Pada Gambar 1 menunjukan mikrostruktur dari spesimen dalam kondisi cor dan
di dinginkan pada udara terkompresi, udara tenang, dan rendaman garam (pada
suhu dan waktu penahanan yang berbeda).
(j) (k)
γ
γ
γ γ
γ γ
γ
Gambar 4 SEM dari Spesimen yang Dipilih di Interdendritik dan Dekat Batas
Butir (a) Spesimen C1 (b) Spesimen C3 (c) Spesimen C4 (d) Spesimen A4 (e)
Spesimen E2 (f) Spesimen F2
Gambar 5 Pengaruh Suhu dan Waktu Penahanan (t) di Dalam Larutan Garam
pada Jumlah Austenit yang Ditahan(a) dan Austenit di Berbagai Daerah (b)
Gambar 5 menggambarkan variasi austenit yang ditahan oleh fraksi
volume pada berbagai temperatur dan waktu penahanan pendinginan isotermal
untuk jumlah austenite yang dipertahankan dan yang ditempatkan secara terpisah
pada daerah dekat batas butir dan interdenritik juga di daerah dendritik dan
intergranular. Jumlah austenite yang ditahan pada spesimen E1, E2 dan F2
masing-masing sebesar 13%, 15% dan 20%. Hasil kekerasan mikro sepenuhnya
sesuai dengan temuan struktural yang disajikan dalam diagram dan gambar
metalografi. Kekerasan vickers jumlah yang tertahan pada austenit, bainit,
martensit, dan karbida kompleks Cr-Mo diukur menggunakan microhardness test
mendapatkan hasil kekerasan sebesar 400-450, 500-550, 750-800, dan 1300
secara berurutan.
Gambar 6 Data Hasil XRD pada Spesimen C1, C3, C4, dan A4
Gambar. 6 menampilkan Hasil XRD untuk spesimen C1, C3. C4. dan A4. Pada
gambar ini membandingkan intensitas puncak austenit. dapat ditemukan bahwa jumlah
austenit yang tertahan dalam spesimen Cl lebih banyak dari spesimen C3 dan spesimen
C3 memiliki lebih banyak austenit yang tertahan daripada spesimen C4. Karena jumlah
austenit yang tertahan dalam A4 lebih sedikit daripada di Cl, data XRD menyatakan
hasilnya adalah analisis optik.