Anda di halaman 1dari 18

KONSEP LARUTAN DAN APLIKASINYA

KELOMPOK II

1. Alya Nurul Hidayati K011191235


2. Aulia Rachmaudina K011191163
3. Cecilia Aurynt A.K K011191035
4. Cicilia Chintya K011191112
5. Doktria Thamarisca Simanjuntak K011191096
6. Fikriyyah Utami K011191125
7. Irham Muhammad Farid Al Basri K011191194
8. Najwati Anggraeni K011191240
9. Nur Fadhilah K011191209
10. Tiara Muflihah K011191122

11.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
bersyukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah ilmiah mengenai Konsep Larutan dan Aplikasinya

Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut
berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta ilmu bagi para
pembaca.Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki bentuk maupun tingkatkan isikan
makalah sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang luas dan lebih baik lagi.

Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala
masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan
perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Makassar, 20 September 2019

Najwati Anggraeni

i
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1

1.3 Tujuan ..............................................................................................................1-2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Larutan............................................................................................... 3

2.2 Keadaan Larutan.............................................................................................. 3-4

2.3 Jenis-Jenis Larutan dan aplikasinya dalam kehidupan.................................... 4

2.4 Komposisi Larutan .........................................................................................5

2.5 Sifat Koligatif Larutan.....................................................................................5-6

2.6 Larutan Asam Basa..........................................................................................6-7

2.7 Larutan Penyangga..........................................................................................8-9

2.8 Reaksi Hidrolisis Garam..................................................................................10

2.9 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.................................................................10-12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Larutan merupakan media dimana materi dapat bertransformasi. Konsep larutan sangat
banyak kita jumpai di kehidupan sehari-hari, pada bangku sekolah menengah atas kita sudah
dihadapkan dengan berbagai pembahasan pada pelajaran kimia, salah satu sub disiplin yang
dipelajari dalam ilmu ini adalah konsep larutan.Tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari, kita
selalu dihadapkan dengan konsep larutan. Contoh aplikasi larutan dalam kehidupan sehari-hari
adalah garam dapur, garam merupakan salah satu bentuk konkrit yang lain dari larutan elektrolit
itu sendiri, contoh kecil lainnya adalah pembuatan kopi dan teh. Makalah ini akan membahas
lebih lanjut mengenai konsep larutan dalam kacamat kimia serta bagaimana pengaplikasiannya
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan larutan?
2. Bagaimana keadaan larutan?
3. Bagaimana Komposisi larutan?
4. Apa saja jenis-jenis larutan itu?
5. Bagaimana sifat koligatif larutan?
6. Apa yang dimaksud dengan asam- basa larutan?
7. Apa yang dimaksud dengan larutan penyangga?
8. Bagaiman reaksi hidrolisasi garam?
9. Apa yang dimaksud dengan kelarutan dan hasil kali kelarutan
1.3 Tujuan
1. Mendefinisikan konsep larutan.
2. Menjelaskan jenis-jenis larutan.
3. Mejelaskan bagaimana komposisi larutan.
4. Menjelaskan keadaan larutan.
5. Menjelaskan jenis-jenis larutan itu.
6. Menjelskan sifat koligatif larutan.
7. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan asam- basa larutan.
8. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan larutan penyangga.

1
9. Menjelaskan bagaiman reaksi hidrolisasi garam.
10. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
11. Menjelaskan pemanfaatan larutan didalam keidupan sehari-hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Larutan


Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Suatu larutan
terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). ). Zat yang jumlahnya banyak biasanya
disebut pelarut, sementara zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut. Tetapi ini tidak
mutlak, bisa saja dipilih zat yang lebih sedikit sebagai pelarut, tergantung pada keperluannya,
tetapi di sini akan digunakan pengertian yang biasa digunakan untuk pelarut dan terlarut. Di
dalam larutan komposisi zat yang terlarut dengan zat pelarut dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat yang terlarut dengan zat pelarut membentuk larutan
disebut dengan solvasi atau pelarutan. Konsentrasi bisanya dinyatakan dalam suatu perbandingan
jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Larutan tidak harus berbentuk cair tetapi dapat berbentuk padat
serta gas, contoh larutan :
Larutan berbentuk cair : larutan garam, dengan pelarut air dan terlarut garam
dapur.
Larutan berbentuk padat : emas 22 karat merupakan campuran homogeny dari emas
dengan perak.
Larutan berbentuk gas : udara yang merupakan campuran dari berbagai gas,
terutama gas nitrogen dan oksigen.
2.2 Keadaan Larutan
a. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan
tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh
(masih dapat larut).
b. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi

3
maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan
tepat jenuh.
c. Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak
solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang
tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh
terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh
(mengendap).
2.3 Jenis-jenis larutan
a. Berdasarkan Wujud Pelarutnya
 Padat
Merupakan larutan yang terbentuk dari zat padat denan zat padat, contohnya adalah
logam emas 22 karat yang merupakan campuran homogen antara emas dan perak atau
logam lainnya.
 Cair
Merupakan larutan yang terbentuk dari zat cair dengan cair atau cair dengan padat,
contohnya adalah larutan gula yang merupakan campuran air dan gula, larutan garam
dapat dibuat dari campuran air dan garam.
 Gas
Merupakan larutan yan terdiri dari campuran gas, contohnya adalah udara di atmosfer
yang terdiri dari gas oksigen dan nitrogen.
b. Berdasarkan Daya Hantar Listriknya
 Elektrolit
Larutan elektrolit adalah zat yang dapat membentuk ion-ion dalam pelarutnya sehingga
larutan dapat menghantarkan listrik. Contoh larutan elektrolit : laurtan asam sulfat,
natrium hidroksida, garam dapur, asam cuka, dan ammonium hidroksida.
o Elektrolit Kuat
Elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat
terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah
menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu. Yang tergolong
elektrolit kuat adalah :

4
- Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3
- Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah,
seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2.
- Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan
lain-lain

o Elektrolit Lemah
Elektrolit Lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan
daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari
satu. Yang tergolong elektrolit lemah adalah :
- Asam  lemah,  antara  lain:  CH3COOH,  HCN,  H2CO3,  H2S.
- Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2.
- Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2.

 Non Elektrolit
Larutan non-elektrolit adalah zat yang tidak dapat membentuk ion-ion dalam pelarutnya
sehingga larutan tidak dapat menghantarkan listrik. Contoh larutan non elektrolit adalah
larutan gula dan larutan urea.
 Mekanisme Hantaran Listrik melalui Larutan
Menurut teori Arrhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena terdapat
ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan. Ion-ion tersebut yang berperan dalam
menghantarkan arus listrik melalui larutan. Pada larutan non-elektrolit, zat non-elektrolit
yang terlarut tidak dapat terurau menjadi ion-ion, sehingga tidak terdapat ion-ion bebas
yang dapat menghantarkan arus listrik.

2.4 Komposisi Larutan

a. Konsentrasi Molar (Molaritas, M)


Konsentrasi Molar adalah satuan konsentrasi yang menyatakn banyaknya partikel zat terlarut
dalam larutan. Molaritas diberi simbol M dan dinyatakan dalam rumus:
ni
C i=
V
b. Konsentrasi Molal (Molalitas, m)

5
Konstenrasi molal adalah satuan konsentrasi yang menyatakn banyaknya mol zat terlarut
dalam satu KG pelarut. Larutasn 1 mol NaCl dalam 1000 gr air disebut larutan dengan
konsentrasi 1 molal (NaCl 1 m). Molalitas dinyatkan dalam rumus :
nB nB
mB = =
W A nA M A
c. Fraksi Mol
Fraksi mol (x) adalah perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua
komponen. Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan antara
jumlah mol salah satu komponen dalam larutan dengan jumlah mol total. Fraksi mol diberi
simbol x dan dinyatakan dalam rumus:

ni
x i=
n
d. Persen Massa
Persen massa merupakan satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan massa salah
satu komponen dalam larutan terhadap jumlah total dikalikan 100%. Persen massa zat terlarut B
dalam larutan dapat dinyatakan dengan rumus:
WB
% massa B= × 100 %
w

2.5 Sifat Kolagatif Larutan


Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat yang hanya bergantung pada jumlah (kuantitas)
partikel zat terlarut dalam larutan (konsentrasi zat terlarut)dan tidak bergantung pada jenis atau
identitas partikel zat terlarut – tidak peduli dalam bentuk atom, ion, ataupun molekul.Sifat
larutan seperti rasa, warna, dan kekentalan (viskositas) merupakan sifat-sifat yang bergantung
pada jenis zat terlarut.Sebagai contoh, larutan NaCl (garam dapur) terasa asin, namun larutan
CH3COOH (asam cuka) terasa asam.
Sifat-sifat koligatif :
Penurunan tekanan uap jenuh (∆P)
Menunjukkan kecenderungan suatu cairan untuk menguap, jika ke dalam suatu pelarut
(misalnya air) dimasukkan zat terlarut, maka partikel zat terlarut akan menyebar secara
merata ke seluruh bagian larutan, termasuk pada permukaan larutan. Jika zat terlarut
bersifat non-volatil (tidak mudah menguap; tekanan uapnya tidak dapat terukur), tekanan
uap dari larutan akan selalu lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni yang volatil.

6
Secara ideal, tekanan uap dari pelarut volatil di atas larutan yang mengandung zat terlarut
non-volatil berbanding lurus terhadap konsentrasi pelarut dalam larutan.Hubungan dalam
sifat koligatif larutan ini dinyatakan secara kuantitatif dalam hukum Raoult.
Penurunan titik beku (∆Tƒ)
Titik beku adalah suhu dimana suatu cairan mulai membeku.Penurunan tekanan uap
larutan menyebabkan titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku dari
suatu larutan adalah temperatur di mana tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap
pelarut murni. Pada temperatur ini, dua fasa – pelarut padat dan larutan cair – berada
dalam kesetimbangan
Kenaikan titik didih (∆Tb)
Titik didih dari suatu larutan adalah temperatur ketika tekanan uapnya sama dengan
tekanan eksternal. Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan oleh keberadaan
zat terlarut non-volatil, dibutuhkan kenaikan temperatur untuk menaikkan tekanan uap
larutan hingga samadengan tekanan eksternal. Jadi, keberadaan zat terlarut dalam pelarut
mengakibatkan terjadinya kenaikan titik didih; titik didih larutan, Tb, lebih tinggi dari titik
didih pelarut murni.
Tekanan Osmosis
Osmosis adalah mengalrinya molekul-molekul pelarut dari larutan encer ke larutan yang
lebih pekat melalui suatu membrane (selaput) semi permeable. Tekanan osmosis π adalah
tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya osmosis
2.6 Larutan Asam Basa
Pengertian Asam Basa
Teori Arrhenius
1. Asam adalah zat yang melepaskan ion H+ di dalam air.
2. Basa adalah zat yang melepaskan ion OH- di dalam air.
Teori BrØnsted- Lowry
1. Asam adalah pemberi/donor proton (H+).
2. Basa adalah penerima/akseptor proton (H+).
Teori Lewis

1. Asam Lewis adalah penerima/akseptor pasangan elektron.

7
2. Basa Lewis adalah pemberi/donor pasangan elektron.
b. Sifat Asam dan Basa
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa
asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau biasa disebut korosif.
Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas
Hidrogen, sebagai indikatorsederhana terhadap senyawa asam, dapat digunakan kertas
lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. Basa (seperti sabun) bersifat
alkali, bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akanmengalami
pergantian. Reaksi ini merupakan bagian dari rasa licin yang diberikan olehsabun, yang
sama halnya dengan proses pembersihan dari produk pembersih saluran.
c. Kekuatan Asam dan Basa
Pada dasarnya skala/tingkat keasaman suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion H +
dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion H+ makin asam larutan tersebut.
Umumnyakonsentrasi ion H+ sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan penulisan, seorang
kimiawan dari Denmark bernama Sorrensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan
konsentrasi ion H+ .
d. Derajat keasaman pH
pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman suatu
larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7(<7), larutan basa mempunyai pH lebih
besar dari 7 (>7), sedangkan larutan netral mempunyai pH= 7.
2.7 Larutan Penyangga
 Pengertian Larutan Penyangga (Buffer Solution)
Larutan Penyangga adalah suatu larutan yang mampu mempertahankan (menyangga) pH
system pada kisarannya apabila terjadi penambahan sedikit asam, penambahan sedikit basa, atau
terjadi pengenceran
 Prinsip Kerja Larutan Penyangga
Prinsip Kerja Larutan Penyangga didasarkan pada kesetimbangan komponen asam basa
dalam larutan penyangga. Upaya mengubah pH dengan penambahan sedikit asam (H +) atau basa
(OH-) atau dengan pengenceran (penambahan H2O) akan menguba konsentrasi komonen asam
basa (HA/A- atau B/BH+) dari larutan penyangga. Akibatnya kesetimbangan akan bergeser

8
sampai kesetimbangan yang baru diperoleh. Perubahan pH yang terjadi dapat dihitung
menggunakan persamaan Henderson-Hasselbalch.
Aplikasi Lautan penyangga dalam kehidupan sehari- hari:
1.Dalam bidang obat-obatan misalnya obat tetes mata. Obat tetes mata yang kita gunakan
sehari-hari juga menggunakan system larutan buffer agar pada saat di teteskan ke mata
manusia, dapat diterima oleh kondisi tubuh manusia. Suasana pH pada obat tetes mata
tersebut disesuaikan dengan kondisi pH manusia agar tidak menimbulkan bahaya.

2.Sistem larutan penyangga atau buffer tersebut terdapat dalam cairan tubuh manusia
yakni cairan intra sel dan ekstra sel. Komponen yang berfungsi sebagai penyangga di
dalam tubuh manusia adalah komponen H2PO4-dan HPO42-.Buffer ini berfungsi
untuk mempertahankan harga pH dalam tubuh manusia yakni sekitar 7,4.
3.Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada
obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna.
4.Menjaga pH pada plasma darah agar berada pada pH berkisar 7,35 –7,45 ,yaitudari ion
HCO3-dengan ion Na+. Apabila pH darah lebih dari 7,45 akan mengalami alkalosis,
akibatnya terjdi hiperventilasi/ bernapas berlebihan.Apabila pH darah kurang dari 7,35 akan
mengalami acidosis akibatny jantung, ginjal, hati dan pencernaan akan terganggu.
5.Menjaga pH cairan tubuh agar ekskresi ion H+pada ginjal tidak terganggu, yaitu asam
dihidrogenposphat (H2PO4-) dengan basa monohidrogenposphat (HPO4-2)
6.Menjaga pH makanan olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak /teroksidasi (asam
benzoat dengan natrium benzoat).
7.Dalam bidang industri, terutama bidang farmasi (obat-obatan), diperlukan keadaan pH yang
stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus
berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan
iritasi seperti tetesmata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan

9
tubuh. pH Obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjad iasidosis atau
alkalosis pada darah.
8.Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyanggauntuk mengendalikan pHlarutan. Ion
sitrat dapat bereaksidengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat
dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawetdan
penghilang kesadahan air. Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristalberwarna
putih. Serbuk Kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous(bebas air), atau bentuk
monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk
anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat
didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut
dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74°C.
9.Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasadan
pengawetmakanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat
aditif makanan (E number) adalah E330. Garamsitrat dengan berbagai jenis
logamdigunakan untuk menyediakan logam tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam
banyak suplemen makanan. Sifat sitrat sebagai larutan penyanggadigunakan sebagai
pengendali pHdalam larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan.
10.Kemampuan asam sitrat untuk mengkelatlogam menjadikannya berguna sebagai bahan
sabundan deterjen. Dengan mengkelatlogam pada air sadah, asam sitrat memungkinkan
sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat
penghilang kesadahan. Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan bahan
2.8 Reaksi Hidrolisis Garam

Garam (BHA) tersusun dari komponen kation BH + yang berasal dari basa dan komponen anion A -
yang berasal dari asam.Adalah reaksi penguraian garam dalam air membentuk ion positif dan ion
negative. Ciri-ciri larutan garam yang terhidrolisis  seperti perubahan warna kertas lakmus untuk
menunjukkan harga pH tertentu. Jika suatu garam dilarutkan dalam air, ada dua kemungkinan
yang dapat terjadi:

Garam akan bereaksi dengan pelarut air (mengalami hidrolisis) membentuk ion H + atau
OH-. Akibatnya larutan akan bersifat asam atau basa. Yang dapat mengalami hidrolisis
adalah garam yang mengandung ion elektrolit lemah.

10
Garam tidak bereaksi dengan pelarut air (tidak terhidrolisis) sehingga larutan tetap
bersifat netral. Yang tidak terhidrolisis adalah garam yang tidak mengandung ion
elektrolit lemah.

Garam dapat terbentuk dari :

Garam dari asam kuat dan basa kuat: Kation dan anion yang dilepaskan oleh garam ini
tidak mengalami hidrolisis, sehingga tidak mengubah jumlah ion H+ dan OH- dalam air.
Jadi larutan bersifat netral dimana pH larutan = 7.
Garam dari asam lemah dan basa kuat: Dalam air garam ini akan terhidrolisis sebagian
(anion terhidrolisis, kation tidak).
2.9 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
 Pengertian Kelarutan
Definisi atau istilah kelarutan (solubility) di gunakan untuk menyatakan jumlah maksimal
zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar
larut) dinyatakan dalam satuan Mol/L. Jadi, kelarutan (s) sama dengan molaritas (M). Faktor –
faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu : luas permukaan zat, jenis zat terlarut, suhu, dan
pengadukan. Semakin besar Ksp maka kelarutan makin tinggi sehingga semakin mudah larut

 Ksp’ < Ksp     belum mengendap


 Ksp’ = Ksp     tepat jenuh
 Ksp’ > Ksp     mengendap

 Pengertian Hasil Kali Kelarutan


Definisi hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion – ion dari larutan jenuh garam
yang sukar larut dalam air, dengan di pangkatkan koefisien menurut persamaan ionisasinya. Jika
senyawa AxBy terionisasi menjadi xAy+ dan yBx-, di dalam air akan mengalami reaksi
kesetimbangan.
 Hubungan Ksp dan pH Larutan
Harga pH sering digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa yang sukar larut.
Sebaliknya, harga Ksp suatu basa dapat di gunakan untuk menentukan pH larutan. Kelarutan
suatu zat dapat di pengaruhi oleh tingkat keasaman (pH).
Suatu basa pada umumnya lebih mudah larut dalam suasana asam dan sebaliknya.
Garam yang berasal dari asam lemah akan lebih mudah larut dari pada larutan asam kuat.

11
Garam-garam yang sukar larut seperti , AgCl , HgF2. Jika dimasukkan dalam air murni lalu
diaduk, akan terlarut juga walaupun hanya sedikit sekali. Karena garam-garam ini adalah
elektrolit, maka garam yang terlarut akan terionisasi, sehingga dalam larutan akan terbentuk
suatu kesetimbangan.

Hasil Kali Kelarutan Ksp

Kelarutan (s) → jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut /
larutan. (satuan M)

Hasil kali kelarutan (Ksp) → hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan elektrolit jenuh atau sukar
larut dipangkatkan koefisiennya.

Contoh penulisan untuk Ksp:

Al(OH)3 ↔ Al3+ + 3OH-

Ksp = [Al3+] . [OH-]3

Mencari Kelarutan
1. Kelarutan dalam air
Hasil kali kelarutan Ca(OH)2 = 4.10-6, berapa kelarutan Ca(OH)2 dalam air?
Ca(OH)2 ↔ Ca2+ + 2OH-
s s 2s (gunakan permisalan)
Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+] . [OH-]2
4.10-6 = s . (2s)2
4.10.6 = 4s3
s = 10-2 M
2. Kelarutan dalam larutan yang mengandung ion sejenis
Hasil kali kelarutan Ca(OH)2 = 4.10-6, berapa kelarutan Ca(OH)2 dalam CaCl2 1 M?
(Zat terlarut)
Ca(OH)2 ↔ Ca2+ + 2OH-
s s 2s (gunakan permisalan)
(Zat pelarut)
CaCl2 ↔ Ca2+ + 2Cl-

12
1M 1M 0,5 M
(Dalam wadah terdapat)
[Ca2+] = s + 1 = 1 (s diabaikkan karena terlalu kecil)
[OH-] = 2s
Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+] . [OH-]2
4.10-6 = 1 . (2s)2
4.10-6 = 4s2
s = 10-3 M

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Suatu larutan
terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat yang jumlahnya banyak biasanya

13
disebut pelarut, sementara zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut. Berdasarkan keadaan
larutan, terbagi atas larutan jenuh, tak jenuh dan sangat jenuh. Jenis-jenis larutan berdasarkan
wujudnya terbagi atas larutan cair, padat dan gas. Jika berdasarkan daya penghantarnya terdapat
larutan elektrolit dan non elektrolit. Sifat koligatif larutan terdiri dari penurunan tekanan uap
jenuh, penurunan titik beku, kenaikan titik didih dan tekanan osmosis. Terdapat Larutan Asam-
Basa, larutan penyangga, reaksi hidrolisis dan hasil kali kelarutan. Untuk menghitung
konsentrasi suatu larutan terdapat beberapa konsep yang digunakan yaitu, konsep molar, molal
dan fraksi mol.

14
DAFTAR PUSTAKA

Johari, J.M.C.,Rachmawati, M..2010.Chemistry 2B For Senior High School Grade XI Semester


2.Jakarta:Esis

Johari, J.M.C.,Rachmawati, M..2010.Chemistry 2A For Senior High School Grade XI Semester


1.Jakarta:Esis

Johari, J.M.C.,Rachmawati, M..2010.Chemistry 1B For Senior High School Grade X Semester


2.Jakarta:Esis

Tony Bird. (1987). Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Gramedia.

https://bisakimia.com

mahranzaim.blogspot.com

15

Anda mungkin juga menyukai