Anda di halaman 1dari 4

Nama : Siti Robiah

Nim : 1930711087

Prodi : Administrasi Publik 2C

Tugas : Artikel kinerja pemerintah daerah dalam menangani covid-19 pada masa PSBB

Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Menangani COVID-19 Pada Masa PSBB

(Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi)

Virus Corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi
virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Virus corona ini pertama kali
ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat
cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu
beberapa bulan. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia
sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini.

Pemerintah daerah (Pemda) Kota dan Kabupaten Sukabumi sudah memastikan ikut
dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Barat yang dimulai pada 6 Mei 2020.
Upaya memutus penyebaran wabah Covid-19 ini diharapkan juga diiringin dengan program
bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat terdampak, karena adanya pembatasan gerak dan
aktivitas warga secara ketat. pemda juga sudah melakukan realokasi anggaran dari APBD
masing-masing untuk tiga bidang, termasuk bantuan sosial atau kegiatan jaringan pengaman
sosial (JPS). Data rekapitulasi realokasi anggaran kota dan kabupaten dari Pemrov Jawa Barat,
menyebutkan Pemkot Sukabumi menyiapkan Rp 10,1 Miliar untuk JPS sedangkan Pemkab
Sukabumi Kabupaten Sukabumi diangka Rp 82,7 Miliar.Walaupun angka anggaran sudah
disetorkan, namun skema, bentuk dan waktu penyalurkan bantuan dari Pemkot dan Pemkab
Sukabumi hingga Sabtu (2/5/2020) atau lima hari jelang pelaksanaan PSBB belum dirilis ke
publik. Saat ini masih ada validasi atau padanan data warga terdampak covid-19 di Kota dan
Kabupaten Sukabumi, agar tidak tumpang tindih dengan bansos lainnya yang sudah atau baru
akan bergulir, baik program pemerintah pusat, provinsi hingga pemerintah desa. Sekretaris
Daerah Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri membenarkan jika saat ini masih dalam proses
padanan data dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Masih dalam proses padanan data dengan
Jabar, mudah-mudahan lebih cepat," singkat Iyos melalui pesan singkat kepada
sukabumiupdate.com,Sabtu.

Mengikuti peraturan pemerintah Jawa Barat, pemerintah Kabupaten Sukabumi juga ikut
berpartisipasi dalam PSBB ini. Pada hari sabtu (2/5/2020) pemerintah Kabupaten Sukabumi
mengadakan rapat membahas tentang pelaksanaan PSBB di pendopo Sukabumi yang diikuti oleh
Forum Komunikasi Pimpinan daerah (Forkopimda) dan pihak terkait lainnya. Rapat ini
membahas bahwa akan dilaksanakannya PSBB di 14 kecamatan yang meliputi kec. Kadudampit,
kec. Cidahu, kec. Sukabumi, kec. Cisaat, kec. Sukalarang, kec. Sukaraja, kec. Gunung guruh,
kec. Ckebonpedes, kec. Cicantayan, kec. Cibadak, kec. Cicurug, kec. Pelabuhan ratu, kec.
Cikembar, dan kec. Sukaraja. Menurut Bupati Sukabumi penentuan PSBB di 14 kecamatan
bukan hanya semata-mata dibuat saja tetapi juga karna beberapa faktor seperti daerah yang
berbatasan dengan kabupaten atau kota lain, jumlah penduduk yang tinggi bahkan tingginya
kasus positiv. Selain itu pembatasan sosial di 14 kecamatan ini juga untuk membantu wilayah di
perbatasan dalam mengeliminasi atau memutus rantai penyebaran COVID-19 di Kota Sukabumi
dan daerah lain yang terkonfirmasi tingginya kasus positiv COVID-19 ini “14 kecamatan ini
utuk membantu perbatasan wilayah seperti Kota Sukabumi dalam mengeliminasi sebaran
COVID-19” ujar H. Marwan Hamami. Proses PSBB ini dibutuhkan partisipasi dari masyarakat
karna apabila tidak adanya partisipasi dari masyarakat maka proses PSBB ini akan sulit
dilakukan dan proses meminimalkan penyebaran ini juga akan terhambat.
Sumber : https://sukabumikab.go.id/web/b/3244.asp

Selama masa PSBB, antisipasi untuk meminimalisir dan memutus penyebaran COVID-
19 ini Pemerintah Kabupaten Sukabumi menghimbau agar masyarakat menggunakan masker
dalam setiap aktivitas, selalu mencuci tangan dengan sabun, selalu menjaga kebersihan dan
kesehatan dan agar selalu memakai makanan yang bergizi. Selain itu, rumah ibadah yang
dilakukan oleh umum di daerah kecamatan yang diberlakukan PSBB juga ditutup. Pemerintah
kabupaten Sukabumi melakukan peliburan tempat sekolah atau kegiatan sekolah dan di
pindahkan menjadi pembelajaran secara online, pembatasan transportasi, pembatasan kegiatan
keagamaan, pembatasan kegiatan ditempat umum dan pembatasan kegiatan lainnya meliputi
pertahanan dan keamanan, pelaksanaan PSBB di sukabumi bersifat parsial. Kendaraan yang
masuk ke daerah PSBB pun dibatasi. Seperti halnya ojek online dilarang membawa penumpang
hanya bisa untuk mengantar barang atau makanan saja, angkutan umum seperti angkot pun
hanya diperbolehkan untuk membawa penumpang 50% dari penumpang biasanya atau dari total
kapasitas angkutan, motor pribadi diperbolehkan berboncengan dengan catatan harus satu alamat
kartu identitas antara penumpang dan pengemudinya.

Sumber : Sukabumiupdate.com

Selain itu, Pemkab mengadakan chek point yang tersebar di 10 lokasi. Yang mana 5
lokasi bersamaan dengan Polres Sukabumi, dua lokasi bersaman dengan Polres Sukabumi Kota,
dan tiga lokasi di perbatasan Kota/Kabupaten Sukabumi. Daerah yang masih belum memiliki
check poin akan dilakukan check poin mobile. Di beberapa daerah pemkab Sukabumi juga
membagikan wastafel dan sabun cuci tangan ke masjid-masjid yang ada di beberapa kampung.

Akan tetapi masih belum sepenuhnya warga Kabupaten Sukabumi sadar dan kurang
kurang berpartisipasi, sehingga masih banyak masyarakat yang berkeliaran keluar rumah tanpa
menggunakan masker bahkan masih banyak warga yang masih melakukan suatu perkumpulan.
Kurangnya kesadaran dan partisipasi warga ini membuat pandemi COV/ID-19 masih sulit untuk
di minimalisir dan mengeliminasi penyebarannya.

Anda mungkin juga menyukai