Revisi Ayu 2
Revisi Ayu 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ketiga dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan dirumah sakit
kunjugan dan total kasus baru 122.076 kasus (Kemenkes RI 2011, h. 1).
yang tidak diperlukan dari 150 juta peresepan setiap tahun (Akalin 2002,
h.191).
akan terjadinya kekebalan terhadap obat lini kedua maupun ketiga (Utami
Terjemahannya :
baik”.
Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan adalah daun cabe
menyembuhkan luka.
cabe rawit. Daun cabe rawit mempunyai nilai IC 50 yang lebih besar
(2016) yaitu nilai IC50 ekstrak daun cabai merah (Capsicum annum L.)
B. RumusanMasalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
kulit?
2. Berapa besar zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak etanol daun
kulit?
3. Berapa nilai Rf komponen kimia pada ekstrak etanol daun cabai rawit
1. Maksud Penelitian
L.).
2. Tujuan
a. TujuanUmum
b. TujuanKhusus
antibakteri.
D. ManfaatPenelitian
1. Manfaat teoritis
menjad sumber data ilmiah dan sumber rujukan bagi mahasiswa dan
2. Manfat praktis
kabupaten buru tentang potensi daun cabai rawit sebagai salah satu
E. Kerangka Pikir
Penemuanantibakteri baru
Pengujian aktivitas
ekstraKdaun cabe rawit
(Capsicum Frutescens,
L) terhadap bakteri daun cabe rawit
penyebab infeksi kulit
(Capsicum Frutescens,
L)
Mengandung senyawa
kimia teraktif yang
terdapat pada daun Ekstra daun cabe rawit
cabe rawit ialah
flavonoid dan glikon (Capsicum Frutescens, L)
(Yunita, 2012)
TINJAUAN TEORITIS
Regnum : Plantae
Division : Magnoliophyta
Classis : magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
3. Morfologi Tanaman
sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong
dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan,
atau putih, buah yang masak berwarna merah terang. Bijinya banyak,
terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil,
(cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah
muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang
buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi
daun cabe rawit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.
sari daun cabai rawit yang dioleskan pada kulit (musdalipah 2018, h.
84).
B. Bakteri uji
1. Staphylococcus aureus
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Phylum : Fimicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Familia : Staphylococcaceae
Genus :Staphylococcus
2. Staphylococcus epidermidis
Domain : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacili
Ordo : Bacilliales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
bakteri ini secara alami hidup pada kulit dan membrane mukosa
biakan darah.
3. Propionbacterium acnes
Domain : Bacteria
Phylum : Actinobakteria
Class : Actinobacteridae
Ordo : Actinomycetales
Familia : Propionbacteriaceae
Genus : Propionbacterium
lipid kulit.Bakteri ini berbentuk batang tak teratur yang terlihat pada
menghasilkan endospora.
inflamasi.
4. Pseudomonas aeruginosa
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Familia : Pseumonadaceae
Genus : Pseudomonas
C. Antibakteri
zat ini dibuat secara semi-sitensis, juga termasuk kelompok ini, begitulah
2013, h.65).
3-5)
et al 2006, h. 5).
jumlah inokulum bakteri dan lama pengujian (inkubasi) (Pankey & Sabath
2004:864-865).
dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal
mikroba. Pada umumnya mikroba yang lebih muda daya tahannya lebih
terbunuh.
2. Jumlah mikroorganisme
3. Suhu
desinfektan atau bahan mikrobial lain. Hal ini disebabkan karena zat
4. Spesies mikroorganisme
D. Ekstrasi
ekstrasi dalam analisis fitokimia sangat penting karena sejak tahap awal
(yakni larutan atau senyawa atau bahan ekstraksi), dan linarut (yakni
larutan atau zat yang diinginkan terlarut dalam rifanat) (Hanani 2015, h.
10)
antara lain sifat senyawa, pelarut yang digunakan dan alat yang tersedia.
Struktur setiap senyawa, suhu, dan tekanan merupakan factor yang perlu
pelarut yang paling banyak dipakai untuk menyari secara total (Hanani.
2015, h.11).
1. Maserasi
pengaduan sedangkan digesti hanya lebih tinggi dari suhu kamar 40-
60°C.
2. Perkolasi
senyawa tersari sempurna. Cara ini memerlukan waktu lebih lama dan
yang sepesifik.
3. Refluks
4. Soxhletasi
pada suhu didih dengan alat soxhlet. Pada soxhletasi, simplisia dan
5. Infusa
pada suhu 96-98°C selama 15-20 menit (dihitung setelah suhu 96°C
6. Dekok
7. Destilasi (penyulingan)
senyawa yang ikut menguap dengan air sebagai pelarut. Pada proses
1. Metode KLT-Bioautografi
bejana sehingga kertas sering basah dan dalam bejana terdapat fase
gerak setinggi 5-10 mm, bejana ditutup dan dibiarkan selama 1 jam
biologi dari suatu analit yang dapat berupa antibakteri, antikapang, dan
hal.191)
2. Metode difusi
Selain metode difusi Agar, ada juga beberapa metode difusi lain
2008, h.188-190).
e. E-test
f. Ditch-plate technique
agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara membujur dan
g. Cup-plate technique
h. Gradient-plate technique
3. Metode dilusi
uji. Larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat
sebagai KHM.
F. Infeksi Kulit
(Irianto 2006).
karena terletak pada bagian luar tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsangan seperti sentuhan, rasa sakit dan pengaruh lainnya dari luar
METODE PENELITIAN
Frutescens L.) dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
daun cabai rawit yang diperoleh dari Kab. Buru Kec.Waelata Desa
Debowae
C. Metode Kerja
Frutescens L.) kemudian uji aktivitas antibakteri pada ekstrak etanol daun
1. Bahan
steril, etanol 96%, lempeng KLT, larutan NaCl 0,9%, medium Nutrien
Frutescens L.)
2. Alat
Model YX-280 B), blender, cawan petri, cutter steril , gelas erlenmeyer
lampu spiritus, ose bulat, ose lurus, lampu UV 254 dan 366 nm , oven
E. Prosedur Kerja.
yang tahan terhadap pemasan di sterilkan pada oven pada suhu 180 0C
di dalam lemari pengering hingga kadar air dalam sampel sudah tidak
ada. Terakhir sampel dibuat menjadi partikel yang lebih kecil, sampel
2018, h. 47)
baru dengan jumlah yang sama. Hal ini terus dilakukan hingga cairan
bakteri.
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Setelah itu diamati ada
8. Pengujian KLT-Bioautografi
Mansyur, S 2014, ;Uji Aktivitas Antimikroba Madu Asli Asal Bima Provinsi
Nusa Tenggara Barat Terhadap Beberapa Mikroba Uji Secara
Difusi Agar’, S.Farm. Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Muslim Indonesia, Makassar, hal. 26
LAMPIRAN
Dicuci
Dipotong kecil-kecil
Dikeringkan
Diblender
Ekstrak aktif
Ganbar 1: skema kerja aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun cabe rawit
(Capsicum Frutescens, L).
LAMPIRAN
Uji KLT-bioautografi
pengamatan
pembahasan
kesimpulan
Gambar 1: Skema kerja uji aktivitas antibakteri ekstra etanol daun cabe
rawit (Capsicum Frutescens, L) dengan metode KLT-
bioautografi dan difusi Agar.