Anda di halaman 1dari 27

PENANGGULANGAN MASALAH

KESEHATAN LINGKUNGAN
AKIBAT BENCANA PADA
PENGUNGSI

MK. Manajemen Bencana dan


Kejadian Luar Biasa (Integrasi)
KME 419 (2 SKS)
DISASTER MANAGEMENT CYCLE

Pra Bencana
• Pencegahan & Mitigasi
• Kesiapsiagaan
Tahapan dan
Proses Tanggap Darurat
Penanganan (Respon)
Bencana
Pasca Bencana
• Rehabilitasi
• Rekonstruksi
MASALAH KESLING

 Bencana yg diikuti dg pengungsian dpt


menimbulkan masalah kesehatan, krn merup awal
dr perkembangbiakan penyakit menular dan
menurunkan daya tahan tubuh
 Masalah kes. dpt timbul krn:
▪ Kebutuhan sarana-prasarana Sanitasi Dasar yang
tdk mencukupi
▪ Kebutuhan pangan yang kurang baik dr kecukupan
dan gizi
▪ Keadaan depresi pengungsi
▪ dll
PRIORITAS YG DILAKUKAN DARURAT BENCANA
DI BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN :

1. Memastikan kecukupan jumlah air minum,


fasilitas sanitasi, pembuangan kotoran
manusia, pembuangan air limbah dan
sampah dan camp pengungsian yang
memadai
2. Pemastikan keamanan pangan,
pengendalian vektor dan melakukan
promosi kebersihan diri (personal hygiene)
PENYEDIAAN AIR BERSIH

KUANTITAS AIR BERSIH


Minimal 15 l/org/hr
Aliran air tiap sumber sedikitnya 0,125
liter/dtk.
Jarak pemukiman terjauh dari sumber
air tidak lebih dari 500 m
1 (satu) kran air untuk 80-100 org
CONT’D

The following amounts of water are desirable:


Individuals:
Drinking 3-4 L/person/day
Food preparation, cleanup 2-3 L/person/day
Personal hygiene 6-7 L/person/day
Laundry 4-6 L/person/day
Total individual needs 15-20 L/prsn/day
Feeding Centers: 20-30 L/person/day
Health Centers: 40-60 L/person/day
AIR MINUM

Dapat diperoleh dengan cara:


 Memanaskan air bersih  mendidih ± 1 menit
 Klorinasi dg tablet disinfektan (Klor atau
yodium/iodine, 1/8 sendok kecil atau 8 tetes per
gallon)
 Pengolahan dengan destilasi, reverse osmosis,
ultrafiltrasi
SUMBER AIR PASCA BENCANA

Air minum dpt diperoleh dr :


▪Bantuan sesaat, berupa air minum
kemasan
▪Air dari wilayah lain yg didistribusikan
dg tangki air
▪Sumber air : mata air, air bawah tanah
(sumur), sungai, air hujan
TRUK
TANGKI AIR

Dlm banyak situasi pascabencana, air


diangkut dg truk ke lokasi. Tangki air
harus diperiksa kekokohannya,
kebersihannya dan harus didesinfeksi
sblm digunakan.

Jarak antara shelters dg fasilitas


penyediaan air sebaiknya td lebih dr 100
m.
PENAMPUNGAN AIR (STORAGE)

Sebaiknya tempat yg tertutup (utk


meminimalkan kontaminasi)
PARAMETER AIR YG DIPERIKSA PD SUMBER
AIR SAAT DARURAT BENCANA

1. Kekeruhan
Sebaiknya td lebih dr 50-500 NTU
2. pH
Sebaiknya 6,5 – 8,5
3. Fecalkoli
4. Rasa
DISINFEKTAN

Aspek utama dari kualitas air adalah kontaminasi


mikroorganisme.

Desinfektan yg paling sering digunakan dlm kondisi


pasca bencana adl klor, krn efektivitas, biaya dan
ketersediannya.

Minimum residual chlorine 0,7 mg/l


direkomendasikan dalam situasi darurat.
Residual klorin tidak lebih dari 2.0 mg/L tetapi tidak
boleh kurang dari 0.2 mg/L

Memeriksa sisa klor menggunakan chlor test kit, atau


minimal air berbau klor (samar-2).
PERLENGKAPAN

 1 KK punya alat pengambil dan penyimpan air dg


kapasitas 10-20 lt alat ini sebaiknya berbentuk
wadah yang berleher sempit dan/bertutup.
 Setiap orang mendapat sabun ukuran 250 gram per
bulan.
 Kamar mandi umum dipisahkan petak utk
perempuan dan laki-laki
 Pencucian pakaian dan peralatan rumah tangga
untuk umum
SANITASI DASAR DAN
HIGIENE PERORANGAN

Yang perlu disediakan:


1. Fasilitas cuci tangan
2. Fasilitas mencuci pakaian dan peralatan dan
mandi
3. Air utk kelengkapan jamban
4. Utk keperluan personal hygiene disediakan
pula sabun (jumlah ± 250 gr/or/bl)
5. Kampanye promkes utk personal hygiene,
pemeliharaan sarana sanitasi dasar, dan
pengelolaan sampah.
PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA

 Tiap jamban digunakan paling banyak 20 orang


 Dibedakan jamban laki-laki dan perempuan
 Jarak jamban tidak lebih dari 50 m dari shelter/ 1 menit
ditempuh dg jalan kaki
 Jamban umum tersedia di pasar, titik pembagian
sembako, pusyankes.
 Letak jamban dan penampung kotoran berjarak > 30 m
dari sumber air bawah tanah.
 Dasar penampung kotoran sedikitnya 1,5 m di atas air
tanah
 Pisahkan penangan black water dan grey water
 Pembuangan limbah cair dari jamban tidak merembes
ke sumber air manapun, baik sumur maupun mata air,
sungai, dsb
 Air bersih yg cukup utk flushing toilet, ≤ 8 L/org
Jamban darurat
lanjutan

•Kakus harus mudah dibersihkan.

•Kapur Lime dapat ditambahkan pada kakus


komunal untuk mengurangi pembentukan gas
methan dan bau.
PENGUMPULAN DAN PEMBUANGAN
SAMPAH
 Sampah domestik dibuang dan ditimbun sebelum
menjadi tempat berkembangbiak vektor penyakit
 Tidak terdapat limbah medis (jarum suntik bekas pakai,
sisa perban,obat kadaluarsa,dsb) di TPA sampah
domestik
 Tiap pusat pelayanan kesehatan, terdapat tempat
pembakaran limbah yang aman
 Terdapat lubang sampah, keranjang/tong sampah, atau
tempat tempat khusus untuk membuang sampah di
pasar dan tempat berkumpulnya pengungsi
 Tempat pembuangan akhir untuk sampah padat berada
dilokasi tertentu sedemikian rupa yg tidak mengganggu
masy dan lingk.
Letak bak sampah ± 15 m dr tempat
sampah dr barak pengungsi, ≥ 100 m
jaraknya dar lubang sampah umum.
Tersedia satu wadah sampah
berkapasitas 100 lt/10 kel.
Pengumpulan ke TPS diupayakan setiap
hari, terutama dr fasilitas kesehatan dan
dapur umum.
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

Tdk terdapat air yg menggenang disekitar titik


pengambilan/sumber air utk keperluan
sehari– hari, didalam maupun di sekitar
tempat pemukiman
Air hujan dan luapan air/banjir langsung
mengalir melalui saluran pembuangan air.
Tempat tinggal, jalan setapak, serta prasana
penyediaan air dan sanitasi tidak tergenang
air, juga tidak terkikis oleh air.
SHELTER (TEMPAT PENGUNGSIAN)

 Ruang tertutup yang tersedia per orang rata –rata


berukuran 3,5 hingga 4,5 m 2
 Antar tenda/camp pengungsi dibuat area tanpa
bangunan (firebreak) dg lebar 50 m, tiap 300 m
tenda/camp
Shelter harus dapat melindungi dari
cuaca, memberikan ruang yg cukup utk
tinggal sementara dan menyimpan
barang, privacy dan keamanan
emosional.
KEGIATAN YG DIREKOMENDASIKAN
UNTUK DAPAT MELAKUKAN PELAYANAN
KESEHATAN LINGKUNGAN YG ADEKUAT:

1. Memperoleh informasi mengenai pergerakan


penduduk, memetakan lokasi camp pengungsi,
area evakuasi, lokasi pekerja yankes, lokasi
perawatan kesehatan. Informasi ini akan
membantu dalam penentuan lokasi bencana yg
diprioritaskan.
2. Melakukan rapid assessment (RHA) utk
mengidentifikasi kerusakan sarana penyediaan air
bersih, sistem pembuangan limbah, lokasi
produksi, penyimpanan dan distribusi makanan.
3. Mengidentifikasi kapasitas operasional pelayanan
sanitasi dasar yg masih ada/tdk rusak.
CONT’D

4. Menginventarisasi sumber, termasuk tempat


persediaan makanan yg tidak rusak, sdm yg
tersisa, peralatan yg tersisa.
5. Menentukan kebutuhan pengungsi akan air
minum dan air bersih, sanitasi dasar, kamp
pengungsi dan makanan.
6. Menyediakan kebutuhan dasar (pangan dan
sandang) dan sarana sanitasi dasar secepat
mungkin.
7. Memastikan pengungsi mendapatkan tempat
tinggal sementara dan pelayanan sanitasi dasar.
MENGINVENTARIS KERUSAKAN DAN
MENGIDENTIFIKASI SARANA YG
PERLU DIPERBAIKI
Informasi yg dicatat :
1. Jenis, tingkat dan lokasi kerusakan
2. Kemudahan akses dan transpotasi menuju ke lokasi
yg rusak
3. Kapasitas operasional yang dapat dipakai/tersisa
4. Memperkirakan sumber daya yg dibutuhkan utk
memperbaiki (sdm, peralatan dan bahan)
5. Memperkirakan waktu yg dibutuhkan utk perbaikan
Rapid assessment (RHA) harus segera dilakukan agar
pemberi bantuan dpt menyediakan kebutuhan tsb,
krn masyarakat hanya merespons beberapa saat
pasca bencana.
DAFTAR PUSTAKA

 KEPMENKES RI, No. 1357/Menkes/SK/XII/2001 tentang


STANDAR MINIMAL PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN
AKIBAT BENCANA DAN PENANGANAN PENGUNGSI
 AUSAID, Field Operation Guide for Disaster Assessment and
Report
 Adams, J.1999. Managing Water Supply and Sanitation in
Emergencies
 Noji, E.K.1997. The Public Health Consequences of Disasters .
 Pan American Health Org, 2000. Natural Disasters, Protecting
the Public’s Health.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai