SKRIPSI
Oleh
Muhammad Fajar Rianto
NIM. 6101907102
Fajar, 2009. “ Persepsi Guru Non Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
(PENJASORKES) terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PENJASORKES) SD Negeri di Dabin IV Kecamatan Jatibarang
tahun 2009 ”. Skripsi jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Latar belakang penelitian ini adalah Guru-guru penjasorkes Sekolah Dasar dalam
melaksanakan tugasnya kurang profesional.
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Mengakui kekurangan diri adalah tangga untuk mencapai cita-cita dan berusaha
mengisi kekurangan adalah keberanian yang luar biasa” ( Hamka )
“Sesungguhnya Allah SWT. tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga
mereka mengubah keadaan keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” ( QS. Ar
Ra’d : 11 )
“Hanya engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami
memohon pertolongan” ( Al Faatihah : 5 )
“Kehalusan dan kebaikan hati bukan bertanda kelemahan dan putus asa, tapi
perlambang kekuatan dan keteguhan” ( Kahlil Gibran )
PERSEMBAHAN
iii
KATA PENGANTAR
dan puji syukur kepada Allah SWT yang dengan segala hidayah dan rahmat-Nya,
dengan telah diselesaikannya skripsi ini dengan judul “Persepsi Guru Non
Skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
4. Ketua Prodi PGSD Penjas yang telah memberikan masukan dan arahan
5. Agus Pujianto, S.Pd, M.Pd. selaku Pembimbing Utama dan Drs. Hermawan
skripsi ini.
iv
6. UPTD Pendidikan Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes yang telah
Brebes.
persatu.
Semoga Allah SWT yang akan memberikan balasan pahala dan nikmat atas
semua kebaikan yang telah bapak, ibu dan saudara berikan. Dan akhirnya semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Semarang, 2009
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .…………………………………………………………………….... i
SARI ……………………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN
vi
2.2 Kinerja …………………………………………………………………. 20
69
vii
70
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 69
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 70
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xi
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa
kurikulum hanya berperan sebagai pemberi arah, tujuan, dan landasan filosofi
1
2
manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor
penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis maka
yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam
meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam
disamping itu guru harus merupakan pribadi yang berkembang dan bersifat
dinamis. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun
profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan (3) memberi teladan dan
menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan
mulanya sebagai sumber informasi bagi siswa dan selalu mendominasi kegiatan
fasilitator dalam proses pembelajaran dan selalu terjadi interaksi antara guru
dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam kelas. Kenyataan ini
selalu merupakan permasalahan yang unik. Tetapi yang terpenting adalah, bahwa
Hal ini dapat saya contohkan dengan isu-isu terjadi di sekolah pada Dabin
Secara umum kemampuan guru yang paling utama adalah sebagai berikut:
mengajar siswa.
Berbanding terbalik dengan isu pada dabin IV dimana terdapat guru yang
yang terjadi adalah tidak melakukan kegiatan olahraga, dengan alasan beceknya
lapangan atau hal lainnya seorang guru malah menyuruh anak didiknya
melakukan jalan-jalan yang tidak tercantum dalam kurikulum yang ada di sekolah,
terdapat pula seorang guru penjasorkes dalam mengajar olahraga sepakbola hanya
sepakbola serta seorang guru olahraga tidak memiliki sikap yang positif yaitu
seringnya tidak datang tepat waktu serta mengajarkan dengan asal-asalan sehingga
Dilihat dari contoh diatas, memang citra atau nama baik seorang guru
Pendidikan Jasmani dipandang sebelah mata dan sering berperilaku tidak disiplin.
Setelah saya selaku penulis melakukan survei yang dilaksanakan pada tanggal 11
Tabel : 1
Kinerja Guru Pendidikan Jasmani
No. Pertanyaan Hasil
1 Bagaimana Kinerja Guru Baik Sekali Baik Sedang Kurang
Pendidikan Jasmani 15 10 2 -
Tabel : 2
Pendidikan Jasmani penting diajarkan di sekolah
No. Pertanyaan Hasil
1 Apakah Pelajaran Pendidikan Sangat Penting Tidak Tidak
Jasmani penting diajarkan di sekolah Penting Penting Tahu
18 9 - -
Tabel : 3
Profesionalisme Guru Pendidikan Jasmani disekolah
No. Pertanyaan Hasil
1 Apakah Guru Pendidikan Sangat Profesional Kurang Tidak
Jasmani disekolah bapak / Profesional Profesional Tahu
ibu sudah mengajar dengan 20 5 - 2
profesional.
Dari data hasil survei 3 sekolah di atas, dikatakan bahwa persepsi guru non
melaksanakan tugasnya dengan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal
itu dikarenakan banyaknya guru non Pendidikan Jasmani yang memberi respon
Namun dari hasil survei di atas, juga dapat disimpulkan bahwa tidak semua guru
Hal ini ditunjukan masih adanya kekurangan yang ditunjukan oleh guru
Pendidikan Jasmani di mata guru non Pendidikan Jasmani. Tentu saja hal itu
sendiri.
dalam pencapaian hasil belajar. Dalam pencapaian hasil belajar terhadap beberapa
faktor meliputi kemampuan mengajar, cara mengajar dan metode yang digunakan
dalam mengajar.
Bertitik tolak dari pokok pikiran dan pendapat dari masyarakat yang telah
1.2 Permasalahan
Dalam suatu penelitian pasti ada yang akan dicapai, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut : untuk mengetahui Persepsi Guru Non
1.4.1 Bagi pihak sekolah, informasi ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan
1.4.3 Dari hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan untuk prodi PJKR
1.4.4 Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang mempunyai
relevansinya.
1.4.5 Berguna bagi pembaca yaitu menjadi sumber ilmu pengetahuan dan
dan kesehatan.
judul skripsi ini, penulis merasa perlu untuk membuat batasan yang memperjelas
1.5.1 Persepsi
pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus didapat dari proses
(2008:1), bahwa persepsi itu merupakan pengertian kita tentang situasi sekarang
1.5.2 Kinerja
Kinerja adalah Kata “kinerja” berasal dari kata dasar kerja berarti
KBBI (1996:503) adalah (1) Sesuatu yang dicapai (2) Prestasi yang diperlihatkan
9
(3) Kemampuan kerja. Jadi kata “kinerja” secara umum biasa diartikan
kemampuan seeorang dalam melakukan perbuatan baik yang berupa tugas, usaha,
atau kegiatan.
adalah sebagai berikut : 1) sehat jasmani dan rohani, dan berprofil olahragawan,
peserta didik yang mencakup bukan saja perkembangan fisik, intelegensi, emosi
dan social, akan tetapi menyangkut juga aspek moral dan spiritual karena didalam
LANDASAN TEORI
2.1 Persepsi
Persepsi menurut Moskovitz dan Orgel (Walgito, 2003 : 88) didefinisikan sebagai
suatu proses yang integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya.
Sedangkan menurut Davidoff (Walgito, 2003 : 89), persepsi adalah proses yang
memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga
yang hampir bersamaan. Berikut ini penulis sajikan beberapa pendapat para ahli
bahwa persepsi adalah merupakan proses pengamatan individu dari kognitif, yang
10
11
di dalam mem persepsi suatu obyek dapat berbeda-beda, meskipun obyek yang di
sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu.
Sesuai dengan teori persepsi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut
kenyataan yang diinginkan oleh seseorang terhadap suatu obyek yang diamati.
obyek, situasi, peristiwa orang lain berdasarkan pengalaman masa lampau, sikap,
harapan dan nilai yang ada pada diri individu. Dalam penelitian ini yang menjadi
merupakan suatu proses pemahaman dari dalam diri seseorang terhadap suatu
objek, baik itu yang berwujud ataupun tidak berwujud. Persepsi mencakup
penilaian seseorang terhadap objek, dimana penilaian tersebut berbeda antara satu
orang dengan yang lain. Persepsi penting dalam kehidupan, karena dengan
Menurut Slameto (1995 : 103) berpendapat, ada lima prinsip dasar tentang
dalam hubung an. Dengan kerelatifan persepsi ini dampak pertama dari suatu
datang kemudian.
b. Persepsi itu selektif, artinya bahwa rangsangan yang diterima akan tergantung
pada apa yang akan dipelajari. Apa yang pada suatu saat menarik perhatiannya
d. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan. Artinya bahwa harapan dan
kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana yang akan dipilih
untuk diterima. Selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu ditata dan
Atas dasar uraian diatas dapat diketahui bahwa persepsi adalah penerimaan
langsung oleh panca indera oleh individu tentang stimulus dalam bentuk
13
reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai disitu saja, melainkan
stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadilah proses
Persepsi Individu terhadap suatu objek tidak terjadi begitu saja, tapi
darikebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal lain yang termasuk dalam factor
personal. Jadi, persepsi tidak hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli,
tetapi juga karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut dan
mendapat gangguan dari luar / distortion berupa stereotype, halo effect, first
a. Adanya obyek (sasaran) yang dipersepsi. Obyek atau sasaran yang diamati
b. Adanya alat indera yang cukup baik sebagai alat untuk menerima stimulus
yang mengenai alat inderanya, disamping itu harus ada syarat sensoris yang
cukup sebagai alat penerus stimulus yang diterima alat indera ke pusat
sebagai berikut :
rangsangan atau stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor,
c. Proses psikologis. Setelah stimulus diterima oleh alat indera diteruskan syaraf
individu dapat menyadari apa yang diterima apa yang ia diterima dengan
reseptor itu sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Jadi proses
persepsi,
15
b. Indera pendengaran, sebagai salah satu alat untuk dapat mengetahui segala
c. Persepsi melalui alat indera kulit yaitu dapat merasakan rasa sakit, rabaan,
d. Ilusi, orang dapat mengamati atau mempersepsi sesuatu atas dasar stimulus
melalui suatu proses yaitu adanya obyek yang menimbulkan rangsangan alat
indera, dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak kemudian diproses diotak yang
pada akhirnya individu menyadari bahwa apa yang diterima itu sebagai akibat dari
stimulus.
seseorang memberikan interprestasi yang berbeda dengan orang lain pada saat
melampui ambang batas, berwujud manusia atau tidak (bila tidak berwujud
b. Keadaan individu dari segi fisiologis dan psikologis, di mana dari segi
c. Lingkungan atau situasi, di mana bila objeknya manusia, maka objek dengan
dipisahkan. Demikian ini maka, dapat disimpulkan bahwa persepsi itu sangat
fisik individu
a. Faktor fungsional
dalam persepsi kita biasanya obyek yang memenuhi tujuan individu yang
b. Faktor struktural
sistem saraf individu. Prinsip-prinsip itu menurut teori Gestalt yaitu bila kita
dihadapinya.
c. Faktor situasional
17
d. Faktor personal
a. Keadaan individu yang datang dari dua sumber yaitu segi kejasmanian yang
meliputi kesehatan dan segi psiko logis yang meliputi pengalaman, perasaan,
b. Keadaan lingkungan atau situasi yang melatar belakangi stimulus atau obyek
lalu dan hal-hal lain yang termasuk faktor personal. Faktor fungsional yang
Kita biasanya berupa objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan
yang berasal semata-mata dari sifat. Stimulus fisik efek-efek syaraf yang
juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping
itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus
yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat
c. Perhatian
sekumpulan obyek.
lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu obyek
mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang
akan dipilih itu akan ditata dan demikian pula bagaimana pesan tersebut
akan diinterprestasikan.
20
2.2 Kinerja
Menurut Ilyas (1999: 112), kinerja adalah penampilan hasil karya personel
baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi dan merupakan penampilan
komponen penting yaitu : (1) Tujuan: Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi
diharapkan, untuk itu kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas
dan jabatan personel memegang peranan penting; (3) Penilaian: Penilaian kinerja
secara reguler yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap
motivasi personel.
Ilyas (1999: 56) juga berpendapat bahwa tenaga profesional adalah sumber
daya terbaik suatu organisasi sehingga evaluasi kinerja mereka menjadi salah satu
penting untuk memiliki instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga kerja
performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja.
banyak orang mampu tetapi tidak mau sehingga tetap tidak menghasilkan kinerja.
Demikian pula halnya banyak orang mau tetapi tidak mampu juga tetap
tidak menghasilkan kinerja apa-apa. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau
prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan bekerja, dengan kata lain bahwa
kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja. Penilaian kinerja menurut Hendri
Simamora adalah alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari
kebijaksanaan (Hasibuan, 2000 : 87). Dalam penilaian kinerja tidak hanya semata-
22
mata menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang
kerja atau hal-hal khusus sesuai bidang tugasnya semuanya layak untuk dinilai.
kejelasan peran dan motivasi pekerjaan yang baik, maka orang tersebut memiliki
a. Kualitas kerja;
b. Kuantitas kerja;
f. Perencanaan kerja;
Jika kinerja adalah kuantitas dan kualitas pekerjaan yang diselesaikan oleh
keluaran (output) dengan masukan (input) antara lain (Hasibuan, 2000 : 89):
b. Pendidikan;
c. Ketrampilan;
d. Manajemen kepemimpinan;
e. Tingkat penghasilan;
g. Jaminan sosial;
h. Iklim kerja;
j. Teknologi;
k. Kesempatan berprestasi.
Bertolak dari pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan kinerja guru atau prestasi kerja (perforamce) adalah hasil
(performance management). Tapi perlu definisi khusus tentang kinerja itu sendiri.
sertakan, kalau sistem manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah
bagi organisasi, manajer dan karyawan. Dari ungkapan di atas, maka manajemen
kinerja guru terutama berkaitan erat dengan tugas kepala madrasah untuk selalu
membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang Fungsi kerja esensial
sekarang.
proses di mana guru dan kepala madrasah bekerja sama merencanakan apa yang
madrasah dan guru bekerja sama untuk saling berbagi informasi mengenai
yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah, dan bagaimana kepala
besar.
Evaluasi kinerja adalah salah satu bagian dari manajemen kinerja, yang
merupakan proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi. Ini dipakai
untuk menjawab pertanyaan, “ Seberapa baikkah kinerja seorang guru pada suatu
periode tertentu ?”. Metode apapun yang dipergunakan untuk menilai kinerja,
penting sekali bagi kita untuk menghindari dua perangkap. Pertama, tidak
mengasumsikan masalah kinerja terjadi secara terpisah satu sama lain, atau “selalu
salahnya guru”. Kedua, tiada satu pun taksiran yang dapat memberikan gambaran
keseluruhan tentang apa yang terjadi dan mengapa. Penilaian kinerja hanyalah
umpan balik untuk memenuhi berbagai kebutuhan di kelas (classroom needs), dan
pendidkan atau guru lainnya untuk membuat berbagai perubahan di dalam kelas.
atau pengawas sekolah) terlebih dahulu harus menyusun prosedur spesifik dan
sebagai orang yang berperanan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal maupun faktor
eksternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja guru. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kinerja guru yang dapat diungkap tersebut antara lain :
27
mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari guru lainnya.
Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah abstrak, yang hanya dapat dilihat
dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap
persoalan.
diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya
dalam segala segi dan aspek kehidupan misalnya dalam tindakannya, ucapan,
masalah, baik yang ringan maupun yang berat (Zakiah Darajat : 1994 : 64).
Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis
dan fisik, artinya seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu
gambaran dari kepribadian orang itu, dengan kata lain baik tidaknya citra
menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah akan
menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagi anak
didik yang masih kecil dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa
(Zakiah Darajat : 1994 : 66). Kepribadian adalah suatu cerminan dari citra seorang
guru dan akan mempengaruhi interaksi antara guru dan anak didik. Oleh karena
guru.
28
membina dan membimbing anak didik. Semakin baik kepribadian guru, semakin
baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru,
ini berarti tercermin suatu dedikasi yang tinggi dari guru dalam melaksanakan
kepribadian yaitu :
a. Materi atau bahan yaitu semua kemampuan (daya) pembawaan beserta talent-
a. Das Es (the id) yaitu aspek biologis, aspek ini merupakan sistem yang original
b. Das Ich (the ego) yaitu aspek psikologis, aspek ini timbul karena kebutuhan
c. Das Ueber Ich (the super ego) yaitu aspek sosiologis kepribadian merupakan
syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan
profesinya. Karena tanpa aspek tersebut sangat tidak mungkin guru dapat
melaksanakan tugas sesuai dengan harapan. Kepribadian dan dedikasi yang tinggi
memiliki akuntabilitas yang baik dengan kata lain prilaku akuntabilitas meminta
agar pekerjaan itu berakhir dengan hasil baik yang dapat memuaskan atasan yang
memberi tugas itu dan pihak-pihak lain yang berkepentingan atau segala
2005 : 141).
nasional pasal 29 ayat 2 menyebutkan bahwa guru adalah tenaga prfesional yang
pembelajaran.
30
dalam mengajar dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi
banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam & Decey dalam Vasic
supervisor, motivator dan konselor. Yang paling dominan dan diklasifikan sebagai
menguasai baha atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa
yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan
dicapai siswa.
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Dengan lingkungan yang baik akan
yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat
evaluator yang baik dapat mengetahui keberhasilan pencapaian dari tujuan belajar
metode mengajar.
kompetensi guru, menurut Uzer Usman (2009 : 16) bahwa jenis-jenis kompetensi
program pengajaran dan menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan.
yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti
perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan perubahan
pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar
32
yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi
belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri.
Untuk itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi
keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa
kemampuan mengajar yang baik sangat tidak mungkin guru mampu melakukan
inovasi atau kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada gilirannya
memberikan rasa bosan bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan
fungsi masing-masing.
keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi
kompetensi, menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan pada
tingkat global”.
dimiliki Individu dalam bidang pekerjaan, dalam hal ini individunya adalah guru
sangat diperlukan dalam menunjang pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru.
dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kepmendiknas No. 045/U/2002
keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
penilaian.
pembelajaran meliputi :
merupakan proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama
program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di tuntut adalah
dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas
35
dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan belajar mengajar dicukupkan, apakah
metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala siswa
bertujuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan
1) membuka pelajaran,
36
2) menyajikan materi,
6) memotivasi siswa,
7) mengorganisasi kegiatan,
9) menyimpulkan pelajaran,
dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktifitas dan
didik, meliputi :
10) Mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis,
16) Mampu menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian.
dan
sebagai berikut:
didik.
peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun
kondusif.
menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat
seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun
masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu”
perilakunya).
anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat (1994 : 68) menegaskan bahwa
pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau
penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih
kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa
(tingkat menengah).
kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai
40
dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan adanya
keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya
tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan
pengenalan.
dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik”. Surya (2003:138) menyebut
pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik.
kemampuan personal guru, mencakup (1) penampilan sikap yang positif terhadap
yang seyogyanya dianut oleh seorang guru, (3) kepribadian, nilai, sikap hidup
ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan
indikator :
1) Sikap, dan
2) Keteladanan.
norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak
bertindak.
esesnsial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur,
ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
Guru sebagai bagian dari masyarakat merupakan salah satu pribadi yang
mendapat perhatian khusus di masyarakat. Peranan dan segala tingkah laku yang
masyarakat tempat guru bertempat tinggal. Peranan dan cara guru berkomunikasi
berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi
tokoh yang diberi tugas dan beban untuk membina membimbing masyarakat
kearah norma yang berlaku. Guru perlu memiliki kompetensi sosial untuk
mengajar. Kompetensi sosial dapat meningkatkan kerja sama guru dengan wali
anak didik yang berhubungan dengan wali murid dapat diselesaikan dengan cepat.
43
Tujuh jenis kompetensi sosial yang selayaknya dimiliki oleh guru agar
berikut:
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan
tenaga kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau
44
Profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai
kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter,
hakim dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional
adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang
karena tidak memperolah pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena
beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan
keguruan,
45
d. menulis makalah,
g. menulis modul,
belajar,
sekolah.
dibutuhkan siswa.
indikator :
koheren dengan materi ajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan; dan
47
pengetahuan atau materi bidang studi secara profesional dalam konteks global.
1) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
kesehatan.
kesehatan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
nantinya akan diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Maka
sesuai dengan aturan yang berlaku. Metodologi yang akan digunakan dalam
Dalam penelitian ini metode yang digunakan sejak tahap persiapan sampai
kualitatif adalah metode yang digunakan untuk mencari hasil persentase dari butir
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural Setting) serta
disebut kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.
48
49
3.2 Populasi
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
“Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia,
atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Berbeda
dengan pendapat Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi (2003:108) populasi atau
universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan
diduga.
individu atau subyek yang akan diselidiki dan merupakan daerah yang hendak
sifat dalam penelitian. Dalam penelitian ini mengambil populasi Guru Non
3.3 Sampel
sampel apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
(Arikunto, 2006 : 132) maka jumlah Guru Non Pendidikan Jasmani, Olahraga
catatan harian, memorial, kliping dokumen pemerintah atau swasta dll (Burhan,
2008 : 144)
tentang identitas seluruh populasi siswa dan metode dokumentasi ini sebagai
pelengkap dalam penelitian ini dan diperlukan sebagai dasar untuk mengadakan
transkrip, buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.
Sebagai salah satu alat atau teknik pengumpul data, teknik dokumentasi
dapat digunakan kapan saja, hemat tenaga, waktu dan biaya, tidak perlu
yang tidak sesuai lagi harus diadakan pengulangan untuk mengumpulkan data
yang sama (berlaku untuk data yang bersifat statis). Disamping itu, teknik ini
52
ungkapan.
Arikunto (2007 : 140), Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal hal yang di ketahui oleh peneliti.
pilihan ganda, kuesioner pilihan, kuesioner chek list dan kuesioner scale”.
dari cara menjawab, dapat dibedakan (a) kuesioner terbuka; (b) kuesioner tertutup,
2) dipandang dari jawaban yang diberikan adalah (a) kuesioner langsung dan (b)
kuesioner tidak langsung dan 3) dipandang dari bentuk, yaitu (a) kuesioner pilihan
ganda; (b) kuesioner isian; (c) kuesioner chek list dan (d) kuesioner scale.
langsung kepada responden, hal ini dilakukan supaya terjamin bahwa angket itu
semua akan kembali dalam keadaan terisi, selin itu untuk mengatasi masalah-
3.5.1 Validitas
53
Jadi, uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui kevalidan dari suatu
instrumen, artinya bahwa instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang
seharusnya diukur.
Rumus yang digunakan untuk uji validitas adalah Product Moment dari
Pearson:
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
}
Keterangan:
N : jumlah responden
(∑ X ) 2
: jumlah kuadrat skor item
(∑ Y ) 2
: jumlah kuadarat skor total
(Arikunto 2006:170).
54
3.5.2 Reliabilitas
Instrumen yang baik selain valid juga harus reliabel. Menurut Sugiyono
(2006:173), bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas
2006:196) yaitu:
⎡ k ⎤ ⎡ ∑σ b ⎤
2
r11 = ⎢ ⎥ ⎢1− ⎥
⎣ k −1⎦ ⎢⎣ σ 12 ⎦⎥
keterangan:
∑σ b
2
: jumlah varians butir
σ 12 : varians total
untuk dijadikan instrumen penelitian. Untuk hasil uji coba dapat dilihat pada
lampiran.
55
analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
sebagai berikut:
a. Membuat tabel
Dari hasil penelitian tidak ada responden yang memilih dan mengisi pada
Dari hasil penelitian tidak ada responden yang memilih dan mengisi pada
alternatif
n
DP = x100%
N
Dimana:
Rentang = 75%
Dengan panjang kelas 18,75% dan persentase terendah 25% dapat dibuat
pada indikator berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
4.1.1 Validitas
Dari hasil uji coba diperoleh nilai product moment dengan menggunakan
penolakan sistem item 1 diperoleh 0,536 > 0,195 maka termasuk valid. Untuk soal
33 yang disebar dalam satu kali uji instrumen, diperoleh 33 soal yang valid yang
4.1.2 Reliabilitas
alpha, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa r11 = 0,918. Untuk taraf signifikan
penjasorkes diperoleh 0,918 > 0,195, maka termasuk reliable (lampiran 1 hal …).
Dari penelitian yang diambil dengan jumlah responden 106 dengan jumlah
total skor 8.881, terdiri dari empat aspek yaitu aspek kepribadian, aspek
57
58
Diagram 1
98.00
95.44
96.00
94.00
92.00
90.15
90.00 88.59
88.00 87.26
86.00
84.00
82.00
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4
Tabel dan gambar grafik di atas dapat diketahui peringkat dari keempat
prosentase 95,44% masuk dalam kategori sangat baik karena kepribadian guru
menentukan apakah ia sebagai pendidik dan pembina yang baik bagi anak
59
menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan
menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama
bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang
peringkat terendah dari keempat aspek dengan mencapai skor 2.220 dengan
c. Aspek kompetensi profesional yaitu mengusai bidang studi secara luas dan
tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya, kreteria sangat
baik karena guru mampu mewujudkan diri sebagai guru yang menguasai
kategori sangat baik. Dinyatakan sangat baik karena guru mampu untuk
berkomunikasi dan bergaul baik dengan peserta didik, sesama pendidik, orang
tua didik dan masyarakat sekitar sesuai dengan Peratutan Pemerintah bahwa
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
Data hasil penelitian per aspek kemudian dirinci lagi menjadi tiga belas
secara luas dan mendalam, bergaul secara efektif dan berkomunikasi secara
efektif.
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Analisis Deskriptif Per Indikator
Dalam jumlah skor
Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persepsi Guru 1240 310 271 300 307 806 255 262 299 598 3099 943 777
Non Penjasorkes
Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Analisis Deskriptif Per Indikator
Dalam presen
Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persepsi 97,48 97,48 85,22 94,34 96,54 84,49 80,19 82,36 94,03 81,69 88,59 98,85 81,45
Guru Non
Penjasorkes
62
Diagram 2
Rekapitulasi Hasil Analisis Deskriptif Per Indikator
120
97.4897.48 94.3496.54 94.03 98.85
100 88.59
85.22 84.49
80.1982.36 81.69 81.45
80
60
40
20
0
Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi Indi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Ada tiga belas indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Dari ketiga
belas indikator tersebut (seperti terlihat dalam tabel dan grafik) secara berurutan
indikator memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan 96,54% baik, 6)
9) indikator evaluasi hasil belajar mencapai 94,03% masuk dalam kategori sangat
baik, 10) indikator mengembangkan peserta didi 81,69% masuk dalam kategori
sedang, 11) menguasai bidang studi secara luas dan mendalam 88,59% masuk
63
dalam kategori sedang, 12) indikator berkomunikasi secara efektif 98,85% masuk
dalam kategori sedang dan 13) indikator bergaul secara efektif 81,45% masuk
Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Analisis Diskriptif Per Responden
Kriteria Dalam persen
Sangat Sedang Rendah Sangat Sedang Rendah
Baik Baik
Persepsi Guru
78 27 4 71,6 24,8 3,7
Non Penjasorkes
Diagram 3
80
71.6
70
60
50
40
30 24.8
20
10 3.7
0
Sangat Baik Sedang Rendah
64
termasuk dalam kategori sangat baik, sedangkan yang termasuk sedang sebanyak
4.2 Pembahasan
Hasil analisis data secara umum menunjukkan bahwa persepsi guru mata
pelajaran non pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap guru mata
sangat baik. Dengan dibuktikannya empat aspek, yaitu: 1) aspek kepribadian yang
evaluasi hasil belajar dan mengembangkan peserta didik) yang masuk dalam
menguasai bidang studi secara luas dan mendalam mencapai masuk dalam
ketegori baik dan 4) aspek kompetensi sosial yang meliputi indikator (bergaul dan
kepribadian mantaf dan stabil termasuk kategori sangat baik ini ditunjukkan
dalam pernyataan guru mata pelajaran non pendidikan jasmani dan olahraga dan
65
Jatibarang Kabupaten Brebes adalah guru yang disiplin, bertindak sesuai dengan
norma, tata tertib dan komitmen terhadap aturan yang ada, sopan dalam
kategori sangat baik, disini ditujukkan dalam pernyataan bahwa guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan berpenampilan tepat sesuai dengan situasi dan
dalam pernyataan bahwa guru pedidikan jasmani olahraga dan kesehatan sangat
termasuk dalam kategori sangat baik, yang ditunjukkan dalam pernyataan bahwa
seorang pendidik, 5) indikator akhlak mulia dan dapat menjadi teladan termasuk
dalam kategori sangat baik, yang ditunjukkan dalam pernyataan bahwa guru
6) memahami peserta didik termasuk dalam kategori sangat baik, hal ini
mempunyai minat yang baik saat mengikuti proses pembelajaran pendidik jasmani
olahraga dan kesehatan, disamping itu guru penjas jarang memberikan hukuman
tinggi, hal ini ditunjukkan dalam pernyataan bahwa guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan selalu membuka diri untuk menjalin keakraban dengan
kenakalan peserta didik, 11) indikator menguasai bidang studi secara luas dan
mendalam termasuk dalam kategori sangat baik, hal ini ditunjukkan dalam
dalam memberi contoh gerak dalam proses pembelajaran, sering memainkan salah
satu cabang olahraga, mengajarkan lebih dari dua jenis cabang olahraga, membina
aktif mengikuti kegiatan MGMP Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dan
diluar jam kerja selalu aktif berolahraga, 12) indikator berkomunikasi secara
efektif termasuk dalam kategori sangat baik, ini ditunjukkan dalam pernyataan
jelas, 13) indikator bergaul secara efektif termasuk dalam kategori sedang, ini
67
tidak pernah memiliki permasalah dengan orang tua peserta didik, tidak pernah
sosial guru pendidikan jasmani dan olahraga tentang dapat bersosialisasi dengan
baik di lingkungan sekolah yaitu mencapai termasuk dalam kriteria baik. Hal ini
mempunyai perilaku yang baik atau sopan sebagai cerminan seorang pendidik
wali termasuk dalam kriteria sedang. Ini bukan berarti guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan tidak mampu menguasai bidang studi secara luas
Melalui hasil analisis data ada maka dapat dijelaskan secara umum bahwa
5.1 Simpulan
5.2 Saran
1. Anggapan dan stegma negatif selama ini bisa dijadikan motivasi dalam
tugasnya.
Jatibarang siap dan mau menerima kritik dan masukan yang sifatnya
3. Akhirnya bila penelitian ini kurang konsisten pada hasil yang didapat,
karena keterbatasan tenaga, sarana prasarana dan waktu, maka bila ada
teliti.
68
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Menpengaruhi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2003 “Metode Penelitian Survai”, LP3S.
--------. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Bumi Angkasa http //
69