19706261002
Sintesa Perkuliahan “Isu-isu Pendidikan Dasar”
Perspektif Pendidikan Kaum Tertindas dan Sistem Sosial Sekolah Terhadap Pendidikan
Abad 21st
Oleh: Puguh Ardianto Iskandar
Pendidikan memegang peran yang sangat penting, oleh karena itu pendidikan
seyogyanya harus dirancang, diiplemantasikan, dan dievaluasi dengan sebaik-baiknya.
Artinya, pendidikan harus dibuat inovasi melalui pengembangan kurikulum, budaya sekolah,
maupun kebijakan-kebijakan yang mendorong pendidikan menuju kearah yang lebih maju.
Semuanya juga harus memperhatikan potensi sumber daya yang dimiliki individu dari peserta
didik dan maupun pendidik . Di abad 21st, pendidikan hendaknya tidak hanya berpusat pada
guru (teacher center), melainkan berpusat pada peserta didik. Dalam hal ini guru hanya
sebagai fasilitator dan pembimbing dalam perkembangan potensi akademik maupun non
akademik yang dimiliki peserta didik.
Berkaitan dengan fenomena tersebut, terdapat aliran filsafat pendidikan yang
mendukung adanya perubahan ataupun inovasi yang bertujuan untuk kemajuan pendidikan.
Aliran filsafat yang dimaksud adalah progresivisme yang merupakan sebuah gerakan yang
kontradiksi dengan implementasi pendidikan secara tradisional seperti halnya aliran
esensialisme dan perenialisme. Paradigma aliran progresifsivisme lebih kearah positif maju
ke depan dengan mendukung pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada peserta didik dan
mengembangkan berbagai kemampuan atau skill untuk berkiprah di masyarakat dan dunia.
Sejalan dengan itu, Idi (2012:83) berpendapat bahwa filsafat progresivisme berpijak
bahwa kepercayaan merupakan kekuatan alamiah manusia, yaitu kekuatan yang dimiliki
manusia sejak lahir (man’s natural powers). Manusia sejak lahir telah membawa karakteristik
sendiri dari bakat dan kemampuan atau potensi dasar, daya akal, sehingga manusia dengan
kemapuannya dapat mengatasi segala permasalahan hidupnya, baik tantangan, hambatan,
ancaman maupun gangguan yang muncul dari kehidupannya.
Seperti halnya filsafat progresivisme, kajian mengenai isu-isu pendidikan dasar selama
perkuliahan disintesakan melalui beberapa teori pendidikan, baik dari teori Paulo Freire
mengenai pendidikan kaum tertindas yang mengangkat tema pendidikan tidak boleh stagnan
atau mengalami ketertindasan. Melainkan pendidikan harus berkembang dan berubah
mengikuti perkembangan zaman.
Puguh Ardianto Iskandar
19706261002
Sintesa Perkuliahan “Isu-isu Pendidikan Dasar”
Pulo Freire menekankan pada rekontruksi sosial yang mana hubungan manusia dengan
manusia harus berladaskan humanisme yang mana menghadapi berbagai masalah dengan
cara memanusiakan manusia dengan memecahkan masalah melalui hadap masalah dan tidak
boleh dengan gaya bank.
Teori lainnya juga membahas masalah pendidikan yang kaitannya dengan system sosial
yang terjadi di sekolah. Dalam teori ini mengungkap struktur organisasi, individu, budaya,
dan politik menjadi satu kesatuan yang harus ada dalam sekolah. Semua saling terhubung
membentuk pendidikan yang berlandaskan kemajuan (Hoy dan Miskel, 2012:25).
gender yang mana sebenarnya memiliki kesetaraan yang sama. Masalah gender
diharapkan tidak begitu berpengaruh dalam pendidikan.
a. Kurikulum
Seperti halnya pendidikan yang harus berproses dan berkembang sesuai
kebutuhan, seperti folosofi progresivisme yang mana sebuah kurikulum harus
mempunyai inovasi sesuai perkembangan zaman. Kurikulum dibuat oleh
pemangku kepentingan dan diturunkan untuk diterapkan di sekolah. Namun
kebijakan pemakaian kurikulum tidak sepenuhnya bersifat top down atau dari pusat
ke bawah, namun posisi bawah harus mampu mengembangkan sesuai potensi yang
dimiliki. Reformasi kurikulum dapat berupa program lesson study yang mana
semua pelaku pendidikan dapat berkolaborasi secara mendalam melalaui beberapa
program terstruktur. Lesson study merupakan sebuah inovasi bagi dunia
pendidikan, yang memunculkan rutinintas untuk bertukar pikir, berkomunikasi, dan
tentunya dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Jika
dilakukan secara berkelanjutan tentunya akan adanya progress nyata dalam
mencapai tujuan. Namun pada dasarnya, lesson study di Indonesia belum berjalan
baik, karena kurangnya prencanaan yang matang sehingga banyak sekolah yang
tidak melanjutkan kurikulum Jepang ini.
b. Fullday School
Program lainnya yaitu full day school yang dapat berjalan baik jika adanya
keberlanjutan, sarana prasarana mendukung, dan kompetensi guru memadai.
Program ini sebenarnya baik dilakukan untuk menambah waktu pengajaran dan
bagaiman membentuk karakter siswa lebih baik. FDS membawa dampak positif
bagai prestasi siswa, dan motivasi. Berkaca dari program ini, banyak sekali
masalah yang muncul seperti banyak memakan waktu dan mengeluarkan biaya
besar. Namun hal itu jika dikatikan dengan filosofi progresivisme akan muncul
pandangan lain dan FDS harus tetap dilanjutkan dan disesuaikan dengan kebutuhan
daerah atau instansi. Program ini sangat baik jika diimplementasikan dengan
dukungan yang memadai.
c. Pendidikan Inklusi
Banyak sekali program pendidikan di Indonesia yang memiliki tujuan
berbeda-beda misalnya pendidikan inklusi. Pendidikan inklusi dapat berjalan
dengan baik apabila setiap guru dapat memahami karakteristik siswa sesuai
kecerdasan yang dimilikinya. Misal siswa yang memiliki kecerdasan majemuk
Puguh Ardianto Iskandar
19706261002
Sintesa Perkuliahan “Isu-isu Pendidikan Dasar”
lebih akan diberikan treatment atau materi sesuai kemampuannya. Sedangkan bagi
siswa yang memiliki kekurangan kecerdasan majemuk lebih sedikit juga perlu
diperhatikan. Adanya prinsip keadilan yang mana memberikan hak yang sama
dalam pendidikan bagi siswa sesuai kebutuhan siswa. Dalam pendidikan inklusi
dapat diatasi dengan melihat kemampuan atau kecerdasan majemuk siswa dengan
mengenal setiap pribadi siswa.
2. Individu.
Individu dipahami seseorang yang memiliki kemapuan, kapasitas, pemahaman
kognitif untuk menyediakan energi atau berperan dalam pekerjaan. Hal ini
menjadikan pendidik sebagai individu yang harus berproses lebih baik lagi demi
mencapai cita-cita luhur dalam mengembangkan pendidikan. Oleh karena itu,
organisasi formal menjadi wadah dalam pengembangan karir dan pekerjaan mereka.
Pengembangan diri pendidik dilakukan sebagai kebutuhan kerja yang dapat
memotivasi peserta didik dalam belajar. Hal yang harus dimiliki pendidik dalam aspek
kognitif , bahwa mereka harus mempunyai kebutuhan, tujuan, kepercayaan, dan
kognisi. Motivasi kerja merupakan satu alat sebagai kebutuhan yang paling relevan
bagi pendidk di organisasi formal. Berikut ini pandangan kebutuhan yang harus
dimiliki seorang pendidik di abad 21st .
a. Self Efikasi Seorang Guru
Kebutuhan dasar siswa jika terpenuhi langkah selanjutnya adalah memotivasi
siswa untuk mengeluarkan bakat dan kemampuannya. Motivasi ini harus
ditumbuhkan guru melalui pembelajaran ruang kelas yang berpusat pada peserta
didik, yang mana siswa sendiri menjadi peran utama dalam memotivasi dan
menyediakan lingkungan belajar yang mendukung melalui internal peserta didik.
Motivasi dalam diri sangat penting, juga lingkungan menjadi faktor kedua yang
mendorong dalam memotivasi proses pembelajaran yang positif adalah guru,
penasehat, orang tua, dan masyarakat.
Motivasi dapat dibangun melalui komunikasi positif dari siswa satu dengan
yang lain dan pengajar dengan siswa yang lebih menekakan pada kemampuan
mengelola kelas dengan memberi keleluasaan siswa untuk belajar dengan
berpusat pada siswa itu sendiri. Melalui lingkungan kelas yang kondusif dan
Puguh Ardianto Iskandar
19706261002
Sintesa Perkuliahan “Isu-isu Pendidikan Dasar”
3. Budaya
Budaya leih menekankan bagaiman orientasi kerja atau norma yang terjadi dalam
organisai formal, budaya juga memberikan identitas bagi suatu oranisasi. Organisasi
mengembangkan budaya khas mereka sendiri dan menjadi ciri setiap sekolah yang
menjadi daya tarik tersendiri. Ketika para anggota organisasi berinteraksi, maka nilai-
nilai, norma, kepercayaan, dan cara berpikir sesuai kemampuan mereka muncul
sebagai budaya mereka sendiri. Orientasi ini membentuk budaya organisasi. Budaya
organisasi membedakan satu organisasi dari yang lain dan memberikan anggota
dengan rasa identitas organisasi (Hellriegel, Slocum, dan Woodman, 1992; Daft,
1994).
Di sekolah, kepercayaan bersama dan norma yang dimiliki pendidik dan semua
pemangku pendidikan memiliki dampak signifikan terhadap perilaku. Budaya
memberi komitmen siswa, guru, maupun kepala sekola terhadap kepercayaan dan
nilai-nilai di luar diri mereka sendiri. Ketika budaya kuat, maka pengaruh terhadap
Puguh Ardianto Iskandar
19706261002
Sintesa Perkuliahan “Isu-isu Pendidikan Dasar”
dengan semua hal yang bisa memperoleh informasi. Literasi tidak harus
dilakukan dalam pembelajaran di kelas atas, namun bisa dilakukan sejak dini
dengan menumbuhkan sikap kritis siswa dalam mengidentifikasi dan
menggambarkan sesuatu dalam bentuk karya. Misalnya siswa PAUD bisa
melakukan literasi menggunakan sebuah buku cerita, permasalahan, atau kejadian
nyata yang nantinya mereka mengambarkan dalam bentuk gambar atau deskripsi.
Literasi ini ini dilakukan out of the box.
C. Digital learning
Motivasi siswa muncul juga bisa diakibatkan faktor lain, seperti halnya
proses pembelajaran yang menarik dalam penggunaan teknologi digital.
Teknologi digital yang dimaksud yaitu ICT (Information, communication, and
Technology) yang mana dapat memudahkan siswa untuk berproses dalam
pembelajaran. Pada dasarnya semakin kesini, teknologi akan berkembang dan
sumber daya manusia harus mengikuti perkembangan teknologi. Dicontohkan
bahwa banyak anak kecil yang menggunakan tablet, handphone atau jaringan
internet bisa digunakan kearah yang lebih baik. Misalnya diterapkan ke dalam
dunia pendidikan agar pendidikan semakin maju dan dalam menghadapi era
industry 4.0 akan lebih mudah. Perkembangan ICT yang semakin pesat akan
membawa dampak positif bagi pendidikan jika siswa mampu didorong untuk
melakukan perkembangan pedagogis berlandaskan ICT. Guru sebagai fasilitator
dan sarana prasarana harus memenuhi kebutuhan siswa. Digital learning
dimasukkan dalam budaya sekolah yang mana dapat membawa dampak terhadap
nilai-nilai atu norma dalam iklim pendidikan.
4. Politik
Politik adalah sistem hubungan kekuasaan informal yang muncul untuk menolak
sistem kontrol lainnya (Hoy dan Winkel, 2012:25). Bagaimanapun juga, politik
merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan organisasi. Selalu ada
orang yang ingin merebut kekuasaan untuk tujuan pribadi mereka sendiri. Seseorang
dapat membayangkan sebuah organisasi "sebagai kelompok yang memiliki kekuasaan
untuk bersaing, masing-masing berusaha untuk mempengaruhi kebijakan melalui
kepentingannya sendiri, atau dari kepentingan organisasi" (Strauss, 1964:164).
Puguh Ardianto Iskandar
19706261002
Sintesa Perkuliahan “Isu-isu Pendidikan Dasar”
Hubungan kekuasaan dimainkan dalam berbagai cara: taktik dan permainan politik,
tawar-menawar, dan resolusi konflik. Para anggota selalu dipaksa untuk memainkan
permainan kekuasaan politik. Namun dalam dunia pendidikan muncul suatu contoh
politik yang berkaitan dengan suatu kebijakan sekolah. Neo-liberal dipandang dengan
pendekatan politik sekolah yang diharapkan mampu berkembang dan berjalan mandiri
untuk kemajuan pendidikan.
Kebijakan pendidikan neo- liberal yang mana mengenai pemikiran pertumbuhan
ekonomi melalui kesempatan dan perhatian sekolah. Kebijakan ini mendorong
sekolah untuk lebih berkembang secara mandiri melalui beberapa program atau
kegiatan wira usaha. Neo-liberal dikaitkan dengan manusia economicus yang
dibebaskan untuk berwirausaha, dan bertanggung jawab dalam perawatan diri.
Kebijakan ini banyak dilakukan disekolah-sekolah swasta dan berdampak besar bagi
kesejagteraan dan perkembangan pendidikan. Namun Kebijakan ini baiknya ada
control pemangku kebijakan, yang mana nantinya bisa dipertanggung jawabkan.