(SELULITIS)
Dosen Pembimbing :
Sri Yulianti,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Disusun Oleh :
3B KEPERAWATAN
Kelompok VII
1. MUTMAINNAH
2. ROSANTI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini yang berjudul " SELULITIS “ tepat pada waktunya.
Tujuan ditulisnya makalah ini untuk memenuhi tugas Sistem Integumen.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN TEORITIS.....................................................................................................2
A. Anatomi Fisiologi...................................................................................................2
B. Konsep Dasar.........................................................................................................7
1. Definisi...............................................................................................................7
2. Klasifikasi..........................................................................................................7
3. Etiologi...............................................................................................................8
4. Patofisiologi.....................................................................................................10
5. Manifestasi Klinis............................................................................................11
6. Komplikasi........................................................................................................11
7. Penatalaksanaan...............................................................................................12
8. Pathway............................................................................................................13
9. Epidemiologi....................................................................................................13
10. Pemeriksaan Penunjang................................................................................14
C. TERAPI KOMPLEMENTER..............................................................................14
D. PENCEGAHAN PRIMER SEKUNDER DAN TERSIER...................................14
E. ASKEP Teoritis....................................................................................................15
1. Pengkajian........................................................................................................15
2. Diagnosa...........................................................................................................17
c. Ganguan citra tubuh.........................................................................................17
3. Intervensi..........................................................................................................17
4. Implementasi....................................................................................................19
5. Evaluasi............................................................................................................19
iii
BAB III............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
A. Kesimpulan..........................................................................................................20
B. Saran....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bagaimana hasil tinjauan secara teoritis dan kasus terhadap klien dengan
selulitis ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana hasil tinjauan secara teoritis dan kasus terhadap
klien dengan selulitis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Anatomi Fisiologi
2
1. Lapisan Epidermis (kutikel)
Lapisan epidermis terdiri dari :
Lapisan kulit paling luar yang terdiri dari sel gepeng yang
mati, tidak berinti, protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat
tanduk).
b. Stratum Lusidum
3
nodulus Bizzozero. Di antara sel spinosum juga terdapat pula sel
Langerhans.
e. Stratum Basalis
f. Sel kolumnar
a. Pars Papilare
4
b. Pars Retikulare
5
Fisiologi kulit
1. Fungsi Proteksi
2. Fungsi Absorpsi
6
metabolisme, dan jenis vehikulum. PEnyerapan dapat melalui celah
antar sel, menembus sel epidermis, melalui muara saluran kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi
4. Fungsi Persepsi
7
6. Fungsi Pembentukan Pigmen
7. Fungsi Keratinisasi
B. Konsep Dasar
1. Definisi
8
peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah
samping dan ke dalam (Herry, 1996).
2. Klasifikasi
9
spongius.Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang
terlibat.
3. Etiologi
Penyakit Selulitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur,
namun ada beberapa penyebab lain dari selulitis yaitu :
a. Infeksi bakteri dan jamur
1) Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus
10
2) Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus
grup B
3) Infeksi dari jamur Aeromonas Hydrophila, tapi Infeksi yang
diakibatkan jamur termasuk jarang.
4) S. Pneumoniae (Pneumococcus)
b. Penyebab lain
1) Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
2) Kulit kering
3) Eksim
4) Kulit yang terbakar atau melepuh
5) Diabetes
6) Obesitas atau kegemukan
7) Pembekakan yang kronis pada kaki
8) Penyalahgunaan obat-obat terlarang
9) Menurunnyaa daya tahan tubuh
10) Cacar air
11) Malnutrisi
12) Gagal ginjal
11
Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga
mengurangi sistem immun tubuh dan menambah resiko terinfeksi.
Diabetes mengurangi sirkulasi darah pada ekstremitas bawah dan potensial
membuat luka pada kaki dan menjadi jalan masuk bagi bakteri
penginfeksi.
d. Cacar dan ruam saraf
Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi
jalan masuk bakteri penginfeksi.
e. Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)
Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan
masuk bagi bakteri penginfeksi.
f. Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki
Infeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehinggan
menambah resiko bakteri penginfeksi masuk
g. Penggunaan steroid kronik
Contohnya penggunaan corticosteroid.
h. Penyalahgunaan obat dan alcohol
Mengurangi sistem immun sehingga mempermudah bakteri
penginfeksi berkembang.
i. Malnutrisi
Selain pengaruh dari nutrisi yang buruk, lingkungan tropis, panas,
banyak debu dan kotoran, mempermudah timbulnya penyakit ini.
4. Patofisiologi
Invasi bakteri masuk melalui trauma, luka, gigitan serangga
berinvasi streptokokus dan staphylococcus aureus melalui barier
epidermal yang rusak menyerang kulit dan subkutan, masuk ke jaringan
yang lebih dalam dan menyebar secara sistemik yang menyebabkan
terjadinya reaksi infeksi/inflamasi yang merupakan respon dari tubuh
sehingga muncul nyeri, pembengkakan kulit, lesi kemerahan dan demam.
12
Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan
infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit
infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan
pada orang dengan diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat.
Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem vena serta
limfatik pada ke dua ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan
ditemukan kemerahan yang karakteristi hangat, nyeri tekan, demam dan
bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh
streptokokus grup A, streptokokus lain atau staphilokokus aereus, kecuali
jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang
pasti sulit ditentukan, untuk abses lokalisata yang mempunyai gejala
sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun
etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang
disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih
kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan adanya
organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan
berindurasi dan dapat mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi
mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis
dan infeksi derajat rendah.
5. Manifestasi Klinis
13
b. Nyeri kepala
c. Nyeri otot
d. Tidak enak badan
e. Malaise
f. Edema
g. Lesi
6. Komplikasi
a. Bakteremia
b. Nanah atau local Abscess
c. Superinfeksi oleh bakteri gram negative
d. Lymphangitis
e. Trombophlebitis
f. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan
meningitis sebesar 8%.
g. Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene), dan
dimana harus melakukan amputasi yang mana mempunyai resiko
kematian hingga 25%.
7. Penatalaksanaan
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke
darah dan organ lainnya. Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin
(misalnya cloxacillin).
Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan). Biasanya
sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan suntikan
antibiotik jika:
a. Penderita berusia lanjut
b. Selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya
c. Demam tinggi.
14
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan
dalam posisi terangkat dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan
pembengkakan.
15
8. Pathway
9. Epidemiologi
Selulitis dapat terjadi di semua usia tersering pada usia dibawah 3 tahun
dan usia dekade keempat dan kelima. Insiden pada laki-laki lebih besar
dari pada perempuan dalam beberapa studi epidemiologi. Insiden selulitis
ekstremitas masih menduduki peringkat pertama. Terjadi peningkatan
16
resiko selulitis seiring meningkataya usia,tetapi tidak ada hubungan
dengan jenis kelamin.
b. BUN level.
c. Creatinine level.
d. Culture darah
C. TERAPI KOMPLEMENTER
17
bahwa pasien tersebut memiliki kemungkinan infeksi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu lain.
Jika kulit masih normal
a. Lembabkan kulit secara teratur
b. Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati
c. Lindungi tangan dan kaki
d. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial
2. Pencegahan sekunder
Jika memiliki luka
a. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
b. Oleskan antibiotic
c. Tutupi luka dengan perban
d. Sering-sering mengganti perban tersebut
e. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
3. Pencegahan tersier
E. ASKEP Teoritis
1. Pengkajian
a. Identitas Diri Klien
b. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
18
Biasanya pada klien dengan limfadenopati keluhan utamanya
yaitu klien mengatakan nyeri pada luka, terkadang disertai demam,
menggigil dan malaise.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum Klien
a) Tingkat kesadaran : Biasanya Composmentis
b) Berat badan : Biasanya normal
c) Tinggi badan : Biasanya normal
2) Tanda-Tanda Vital
a) TD : Biasanya menurun (< 120/80mmHg)
b) Nadi : Biasanya menurun (<90x/i)
c) RR : Biasanya normal (18-24 x/i)
19
d) Suhu : Biasanya meningkat (>37.5 °C)
3) Pemeriksaan Head to Toe
a) Kepala
Inspeksi : Bentuk, karakteristik rambut serta kebersihan
kepala
Palpasi : Adanya massa, benjolan ataupun lesi
b) Mata
Inspeksi : Sklera, conjungtiva, iris, kornea serta reflek pupil
dan tanda-tanda iritasi
c) Telinga
Inspeksi : Daun telinga, liang telinga, membran tympani,
adanya serumen serta pendarahan
d) Hidung
Inspeksi : Lihat kesimetrisan, membran mukosa, tes
penciuman serta alergi terhadap sesuatu
e) Mulut
Inspeksi : Kebersihan mulut, mukosa mulut, lidah, gigi dan
tonsil
f) Leher
Inspeksi : Kesimetrisan leher, pembesaran kelenjar tyroid
dan JVP
Palpasi : Arteri carotis, vena jugularis, kelenjar tyroid,
adanya massa atau benjolan
g) Thorax / Paru
Inspeksi : Bentuk thorax, pola nafas dan otot bantu nafas
Palpasi : Vocal remitus
Perkusi : Batas paru kanan dan kiri
Auskutasi : Suara nafas
h) Kardiovaskuler
Inspeksi : Ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis
Perkusi : Batas jantung kanan dan kiri
Auskultasi : Batas jantung I dan II
i) Abdomen
Inspeksi : Asites atau tidak
Palpasi : Adanya massa atau nyeri tekan
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus
20
j) Kulit
Inspeksi : Warna kulit, turgor kulit, adanya jaringan parut
atau lesi dan CRT. Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri
tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang
terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit
jeruk yang mengelupas (peau d’orange). Pada kulit yang
terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel)
atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah.
k) Ekstremitas
Kaji nyeri, kekuatan dan tonus otot
2. Diagnosa
a. Nyeri akut
b. Kerusakan integritas kulit
c. Ganguan citra tubuh
3. Intervensi
21
2 Kerusakan integritas Tissue integrity Pressure Management
kulit Membranes
Hemodyalis akses
Anjurkan pasien
menggunakan
Kriteria Hasil : pakaian yang longkar
Jaga kebersihan kulit
agar tetap bersih
Integritas kulit yang Monitor kulit akan
baik bisa diperbaiki adanya kemerahan
Tidak ada luka/lesi pada
kulit
Perfusi jaringan baik
22
3. Gangguan citra tubuh Body image Nutrion Management
Self esteem
23
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
24
Pada tahap perencanaan, rencana keperawatan disusun sesuai
dengan masalah keperawatan. Dalam memprioritaskan masalah
keperawatan dilihat dari kebutuhan kondisi klien saat pengkajian.
B. Saran
25
26
DAFTAR PUSTAKA
27