Anda di halaman 1dari 7

Table of Contents

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................2

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................2

1.2 Rumusan masalah.................................................................................................................5

1.3 Tujuan...................................................................................................................................5

1.4. Manfaat...............................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi Koronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi COVID-


19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019 (bahasa
Inggris: coronavirus disease 2019, disingkat COVID-19) di seluruh dunia.
Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-
CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2) (Gorbalenya, 2020).
Wabah COVID7-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan
sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret
2020. Hingga 19 Juni 2020, lebih dari 14.000.000 kasus COVID-19 telah
dilaporkan di lebih dari 216 negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari
597,583 orang meninggal dunia dan lebih dari 781,109 orang sembuh.
Diindonesia hingga 19 Juni 2020 tercatat sebanyak 86,521 kasus positif,
mengakibatkan 4.143 orang meninggal dan lebih dari 45.401 orang dinyatakan
sembuh (www.who.int, 2020)

Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui


percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Percikan ini juga
dapat dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat
menyebar akibat menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian
menyentuh wajah seseorang. Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus
untuk penyakit ini. Pengobatan primer yang diberikan berupa terapi simtomatik
dan suportif. Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan di
antaranya mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang
lain, serta pemantauan dan isolasi diri untuk orang yang mencurigai bahwa
mereka terinfeksi (European Centre for Disease Prevention and Control, 2020).
Pandemi ini telah menyebabkan gangguan sosioekonomi global, penundaan
atau pembatalan acara olahraga dan budaya, dan kekhawatiran luas tentang
kekurangan persediaan barang yang mendorong pembelian panik (Council on
Foreign Relations, 2020).
Masker-masker ini biasa digunakan bersama dengan kacamata plastik medis,
pelindung wajah plastik, dan peralatan proteksi lainnya (U.S. National Institute
for Occupational Safety and Health, 2020). Masker kain, desain dan spesifikasi
masker ini bebas, tidak diatur regulasi, dan tidak melindungi penggunanya
terhadap virus. Masker jenis ini dapat digunakan lebih dari sekali, dan beberapa
jenis dapat dicuci dan dipakai lagi (National Academies Press, 2006:6).

Masker medis, jika dipakai dapat membantu melindungi dari partikel


besar, percikan pernapasan, tetesan, percikan, semprotan, yang mengandung virus
dan bakteria, sehingga tidak masuk ke hidung dan mulut pengguna masker. Selain
itu juga mencegah cairan pernafasan penggunanya berdampak ke orang lain
(pencegahan dua arah) (U.S. Food and Drug Administration, 2020). Walaupun
demikian, masker medis tidak dapat menyaring partikel yang sangat kecil. Masker
ini juga tidak melindungi penggunanya secara sempurna, dikarenakan desainnya
yang longgar, sehingga ada celah antara wajah dan masker. masker ini dibuat
dari kain nontenun dengan teknik melt blowing (NPR.org, 2020).

Masker N95 atau sejenis. Masker N95 mampu menyaring hingga 95%


partikel di udara, termasuk virus. Masker jenis ini didesain supaya dapat menutupi
hidung dan mulut dengan lebih sempurna (tidak longgar seperti masker medis),
namun penggunaan dalam jangka waktu yang lama tanpa melepasnya dapat
menyebabkan penggunanya kekurangan oksigen (Zie, 2020). Stok masker di
Indonesia sendiri mengalami kelangkaan dan kenaikan harga karena pembelian
panik pada masyarakat, yang memicu permintaan masker tinggi. Karena
ketersediaan masker yang menipis (Johnson, 2020).

Karbon aktif merupakan adsorben terbaik dalam sistem adsorp karena karbon
aktif memiliki luas permukaan yang besar dan daya adsorpsi yang tinggi sehingga
pemanfaatannya dapat optimal. Karbon aktif yang baik harus memiliki luas
permukaan yang besar sehingga daya adsorpsinya juga besar (Prabowo,2009).

Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki permukaan seluas
500-1500 m2 , sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang
sangat halus berukuran 0,01-0,0000001 mm akan menyerap apa saja yang kontak
dengan karbon tersebut (Darmawan, 2008). Sehingga dengan filter dari karbon
aktif tersebut mampu mencegah virus Covid19 masuk. Sehingga, dengan masalah
masalah tersebut maka dipilihlah dari bonggol jagung untuk dibuat sebagai karbon
aktif untuk menjadi masker anti covid

1.2 Rumusan masalah

1) Bagaimanakah potensi karbon aktif dari limbah bonggol jagung dapat


menjadi alternatif filter Refill masker

2) Bagaimanakah cara pembuatan filter Refill masker dari bonggol jagung

3) Bagaimana potensi filter masker bonggol jagung di Pontianak sebagai


alternatif masker

1.3 Tujuan

1) Mengetahui potensi karbon aktif dari limbah bonggol jagung dapat


menjadi alternatif filter Refill masker

2) Mengetahui cara pembuatan filter Refill masker dari bonggol jagung

3) Mengetahui potensi filter masker bonggol jagung di Pontianak sebagai


alternatif masker

1.4. Manfaat

1) Bagi Tenaga kesehatan, dapat menambah wawasan dan ilmu


pengetahuan dibidang klinis terkait pencegahan virus covid-19 dengan
menggunakan masker.
2) Bagi peneliti, dapat menjadi referensi data terkait pencegahan virus
covid-19 menggunakan masker alternatif.
3) Bagi masyarakat, dapat mencegah penularan covid dengan menggunakan
filter masker dari bonggol jagung
Dr

DAFTAR PUSTAKA

1.  Gorbalenya, Alexander E). "Severe acute respiratory syndrome-related


coronavirus – The species and its viruses, a statement of the Coronavirus
Study Group". . (11 Februari 2020)
https://europepmc.org/article/ppr/ppr112387
2. WHO Director-General's opening remarks at the media briefing on COVID-
19 - 11 June 2020. . Diakses tanggal 2020-07-16. www.who.int

3. "Coronavirus COVID-19 Global Cases". Johns Hopkins University. Diakses


tanggal 20 March 2020.

4.  "Q & A on COVID-19". European Centre for Disease Prevention and


Control(dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 March 2020.

5.  COVID-19 Educational Disruption and Response"20 March 2020. Diakses


tanggal 22 March 2020.

6. Council on Foreign Relations. The Coronavirus Outbreak Could Disrupt the


U.S. Drug Supply".  Diakses tanggal 19 March 2020.

7.  Ting, Victor. "To mask or not to mask: WHO makes U-turn while US,
Singapore abandon pandemic advice and tell citizens to start wearing
masks". South China Morning Post. Diakses tanggal 4 April 2020

8. "NHC.gov.cn. National Health Commission of the People's Republic of China


.For different groups of people: how to choose masks".. Disposable medical
masks.. Diakses tanggal 22 March 2020

9.  Reusability of Facemasks During an Influenza Pandemic: Facing the Flu.


Washington, D.C.: National Academies Press. 2006-07-24. hlm. 6, 36–
38. doi:10.17226/11637. ISBN 978-0-309-10182-0.

10.  U.S. Food and Drug Administration. N95 Respirators and Surgical Masks
(Face Masks)". 2020-03-11. Diakses tanggal 28 maret 2020.

11.  Not Enough Face Masks Are Made In America To Deal With
Coronavirus". NPR.org. 2020-03-05. Diakses tanggal 2020-04-10.
12.  " National Institute for Occupational Safety and Health  Respirator Trusted-
Source: Selection FAQs" U.S. Diakses tanggal 2020-03-28.

13.  Zie, John . "World Depends on China for Face Masks But Can Country
Deliver?". Voice of America. Diakses tanggal March 19, 2020

14.  Miranti Kurnia, Ade). "Pemerintah RI Segera Larang Ekspor


Masker". Kompas.com. ( Diakses tanggal 13 Maret 2020)

15.  Johnson, Marty .2020. "Feds have 1.5 million expired N95 masks in storage
despite CDC clearing them for use on COVID-19: report". The Hill. Diakses
tanggal April 12, 2020.

16.  Evan, Melanie; Hufford, Austen. 2020 . "Critical Component of Protective


Masks in Short Supply - The epidemic has driven up demand for material in
N95 filters; 'everyone thinks there is this magic factory somewhere'". The
Wall Street Journal.

Anda mungkin juga menyukai