KOTA SURABAYA
(Studi Kasus : kota Surabaya, Jawa Timur)
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Seminar Ekonomi Publik yang dibina oleh Bapak Moh. Khusaini, SE., M.Si., MA., Dr
Oleh :
Tia
Mahendra
Danang
Fais
Laventine
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan
akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil,
sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan
apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta
orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil
hikmah dari judul ini (PERAN PEMERINTAH TERHADAP
PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA SURABAYA ) sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada.
i
PERAN DAN FUNGSI PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................
1.3. Tujuan dan Manfaat kegiatan....................................................................
1.3.1 Tujuan kegiatan..............................................................................
1.3.2 Manfaat kegiatan............................................................................
1.4. Metode studi lapang...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
2.1. Landasan Teori..........................................................................................
2.1.1. Identifikasi sektor publik.................................................................
2.1.2. Free Rider Problem.........................................................................
2.1.3. Fungsi Pemerintah dalam Perekonomian........................................
2.1.4. Fungsi Perpajakan dalam Perekonomian........................................
2.1.5. Penelitian Terdahulu.......................................................................
2.2. Pemerintah dalam Mengelola Sektor Publik.............................................
2.3. Peran Pemerintah dalam Mengelola Pajak................................................
2.4. Faktor Penyebab adanya Free Rider..........................................................
2.5. Cara Mengatasi Kasus Free Rider.............................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
Kesimpulan...........................................................................................................
Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
PERAN DAN FUNGSI PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Barang publik merupakan barang yang pemakaiannya dapat dikonsumsi
oleh lebih dari satu orang. Hal ini berbeda dengan karakteristik barang privat yang
dalam proses pengonsumsiannya ada unsur rivalitas karena barang privat dapat
dimiliki secara pribadi. Karena barang publik ini dimiliki bersama maka untuk
pengadaannya juga membutuhkan konsensus untuk pembiayaannya. Jika barang
publik yang dimaksud masih dalam skala kecil seperti toilet umum, pos kamling
dan sebagainya maka biaya yang dibutuhkan relativ kecil. Lalu bagaimana jika
barang publik yang dibutuhkan berskala luas seperti pertahanan dan keamanan
siapa yang akan membayar untuk itu. Disinilah peran pemeirntah sebagai
penyelenggara negara yang bertugas untuk menyediakan barang publik yang
dibutuhkan oleh orang banyak. Pemeirntah berkewajiban untuk mewujudakn
tersedianya barang publik karena ekonomi pasar yang dulu diperkenalkan Adam
Smith dianggap gagal untuk menyediakannya. Pemerintah mendapatkan sumber
pembiayaan untuk mendanai pengadaan barang publik tersebut melalui beberapa
sumber seperti pajak, pendapatan negara bukan Pajak (PNBP), hibah seta dengan
melakukan pinjaman baik dari dalam maupun luar negeri. Jika dulu PNBP dari
sektor migas menjadi andalan penerimaan negara maka sekarang ini pajak yang
menjadi andalan sumber penerimaan negara karena prosentase dari seluruh
penerimaan negara hampir 70%.
Para ekonom menggunakan istilah barang publik untuk merujuk pada
sejumlah karakteristik yang berbeda yang dapat menyebabkan kesalahan alokasi
sumber daya. Sebagian besar umumnya, istilah barang-barang publik hanya
digunakan untuk menggambarkan barang yang diproduksi di sektor publik.
Dengan demikian, sebagai contoh jalan raya dan pertahanan nasional adalah
barang publik karena pemerintah yang memproduksi mereka. Jika istilah ini
digunakan secara umum, maka akan timbul pertanyaan mengapa beberapa barang
seperti contoh tersebut (jalan raya, pertahanan nasional, dll) cenderung diproduksi
oleh pemerintah sementara barang yang lain cenderung diproduksi di pasar
swasta.
Barang publik adalah unik dan menarik karena hampir tidak mungkin
untuk mengalokasikan barang publik murni melalui mekanisme pasar. Adam
Smith, pendiri ekonomi klasik yang pertama kali mengembangkan argumen yang
mendukung pasar bebas, berpendapat untuk penyediaan barang publik dilakukan
oleh pemerintah bukan dari pasar. Smith juga menyatakan bahwa fungsi utama
pemerintah adalah untuk menyediakan dua macam barang publik yakni
pertahanan nasional dan sistem hukum, dan Ia juga menyarankan bahwa keduanya
harus dibayar dari perbendaharaan publik, (Smith, (1776) 1991, hal. 471)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Identifikasi sektor publik
Kata Publik berasal dari bahasa Latin publicus yang artinya “dewasa”,
dalam konteks ekonomi adalah penyampaian gagasan yang berkaitan dengan
masyarakat (Webster, 1942, halaman 2005). Dalam bahasa Inggris “publik”
berarti milik warga, bangsa, atau masyarakat luas yang dipertahankan atau
digunakan oleh orang atau masyarakat secara keseluruhan. (Webster, 1995,
halaman 895). Jadi yang dimaksud dengan sektor publik adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa
kepada publik yang dibiayai dengan pajak atau pendapatan negara yang lain yang
diatur melalui hukum. Dalam mengklasifikasi barang publik, kita dapat
menggunakan gambar dengan sumbu horizontal berupa tingkat excludability
dan sumbu verikal berupa tingkat rivalry, sebagai berikut.
yang membuat sebagian orang yang disebut “Free Rider” akan bertindak secara
bebas dalam menggunakan barang atau fasilitas publik. Dengan penggunaan yang
secara bebas ini pula, para free rider ini juga tidak perduli akan biaya untuk
pengadaan barang publik ini.
Selain itu, adanya free rider ini disebabkan karena kesalahan dari pasar yang
sulit untuk mengkalkulasi cost dan benefit barang publik yang di produksi.
Dengan kata lain tidak ada intensif untuk memproduksi barang publik secara
sukarela. Dalam ilmu ekonomi, free rider inilah yang kemudian akan
menyebabkan terjadinya inefisiensi pasar
BAB III
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan_indonesia
http://ichafr7.blogspot.com/2013/06/peran-dan-fungsi-pemerintah-di-
bidang.html
http://www.hupelita.com/baca.php?id=81975
http://www.galeripustaka.com/2013/03/masyarakat-sebagai-pelaku-
ekonomi.html
http://scientistofsocial.blogspot.com/2011/09/peran-pihak-swasta-
bums-dalam.html
Hyman, N David. Economics.