n j
auanpust
aka
IKet
u tMar
iadi,Wi
raGoter
a
Bagi
an/
SM F I
lmuPenyaki
t Dal
am FK Unud/RSUP Sangl
ah,Denpasar
ABSTRACT
ADRENAL I
NSUFI
CINCY I
N CRI
TICALLYI
LL PATI
ENT
St
ressf
rom manysources,incl
u dingpai
n ,fever
, andhypotensi
o n,act
ivat
est
h ehypothal
ami
c-pit
u i
tar
y -
adrenal(
HPA)
axiswi
tht
h esust
ainedsecr
eti
o nofcort
icotr
o pinandcort
isol. I
n cr
easedglucocort
icoidact
ioni
sanessenti
alcomponentoft
he
st
ressr
esponse,andevenmi
n ordegreesofadrenalinsuff
ici
encycanbef
atalint
h est
ressedhost
. HPAdysf
u nct
ioni
sacommon
andunder
d i
agnoseddi
sorderint
hecr
iti
cal
lyi
ll. W er
evi
ewt
her
iskf
act
ors
, pat
hophysi
ology,di
agnost
icapproach,andmanagement
ofHPAdysf
u nct
ioni
nthecr
iti
cal
lyi
ll.
Keywords:hypothal
ami
c-pit
u i
tar
y -
adrenal
, i
n sufi
ciency
PENDAHULUAN dit
e mukanpadapasi
e nsetelaht
rauma mayordan
di
kait
kan dengan skor i
njuri yang l
e bi
h berat,
Pasi
endengani
n sufi
siensiadrenal(
IA)yang meni
ngkatnya kebut
uhan cairan dan darah,
di
rawatdi
ruangan i
ntensi
f m ul
a idarikerusakan meni
ngkat
nyakebut
uhani
not
ropi
kser
tameni
ngkat
nya
6
mul
tiorganyangr
ingans
a mpaispect
rum penyaki
t yang mort
ali
tas. Padas
e bagai
anbesarkasusmasi
hsangat
7
mengancamnyawa. Pengenal
anI
Aakanl
ebi
hsul
itpada sul
itunt
uk mengenaladanya I
A. Daripeneli
tian
pasi
endengankondi
sikri
tiskar
enat
idakadanyar
iwayat di
laporkankej
adi
anI
Acukups
e r
ingt
erj
adipadapasi
en
penyakityangdapatdiper
caya,ter
lambat
n yapel
aporan kri
tis. Di
laporkani
n si
d endar
iIA padapasi
ent
rauma
hasi
llaborat
o r
ium dandiagnosi
sdefi
n i
tifyangt
idak denganceder
akepal
adi
dapat
kanber
v ar
iasimul
ai25-
5
j
elas.
1
100% pada 10 haripert
ama set
elahcederakepal
a.
2
Insufi
s i
e nsi adrenal secara keseluruhan Penel
iti
anyangdi
lakukanol
ehRi
cer
sdkk mendapat
kan
kej
adiannyaj
arang,
2,
3
dengani
n si
d en <0,01% pada i
nsi
denI
Asebesar32,
7% padapasi
enpascaoper
asiyang
8
popul
asiumum.
2
Padakel
ompokt
ert
ent
uri
sikount
uk dir
a watdir
u agani
n t
ensi
f. Sedanglan Cermmandkk
ber
k embangnyaI
Acukups
igni
fikan. Beber
apapenel
iti
an mendapat
kani
nsi
denI
Apadapasi
enhemat
ologidengan
menunjukkani
n si
d enI
A padapasi
enkri
tisbervari
asi sakitkri
tissebesar60%.
mul
ai0-77% t
ergant
ungpadapopul
asiyangdi
per
iksa Mel
ihatbesar
n yamasal
ahyangdi
timbul
kanol
eh
dankri
teri
adiagnosi
syangdipakai
3,4
Namunsecara I
A danseri
ngnya di
a gnosi
sIA t
e r
lewatkan pada
kesel
u r
u hani
n si
d enI
A padapasi
endenganpenyakit perawat
anpasi
enkri
tis,makaberi
k utakandibahas
kri
tiss
e ki
tar30%,dengani
nsi
dens
e t
inggi50-60% pada mengenaibagai
manamendi
agnosi
sIAdanmember
ikan
pasi
endengansyokseptic.
4
penanganankasusdenganI
A khususnyapadapasi
en
I
n s
u f
isi
ensiadrenalbel
akangani
nimul
aimenj
adi kri
tis. Sehinggadengandemi
k i
anakan menambah
masal
ahpenti
n gpadaperawat
ani
n t
ensi
f. I
A seri
n g
5
pemahamandal
am penanganpasi
enkri
tis.
9
kekurangan sekresi ACTH pituitary. Kerusakan pada Insufisiensi adrenal dapat dikelompokkan menjadi
10
hipotalamus. disebut penyakit Addison’
s, sebagai akibat
Hormon utama yang disekresikan oleh kortek ke adrenal dan AIDS yang dikaitkan dengan infeksi
adrenal adalah kortisol, androgen dan aldosteron. cytomegalo virus dan terapi ketokonazole.
dan reticularis yang diatur oleh ACTH. Zona fasciculata bila terjadi kekurangan hormone
dapat berespon secara akut terhadap ACTH dengan adrenokortikotropin (ACTH) yang menstimulasi
meningkatkan sintesis kortisol, sedangkan zona korteks adrenal. Paling sering karena terapi
reticularis mempertahankan sekresi basal dari glukokortikoid eksogen, tapi dapat juga terjadi
glukokortikoid dan diinduksi oleh stimulasi akibat hipopituitarism generalisata (biasanya akibat
berkepanjangan dari ACTH. Sedangkan aldosteron tumor pituitary atau hipotalamus) atau defisiensi
disintesis di zona glomerulosa yang berada lebih di luar, ACTH (mungkin karena proses autoimun).
terutama diatur oleh system rennin-angiotensin dan oleh 3) Krisis adrenal akut akibat dari stress pada pasien
9
potassium. dengan IA kronis yang tidak mendapat pengganti
Kortisol disekresikan sesuai dengan pola diurnal yang adekuat, juga terjadi pada pasien dengan
7
dibawah pengaruh kortikotropin. Sekresi kortisol basal perdarahan adrenal apopleksi pituitary.
9
ACTH.
11
reseptor glukokortikoid. Kortisol merupakan
1
(A), respon yang sesuai pada keadaan stress (B), dan pucat ditemukan pada IA sekunder.
Baik pada IA kronis primer maupun sekunder keadaan perdarahan adrenal, beberapa pasien juga akan
akan menimbulkan defisiensi glukokortikoid dan disertai nyeri perut, flank atau pinggang. Apopleksi
kadang-kadang defisiensi androgen (pada wanita). pituitary biasanya dikaitkan dengan sakit kepala yang
Gambaran klinis sama pada IA primer maupun sekunder hebat dan sering dengan opthalmoplegia. Kelainan
1
meliputi hipotensi, kelemahan, fatigue, anoreksia, laboratorium meliputi azotemia dan eosinofilia.
dan anemia normositik sering dan kadang juga INSUFISIENSI ADRENAL PADA KEADAAN
pasien IA sekunder dalam keadaan panhipopituitarism Pasien ktitis memiliki tantangan khusus dalam hal
dimana growth hormone juga hilang. IA primer kronis diagnosis dan manajemen dari IA. Beberapa keadaan
dapat disertai dengan penyakit autoimun (kegagalan yang sering bertentangan dalam penanganan pasien yaitu
poliglandular, yang paling sering adalah penyakit tiroid pasien IA kronis yang mana seharusnya diberikan dosis
autoimun (Grave’s atau Hasimoto’s). hipopituitari tinggi steroid dan berapa seharusnya dosisnya,
autoimun jarang ditemukan dan pasien seperti ini akan bagaimana pasien yang dengan krisis adrenal akut harus
Ada dua gambaran yang membedakan IA primer dan yang mana harus menerima terapi pengganti, apa
dan sekunder. Pertama, defisiensi mineralokortikoid kriteria diagnosis untuk IA secara umum dan terutama
sekunder (ACTH tidak memegang peranan utama pada Pasien yang tidak berespon terhadap terapi standar
pengaturan aldosteron). Oleh karena itu hiperkalemia harus dicurigai mengalami IA. Pada pasien dengan syok
biasanya ditemukan pada IA primer dan tidak ada pada septic, kadar kortisol serum biasanya meningkat
IA sekunder. Hiponatremia merupakan gambaran dari dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami
keduanya, tapi pada IA primer ini berkaitan dengan stress, yaitu individu sehat. Kortisol memegang peranan
pengurangan volume akibat peningkatan nitrogen urea penting dalam kemampuannya untuk berespon terhadap
darah (BUN) dan kreatinin. Hiponatremia pada IA stress. Terjadi penurunan kliren dari kortisol dari tubuh
sekunder merupakan dilusional karena penurunan dan penurunan ikatan kortisol pada transkortin,
kemampuan mengeluarkan air dan meningkatnya kadar mengakibatkan peningkatan pada kadar kortisol bebas
Gambaran berbeda yang kedua yaitu tingginya penyakit kritis pada umumnya menunjukkan
kadar ACTH dan peptide lain turunan hiperkortisolaemia. Keuntungan dari peningkatan
propiomelanokortin (POMC) pada IA primer dan kortisol ini adalah untuk mempertahankan volume
3
kadarnya rendah atau normal pada IA sekunder. Hal ini intravascular.
secara khas akan menimbulkan hiperpigmentasi pada Ada sekelompok kecil pasien dimana
IA primer (akibat dari melanosit yang distimulasi peptide menunjukkan adrenal hiperresponsif. Etiologi dari
adrenal yang mengalami stress lebih mudah untuk Pasien dengan infeksi sistemik (sepsis) mungkin
mengalami perdarahan dan trombosis vena adrenal. megalami IA yang dikaitkan dengan resistensi terhadap
Kegagalan pasien untuk berespon terhadap terapi seperti ACTH. Pada penelitian pasien kritis didapatkan 30%
antibiotik, terapi cairan yang tepat dan agresif dan jika pasien dengan syok septic dan 25% pasien dengan
mungkin menghilangkan fokus infeksi seharusnya penyakit kritis, pasien terinfeksi HIV mengalami IA yang
3
meningkatkan kecurigaan terhadap IA. dikaitkan dengan resistensi ACTH. Kortikotropin
Penyebab IA akut pada penyakit kritis serumnya, tetapi dosis farmakologis dari kortikotropin
meningkatkan produksi kortisol selama keadaan stress Ali dkk, melaporkan 40% penurunan jumlah
akut. Meliputi pasien dengan kelainan hipotalamus dan reseptor glukokortikoid (GR) pada hati tikus yang
pituitary, dan pasien dengan kerusakan kelenjar adrenal. mengalami sepsis. Penurunan hormone binding activity
IA sekunder sering pada pasien yang diterapi dengan dihubungkandengan turunnya mRNA GR. Menurunya
kortikosteroid eksogen. Namun penyebab tersering dari afinitas GR dari mononuclear pasien sepsis juga
4
IA akut adalah sepsis dan SIRS. dilaporkan. Norbiato dkk, melaporkan resistensi dari
IA akut yangreversibl
e yangdiinduksi sepsis dan kortisol memiliki bukti klinis IA yang dikaitkan dengan
Terjadi peningkatan bukti adanya IA pada pasien penurunan fungsi GR. Juga ditemukan terjadi gangguan
sepsis dengan penyakit kritis, yang tampaknya akibat kliren dari kortisol dari sirkulasi pada pasien dengan
dari factor supresif disirkulasi yang dilepaskan selama penyakit kritis. Penurunan kliren menunjukkan
IA primer maupun sekunder yang reversible dengan Pasien dengan penyakit kritis yang kronis dapat
pengobatan inflamasinya. Bukti yang paling meyakinkan mengalami IA selama di ICU. Telah diamati pasien yang
tentang reversibilitas dari IA pada sepsis berasal dari memiliki fungsi adrenal yang normal saat masuk ICU
penelitian oleh Briegel dkk. Kriteria diagnosis harus tapi kemudian menglami IA. Penyebab yang tampaknya
digunakan untuk menilai seluruh aksis HPA selama mungkin adalah respon inflamasi sistemik yang
sepsis. Dengan menggunaka kriteria ini dievaluasi 50 berkepanjangan. IA mungkin dapat akibat dari sekresi
pasien syok septic, 25% mengalami IA, 17% mengalami kronis dari sitokin sistemik dan substan penekan aksis
kegagalan aksis HPA dan 19% resisten terhadap ACTH. HPA yang lain. Hal ini menunjukkan pentingnya follow
Pasien sepsis yang hidup, kelenjar adrenalnya kembali up dari fungsi adrenal jangka panjang pada pasien
4
jangka panjang.
Insuf
isiensi adrenalakut
Karena luasnya rentang dari kadar plasma kortisol direkomendasikan. Respon yang adekuat didefinisikan
ditemukan pada pasien di ICU, perhatian diperlukan jika sebagai peningkatan pada plasma kortisol lebih dari 0,25
basal yang tinggi pada syok septic mungkin masih didapatkan bahwa synacten tes dosis rendah dapat
menunjukkan adanya relative IA. Berdasarkan hasil menunjukkan IA derajat ringan yang tidak dapat
penelitian terakhir dari kadar kortisol plasma pada pasien dideteksi dengan synacten dosis standar. Sedangkan
sepsis atau trauma, kortisol plasma dengan nilai lebih pemeriksaan serum kortisol tunggal pada pukul 08.00
dari 0,7 umol/l pada pasien yang memerlukan pelayanan memiliki nilai yang terbatas.
3
terendah yang aman tidak diketahui. PENATALAKSANAAN
pukul 8-9 pagi. Dalam menginterpretasikan hasil, Penanganan krisis adrenal akut
penting untuk mengingat bahwa terapi estrogen Krisis adrenal akut (KAA) dapat terjadi akibat dari
meningkatkan kadar kortisteroid binding globulin, dan stress pada pasien yang tidak diberikan tambahan
begitu juga kadar kortisol. Berdasarkan rentang nilai glukokortikoid dan diketahui memiliki IA kronis. Namun
normal, kadar kortisol plasma pagi <3 ug/dL merupakan sebagian besar kasus berat adalah karena perdarahan
indikasi adanya IA dan memerlukan pemeriksaan tes adrenal atau infark. Pada pasien ini biasanya telah dengan
yang lain. Sedangkan kadar >19 ug/dL menyingkirkan penyakit yang sangat berat sebagai akibat dari penyakit
kemungkinan kelainan. Semua pasien yang lainnya tromboemboli koagulopati (termasuk sindrom antibodi
memerlukan pemeriksaan yang dinamik. antifosfolipid), syok trauma, luka bakar berat, atau
Jika pasien dipikirkan memiliki IA primer, kadar sepsis. Patofisiologi dari kerusakan adrenal mungkin
kortikotropin plasma dan kortisol plasma basal dapat berhubungan dengan peningkatan ACTH yang diinduksi
diperiksa. Pada pasien dengan IA primer , kortikotropin stress yang akan meningkatkan aliran darah adrenal pada
pada nilai yang normal. Nilai kortikotropin plasma yang Pasien dengan sakit berat disertai perburukan yang
normal menyingkirkan kemungkinan IA primer, tapi tiba-tiba seharusnya diskrining untuk IA. Hampir seluruh
tidak menyingkirkan IA sekunder ringan. Pengukuran pasien dengan IA akut akan memiliki kortisol basal
kortisol plasma basal dapat digunakan untuk dibawah 3 ug/dL dan respon sangat buruk terhadap
membedakan antara IA primer dan sekunder, kadar rangsangan ACTH. Gambaran klinis yang sama dengan
aldosteron basal rendah atau pada nilai terbawah dari apopleksi pituitary tapi tanpa nyeri perut, flank, atau
nilai normal pada IA primer, dimana aktivitas plasma pinggang. Apopleksi pituitary terjadi akibat nekrosis
rennin atau kadarnya ditingkatkan karena adanya tiba-tiba dari tumor besar dari pituitary, tersering pada
kekurangan natrium.
1
pasien dengan akromegali.
1
dikerjakan setelah kondisi pasien stabil.
6
vs 55%). penelitian lain yang menunjukkan keuntungan
4
30% pada pasien syok septic yang diterapi steroid.
m engalam i IA
tes dengan ACTH dosis rendah (1ug). Secara empiris NO melalui penghambatan langsung pada iNOS.
diterapi dengan hidrokortison (100 mg/ 8 jam IV). Jika Glukokortikoid juga meningkatkan ekspresi reseptor
kortikotropin releasing tes tidak bisa dikerjakan segera, katekolamin. Terakhir menghambat produksi factor
pemberian deksametason 2 mg dan tes dikerjakan 12 inflamasi local atau stimulasi langsung dari guanylate
bereaksi silang dengan kortisol pada pemeriksaan Hidrokortison dosis rendah mengembalikan
kortisol dan dapat diberikan pada pasien yang stabilitas hemodinamik dan secara terpisah memodulasi
4
pemeriksaannya tertunda. respon imunogenik tehadap stress terutama pada jalur
Dari penelitian yang dilakukan Rady dkk, didapatkan Dari meta-analisis oleh Minneci dkk,
21
didapatkan
bahwa terapi kortikosteroid meningkatkan risiko bahwa pasien syok sepsis yang tergantung pada
kematian pada sakit kritis, infeksi nosokomial, sekuele vasopressor setidaknya untuk 2 jam dan selama 72 jam
metabolik dan neuromuskular pada sakit kritis. Penilaian akan menglami perbaikan pada syok dan survival jika
18
normal masih kontroversi.
Efek pada outcome
Efek kardiovaskular
STRATEGI TERAPI
Pada syok septic pemberian kortikosteroid dosis
menunjukkan IA. Jika kadar kortisol lebih dari 15 ug/ diberikan untuk 7 hari untuk memperbaiki status
dL, tes ACTH diperlukan untuk menyingkirkan IA. hemodinamik dan respon terapi v a s o p r e s o r,
Peningkatan kortisol 9 ug/dl atau kurang sangat kuat memungkinkan penurunan dari durasi syok dan
menyokong IA. Jika peningkatan kortisol melebihi 9 ug/ memperbaiki survival jangka pendek maupun jangka
Adanya IA memerlukan segera dimulainya terapi setelah tes ACTH dikerjakan, dan dilanjutkan jika pasien
18
Gambar 4. strategi untuk deteksi dan terapi IA selama sepsis.
5. Bernard F, Outtrim J, Menon DK, Matta BF. illness. J Clin Endocrinol Metab 2005;
90:4579-
10. Oelkers W. Adrenal insufficiency. N Engl J Med Immunologic and hemodynamic effects of “low-
1996;
355(16):1206-12. dose”hydrocortisone in septic shock: a double-
8.
Natanson C. Meta-analysis: the effect of steroids fludrocortison on mortality in patien with septic
22. Annane D, Sebille V, Charpentier C, et al. Effect and septic shock. Critical Care 2002;6:190-191.