Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas menyebutkan
bahwa organ perseroan terbatas terdiri atas rapat umum pemegang saham direksi dan dewan komisaris. Rapat umum pemegang saham adalah rapat dari pemilik perseroan karena kepemilikan dalam perseroan dibagi ke dalam saham. Indonesia menerapkan sistem dua dewan dalam kepengurusan perseroan selain menunjuk direksi untuk mengurus perusahaan pemegang saham juga mengangkat dewan komisaris, terutama sebagai pengawas terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya pengurusan. Dalam teori keagenan, cara ini dimaksudkan untuk menciptakan sistem monitoring bagi pemegang saham. Pemegang saham adalah stakeholder yang paling utama bagi perseroan. Untuk direksi dan komisaris, mereka adalah hulu dari kekuasaan dan sekaligus Muara pertanggungjawaban. Guna menjalankan fungsinya di perseroan pemegang saham membentuk organ yang disebut dengan rapat umum pemegang saham titik rapat umum pemegang saham adalah tempat para pemegang saham berkumpul untuk mengambil keputusan tentang sesuatu yang berkaitan dengan perseroan. Suara pemegang saham disalurkan melalui lembaga organ ini. Kepentingan pemegang saham menyangkut dua hal yaitu perlindungan sebagai investor dan peningkatan nilai tambah. Perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu jenis klarifikasi saham dengan hak yang berbeda untuk setiap klarifikasinya berikut 2 hak yang dimiliki oleh pemegang saham (1) menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS (2) menerima pembagian deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi. Selain kedua hal ini juga memberikan perlindungan kepada pemegang saham dalam bentuk berikut ini (1) syarat kuorum dan syarat pemungutan suara (2) hak mengajukan gugatan hukum (3) hak untuk meminta sahamnya dibeli dengan harga wajar (4) hak mengajukan permohonan untuk dilakukan pemeriksaan terhadap perseroan (5) hak mengajukan usul pembubaran perseroan (6) hak untuk menerima diselenggarakannya RUPS tahunan dan RUPS lainnya. Tergantung pada jenis keputusan yang akan diambil, kuorum dapat dibedakan sebagai berikut (1) mutlak yaitu dihadiri oleh seluruh pemegang saham dengan hak suara yang sah atau wakilnya (2) kuorum mayoritas super yaitu dihadiri oleh 2/3 atau 3/4 dari pemegang saham (3) kuorum mayoritas simple dihadiri 1/2 dari jumlah total pemegang saham dengan hak suara (4) kuorum Non mayoritas yaitu kehadiran tidak merupakan syarat mutlak. Pasal 62 ayat 1 UU PT memberikan hak kepada pemegang saham untuk meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga wajar jika yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan perseroan yang merugikan berupa (1) perubahan anggaran dasar (2) pengalihan atau penjaminan kekayaan perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50% kekayaan bersih perseroan (3) penggabungan peleburan pengambilalihan atau pemisahan. Pemegang saham yang mewakili sedikitnya 10% dari jumlah seluruh saham dengan hak suara berhak mengajukan permohonan kepada pengadilan negeri agar terhadap perseroan dilakukan pemeriksaan dengan tujuan untuk mendapatkan data atau keterangan jika terdapat dugaan sebagai berikut (1) adanya perbuatan melawan hukum oleh perseroan yang merugikan pemegang saham atau pihak ketiga (2) adanya perbuatan melawan hukum oleh anggota Direksi atau dewan komisaris yang merugikan perseroan atau pemegang saham atau pihak ketiga. Pasal 3 ayat 2 uupt menyebutkan bahwa ketentuan tentang tanggung terbatas tidak berlaku jika pemegang saham satu dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan untuk kepentingan pribadi dua terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang melakukan perseroan tiga baik langsung maupun tidak langsung melawan hukum dengan menggunakan kekayaan perseroan yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang perseroan. Kegiatan yang harus diputuskan dalam RUPS tahunan adalah (1) persetujuan atas rencana kerja yang disampaikan oleh direksi (2) bertujuan terhadap laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan yang disampaikan oleh direksi (3) memutuskan penggunaan laba perseroan (4) menentukan besarnya gaji dan tunjangan anggota direksi (5) menetapkan besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota dewan komisaris (6) mengangkat dan memberhentikan anggota direksi (7) mengangkat dan memberhentikan anggota dewan komisaris. Beberapa keputusan strategis yang akan mempengaruhi keberlangsungan perseroan harus memperoleh persetujuan dari pemegang saham yang biasanya dilakukan oleh erupsi luar biasa. Keputusan-keputusan strategis dalam hal ini berhubungan dengan poin-poin berikut (1) perubahan anggaran dasar (2) permodalan (3) pengalihan dan penjaminan kekayaan (4) penggabungan peleburan pengambilalihan dan pemisahan (5) pembubaran dan kepailitan. Beberapa hal dari perubahan tersebut harus memperoleh persetujuan dari Menteri titik anggaran dasar merupakan hal yang Hakiki bagi perseroan. Didalamnya tercantum poin-poin sebagai berikut (1) maksud tujuan dan kegiatan usaha perseroan (2) besarnya modal (3) Jumlah dan klarifikasi saham empat tata cara pengangkatan, penggantian pemberhentian anggota direksi dan dewan komisaris. Anggaran dasar adalah roh dari perseroan yang menjadi alasan sehingga para pemegang saham bersedia untuk menginvestasikan uangnya Oleh karena itu setiap perubahan terhadap apa yang mereka yakini sebagai sesuatu yang bermanfaat harus mendapat persetujuan dari nya. Dalam fungsi perencanaan, direksi terlebih dahulu harus menjabarkan maksud dan tujuan perseroan dengan merumuskan visi dan misi. Dari visi dan misi ini kemudian diturunkan menjadi penetapan sasaran dan strategi titik pada akhirnya rencana rencana jangka panjang dan menengah harus dijabarkan dalam rencana kerja tahunan. Fungsi pengawasan mencakup pekerjaan-pekerjaan mengawasi menilai dan memperbaiki kinerja. Sehubungan dengan semakin pentingnya penerapan tata kelola yang baik, kegiatan perusahaan dapat diorganisasikan sebagai berikut satu aktivitas utama dua aktivitas sekunder tiga aktivitas tata kelola. Aktivitas primer merupakan aktivitas yang berkaitan dengan operasi utama aktivitas sekunder yaitu berkaitan dengan kegiatan pendukung terhadap aktivitas utama Sedangkan aktivitas tata kelola dimaksudkan agar ada struktur tersendiri yang mengurusi tata kelola perusahaan. Anggota direksi tidak dimintai pertanggungjawaban secara pribadi atas kerugian perseroan Jika ia dapat membuktikan hal-hal berikut (1) kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaian nya (2) telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati- hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan (3) tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan kepengurusan yang melibatkan kerugian (4) telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Yang tidak ada unsur kimia kita pindahkan tugas utama direksi jika dikaitkan dengan kepengurusan adalah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham dan menjamin keberlangsungan perseroan. Pertanggungjawaban direksi atas tugas fidusia yang diberikan kepadanya terletak pada disampaikannya laporan tahunan ini titik pertanggungjawaban tersebut tidak hanya berkaitan dengan kinerja yang dihasilkan titik termasuk dalam laporan tahunan adalah pertanggungjawaban hukum. Pasal 93 ayat 1 UU kup menyebutkan bahwa yang dapat diangkat menjadi anggota direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum kecuali Dalam waktu 5 tahun sebelum pengangkatan pernah (1) dinyatakan pailit (2) menjadi anggota Direksi atau dewan komisaris yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit (3) dihukum karena melakukan tindakan pidana yang merugikan keuangan negara dan yang berkaitan dengan sektor keuangan. Prinsip-prinsip yang harus dianut dalam kepengurusan, seperti itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian juga merupakan bagian dari kewajiban fidusia. Fungsi pengawasan dalam perseroan terbatas dilakukan oleh dewan komisaris. Mencantumkan dua fungsi utama dewan komisaris yaitu pengawasan dan pemberian nasehat. Komite yang dibentuk di bawah dewan komisaris terdiri atas empat komite yaitu komite audit komite pemantau risiko komite remunerasi dan komite nominasi. Komite adalah alat dewan komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan oleh karena itu cakupan tugas pengawasan dewan komisaris tercermin dalam tugas tugas yang dijalankan oleh komite komite tersebut. Dewan komisaris juga bertugas untuk mengawasi usaha perseroan berarti dewan komisaris juga harus masuk ke dalam ranah operasi atau kegiatan primer dan sekunder perusahaan. Tugas dan wewenang dewan komisaris dinyatakan dalam beberapa pasal sebagai berikut (1) membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinannya (2) melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan lain (3) memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buka yang baru lampau kepada RUPS (4) dalam anggaran dasar dapat ditetapkan Pemberian wewenang kepada dewan komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu (5) berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS dewan komisaris dapat melakukan tindakan kepengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu (6) dalam menjalankan tugas pengawasan dewan komisaris dapat membentuk Komite yang anggotanya seseorang atau lebih adalah anggota dewan komisaris. Periode jabatan untuk anggota dewan komisaris sama dengan direksi yaitu paling lama 5 tahun dan dapat diangkat kembali. Rapat dewan komisaris hanya dapat dilangsungkan jika dihadiri mayoritas dewan komisaris. Selain rapat di antara anggota dewan komisaris wajib mengadakan rapat bersama dengan direksi secara berkala paling kurang 1 kali dalam 4 bulan titik pengambilan keputusan dewan komisaris dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat titik dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.