Anda di halaman 1dari 12

POPULASI, 2(2), 1991 j

KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN:
TEORI, KONSEP, DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA
A

Tadjuddin Noer Effendi

Abstract
This paper discusses the theoritical, conceptual background of population policy
in Indonesia. In particular, it discusses the theory that related to the population
control especially the fertility and mortality. It also suggests that fertility can be
reduced by implementing family planning program and to reduce infant mortality.
The populationproblems not only government care, but also public responsibility in
order to save the environment for the next generation.
i
Pendahuluan
Masalah lingkungan hidup tidak Tulisan ini mencoba membahas i
dapat dipisahkan dari ledakan secara teoretis dan praktis usaha-usaha
penduduk. Menurut beberapa pakar pengelolaan kependudukan. Karena
lingkungan (Ward, 1974; Ehrlich, 1981; luasnya masalah kependudukan, uraian ?
Brown, t.t) ledakan penduduk memusatkan pada dua pertanyaan
merupakan faktor penyumbang utama pokok masalah kependudukan di
kerusakan lingkungan. Oleh karena itu Indonesia, yaitu: J
dalam upaya melestarikan lingkungan, 1. Tindakan apa yang perlu dilakukan j
pengendalian jumlah penduduk dalam usaha membatasi jumlah j
merupakan salah satu tindakan yang kelahiran? <
perlu dilakukan. Ada tiga aspek yang 2. Usaha apa yang dapat dilakukan
perlu diperhatikan dalam merumuskan untuk mencegah kematian,
kebijaksanaan pengendalian jumlah khususnya kematian bayi?
penduduk di Indonesia yaitu: Penyajian tulisan ini dibagi ke dalam j
1. tingkat kelahiran yang masih tinggi, dua pokok bahasan. Pertama, ia
2. tingkat kematian, khusus tingkat berusaha menelaah teori-teori yang
kematian bayi yang masih tinggi, dan berkaitan dengan pengelolaan |
3- penyebaran penduduk yang tidak kependudukan. Teori-teori ini i
merata. diharapkan dapat memberikan dasar 1

Ketiga masalah itu pada gilirannya dapat pemikiran ke arah kebijaksanaan


menimbulkan masalah kependudukan kependudukan, tindakan-tindakan yang
yang lain, seperti timpangnya struktur dilakukan dapat berpengaruh secara
umur penduduk dan rendahnya kualitas tidak langsung maupun langsung
penduduk. terhadap masalah kependudukan. Hal
ini dapat terjadi karena tindakan yang

Tadjuddin Noer Effendi, PhD adalah staf peneliti Pusat Penelitian Kependudukan UGM
dan dosen Fakultas Geografi UGM.

1
POPULASI, 2(2), 1991
diambil hanya memperhatikan variabel- Beberapa pengamat paham ini,
variabel yang secara teoretis bahkan menekankan bahwa
berpengaruh terhadap usaha kebijaksanaan kependudukan melalui
menurunkan kelahiran dan kematian. intervensi pemerintah perlu dilakukan
karena negara harus dapat menjamin
Dasar Teori Kebijaksanaan
kualitas hidup minimal bagi tiap warga
Kependudukan
negara. Bila negara tidak sanggup
Secara teoretis ada 4 pemikiran yang memberikan jaminan, maka negara
melandasi perlu adanya kebijaksanaan perlu melakukan kebijaksanaan
kependudukan (Effendi dan Hasan, kependudukan dengan mengurangi
1986). Untuk keperluan tulisan ini akan jumlah penduduk yang akan dilahirkan.
diuraikan hanya dua yaitu : Tindakan pembatasan, menurut
1. teori deontik, dan pengamat paham deontik, tidak
2. teori lingkungan. melanggar hak-hak pribadi. Patut diakui
bahwa setiap warga negara mempunyai
Teori Deontik
hak untuk menentukan jumlah anak
Teori ini memusatkan perhatian yang akan dilahirkan. Secara tegas
pada hak dan kewajiban generasi pandangan ini berpendapat bahwa kita
sekarang pada generasi yang akan tidak wajib melahirkan manusia
datang. Menurut teori ini generasi yang sebanyak kemampuan kita, justru yang
akan datang mempunyai kesempatan menjadi kewajiban dan tanggung jawab
hak hidup dan hak akan perlakuan yang kita adalah memberikan dan
adil dan sederajat dengan generasi mengusahakan agar manusia yang telah
sebelumnya. Oleh karena itu, generasi dilahirkan dapat hidup dengan taraf
sekarang mempunyai kewajiban moral hidup yang memadai.
untuk melangsungkan dan
Teori lingkungan
mempertahankan serta meningkatkan
kesejahteraan mereka dan generasi- Kebijaksanaan kependudukan dari
generasi selanjutnya. Atas dasar sudut pandangan teori lingkungan ini,
pandangan itulah generasi sekarang pada dasarnya, memusatkan perhatian
(melalui intervensi pemerintah) perlu pada akibat pertumbuhan penduduk
menentukan besarnya generasi terhadap lingkungan hidup. Ada tiga
berikutnya. Tentunya untuk tesis utama yang mendasari teori
menentukan jumlah itu perlu lingkungan ini. Pertama, adalah "tesis
dipertimbangkan sumber daya yang titik batas" (limit thesis). Tesis ini
tersedia dalam suatu negara. Berarti bila berangkat dari 4 asumsi dasar (Effendi
sumber daya yang ada hanya mampu dan Hasan, 1984) yaitu:
menghidupi sejumlah orang, maka 1. pertumbuhan ekonomi dan
generasi sekarang harus berusaha agar penduduk mempunyai batas yang
penduduk negara itu tidak lebih dari pasti;
jumlah tersebut. 2. batas itu (1) sudah hampir tercapai;

Dua teori lagi adalah Keluarga Berencana dan Pemerataan Pembangunan. Kedua teori
itu akan disinggung dalam pembahasan membatasi kelahirandan mencegah kematian.

2
POPULASI, 2(2), 1991
3- apabila batas tersebut terlalu dekat 3. betapapun, pertumbuhan ekonomi
akan terjadi pelonjakan tingkat itu bermanfaat bagi manusia dan
kematian di dunia; dan karena itu harus dilanjutkan.
4. walaupun titik batas tersebut masih Penganut tesis ini berpendapat bahwa
cukup jauh, pertumbuhan ekonomi titik batas itu perlu diperhatikan karena
dan penduduk harus dibatasi. dunia dan kehidupannya secara
Penganut teori ini berpendapat perlahan-lahan berjalan menuju titik
bahwa penyebab utama kelaparan, batas itu. Meskipun secara teoretis
pencemaran lingkungan, kerusakan manusia mempunyai daya dan
lingkungan, serta pemborosan sumber kemampuan untuk berupaya mengatasi
daya, adalah pertumbuhan penduduk kerusakan lingkungan akibat
yang tidak terkendali. pertumbuhan penduduk dan ekonomi
Penganut teori ini berpendapat yang pesat, masalah-masalah lingkungan
bahwa penyebab utama kelaparan, itu belum dapat teratasi secara efektif
pencemaran lingkungan, kerusakan sebab ada hambatan-hambatan teknis
lingkungan, serta pemborosan sumber dan institutional yang masih belum
daya, adalah pertumbuhan penduduk mampu untuk dibatasi manusia.
yang tidak terkendali. Mereka Secara tegas teori lingkungan ini
menekankan bahwa kehidupan ini amat menyarankan bahwa yang berkewajiban
tergantung pada kontrol yang ketat memelihara keserasian hubungan
terhadap pertumbuhan penduduk dan antara penduduk dan lingkungan adalah
ekonomi. Tanpa mengontrol umat manusia, meskipun diikuti dengan
pertumbuhan penduduk sumber daya- mengurangi kebebasan individu.
sumber daya di bumi yang amat terbatas Ketiga, adalah pandangan yang
ini akan habis kecuali dikelola secara berusaha mengambil jalan tengah dari
hati-hati. Menurut teori ini cara yang kedua pandangan di atas. Pandangan ini
baik untuk menjamin kecukupan beranggapan bahwa pada masa yang
sumber daya dan kelestariannya adalah akan datang dunia akan menghadapi
dengan memaksimalkan pemanfaatan serangkaian "masalah transisi" karena
sumber daya yang tersedia untuk terpaksa mencari bahan pengganti satu
mendukung subsistensi manusia diikuti sumber dengan sumber lain. Dalam
dengan kebijaksanaan kependudukan mencari bahan pengganti ini akan terjadi
melalui pembatasan manusia yang kompetisi sehingga beberapa negara
dilahirkan. atau kelompok negara akan dirugikan,
Kedua, adalah tesis gemah ripah sedang negara yang lain justru
{comucopion thesis) yang mempunyai mendapatkan keuntungan. Untuk
pandangan lebih optimis tentang menjaga kompetisi yang tidak sehat itu
hubungan manusia dengan lingkungan- maka diperlukan usaha yang dapat
nya. Asumsi dasar yang diajukan tesis ini mengatasi hambatan-hambatan praktis,
(Effendi dan Hasan 1986: 4) bahwa:
1 sosial, dan kelembagaan selama periode
1. titik batas pertumbuhan hanya transisi itu berlangsung. Pandangan ini
terdapat bila ilmu dan teknologi juga menyarankan bahwa kegiatan
sudah tidak dikembangkan lagi; pertumbuhan ekonomi dan penduduk
2. walaupun ilmu dan teknologi sudah • harus dikurangi karena keduanya dapat
berhenti berkembang, titik batas itu mempengaruhi intensitas dan frekuensi
masih jauh, dan masalah lingkungan.

3
POPULASI, 2(2), 1991
Strategi Kebijaksanaan Kepen- variabel sosial-ekonomi, bio-sosial,
dudukan sikap dan pengetahuan terhadap
kontrasepsi dan sikap yang
Membatasi kelahiran
berhubungan dengan struktur keluarga
Salah satu usaha pemerintah untuk (lihat Lampiran 1). Variabel antara yang
membatasi kelahiran adalah pemakaian mempengaruhi fertilitas meliputi: 1. usia
salah satu cara kontrasepsi modern kawin pertama, 2. proporsi wanita yang
dengan maksud menjarangkan kelahiran tidak kawin, 3 perceraian pada usia
atau membatasi jumlah kelahiran reproduksi, 4. tidak mengadakan
(Singarimbun, 1986a). Kontrasepsi hubungan seks (abstinensi) dengan
modern termasuk pemakaian IUD, pil, sengaja, 5. abstinensi karena terpaksa, 6.
suntikan, kondom, sterilisasi (tubektomi frekuensi hubungan seks, 7. kesuburan
dan vasektomi) serta susuk (norplant). biologis, 8. pemakaian kontrasepsi, 9.
Cara-cara tradisional (sederhana) antara kemandulan yang disengaja, 10.
lain sanggama terputus, pantang keguguran tidak disengaja, dan 11.
berkala, tidak kumpul (abstinensi) tidak pengguguran yang disengaja (lihat Tabel
termasuk dalam kontrasepsi modern. !)•
Tidaklah berarti bahwa cara-cara Selanjutnya Davis dan Blake
tradisional itu tidak memberi membedakan variabel-variabel yang
sumbangan dalam membatasi kelahiran. mempunyai nilai tinggi dan rendah
Singarimbun (1986b) menemukan terhadap fertilitas. Variabel usia kawin
bahwa abstinensi merupakan cara pertama, proporsi wanita yang tidak
membatasi kelahiran yang telah kawin, pemakaian kontrasepsi dan
dipraktikkan oleh sebagian penduduk kemandulan yang disengaja (sterilisasi)
Indonesia sebelum ada kontrasepsi mempunyai nilai yang tinggi. Bila kita
modern. sesuaikan dengan kondisi sosial di
Mengapa kontrasepsi dipakai sebagai Indonesia, jelas variabel tidak kawin
salah satu tindakan dalam membatasi secara permanen, dan kemandulan yang
kelahiran? Secara teoretis Davis dan disengaja agak sulit diterima masyarakat.
Blake (dikutip dalam Lucas, dkk., 1982) Oleh karena itu, pilihan utama jatuh
menjelaskan bahwa fertilitas dapat pada penggunaan kontrasepsi.
terjadi pada wanita melalui 3 tahap Di samping itu, usia kawin pertama
yaitu: juga merupakan faktor pengendali. Oleh
1. harus mengadakan hubungan seks, karena itu, tindakan kebijaksanaan
2. harus hamil, dan kependudukan dapat dilakukan dengan
3. harus berhasil menyelesaikan masa menunda usia kawin pertama melalui
kehamilan (gestasi) dan partus Undang-Undang Perkawinan. Selain itu,
(melahirkan anak). tindakan membatasi kelahiran dapat
Selanjutnya Davis dan Blake merinci dilakukan dengan cara; (Panjaitan,
variabel-variabel yang dapat 1984: 136-137).
mempengaruhi wanita untuk 1. Mendorong pasangan usia subur
melahirkan. Variabel-variabel itu yang isterinya belum berusia 30
kemudian dikelompokkan ke dalam tahun dan atau jumlah anak kurang
variabel yang berpengaruh langsung dari 3 orang agar mempunyai anak
(variabel antara). Variabel yang maksimal 2 orang. Dengan
berpengaruh tidak langsung adalah demikian, pasangan-pasangan usia

4
POPULASI, 2(2), 1991
TABEL1.
VARIABEL ANTARA YANG MEMPENGARUHIFERTILITAS

I. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan seks.


(Variabel hubungan seks)
A. Meliputi dimulai dan akhimya hubungan seks (ikatan seksual)
dalam usia reproduksi.
1. Usia mulai hubungan seks.
2. Selibar permanen, yaitu proporsi wanita yang tidak pernah
hubungan seks.
3- Perpisahan pada usia reproduksi
a. Bila ikatan putus karena perceraian, perpisahan, atau
ditinggal pergi
b. Bila ikatan putus karena suami meninggal dunia.
B. Meliputi kemungkinan hubungan seks selama dalam ikatan seksual.
4. Abstinensi dengan sengaja.
5. Abstinensi karena terpaksa (karena impoten, sakit,
perpisahan yang tidak terelakkan tetapi sifatnya sementara).
6. Frekuensi hubungan seks (tidak termasuk periode abstinensi).
II. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi (variabel konsepsi).
7. Kesuburan dan kemandulan biologis (fecunditas
dan infecunditas) yang tidak sengaja.
8. Digunakan atau tidaknya kontrasepsi (Davis dan Blake membedakan
antara a) cara kimiawi dan mekanis, dan b) cara kontrasepsi lainnya,
lihat Tabel 4.2., untuk mengetahui jenis kontrasepsi lainnya).
9. Kesuburan dan kemandulan yang disengaja (sterilisasi, subinasi,
perawatan medis dan lain-lain).
III. Faktor-faktor yang mempengaruhi gestasi dan kelahiran dengan selamat
(variabel gestasi).
10. Keguguran janin yang tidak disengaja.
11. Keguguran janin yang disengaja.

Sumber: Lucas, dkk 1982. 57

muda ini menjadi sumber daya 3 Mengarahkan generasi muda untuk


manusia potensial sebagai menghayati Norma Keluarga Kecil
penggerak pembangunan. Bahagia Sejahtera (NKKBS) sebagai
2. Membantu pasangan usia subur cara hidup yang layak dan
yang isterinya sudah berusia lebih bertanggung jawab serta menolong
dari 30 tahun .atau anaknya lebih mereka untuk lebih banyak bergiat
dari 3 orang agar tidak menambah dalam bidang pendidikan,
jumlah anak yang dimilikinya keterampilan, kepramukaan, olah
sehingga mereka mampu berkaiya, raga, kesenian, sebagai alternatif
bekerja nyata secara potensial • lain selain menikah dan mempunyai
sebagai sumber daya manusia. anak.

5
POPULASI, 2(2), 1991
4. Memperkuat proses pelembagaan menelaah tingkat kematian bayi.
secara fisik dalam usaha Keluarga Pendekatan yang digunakan lebih
Kecil Bahagia, sehingga secara memperhatikan pendekatan variabel
kelompok proses penanganan antara yang secara langsung
program semakin menjadi bagian mempengaruhi kelangsungan hidup
yang integral dari kegiatan anak. Kerangka konseptual yang
masyarakat sendiri. diajukan Mosley (1984: 167) didasarkan
5- Memperkuat proses pelembagaan beberapa pandangan yakni:
yang bersifat mental spiritual dan 1. Dalam suatu lingkungan yang
lebih bersifat dukungan psikologis, terpelihara dengan baik secara
untuk membantu memberikan isi optimal, sekitar 98 persen bayi yang
keyakinan mental dan ketenangan baru lahir bisa bertahan hidup
batin bagi peserta KB. selama lima tahun pertama dalam
Dengan pendekatan seperti di atas, hidupnya.
sasaran tidak diberlakukan secara 2. Mengecilnya kemungkinan
umum tetapi lebih melihat pada sasaran kelangsungan ini dalam setiap
kelompok target. masyarakat disebabkan oleh
faktor-faktor sosial, ekonomi,
Mencegah Kematian Bayi.
biologi, dan lingkungan.
Tindakan kelahiran yang tinggi 3- Faktor penentu sosial-ekonomi
secara tidak langsung dapat dipengaruhi (variabel pengaruh/independent
oleh tingginya tingkat kematian bayi variabel) harus mempengaruhi
(Fawcett, 1984: 66). Hal ini dapat terjadi melalui mekanisme dasar yang
karena untuk mengurangi risiko tidak terdekat (atau variabel antara) yang
punya anak, sebab kematian tinggi, maka pada gilirannya akan
keluarga perlu melahirkan anak yang mempengaruhi risiko penyakit dan
banyak sehingga kalau ada yang hasil dari proses penyakit tersebut.
meninggal keluarga masih tetap 4. Penyakit tertentu dan kekurangan
mempunyai anak. Atas dasar pandangan gizi yang tampak di antara
itu, kemudian, „ para pakar penduduk yang meninggal dan
kependudukan mengajukan asumsi mereka yang masih bertahan hidup
bahwa usaha-usaha penurunan angka tidak dianggap sebagai variabel
kelahiran tanpa diikuti usahamenaikkan pengaruh. Bahkan, penyakit dan
angka harapan hidup bayi akan kekurangan gizi ini bisa dianggap
mengalami hambatan. Oleh karena itu, sebagai indikator-indikator biologis
program-program yang berusaha yangmencerminkan variabel antara.
mencegah kematian bayi menjadi salah 5. Terhambatnya pertumbuhan dan
satu tindakan dalam kebijaksanaan pada akhirnya kematian anak
kependudukan. dianggap sebagai variabel
Secara tradisional, penelaahan terpengaruh yang mencerminkan
mengenai tingkat kematian anak konsekuensi kumulatif yang tidak
difokuskan pada hubungan antara dapat dihindarkan dari proses
tingkat dan pola mortalitas dengan berbagai macam penyakit (termasuk
indikator sosialekonomi. Belakangan ini interaksi bio-sosialnya). Kematian
Mosley (1984) mengembangkan seorang anak jarang disebabkan
kerangka konsepsi baru dalam hanya satu penyakit saja.

6
POPULASI, 2(2), 1991
Model konsepsual yang analisis mortalitas jauh lebih kompleks
dikembangkan Mosley merupakan karena kematian anak lebih disebabkan
serangkaian identifikasi variabel antara aldbat terakhir dari rangkaian kumulatif
yang secara langsung mempengaruhi penderitaan biologis. Hal ini amat
risiko morbiditas dan mortalitas. Untuk berbeda dengan model fertilitas yang
mempengaruhi kelangsungan hidup semua faktor penentunya
anak, semua faktor penentu sosial dan mempengaruhi suatu peristiwa biologis
ekonomi harus melalui variabel antara tunggal (kelahiran). Singkatnya,
itu. Secara terinci Mosley kerangka variabel antara mortalitas tidak
mengelompokan variabel-variabel mudah diubah menjadi suatu sistem
antara itu menjadi 5 kategori: kuantifikasi sederhana dari kontribusi
I. Faktor Ibu komponen-komponen tertentu
1. Umur terhadap perubahan mortalitas.
2. Paritas (jumlah anak yang Pentingnya model variabel antara
dilahirkan) yang dikembangkan oleh Mosley ini
3. Jarak kelahiran dapat memasukkan beberapa ukuran
II. Faktor Pencemaran Lingkungan yang berbeda mengenai lingkungan,
4. Udara praktik-praktik diet, dan penyakit ke
5. Makanan/air/sari dalam suatu kerangka yang saling
6. Kulit/zat penular kuman menjalin secara luas dan logis yang
penyakit/tanah dapat membantu menjelaskan
7. Serangga pembawa penyakit hubungan antara variabel yang satu
(vectors) dengan lainnya dalam hubungannya
III. Faktor kekurangan gizi dengan kelangsungan hidup anak di satu
8. Kalori sisi serta variabel-variabel sosial
9. Protein ekonomi di sisi lain. Dengan bantuan
10. Gizi mikro variabel antara sebanyak 14 variabel
(vitamin dan mineral) yang dikelompokkan ke dalam 5 faktor,
IV. Faktor Luka maka dapatlah disusun analisis terpadu
11. Kecelakaan mengenai variabel-variabel sosial
12. Luka yang disengaja biologis yang mempengaruhi
V. Faktor Pengendalian Penyakit kemungkinan mortalitas. Atas dasar itu,
Perorangan dapat disusun prioritas tindakan-
13- Usaha-usaha preventif tindakan dalam mencegah kematian
perseorangan bayi.
14. Perawatan dokter Berdasarkan teori di atas serta
pengalaman dari negara lain yang
Secara skematis kelima faktor-faktor didukung hasil penelitian, dapatlah
di atas mempengaruhi kesehatan diajukan strategi untuk menurunkan
penduduk dapat diperiksa pada angka kematian bayi yang disajikan
lampiran 2. Perlu dicatat, meskipun dalam Tabel 2.
pendekatan variabel antara terhadap Melihat tindakan yang dapat
kelangsungan hidup anak dapat dilakukan dalam usaha tingkat kematian
disejajarkan dengan strategi yang bayi, maka perubahan pola dan sikap
digunakan oleh Davis dan Blake seperti petugas kesehatan masyarakat
telah disebutkan di bagian terdahulu, (khususnya ibu) perlu diperhatikan.

7
POPULASI, 2(2), 1991
TABEL 2.
ATAN YANG MEMPUNYAJ DAYA UNGKIT DAIAM MENURUNKAN KEMATIAN BAYI
KEGI

Pendekatan Dilakukan oleh

Posyandu:
1. Penyakit kehamilan Risiko tinggi Penggunaan kertu PKK/dukun bayi
Kelahiran Bayi Berat monitor ibu hamil
Badan Lahir Rendah Puskesmas:
Skor prediktif risiko Bidan/dokter
tinggi

Intervensi dini Alokasi sarana Dokter/Puskesmas


Rujukan dini KIE (Komunikasi Puskesmas/Petugas
Informasi Edukasi Pamong desa Keluarga
Liputan)

Tetanus Tetanus toksoid Liputan 100 % Kader PKK


Juru Imunisasi
Petugas Puskesmas
Pamong Desa

Triple dye untuk Distributor obat Apoteker: Dokter:


tali pusar sampai ke dukun bayi Bidan

Latihan dan supervisi Alokasi biaya Dinkes Tk. Idan II


dukun bayi Dokter Puskesmas
dan Bidan

3. Infeksi (Preumoni Monitoring bayi gizi Pengobatan dini KMS Petugas Puskesmas
Meringitis Sepsis) baik, kesehatan (Kartu Menuju Sehat) Pamong desa Masyarakat
lingkungan KIE Kader Keluarga

Imunisasi lengkap Imunisasi lengkap dengan


sebelum usia 1 tahun safari sistemhadiah

4. Kurang gizi Gizi baik sejak janin KMIH, KMS, PMT ibu Masyarakat Kader (PKK)
untuk generasi berikut hamil, PMT balita, KIE Pamong desa Keluarga

Peningkatan pendapatan
keluarga

Perbaikan lingkungan

5. Diare Perbaikan gizi ASI sampai 2 tahun Masyarakat Kader


Perbaikan lingkungan (PKK)

Pengadaan air bersih Penggunaan air bersih Pamong desa

Pencegahan dehidrasi Oralit, LLG, Keluarga, Puskesmas


cairan apa saja

Sumber: Martodipuro, 1986. "Altematif Strategi Penurunan Angka Kematian Bayi",


Kertas Kerja pada Seminar Strategi Penurunan Angka Kematian Bayi,
Surabaya, 3 Mei, hal 88-99.
POPULASI, 2(2), 1991
Tindakan ini dapat berhasil kalau kader intensifikasi penurunan
kesehatan, pemuka masyarakat, dan mortalitas bayi dan anak di
paramedis dapat sating bekerja sama. Indonesia. Jakarta: Universitas
Munculnya Posyandu (Pos Pelayanan Indonesia, Ford Foundation dan
Terpadu) di bidang kesehatan UNICEF, hal 188-201.
masyarakat jelas membawa angin baru Brown, Lester R. t.t. Kembali di
dalam usaha menekan angka kematian simpang jalan: masalah
bayi. kependudukan dengan sumber
daya alam. Jakarta: Rajawati.
Penutup Effendi, Sofian dan Riaz Hasan. 1986.
Kebijaksanaan kependudukan tidak Politik perencanaan
kependudukan Indonesia,
hanya merupakan tanggung jawab Singapura, dan Pakistan.
pemerintah saja tetapi juga tanggung Yogyakarta: Pusat Penelitian
jawab seluruh umat manusia. Demi Kependudukan, Universitas Gadjah
kelangsurigan hidup generasi pada masa Mada.
mendatang maka kebijaksanaan Ehrlich, Paul R. 1981. Ledakan
kependudukan adalah tanggung jawab penduduk. Jakarta: Gramedia.
moral generasi sekarang. Usaha Fawcett, James- T. 1984. Psikologi
membatasi kelahiran adalah tindakan kependudukan. Jakarta: Rajawali.
yang sangat perlu disebarluaskan agar
Lucas, David, et al. 1982. Pengantar
sumber daya yang ada tidak habis kependudukan. Yogyakarta:
terkuras hanya untuk kepentingan Gadjah Mada University Press.
kehidupan masa kini. Tingkat kematian
Martodipuro, Subagyo. 1986. "Alternatif
juga perlu ditekan karena tingkat
strategi penurunan angka kematian
kelahiran yang rendah tanpa diikuti bayi", paper disampaikan pada
dengan rendahnya tingkat kematian Seminar Strategi Penurunan
akan membawa pengaruh yang kurang Angka Kematian Bayi, Surabaya, 3
menguntungkan, khususnya pada Mei 1986. Surabaya: Ikatan Ahti
program Keluarga Berencana. Usaha- Kesehatan Masyarakat Indonesia
usaha penurunan angka kematian dan Ikatan Dokter Anak Indonesia.
melalui kerja sama yang baik antara Mosley, W. Henry. 1984. "Masalah
masyarakat, kader PKK, pamong desa, penggunaan pelayanan kesehatan,
petugas kesehatan (Puskesmas, tantangan dalam rangka
Posyandu) perlu ditingkatkan agar penurunan kematian bayi dan
usaha-usaha untuk mengurangi anak", dalam Budi Utomo, et al.,
eds., Strategi penelitian dan
pertambahan penduduk dapat strategi program untuk
terwujud. penurunan
intensifikasi
mortalitas bayi dan anak di
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Jakarta: Universitas
Indonesia, Ford Foundation dan
Buchari, Lapau. 1984. "Masalah UNICEF, hal 165-187.
penggunaan pelayanan kesehatan,
tantangan dalam rangka
penurunan kematian bayi dan
anak", dalam Budi Utomo, et al.,
eds., Strategi penelitian dan
strategi program untuk

9
POPULASI, 2(2), 1991
Panjaitan, Sahala. 1984. "Kebijaksanaan
dan pelaksanaan program
pelayanan terpadu kesehatan
keluarga berencana", dalam Budi
.........
. 1987. "Hubungan keluarga
berencana dan fertilitas:
aspek-aspek sosial budaya dan
program", paper disampaikan pada
Utomo, et al., eds., Strategi Lokakarya Pendidikan
penelitian dan strategi program Kependudukan dan Lingkungan
untuk intensifikasi penurunan Hidup, Yogyakarta, 16 Februari 7 -
mortalitas bayi dan anak di Maret. Yogyakarta: Pusat Penelitian
Indonesia. Jakarta: Universitas Kependudukan, Universitas Gadjah
Indonesia, Ford Foundation dan Mada.
UNICEF.hal 165-187. Ward, Barbara dan Rene Dubos. 1974.
Singarimbun, Masri. 1986. Perubaban Hanya satu bumi. Jakarta:
perilaku fertilitas di Sribarjo. Gramedia.
Yogyakarta: Pusat Penelitian
Kependudukan, Universitas Gadjah
Mada.

10
LAMPIRAN I.
SUATU KERANGKA DASAR SEDERMANA UNTUK ANALISA FERTILITAS

CIRI-CIRI
SOSIO
STRUKTUR SOSIO EKONOMI SIKAP BERHUBUNGAN
EKONOMI. DAN dengan BESAR STRUKTUR
mis. nya KEBUDAYAAN dan PEMBENTUKAN
- Tingkat kesehatan mis. nya KELUARGA
(termasuk klinik - Status Migrasi mis. nya
keluarga berencana - Agama - Besar keluarga ideal
dan kesehatan anak). - Kesukuan - Preferensi seks
- Tingkat - Pendidikan - Biaya dan Nilai anak
Pembangunan. - Pendapatan
- Tingkat dan fasilitas
VARIABEL
pendidikan.
ANTARA
Lihat Tabel 1.

CIRI-CIRJ PENGETAHUAN tentang


UNGKUNGAN BIOSOSLAL KONTRASEPSI dan SIKAP
mis. nya mis. nya TERHADAP KONTRASEPSI
- Gizi dan (atau pengaiuran kelahiran)
- Perbedaan-perbedaan
Kesehatan
Regional dan greografis
- Mortalitas
bayi dan
anak
01 LAMPIRAN 2.
c
KERANGKA VARIABEL UNTUK MENELITI FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUIII KELANGSUNGAN IIIDUP BAYI DAN ANAK

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI VARIABEL ANTARA


INDIKATOR BIOLOGIS
1. FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU A. FAKTOR-FAKTOR PADA 1BU
1. Umur Kesakitan sementara dan/atau
a. Pengetahuan/Kepercayaan
2. Paritas kumulatif
b. Sikap/Nilai
Sumber-sumber ekonomi
c. 3. Interval kelahiran
2. FAKTOR-FAKTOR DALAM B. GIZI
KOMUNITAS 4. Kalori
a. Ekologi 5- Protein
b. Fasilitas 6. Vitamin
c. Struktur ekonomi/politik 7. Mineral
C. KONTAMINASI LINGKUNGAN VARIABEL TAK BEBAS
8. Udara
Kematian
9. Air/makanan/jari
10. Kulit/tanah
11. Vektor
D. KECELAKAAN
12. Kecelakaan
E. PELAYANAN KESEI1ATAN
13- Pencegahan
14. Pengobatan
o
cT

Anda mungkin juga menyukai