah Menengah Atas Alsta Folk di tahun
1990. Setelah lebih dari satu dekade berikutnya, dia lulus dari sekolah terkenal Beckmans
College of Design di Stocholm. Kerjasamanya dengan IKEA sejauh ini menghasilkan segala
sesuatunya dari mulai tirai yang indah sampai piring cake pintar, semua di desain untuk
“rumah yang lebih baik setiap harinya”

Synnove Mork

Karakter desainnya adalah natural dan leluasa. Jika dapat menggunakannya tiap hari, jika bisa
tercampur natural dengan gaya apa saja. Bagi Mork, itu adalah desain yang bagus. Furniture
cantik dan praktis harus ada untuk semua orang, dan itulah mengapa harga yang rendah
adalah sesuatu yang cantik juga, bagi Mork.

Synnove Mork adalah seorang wanita dengan satu pak kartu bisnis. Dia mendesain tekstil-
tekstil IKEA dan beberapa perusahaan. Dia bekerja untuk majalah-majalah gaya hidup
Swedia sebagai interior dekorator dan jurnalis, dan sebagai penasihat bagi konsep-konsep
toko dan strategi-strategi retail. Dan sampai akhir tahun 2003, Synnove adalah dosen di
Departemen Tekstil di University College of Arts, Crafts, and Design di Stockholm, sekolah
yang sama dimana dia juga lulus sebagai murid desain tekstil.

Cilla Ramnek
Cilla mempunyai ketertarikan untuk “desain instan”, objek-objek yang tercipta pada cabang
dari momen. Mereka akan menjadi cantik, pintar, dan menghasilkan dalam satu alam, cara
yang tidak intens. Walaupun jika Cilla menghargai proses tradisional desain, Cilla lebih
senang menciptakan perabotan rumah tangga tanpa satu detik pun tanda keinginan, begitu
kira-kira filosofi Cilla dalam menciptakan karyanya.

Cilla tidak membuat jarak antara desain, seni dan kerajinan tangan, untuknya semua penting
dan seimbang dan menyenangkan untuk dikerjakan. Suatu hari ia mendesain untuk IKEA dan
hari berikutnyadia menyiapkan pameran di Tokyo. Sebagai seniman kreatif dan pekerja
keras, dia juga bekerja untuk majalah-majalah interior desain dan membuat buku-buku
tentang merajut dan dekorasi tas tangan.

Cilla Ramnek mengenyam pendidikan di Textile Design dari University College of Art,
Crafts and Design in Stockholm.

Referensi: www.designinnovationinstitute.org, www.artsconnected.org/,


IKEAdesignerbio2007.
By Zoe

Anda mungkin juga menyukai