Anda di halaman 1dari 1

Nama: Muhammad Yusuf Ramadhan

Kelas: XI IPA
Tugas: SKI

Setelah lebih dari 150 tahun setelah jatuhnya Dinasti Umayyah di Damaskus, pemerintahan
Emirat Cordoba yang menjadi sisa-sisa kekuasaan Dinasti Ummayyah, mengubah statusnya
menjadi pemerintahan Kekhalifahan Cordoba pada 929 M. Pengubahan status kekuasaan itu
terjadi ketika Cordoba berada di bawah pimpinan Abdurrahman III. Tidakannya tersebut
didasarkan pada peristiwa terbunuhnya pemimpin Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah, bernama Al-
Muqtadir. Dikishakan bahwa pemimpin Dinasti Abbasiyah itu dibunuh oleh pengawalnya sendiri
di ibukota Baghdad. Abdurrahman III kemudian menilai kejadian yang menimpa Dinasti
Abbasiyah tersebut sebagai momentum yang tepat untuk membangkitkan kembali kekhalifahan
milik Dinasti Umayyah. Pemerintahan Dinasti Umayyah di kawasan Andalusia akhirnya berdiri
pada 16 Januari 929 M.
Dinasti Umayyah di Andalusia kemudian dipimpin oleh beberapa penguasa besar selama masa
pemerintahannya, dan secara garis besar ada 3 pemimpin yang sangat menonjol di antara
pemimpin lainnya, yaitu Abdurrahman yang berkuasa pada 931 M sampai 961 M, Al Hakam II
yang berkuasa pada 961 M sampai 976 M, dan Hisyam II yang berkuasa pada 976 M sampai
1009 M. Pada periode pemerintahan 3 penguasa itulah Dinasti Umayyah di kawasan Andalusia
mengalami perkembangan yang sangat pesar diberbagai bidang, terutama ekonomi dan
kebudayaan. Sebagai bukti besarnya kekuasaan Dinasti Umayyah ketika itu, didirikan bangunan-
bangunan megah yang melengkapi keindahan di kawasan tersebut, salah satunya Masjid Cordoba
dan Universitas Cordoba. Pembangunan kota yang cukup masif pun ikut membawa kemakmuran
bari seluruh rakyat yang tinggal di kawasan Andalusia.
Pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia mulai menunjukkan tanda-tanda kemundurannya
ketika berada di bawah kekuasaan Abdul Rahman Syanjul. Pereknomian menjadi salah satu
faktor yang mengalami kemunduran sangat signifikan. Hal itulah yang menyebabkan rakyat
mulai mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitasnya, sehingga kota tidak dapat berkebang
dengan baik. Kemudian pada 1031, Hisyam III sebagai pemimpin Dinasti Umayyah ketika itu,
memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya setelah merasa tidak sanggup
memperbaiki keadaan negeri yang semakin hari semakin parah.
Beberapa orang pejabat sebenarnya mencoba untuk memperbaiki kondisi negara ketika itu,
namun tidak ada yang berhasil. Wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah di Andalusia sesaat
sebelum mengalami kemunduran telah terpecah-pecah ke dalam beberapa pemerintahan kecil
yang hanya terpusat di beberapa kota saja. Model pemerintahan lokal seperti itu juga biasa
disebut dengan Taifa. Ditambah penguasa kerajaan Spanyol dan Portugis mulai menunjukkan
tanda-tanda kebangkitannya, yang semakin membuat para penguasa Dinasti Umayyah tidak
kuasa menahan kemunduran yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai