Planning
Banyak negara, khususnya negara maju mulai memanfaatkan
terknologi disruptive sebagai salah satu tools dalam Decision
Support System khususnya di bidang perencanaan;
Salah satu teknologi disruptive yang sudah lazim digunakan
adalah pemanfaatan Big Data.
Big Data secara mudah dapat diartikan sebagai “sebuah data
yang tidak mampu diinput hanya dalam spreadsheet excel”
(Batty, 2013). Hal ini dapat diartikan bahwa ukuran data yang
dikategorikan sebagai Big Data sangatlah besar, bahkan
spreadsheet excel yang ribuan baris dan kolom tidak mampu
menampungnya.
Dalam proses perencanaan, data dan informasi memiliki
posisi yang sangat penting, bahkan merupakan pondasi
keberhasilan sebuah proses perencanaan;
Dalam awal proses, data digunakan sebagai dasar penentuan
isu-isu strategis dan permasalahan yang akan diangkat sebagai
pokok perencanaan;
Dalam proses analisa, data digunakan untuk menentukan
skenario dan kemungkinan terbaik yang dapat diambil
sehingga dapat memaksimalkan output;
Dalam implementasi, data hasil implementasi digunakan
sebagai dasar dalam monitoring dan evaluasi
Serbagaimana di paparkan sebelumnya, pemanfaatan Big Data
diberbagai negara dikelompokkan menjadi empat kelompok, mulai
dari Strategic Data User sampai yang terburuk negara Data Waster
(Amankwah-Amoah, 2015)
Di sektor perencanaan kota, aplikasi Big Data banyak dimanfaatkan
dalam konteks perencanaan kota pintar (Smart City) khususnya
dalam perencanaan spasial, perencanaan transportasi publik, dan
pendidikan serta kesehatan (Hao, Zhu dan Zhong, 2015)
Salah satu pemicu pemanfaatan teknologi Big Data dalam
perencanaan adalah adanya kecenderungan variasi data yang sangat
besar khususnya pada level data individu. Banyak perencana yang
memanfaatkan individual behavior dan pola pergerakan/interaksi
individu sebagai dasar analisa perencanaan.
(Hao, Zhu dan Zhong, 2015)
Dalam aplikasinya, Big Data selalu disandingkan dengan
teknologi disruptive lainnya yaitu Internet of Things (IoT)
(Babar & Arif, 2017).
Secara sederhana, IoT merupakan sebuah konsep dimana
suatu obyek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer
data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke
manusia atau manusia ke internet (Burange & Mislakar dalam
Junaidi, 2015)
Penelitian yang dilakukan oleh Babar dan Arif (2017) di Kota
Santarder Spanyol menunjukkan keterkaitan Big Data dan IoT
serta memberikan sebuah gambaran bagaimana Big Data dan
Iot dimanfaatkan secara baik dalam perencanaan
Tujuan utama pemanfaatan Big Data adalah untuk membantu
pengambilan keputusan secara komprehensif melalui
permodelan sistem yang mampu mengagregasi data secara
otonomi, proses pengambilan keputusan yang real-time dan
berbasis pada data penguna;
Babar dan Arif (2017) memjelaskan bahwa penggunaan Big
Data dalam perencanaan terbagi ke dalam tiga tahapan yang
masing-masing memiliki modeling dan struktur alogaritma
yang berbeda, yaitu:
1. Data Acquisition and Data Aggregation
2. Data Computation and Processing
3. Decision and Application
Aplikasi Big Data dalam Sistem Transportasi Kota