Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Meningkatkan Kerjasama Indonesia Dengan Vietnam Dalam

Mengembangkan Produk Pertanian

Di SUSUN OLEH :

Kelompok 6

Gufran Gunadi (217110056)

Fatimah ( 217110090)

Sora Oktiani (217110103)

Rakib (217110018)

Lestari Cahyani Putri (217110147)

Mita Kurniyati (217110133)

Rizal Haqiqi(

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris dan produsen komoditas pertanian,

memiliki keanekaragaman hayati, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, kesesuaian

iklim dan lahan pertanian yang luas untuk produksi berbagai tanaman. Sebagian

besar mata pencarian rakyat Indonesia bersumber dari sektor pertanian. Kontribusi

sektor pertanian memberikan dampak yang cukup besar terhadap pertumbuhan dan

perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia. Sektor ini mencakup subsektor

tanaman, bahan makanan, tanaman perkebunan dan lain sebagainya.

Di era globalisasi seperti sekarang ini, tidak dapat lagi dielakkan pentingnya

menjalin kerjasama antar negara dalam rangka mewujudkan perdamaian dan

kesejahteraan bersama. Salah satu kerjasama internasional yang berkembang saat ini

di kawasan Asia Pasifik adalah Association of South East Asian Nations (ASEAN)

dan Asia Pasific Economic Coorperation (APEC). Pemikiran akan pentingnya

menjalin kerja sama, khususnya di bidang pertanian merupakan salah satu upaya

responsifitas dari berbagai macam tantangan di era globalisasi dimana masing-

masing negara di kawasan Asia Pasifik memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Peningkatan kerjasama antar negara kawasan agraris memiliki dampak yang

cukup signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat di

sektor pertanian. Hal ini juga menyasar berbagai aspek, mengurangi angka

kemiskinan dan pembangunan kawasan pedesaan terpencil yang hidup dari hasil
pertanian. Kerjasama pembangunan daerah tertinggal dimaksudkan sebagai upaya

strategis dalam menyambut MEA. Kemudian yang paling mendasar adalah

menghasilkan model mata pencarian yang berkelanjutan demi kepentingan

masyarakat di daerah pesisir dan terpencil dengan kondisi perekonomian di bawah

rata-rata.

Ketahanan di sector pertanian dalam menghadapi krisis menyebabkan

terjadinya perubahan pola piker dari para perencana pembangunan di negara-negara

yang sedang berkembang. Jika semula industrialisasi diandalkan sebagai suatu

model pembangunan yang akan mampu memecahkan masalah keterbelakangan

negara-negara yang sedang berkembang; setelah krisis menimpa negara-negara

tersebut, pembangunan sector pertanian kemudian menjadi tumpuan harapan baru

dalam pembangunan di negara dunia ketiga.

Meskipun telah terbukti bahwa sector pertanian mampu menjadi tumpuan

hidup masyarakat kecil yang sering menghadapi krisis ekonomi, tetapi untuk

menjadikan sector pertanian sebagai suatu leading sector dalam proses

pembangunan bukanlah suatu hal yang mudah. Untuk membangun sebuah agro-

industri yang mampu menjadi mesin pendorong bagi pertumbuhan ekonomi yang

handal, dibutuhkan ivestasi yang mahal. Di samping itu, pembangunan suatu agro-

industri akan menghadapi tantangan yang berasal dari perubahan-perubahan yang

akan terjadi pada abad yang akan datang, yang cenderung didominasi oleh negara-

negara maju.
B. Permasalahan

1. Bagaimana peran pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat kecil

lewat kerja sama bilateral Indonesia dengan Vietnam di bidang pertanian?

2. Bagaimana kesiapan petani dalam menghadapi kebijakan kerjasama bilateral antara

Indonesia dengan Vietnam di bidang pertanian?

C. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah dalam pembangunan

ekonomi masyarakat kecil di Bidang Pertanian, sepak terjang Indonesia dalam

rangka kerjasama pembangunan di bidang pertanian dengan negara-negara

berkembang, dan juga mengetahui kesiapan masyarakat dengan kondisi sosial-

budaya untuk menghadapi kebijakan bilateral.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Teori

Hubungan antar negara menjadi semakin erat dengan adanya kerja sama

internasional. Hubungan dan kerja sama internasional tumbuh karena adanya

kebutuhan suatu negara terhadap negara lain untuk memenuhi kebutuhsn negaranya.

kebutuhan suatu negara terkadang ada pada negara lain sehungga menjadikan

negara saling bergantung dan menjalin hubungan baik dengan negara lain yang

mampu memenuhi kebutuhan bangsa dan negaranya. Kerjasama antar negara

mampu menjadikan negara berhubungan baik dan bersahabat dengan negara lain.

Kerjasama antar negara adalah hubungan antar bangsa yang memiliki tujuan

berlandaskan kepentingan nasional. Kerjasama internasional terdiri dari,

seperangkat aturan, prinsip-prinsip, norma-norma, dan prosedur pembuatan

keputusan yang mengatur jalannya rezim internasional. Kerja sama internasional

menurut Thomas Bernauer dikutip dari Kate O’Neill, “mengubah perilaku suatu

negara dan aktor lain kearah yang dimaksudkan oleh pihak-pihak yang

berkerjasama menyeselesaikan masalah lingkungan mereka dan melakukan secara

efisien dan adil” (dalam Skripsi Jurusan Hubungan Internasional, FISIP-Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta). Kerjasama internasional membuat negara

akan cenderung mengubah sikapnya sesuai dengan kesepakatan dalam institusi

kerjasama tersebut, kemudian para actor akan mempokuskan masalah apa yang

akan mereka hadapi dan merencanakan skema apa yang paling efektif untuk

menyelesaikan masalah.

Menurut Keohane kerjasama terjadi ketika aktor-aktor menyesuaikan

tingkah laku meraka terhadap preferensi-preferensi aktual, melalui sebuah proses


koordinasi kebijakan strategis yang dapat membawa kearah kerjasama internasional.

Perubahan lingkungan internasional yang memunculkan adanya Neo-liberlisme.

Setiap kerja sama tidak luput dari kepentingan nasional masing-masing

negara sehingga negara menyepakati adanya kerja sama. Masing-masing negara

bekerja sama karena membutuhkan timbale balik keuntungan untuk negarannya.

Seperti pernyataan Robert O.Keohane, negara-negara melakukan kerja sama

internasional mempunyai kepentingan bersama karena ketidak beradaan

kepentingan dalam suatu kerja sama merupakan sesuatu hal yang mustahil. Seperti

kerja sama di bidang pertanian yang di lakukan oleh Indonesia dengan Vietnam ini

tidak luput dari kepentingan nasional Indonesia yakni kepentingan ekonomi. Jadi

kerja sama ini berawal dari solidaritas, rasa saling membantu, namun tidak di

pungkiri adanya kepentingan di dalamnya.

B. Indikator Permasalahan

Kerja sama Indonesia dengan Vietnam di bidang pertanian merupakan salah

satu kerja sama internasional Indonesia dengan negara-negara berkembang di

kawasan Asia. Tentu dalam konteks kerja sama bilateral ini Indonesia memiliki

kepentingan yang lebih khusus selain dari pada membangun kerukunan atau

perdamaian antar negara. Pertama, dalam konteks politik luar negeri yakni

kepentingan Indonesia untuk menunjukan peran dan eksistensinya di dunia

internasional. Selain itu untuk memperkuat solidaritas antar sesama negara kawasan

Asean, agar Indonesia memiliki dan mendapatkan dukungan penuh dari sesama

negara berkembang dalam menangani berbagai macam persoalan hingga sampai

pada persoalan separatism dalam negeri sekalipun. Kedua, kepentingan ekonomi,

melalui kerja sama bilateral Indonesia dapat meningkatkan perekonomian negara


dengan strategi peningkatan produktifitas dan kualitas pangan dengan basis

pertanian.

C. Permasalahan Peratnian di Indonesia

1. Peran pemerintah dalam kerjasama bilateral

Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar

penduduknya menggantungkan hidup dari sector pertanian. Namun, keadaan

pertanian Indonesia sendiri tidak mengalami kemajuan yang signifikan.

Akibatnya adalah kehidupan penduduk (petani) tidak pernah meningkat

kualitas atau kesejahteraan. Dalam rangka meningkatkan pertanian dan

kondisi kehidupan petani, pemerintah melaksanakan berbagai program dan

stratergi dalam bidang pertanian. Akan tetapi program dan strategi

pembangunan pertanian tersebut belum maksimal dan bahkan kurang

berkembang karena banyak masalah yang dihadapi dalam perjalanannya.

Problem yang memicu terhambatnya pembangunan pertanian di Indonesia dari

sudut pandang penulis :

a. Teknologi

Belum berkembangnya secara baik teknologi di bidang pertanian sehingga

produk pertanian sangat rendah sehingga berimplikasi pada rendahnya

produktifitas pertanian.

b. Birokrasi dan kelembagaan

Meskipun telah dikembangkan beberapa kelompok tani seperti

kelembagaan pasar, komoditas, keuangan dan lain-lain namun

keefektifitasannya terhadapa peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

petani belum memadai karena belum dapat diakses dan dikelola dengan

baik oleh petani.

c. Permodalan
Di Indonesia belum ada institusi yang berkembang secara signifikan untuk

menjamin pendanaan di sektor pertanian,

D. Kondisi Pertanian Indonesia

Ketersediaan pangan Indonesia berimbas langsung pada kondisi ekonomi

masyarakat Indonesia. Maka ketersediaan pangan ini penting adanya juga termasuk

dalam HAM yang harus dipenuhi oleh suatu negara.

Kondisi pertanian nasional saat ini sangat merisaukan pasca reformasi.

Pengalihan konversi lahan pertanian produktif menjadi lahan non pertanian menjadi

masalah yang pelik mengingat konversi lahan ini dilatar belakangi juga oleh motif

ekonomi industri. Egosentrisme di masing-masing kementerian masih menjadi

problem yang cukup rumit yang seharusnya dengan mudah di atasi. Selain itu

kondisi para petani yang kurang di dukung oleh para petinggi negara yang di susun

dan dikemas jauh dari upaya menyejahterakan dan memuliakan petani. tingkat

pendidikan para petani lebih besar lulusan sekolah dasar, lemahnya kualitas SDM

para petani Indonesia, pengolahan dan pemasaran hasil produk yang rendah.

Masalah sosial juga menjadi penting dalam sector petanian dalam

pembangunan nasional. Berdasarkan dasar statistik yang ada, saat ini sekitar 75%

penduduk Indonesia tinggal di wilayah pedesaan. Lebih dari 54% diantaranya

menggantungkan hidup di sector pertanian, dengan tingkat pendapatan yang relatif

rendah jika dibandingkan.

E. Pertanian di Vietnam

Vietnam kini menjadi produsen beras terbesar di Asia Tenggara dan dunia

dengan produksi beras per tahunn 45 juta ton,jumlah ekspor 6,5 juta ton, bahkan

negara Vietnam tidak melakukan impor beras. Jauh sebelumnya, Vietnam


sempat belajar dari Indonesia, bahkan pernah meminjam beras pada Era Orde

Baru. Vietnam di tahun 1989-1990 meminjam beras sebanyak 100.000 ton

kepada Indonesia. Namun beras mereka saat ini bisa surplus 5-6 juta ton/tahun.

Salah satu kuncinya mereka mengikuti sistem pertanian di Indonesia. Vietnam

kini menjadi pengeskpor beras terbesar di dunia bahkan mengalahkan Thailand.

Sistem pertanian yang ditiru Vietnam dari Indonesia adalah sistem/program

intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi pertanian. Dari ketiga cara itu,

Vietnam lebih memfokuskan untuk terus mencetak sawah baru di negaranya.

Cara tersebut dinilainya telah dilakukan oleh Presiden Soeharto pada masa lalu.

Berkat penggunaan varietas padi baru hasil tinggi dan perbaikan dalam

teknologi pertanian dan infrastruktur, hasil padi Vietnam meningkat secara

signifikan. Hasil rata-rata melonjak dari 4,2 ton / hektar pada 2000 menjadi 5,6

ton / hektar pada saat ini.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Ide Kreatif

Di tinjau dari letak geografis antara Indonesia dan Vietnam letak

perbandingannya cukup jauh berbeda, namun produktifitas hasil pertanian Vietnam

lebih unggul dari pada Indonesia. Permasalahan yang mendasarinya adalah kualitas

Sumber Daya Manusia sebagai actor penting dalam pengelolaan lahan pertanian.

Program-program yang menjamin penguatan kualitas SDM seperti pelatihan

pertanian perlu di tingkatkan agar tidak tertinggal dari negara lain. Peningkatan

kompetensi SDM dengan orientasi menghasilkan tenaga kerja pertanian yang

bersertifikasi dan tenaga kerja yang mampu menciptakan tenaga kerja. Ini menjadi

upaya khusus dalam usaha pergerakan pemberdayaan petani dalam mendukung

keberhasilan produktivitas pertanian di Indonesia. Dalam hal ini Indonesia tentu

tidak hanya menikmati SDA yang melimpah tanpa mampu mengelolanya dengan

baik.

Sumber daya pertanian menjadi lumbung perekonomian yang masif untuk di

perhatikan, karena sector perekonomian mempunyai andil besar dalam upaya

menekan kemiskinan di wilayah pedesaan. Keberhasilan pembangunan di sector

pertanian ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tapi perlu kolaborasi yang

masif antara seluruh pelaku yaitu petani, penyuluh, swasta, masyarakat tani dan

lain-lain yang bersangkutan.

B. Solusi

1) Pendidikan khusus petani

Menjadi salah satu faktor penting dalam mengembangkan SDM (khususnya

untuk sekolah petani) dan salah cara dengan membuat sebuah trobosan baru
yaitu “petani milenial” di mana didalamnya generasi muda dianjurkan untuk

ikut berpartisipasi dalam membangun potensi di sector pertanian dengan cara

memberi bekal dan modal untuk mebuka lahan pertanian yang bisa

menerapkan tekonologi dan sains dalam pertnaian

2. Peningkatan Teknologi Pertanian

Pentingnya teknologi pertanian sangat berpengaruh dalam sebuah kesuksesan

sebuah pertanian dilihat dari segi kualitas dan kuantitas. Dalam

pengembangan pertanian teknologi berperan penting baik dari pengawasan,

penanaman,samapai dengan pemanenan untuk mempersingkat waktu dalam

pengelolaannya. Oleh karena itu teknologi pertanian sangat dibutuhkan demi

mensejahterakan kehidupan petani.

3. Modal Pertanian

Permodalan adalah masalah yang sering dihadapai oleh petani. Modal sering

menjadi kendala seorang petani dalam melakukan usahanya. Keterbatasan

modal juga membuat kuantitas dan kualitas hasil yang didapat petani tidak

maksimal. Permasalahan modal ini juga menjadi penyebab utama banyaknya

petani yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Oleh karena dalam makalah ini kami mebuat solusi berupa peminjaman

modal dan pembagian hasil yang mengutungkan bagi kedua pihak.


DAFTAR PUSTAKA

- Soetrisno,Loekman.2012.Paradigma Baru Pembangunan Pertanian Sebuah

Tinjauan Sosiologi.Yogyakarta: KANISIUS

- Tambunan T.H,Tulus.2003.Perkembangan Sektor Pertanian Di Indonesia

Beberapa Isu Penting. Jakarta:Ghalia Indonesia

- Banowati, Eva, Sriyanto.2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit

Ombak

- Djumena, Erlangga. 2015. Ini 5 Negara Penghasil Beras Terbesar di Dunia

http://amp.kompas.com/nasional/read/2015/09/02/095100026/Ini.5.Negara.Pe

nghasil.Beras.Terbesar.di.Dunia (8 Desember 2019)

Anda mungkin juga menyukai