Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rusita Aprilla Putri

NIM : 12030118140212
Tugas ASP Merangkum UU 15 Tahun 2004
Status
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara mencabut Instructie en Verdere Bepalingen voor de Algemene
Rekenkamer atau IAR (Staatsblad 1898 Nomor 9 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Staatsblad 1933 Nomor 320).
Latar Belakang
Pertimbangan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah:

a. bahwa untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan negara,


keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
b. bahwa untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sebagaimana dimaksud pada
huruf a, perlu dilakukan pemeriksaan berdasarkan standar pemeriksaan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,
perlu dibentuk Undang-undang tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara;

Dasar Hukum

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah:

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 20, Pasal 20A, Pasal 23 dan Pasal 23E Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4286);
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355);

Penjelasan Umum UU 15 tahun 2004

A. Dasar Pemikiran

Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Agar BPK dapat mewujudkan fungsinya secara efektif, dalam Undang-undang ini
diatur hal-hal pokok yang berkaitan dengan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara sebagai berikut:
1. Pengertian pemeriksaan dan pemeriksa
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

2. Lingkup pemeriksaan

Ada 3 lingkup pemeriksaan BPK:

 Pemeriksaan keuangan (pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah


pusat dan pemerintah daerah untuk memberikan pernyataan opini
tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan)
 Pemeriksaan kinerja (pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi
serta efektivitas)
 Pemeriksaan dengan tujuan tertentu (pemeriksaan yang tidak termasuk
dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja)

3. Standar pemeriksaan

Standar pemeriksaan adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan


pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang meliputi standar
umum, standar pelaksanaan pemeriksaan, standar pelaporan yang wajib
dipedomani oleh BPK dan/atau pemeriksa

4. Kebebasan dan kemandirian dalam pelaksanaan pemeriksaan

BPK bebas dan mandiri dalam menentukan objek perusahaan, perencanaan


dan pelaksanaan pemeriksaan, penentuan waktu dan metode pemeriksaan serta
penyusunan dan penyajian laporan pemeriksaan.

5. Hasil pemeriksaan dan tindak lanjut


 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) disusun pemeriksa setelah
pemeriksaan selesai dilakukan.
 Pemeriksaan keuangan akan menghasilkan oprin
 Pemeriksaan kinerja akan menghasilkan temuan, kesimpulan dan
rekomendasi.
 Pemeriksaan dengan tujuan tertentu akan menghasilkan kesimpulan.
 Laporan Hasil Pemeriksaan BPK disampaikan kepada DPR/DPR/DPRD
sesuai dengan kewenangannya ditindaklanjuti antara lain dengan
membahas bersama pihak terkait.
6. Laporan Hasil Pemeriksaan BPK juga disampaikan kepada pemerintah.
 BPK menyusun ikhtisar hasil pemeriksaan pemester yang disampaikan
ke lembaga perwakilan dan Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota.
 Laporan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan kepada lembaga
perwakilan, dinyatakan terbuka untuk umum.
 Pemerintah menidaklanjuti rekomendasi BPK
 BPK mamantau dan menginformasikan hasil pamantauan atas tindak
lanjut rekomendasi kepada DPR/DPRD.

7. Pengenaan ganti kerugian negara

 BPK menerbitkan surat keputusan penetapan batas waktu pertanggung


jawaban bendahara atas kekurangan kas/barang dalam persediaan yang
merugikan keuangan negara/daerah.
 Bendahara dapat mengajukan keberatan atas pembelaan diri terhadap
putusan BPK.
 Pengaturan tata cara penyelesaian ganti kerugian negara/daerah ini
ditetapkan oleh BPK setelah berkonsultasi dengan Pemerintah.
 Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota melaporkan
penyelesaian kerugian negara/daerah kepada BPK.
 BPK mamantau penyelesaian pengenaan ganti rugi kerugian negara/
daerah terhadap pegawai negeri bukan berdasarkan dan/atau pejabat lain
pada kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah.

8. Sanksi pidana.

Sanksi pidana selama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1
milyar kepada :

 Setiap orang yang memalsukan atau membuat palsu dokumen yang


disahkan untuk kelancaran pemeriksaan.
 Pemeriksa yang menggunakan dokumen yang diperoleh dalam
pemeriksaan melampaui batas kewenangannya.
 Pemeriksa yang menyalahgunakan kewenangannya sehubungan
kedudukan dan/atau tugas pemeriksaan.

9. Ketentuan Penutup

Pada saat ini undang-undang ini mulai berlaku Instructie en verdere


berpalingen voor de Algemene rekenkamer (IAR) stbl 1898 No. 9
sebagaimana telah diubah terakhir dengan stbl 1933 No. 320 dinyatakan tidak
berlaku.

Anda mungkin juga menyukai