31-File Utama Naskah-147-1-10-20200810 PDF
31-File Utama Naskah-147-1-10-20200810 PDF
Knowing the relationship of nutritional status of pregnant women with the incidence
of hypertension in Puskesmas sulili
Ramdani
ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya, terutama apabila terjadi pada wanita yang
sedang hamil. Hal ini dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bagi bayi yang akan dilahirkan, karena tidak
ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini. Tujuan: Mengetahui hubungan status gizi ibu hamil dengan
kejadian hipertensi di Puskesmas Sulili Kabupaten Pinrang.Metode Penelitian:Desain penelitian adalah
observasional analitik dengan pendekatan retrospektif. Teknik sampling dengan Consecutive sampling. Analisis
data menggunakan uji statistik Chi Square.Hasil: Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar responden
dengan IMT normal yaitu sebanyak 25 responden (43,9%) dan mayoritas responden yang tidak hipertensi yaitu
sebanyak 51 responden (89,5%). Hasil analisis bivariate Status gizi dengan kejadian hipertensi dengan uji Chi
Squaremaka berdasarkan nilai Fisher’s Exatc Testdi dapatkan nilai p-value sebesar 0,006 lebih kecil dari
0,05(p<0,05).Kesimpulan: Ada hubungan antara status gizi dan kejadian hipertensi di Puskesmas Sulili.
ABSTRACT
Background: Hypertension is a dangerous disease, especially if it occurs in women who are pregnant. This can
cause death for the mother and for the baby to be born, because there are no specific symptoms or signs as an
early warning. Objective: To determine the relationship between the nutritional status of pregnant women and
the incidence of hypertension in the Sulili Puskesmas Pinrang Regency. Research Method: The study design
was an analytic observational with a retrospective approach. Sampling technique with consecutive sampling.
Data analysis used Chi Square statistical test. Results: The results of univariate analysis showed that most
respondents with normal BMI were 25 respondents (43.9%) and the majority of respondents who were not
hypertensive were 51 respondents (89.5%). The results of bivariate analysis of nutritional status with the
incidence of hypertension with Chi Squaremaka test based on Fisher's Exatc Test value get p-value of 0.006
smaller than 0.05 (p <0.05). Conclusion: There is a relationship between nutritional status and the incidence of
hypertension in Puskesmas Sulili.
73
Ramdani / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.7 No.1 (Juli 2020) Hal: 73 - 81
74
Ramdani / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.7 No.1 (Juli 2020) Hal: 73 - 81
75
Ramdani / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.7 No.1 (Juli 2020) Hal: 73 - 81
Kejadian Hiperetensi
Karakteristik Tidak
Hipertensi
Responden Hipertensi Sumber: Data primer 2019
F % F %
Berdasarkan tabel 6 sebagian besar
Usia
20-35 41 71,9 6 10,5
responden mempunyai indeks massa tubuh
<20&>35 10 17,5 0 0 tidak beresiko dan tidak hipertensi yaitu
Pendidikan sebanyak 31 responden (54,4%). Hasil
Dasar 4 7,0 0 0 analisis bivariat diketahui bahwa nilai p-value
Menengah 34 59,6 3 5,3
diperoleh 0,006 berarti P<0,05 sehingga ada
Tinggi 13 22,8 3 5,3
Pekerjaan
hubungan antara status gizi ibu hamil dengan
Bekerja 25 43,9 6 10,5 kejadian hipertensi di Puskesmas Sulili.
Tidak bekerja 26 45,6 0 0
UK
Trimester II 25 43,9 2 3,5 PEMBAHASAN
Trimester III 26 45,6 4 7,0 1. Karakteristik responden berdasarkan usia,
Paritas tinggkat pendidikan, pekerjaan, umur
Primigravida 24 42,1 4 7,0
kehamilan dan paritas.
Multipara 27 47,4 2 3,5
Total 51 89,5 6 10,5 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa karakteristik responden berdasarkan
76
Ramdani / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.7 No.1 (Juli 2020) Hal: 73 - 81
sebagian besar responden adalah yang berusia ibu dengan paritas tinggi akan mempunyai
20-35 tahun sebanyak47 responden anggota keluarga yang lebih banyak atau
(82,5%).Maka dapat disimpulkan bahwa usia keluarga besar, sehingga akan lebih banyak
20-35 tahun adalah usia reproduktif wanita membutuhkan bahan makanan untuk
untuk hamil dan melahirkan. Ibu hamilyang dikonsumsi. Hal ini akan diperberat jika daya
berusia 20 hingga 30 tahun telah masuk dalam beli rendah yang disebabkan oleh kemampuan
rentang usia dewasa awal, dimana ibu mulai ekonomi yang rendah.
mengalami proses kematangan emosional dan
mampu menerima informasi dengan baik serta 2. Status Gizi
mengambil keputusan yang tepat mengenai Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
perilaku kesehatan seperti status gizi selama bahwa sebagian besar responden dengan IMT
kehamilan. Responden dengan tingkat normal yaitu sebanyak 26 responden (45,6%).
pendidikan menengah yaitu sebanyak 37 Pada trimester II seorang wanita hamil akan
responden (64,9%). Semakin baik tingkat mengalami kenaikan berat badan yang lebih
pendidikan seseorang maka akan semakin baik banyak dibandingkan pada saat trimester I.
pola fikir yang terbentuk, sehingga pola pikir karena pada saat trimester II ini pertumbuhan
yang baik tersebut akan membuat seseorang janin juga semakin besar. Dan sebagian besar
semakin terbuka terhadap hal-hal baru dan penambahan berat badan selama masa
mampu menerima informasi dengan baik.) kehamilan berasal dari uterus dan isi-isi nya.
Responden dengan bekerja yaitu 31 responden Status gizi merupakan hal yang penting
(54,4%). Ibu bekerja untuk mencari nafkah diperhatikan pada masa kehamilan, karna
bagi kepentingan dirinya sendiri maupun faktor gizi sanggat berpengaruh terhadap
keluarganya, faktor bekerja saja tidak terlalu status kesehatan ibu selama hamil serta
memberi peran terhadap timbulnya suatu gunapertumbuhan dan perkembangan
masalah pada ibu hamil akan tetapi kondisi
janin.
kerja yang menonjol serta aktivitas yang
berlebihan dan kurangnya istirahat saat bekerja
3. Kejadian Hipertensi
berpengaruh besar terhadap kehamilan dan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
kesehatan janin yang di kandungnya. Umur
bahwa sebagian besar responden tidak
kehamilan responden yaitu trimester III
hipertensi yaitu sebanyak 51 responden
sebanyak 30 responden (52,6%). Sedangkan
(89,5%). Menurut Wagiyo dan Putrono
kehamilan pada usia >35 tahun merupakan
hipertensi kehamilan adalah kelainan yang
keadaan yang dikategorikan dalam resiko
belum diketahui penyebabnya secara pasti
tinggi terhadap kelainan bawaan sertaadanya
yang terjadi pada masa kehamilan dan
penyulit selama masa kehamilan dan
dimanepestasikan dengan meningkatnya
persalinan. dan sebagian paritas responden
tekanan darah tekanan sistolik naik mmHg
yaitu multigravida sebanyak 29 responden
pertekanan diastolik naik 15 mmHg diatas nilai
(50,9%). Paritas mempengaruhi pengetahuan
dasar) disertai protein urine, udema
ibu karena ibuyang sudah berpengalaman atau
(preklamsia) yang berlanjut pada kejang dan
sudah pernah hamil cenderung memiiki
koma (eklamsia). Hasil penelitian ini tidak
pengetahuan yang lebih banyak tentang
sejalan dengan penelitian Rajamuda yang
kehamilannya. Pada ibu hamil pertama rasa
berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan
ingin tahu dan rasa khawatir tentang
dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di
kehamilannya lebih tinggi, ibu hamil pertama
poli klinik Obsetri Ginekologi Rumah Sakit
lebih berhati-hati dan lebih banyak rasa ingin
Jiwa Prof. Dr. V.L Ratum buysang kota
tahunya terhadap kehamilan maupun
Manado”, dimana sebagian besar respondenya
kehamilan risiko tinggi. Dapat dipahami bahwa
77
Ramdani / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.7 No.1 (Juli 2020) Hal: 73 - 81
adalah hipertensi yaitu sebanyak 115 orang yang normal akan mengahsilkan anak yang
(55,6%). normal. Demikian juga sebaliknya. Kenaikan
berat badan yang ideal ibu hamil 7 kg (untuk
4. Status Gizi berdasarkan Karakteristik ibu yang gemuk ) dan 12,5 kg (untuk ibu yang
kehamilan dan paritas Berdasarkan usia, tidak gemuk). Dalam 3 bulan pertama, berat
tingkat pendidikan, pekerjaan, umur. badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg.
Hasil penelitian didapatkan pada Indeks kemudian, dinilai normal bila setiap minggu
Massa Tubuh (IMT) berdasarkan usia berat badan naik 0,5 kg. pada kehamilan tua,
didapatkan sebagian besar responden dengan rata-rata kenaikan berat badan ibu akan
usia 20-53 tahun dan status gizi normal yaitu mencapai 12 kg. jika kenaikan berat badan
sebanyak 22 responden (38,6%). Salah satu lebih dari normal, dapat, dapat menimbulkan
faktor yang mempengaruhi status gizi komplikasi keracunan kehamilan (pre-
ibuhamil adalah usia lebih muda usia ibu eklampsia), anak terlalu besar sehingga
hamil maka kebutuhan energy lebih baik. menimbulkan kesulitan persalinan.
(11)
Berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan Sebaliknya, jika berat badan ibu hamil kurang
sebagian besar responden dengan tingkat dari normal, kemungkinan ibu beresiko
pendidikan menengah dan status gizi normal keguguran, anak lahir premature, berat badan
yaitu sebanyak 18 responden (31,6%). lahir rendah, gangguan kekuatan rahim
Pengetahuan dan kemampuan seseorang mengeluarkan anak, dan perdarahan sehabis
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan. persalinan. Berdasarkan paritas didapatkan
Makin tinggi pendidikan seseorang, maka sebagian besar responden dengan paritas
makin mudah baginya untuk menerima primigravida dan status gizi normal yaitu
informasi. Pengetahuan akan membentuk sebanyak 13 responden (22,8%). Menurut
tindakan dan perilaku seseorang. Berdasarkan buku ilmu kebidanan penyakit kandungan dan
pekerjaan didapatkan sebagian besar KB mengatakan bahwa ibu dengan paritas
responden dengan pekerjaan tidak bekerja dan yang kurang dari empat tidak beresiko
status gizi normal yaitu sebanyak 15 mengalami gangguan dalam kehamilan.
responden (24,6%). Berdasarkan Apabila
pekerjaan ibu berat maka asupan gizi yang 5. Kejadian hipertensi berdasarkan
dikonsumsi juga lebih banyak begitu juga karakteristik usia, tingkat pendidikan, umur
sebaliknya, sehingga asupan gizi ibu hamil kehamilan dan paritas
akan mempengaruhi status gizi ibu hamil Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
selama kehamilan. Selain itu, pekerjaan ibu kejadian hipertensi didapatkansebagian besar
akan berpengaruh pada jumlah pendapatan ibu responden dengan usia 20-35 tahun dan tidak
yang akan mempengaruhi asupan gizi ibu hipertensi yaitu sebanyak 41 responden
selama kehamilan, dimana ibu yang (71,9%). Hipertensi meningkat diumur muda,
mempunyai pendapatan lebih tinggi bisa sehubungan dengan belum sempurnanya
mengkonsumsi makanan yang lebih bervariasi organ-organyang ada ditubuh wanita untuk
dan bergizi, sehingga akan mempengaruhi bereproduksi, selain itu faktor psikologis yang
status gizi ibu hamil. Berdasarkan umur cenderung kurang stabil juga meningkatkan
kehamilan didapatkan sebagian besar kejadian hipertensi diumur muda. Masih
responden dengan umur kehamilan trimester banyaknya kejadian hipertensi pada ibu hamil
III dan status gizi normal yaitu sebanyak 14 diusia muda ini mungkin disebabkan masih
responden (24,6%). Pengaruh gizi kurangnya pemahaman orang tentang usia
terhadapkehamilan sangat penting. Berat reproduksi sehat, sehingga banyak yang
badan ibu hamil harus memadai, bertambah menikah dan hamil diusia belasan tahun. Pada
sesuai dengan umur kehamilan. Berat badan kehamilan <20 tahun, keadaan alat reproduksi
78
Ramdani / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.7 No.1 (Juli 2020) Hal: 73 - 81
belum siap untuk menerima kehamilan akan (mmHg). Kemudian, tekanan darah meningkat
meningkatkan kejadian hipertensi dalam lagi pada trimester ketiga. Kemudian tekanan
kehamilan dan bisa mengaruh kekeracunan darah ini bisa berujung pada terjadinya
kehamilan. Umur reproduksi sehat adalah preeklamsia. Wanita hamil yang sebelumnya
umur yang aman untuk kehamilan dan menderita hipertensi bisa juga mengalami
persalinan yaitu 20-30 tahun. Dimana pada perubahan tekanan darah selama hamil.
umur tersebut terjadi perubahan pada jaringan Kejadian hipertensi berdasarkan paritas
dan alat kandungan serta jalan lahir tidak didapatkan sebagian besar responden dengan
lentur lagi. Pada umur tersebut cenderung paritas multiparadan tidak hipertensi sebanyak
didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu 27 responden (47,4%). Pada primipara sering
hamil , salah satunya hipertensi dan eklamsi. mengalami stress dalam menghadapi
Kejadian hipertensi berdasarkan pendidikan persalinan. Stress emosi yang terjadi pada
didapatkansebagian besar responden dengan primipara menyebabkan peningkatkan
pendidikan menengah dan tidak hipertensi pelepasancorticotropic-releasing hormone
yaitu sebanyak 34 responden (59,6%). Tingkat (CRH) oleh hypothalamus, yang kemudian
pendidikan yang rendah berdampak menyebabkan peningkatan kortisol. Efek
pengetahuan dan hal tersebut berpengaruh kortisol adalah mempersiapkan tubuh untuk
pada prilaku. Pendidikan yang cukup belum berespons terhadap semua stressor dengan
bisa menjamin terciptanya prilaku yang baik, meningkatkan respons simpatis, termasuk
karena menurut teori lehendr off dan track respons yang ditunjukan untuk meningkatkan
prilaku tidak hanya dip engaru oleh curah jantung dan mempertahankan tekanan
kemampuan tetapi juga kemauan. Informasi darah. Hal ini sama dengan penelitian
yang diterima masyarakat diluarpendidikannya Purwatiada hubungan signifikan antara paritas
juga berperan penting terhadap peningkatan dengan kejadian preeklamsi. Wanita yang baru
pengetahuan. menjadi ibu atau dengan pasangan baru
Kejadian hipertensi berdasarkan pekerjaan mempunnyai resiko 6 sampai 8 kali lebih
didapatkan sebagian besar responden dengan mudah terkena hipertensi (preeklamsi-eklamsi)
pekerjaan IRT dan tidak hipertensi yaitu dari pada multigravida. Sekitar 85% hipertensi
sebanyak 26 responden (45,6%). Jenis (preeklamsi-eklamsi) terjadi pada kehamilan
pekerjaan berpengaruh dengan pola aktivitas pertama. Teori tersebut menyebutkan blocking
fisik, dimana pekerjaan yang tidak antibodies terhadap antigen plasenta yang
mengandalkan aktivitas fisik berpengaruh pada terbentuk pada kehamilan pertama menjadi
tekanan darah, orang yang bekerja dengan penyebab hipertensi dan sampai kehamilan
melibatkan aktivitas fisik dapat terlindungi dari hipertensi.
penyakit hipertensi. Jam kerja yang panjang
dapat menyebabkan risiko hipertensi melalui 6. Hubungan Status Gizi pada Ibu Hamil
beberapa hal. Selain itu kondisi dilingkungan dengan Kejadian Hipertensi
kerja dapat menjadi faktor risiko hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
Kejadian hipertensi berdasarkan umur bahwa dari 57 responden sebagian besar
kehamilan didapatkan sebagian besar memiliki tekanan darah tidak hipertensi
responden dengan umur kehamilan trimester dengan indek masa tubuh (IMT) tidak beresiko
III dan tidak hipertensi yaitu sebanyak 26 yaitu sebanyak 31 responden (54,4%) dan yang
responden (45,6%). Pada trimester pertama, mengalami tekanan darah hipertensi memiliki
tekanan darah relative sama dengan tekanan indeks massa tubuh beresiko yaitu sejumlah 6
darah sebelum kehamilan.Sementara tekanan responden (10,5%) Hasil analisis bivariat
darah selama trimester kedua cenderung diketahui bahwa nilai p value diperoleh 0,006
menurun beberapa millimeter air raksa berarti P<0,05 sehingga ada hubungan antara
79
Ramdani / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.7 No.1 (Juli 2020) Hal: 73 - 81
80
Ramdani / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.7 No.1 (Juli 2020) Hal: 73 - 81
81