Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas dapat artikan sebagai suatu proses dimana individu, keluarga dan

komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri dengan berperan sebagai

pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatannya berdasarkan rasa kebersamaan

dan kemandirian. Bantuan diberikan oleh perawat komunitas karena

ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan masyarakat dalam mengenal

masalah kesehatan serta dengan menggunakan potensi lingkungan berusaha

memandirikan masyarakat, sehingga pengembangan wilayah setempat (locality

development) merupakan bentuk pnegorganisasian yang paling tepat digunakan.

(Chayatin, 2016).

Proses keperawatan komunitas adalah serangkaian perbuatan atau tindakan

untuk menetapkan, merencanakan, dan melakasanakan pelayanan keperawatan

dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya

seoptimal mungkin. Langkah-langkah dimulai dari pengkajian yaitu

pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah. Selanjutnya

menentukan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan,

pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan (Wahid, 2011, hlm.30).

1
2

Upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga,

kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan

konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya

menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan

secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka

Mahasiswa Program Profesi Ners STIKES BANYUWANGI melaksanakan

praktik keperawatan komunitas secara daring (online) di Wilayah Kelurahan

Pakistaji Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi – Jawa Timur, dengan

menggunakan pendekatan keluarga, kelompok, dan komunitas. Wilayah

Kelurahan Pakistaji merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan Kabat

Banyuwangi – Jawa Timur.

Geografi Kelurahan Pakistaji berada pada daerah dataran rendah yang

dekat dengan pantai, dengan permukaan jalanan yang datar. Kelurahan

Pakistaji terdiri dari ??? RW. Praktik Keperawatan Komunitas Program Studi

Pendidikan Profesi Ners STIKES BANYUWANGI dilaksanakan di RW ???

yang terdiri dari ??? RT dengan jumlah penduduk sebanyak ??? jiwa. Untuk

mengkaji masalah kesehatan penduduk RW ??? Kelurahan Pakistaji, maka

pada praktik keperawaatan komunitas secara daring (online) ini, kami

menyebarkan angket kepada ??? Kepala Keluarga sebagai responden.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi dan survey masalah kesehatan masyarakat di RW ???

Kelurahan Pakistaji.
3

2. Tujuan Khusus

a. Memaparkan hasil pengkajian yang ada di RW ??? Kelurahan

Pakistaji.

b. Menganalisa data tentang masalah kesehatan di RW ??? Kelurahan

Pakistaji.

c. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas sesuai dengan data

masalah kesehatan yang diolah.

d. Menentukan intervensi keperawatan untuk memecahkan masalah

kesehatan di RW ??? Kelurahan Pakistaji.

e. Menentukan POA (Plan of Action) untuk rencana kegiatan di RW ???

Kelurahan Pakistaji.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata

kepada masyarakat.

b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan

keperawatan komunitas.

c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana

dalam menghadapi dinamika masyarakat.

d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan

interpersonal.

2. Bagi Institusi
4

a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Pendidikan Profesi

Ners

b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model

praktek keperawatan komunitas selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam

upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari

masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah

kesehatan yang dialami masyarakat.

c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan

mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut


5

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

A. Konsep Keperawatan Komunitas

1. Pengertian Komunitas

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

secara social dan ekonomis. Social berarti bahwa setiap makhluk hidup

bersama dalam suatu kelompok pada situasi saling membutuhkan.

Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat merupakan tujuan keperawatan, khususnya keperawatan

komunitas, yang lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan

dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan keperawatan,

dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta

pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi

pemulihan terhadap penyakit (Effendi & Makhfudli, 2010).

Peran serta komunitas tersebut di artikan sebagai suatu proses dimana

individu, keluarga dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya

sendiri dengan berperan sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan

kesehatannya berdasarkan rasa kebersamaan dan kemandirian. Bantuan

diberikan oleh perawat komunitas karena ketidakmampuan, ketidaktahuan

dan ketidakmauan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan serta

dengan menggunakan potensi lingkungan berusaha memandirikan

masyarakat, sehingga pengembangan wilayah setempat (locality


6

development) merupakan bentuk pnegorganisasian yang paling tepat

digunakan. (Chayatin, 2016)

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik

keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk

meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari

keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk,

ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran

keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan

dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun

sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, Nuraeni,

& Supriyono, 2015).

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional

yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok

resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal

melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien

sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan

keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat

termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti

keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak

terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,

Nuraeni, & Supriyono, 2017).

2. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


7

a. Upaya Promotif

Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat dengan jalan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan dan olahraga secara teratur

5) Rekreasi

6) Pendidikan seks

b. Upaya Preventif

Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:

1) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,

puskesmas, maupun kunjungan rumah

3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas,

ataupun di rumah.

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui.

c. Upaya Kuratif

Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok

yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:

1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari

puskesmas dan Rumah Sakit


8

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin

dan nifas

4) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

d. Upaya Rehabilitatif

Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah

maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit

yang sama.

1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti

penderita kusta, patah tulang, dan kelainan bawaan.

2) Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,

seperti TBC, pelatihan nafas dan batuk, serta penderita stroke

melalui fisioterapi.

e. Upaya Resosialitatif

Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus

kedalam pergaulan masyarakat.

3. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan

yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat

kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction)

terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta

perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan

mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat

mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.


9

a. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara

menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal secara mandiri.

b. Tujuan Khusus

1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.

2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam

rangka mengatasi masalah keperawatan.

3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan

pembinaan dan asuhan keperawatan.

4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus atau rawan yang

memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti

dan di masyarakat.

5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak

lanjut dan asuhan keperawatan di rumah.

6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok risiko

tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di

rumah dan di Puskesmas.

7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk

menuju keadaan sehat optimal.

c. Fungsi
10

1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah

bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan

masalah klien melalui asuhan keperawatan.

2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan

3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan

masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran

serta masyarakat

4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan

dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat

proses penyembuhan (Mubarak, 2010).

4. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran yang dituju untuk keperawatan komunitas dibagi menjadi

beberapa, diantaranya :

a. Individu

Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu

tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena

ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab,

maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik

secara fisik, mental maupun sosial.

b. Keluarga
11

Merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus

menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan

maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau

masyarakat secara keseluruhan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono,

2015).

c. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang

terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.

Termasuk diantaranya adalah:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat

perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;

a) Ibu hamil

b) Bayi baru lahir

c) Balita

d) Anak usia sekolah

e) Usia lanjut

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan

pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,

diantaranya adalah:

a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,

penyakit kelamin lainnya.


12

b) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit

diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan

mental dan lain sebagainya.

3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,

diantaranya:

a) Wanita tuna susila

b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

c) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

a) Panti wredha

b) Panti asuhan

c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

d) Penitipan balita

5. Strategi Keperawatan Komunitas

Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu

digunakan strategi sebagai berikut:

a. Proses Kelompok (Group Process)

Proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi komunitas yang

dilakukan dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat (melalui

pembentukan peer atau social support berdasarkan kondisi dan

kebutuhan masyarakat). Proses kelompok ini dilakukan dengan

membentuk kelompok dari oleh untuk masyarakat yang memperhatikan


13

kesehatan di wilayahnya sehingga dapat secara mandiri mengatasi

masalah yang muncul di masyarakat (Synder & Lindquist, 2009).

Pengaruh positif strategi intervensi dengan proses kelompok meliputi :

1) Membangun harapan ketika orang lain telah menghadapi atau

berhasil masalah yang sama

2) Universalitas menyadari bahwa tidak menghadapi masalah yang

sama secara sendiri

3) Berbagi informasi

4) Altruisme dan saling membantu

5) Koreksi berantai atau berurutan hubungan yang paralel terjadi

dalam kelompok dan dalam keluarga

6) Mengembangkan teknik sosialisasi

7) Perilaku imitatif dari pemimpin kelompok

8) Katarsis, mengekspresikan perasaan secara tepat

9) Faktor-faktor eksistensial ketika kelompok menyadari bahwa hidup

bahwa tidak adil dan bertanggung jawab terhadap cara hidup yang

telah ditempuh.

b. Promosi Kesehatan

Berbagai bentuk dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1) Deseminasi informasi

Salah satu bentuk dari deseminasi informasi adalah pendidikan

kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan dalam

rangka upaya promotif dan preventif dengan melakukan penyegaran


14

informasi dan meningkatkan motivasi masyarakat untuk berperilaku

sehat.

2) Pengkajian dan penilaian

Mendorong seseorang agar mengurangi faktor resiko dan

mengadopsi gaya hidup sehat. Contohnya melakukan penialaian

terhadap resiko kesehatan, mengadakan lomba atau kompetisi

penampilan sesuai indikator sehat.

3) Modifikasi gaya hidup

Membantu klien bertanggung jawab atas kesehatan sendiri dan

membuat perubahan perilaku yang sesuai untuk meningkatkan

kualitas hidup. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam

memodifikasi gaya hidup diantaranya perubahan situasi, tersedianya

pengetahuan, dan keterampilan untuk melaksanakan dan

meneruskan perubahan, hasil yang akan diperoleh dari perilaku

baru, serta adanya dukungan fisik dan sosial untuk merubah

perilaku.

4) Penataan lingkungan

Kegiatan ini mencakup kegiatan penyediaan atau penataan faktor

pendukung untuk mengoptimalkan kualitas lingkungan dan

peningkatan perilaku. Lingkungan yang ditata mencakup

lingkungan fisik, sosial dan ekonomi.

c. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu kegiatan perawatan komunitas dengan

melibatkan masyarakat secara aktif untuk menyelesaikan masalah yang


15

ada di komunitas, masyarakat sebagai subjek dalam menyelesaikan

masalah. Pemberdayaan adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan

kontrol dalam pengambilan keputusan pada level individual, keluarga,

komunitas dan masyarakat. Perawat dapat menggunakan strategi

pemberdayaan untuk membantu masyarakat mengembangkan

keterampilan dalam menyelesaikan masalah, menciptakan jejaring,

negosiasi, lobbying, dan mendapatkan informasi untuk meningkatkan

kesehatan.

d. Kemitraan

Kemitraan adalah hubungan kerja sama antara dua pihak atau lebih,

berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan untuk

mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran

masing-masing. Partnership atau kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama

aktif antara perawat komunitas, masyarakat, maupun lintas sektor dan

program. Bentuk kegiatannya adalah kolaborasi, negosiasi dan sharing

dilakukan untuk saling menguntungkan.

6. Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan

masyarakat diantaranya adalah:

a. Sebagai Penyedia Pelayanan (Careprovider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah

keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,


16

melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang

telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Sebagai Pendidik dan Konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di

masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku

sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan

dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konseling adalah

proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan

psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan

interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan

seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses

keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji

kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar.

Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi

pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi

pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah

didapat (Mubarak, 2010).

c. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang

baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan


17

masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru

dan dicontoh oleh masyarakat.

d. Sebagai Pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat

komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan

fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.

Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan

termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,

memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien

(Mubarak, 2010). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah

bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam

menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan

dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk

mengambil persetujuan (informed concent) atas tindakan keperawatan

yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan

dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit

dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas

kesehatan (Mubarak, 2010).

e. Sebagai Manajer Kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai

kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai

dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

f. Sebagai Kolaborator
18

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara

bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,

ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat

proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama

merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap

proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk

merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2010).

g. Sebagai Perencana Tindakan Lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani

perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan

ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan

kondisi kesehatan.

h. Sebagai Pengidentifikasi Masalah Kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut

masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta

berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,

pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,

merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,

karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,

2010).
19

j. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent

and Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif

merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada

dirinya atau pada sistem. Marriner Torney mendeskripsikan pembawa

perubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji

motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternatif,

menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,

menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan

hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan

membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2010). Peningkatan

dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan

menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk

merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti :

pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat

meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2010).

k. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care

Provider and Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada

masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.

Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang

lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.


20

B. Proses Asuhan Keperawatan Komunitas

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan

yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan

dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta

masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

1. Pengkajian Keperawatan Kesehatan Komunitas

Model community as partner (CAP) digunakan untuk mengkaji berbagai

jenis komunitas dengan luas wilayah, lokasi, dan sumber-sumber yang

dimiliki atau karateristik populasi tertentu. CAP terdiri dari 3 bagian :

a. Inti Komunitas (The Community Core)

1) Sejarah (History)

2) Data Demografi (Demographic)

3) Suku dan Budaya (Ethnicyty)

4) Nilai dan Keyakinan (Values and beliefs)

5) Persepsi (Perception), yang terdiri dari persepsi masyarakat terhadap

kondisi lingkungan, penilaian masyarakat terhadap kekuatan dan

kelemahan wilayah tempat tinggal mereka, penilaian terhadap kondisi

masyarakat terhadap kekuatan dan kelemahan wilayah tempat tinggal

mereka, penilaian terhadap kondisi kesehatan masyarakat secara

umum, dan apa masalah yang mungkin muncul.

b. Subsistem Komunitas (The Community Subsystems)

1) Lingkungan fisik

2) Pendidikan
21

3) Keamanan dan transportasi

4) Politik dan pemerintahan

5) Pelayanan sosial dan pelayanan kesehatan

6) Komunikasi

7) Ekonomi

8) Rekreasi

c. Aplikasi teori CAP dalam keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

1) Inti komunitas (The Community Core)

a) Sejarah

(1) Melakukan wawancara dengan Toma/Toga

(2) Perubahan yang terjadi

(3) Peristiwa atau kejadian yang berkaitan

b) Data demografi (Demographic)

(1) Komposisi penduduk

(2) Kelompok umur

(3) Jenis kelamin

c) Suku dan Budaya (Ethnicyty)

(1) Pengamatan terhadap gaya hidup

(2) Perilaku yang membudaya (positif/negarif)

(3) Bahasa yang digunakan

(4) Perkumpulan yang ada

(5) Penyelesaian masalah apakah antar etnis/golongan khusus

d) Nilai dan keyakinan (Values and beliefs)


22

(1) Lakukan wawancara dan observasi bagaimana bentuk interaksi

di masyarakat

(2) Adakah perilaku yang mempengaruhi kesehatan individu,

kelompok atau masyarakat (misal : narkoba)

2) Subsistem Komunitas (The Community Subsystems)

a) Lingkungan fisik

Observasi ada fasilitas umum yang dipergunakan ( lapangan

olahraga, warnet atau wartel, bioskop, dan fasilitas ibadah)

b) Pendidikan

(1) Kumpulkan data tentang tingkat pendidikan masyarakat.

(2) Keberadaan fasilitas pendidikan lengkap

c) Keamanan dan transportasi

(1) Lakukan pengamatan dan observasi tentang alat transportasi

(2) Keamanan pemakaian alat transportasi

(3) Kecepatan kendaraan yang digunakan

(4) Keberadaan rambu-rambu lalu lintas

(5) Kondisi jalan dan fasilitas

(6) Apakah ada pos polisi atau satpam atau sistem keamanan

lingkungan

(7) Adakah gangguan keamanan

d) Politik dan pemerintahan

(1) Bagaimana kegiatan politik diwilayah tersebut?

(2) Adakah anggota masyarakat terlibat dalam kegiatan politik?


23

(3) Bagaimana menyikapi perbedaan pendapat atau golongan

politik?

e) Pelayanan sosial

(1) Lakukan wawancara dan observasi pelayanan sosial yang ada

misalnya dengan LSM

(2) Ketersediaan fasilitas kesehatan

f) Komunikasi

(1) Amati cara komunikasi diwilayah tersebut terhadap keluarga,

lingkungan atau masyarakat sekitar, aparat pemerintah.

(2) Adakah masalah antar kelompok?

(3) Bagaimana cara menyampaikan aspirasi?

g) Ekonomi

(1) Pendapatan rata-rata penduduk

(2) Apakah keluaraga memiliki tabungan

(3) Mempunyai usaha tambahan

(4) Apakah keluarga mempunyai kemampuan membeli alat

transportasi : mobil atau motor

(5) Adakah lokasi transaksi jual beli misal pasar dll

h) Rekreasi

(1) Apakah ada tempat rekreasi

(2) Apakah tempat rekreasi tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat

d. Metode dan Pendekatan Pengkajian Komunitas

Beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai berikut :

1) Windshield Survey
24

Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai

dimensi dari komunitas, lingkungan, serta gaya hidup, masyarakat.

Aspek yang dikaji dengan metode ini adalah :

a) Inti komunitas, antara lain : sejarah, demografi, kelompok etnis

dan nilai-kepercayaan.

b) Subsistem, antara lain : lingkungan fisik, pelayanan kesehatan

dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, pemerintahan

dan politik, komunikasi, pendidikan, rekreasi.

c) Persepsi, antara lain : penduduk dan persepsi.

2) Data sekunder

Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah tercatat

sebelumnya, yang termasuk dalam data sekunder meliputi data-data

seperti data statistik, dokumen yang telah diterbitkan, catatan dalam

pertemuan, hasil survey kesehatan, dan catatan kesehatan (C.O.

Helvie,1998). Selain data sekunder , bisa juga didapatkan dari data

survey wawancara dengan narasumber, observasi komunitas, serta

forum komunikasi.

e. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi

mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat

ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah

tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan

spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2010).

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


25

1) Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang

berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga

pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah

kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah,

terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami

oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara

atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan.

2) Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi

aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka

menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan

menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format

proses keperawatan.

3) Pemeriksaan fisik

Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan

keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga,

maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu

menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi,

Auskultasi dan Palpasi.

f. Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data

dengan cara sebagai berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data


26

2) Penghitungan prosentase cakupan

3) Tabulasi data

4) Interpretasi data

g. Analisis Data

Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan

menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki

sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang

dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah

keperawatan (Mubarak, 2010).

h. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat

dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian

masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh

karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2010).

i. Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan

keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor.

Kriteria prioritas masalah menurut Mubarak (2010), di antaranya:

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumberdaya masyarakat


27

2. Diagnosis Keperawatan Kesehatan Komunitas

Diagnosis keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial

dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya dia mampu dan

mempunyai kewenangan untuk memberikan tindakan keperawatan (Gordon,

1982). Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon

individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan yang aktual

dan potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai

tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Contoh dari

diagnosa keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :

a. Tingginya angka mortalitas bayi berhubungan dengan 1)

ketidakmampuan sumber di departemen kesehatan setempat dalam

memenuhi kebutuhan antepartum; 2) pelayanan antepartum yang tidak

dapat diakses; 3) kurangnya tenaga kesehatan terlatih yang ditunjukan

dengan:

1) Angka mortalitas bayi sebesar 17,3 tiap 1000 orang kelahiran hidup,

2) Data klinik yang menyatakan kurangnya tenaga kesehatan,

3) Sulitnya transportasi menuju klinik,

4) Jam kerja pukul 08.00-17.00, senin-jumat, yang tidak bisa diakses

oleh komunitas yang bekerja,

5) Tidak ada perawat atau bidan yang berlisensi di komunitas.

b. Defisit energi komunitas berhubungan dengan ketidakmampuan dan

ketidaksesuaian layanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang

ditunjukan dengan a) kurang fasilitas layanan kesehatan; b) kurangnya


28

pengetahuan terhadap pencegahan, data yang mendukung 3000

masyarakat miskin tidak mendapatkan layanan kesehatan: 90% populasi

ini berobat ke unit gawat darurat untuk kasus yang bukan gawat darurat

dan 90% populasi miskin tidak dapat mendiskusikan perilaku

pencegahan yang biasa dilakukan.

3. Perencanaan Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai

dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kebutuhan klien. Jadi perencanaan asuhan keperawatan

kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah

ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup

perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan

kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2010).

Langkah-langkah dalam perenacanaan yang perlu diperhatikan adalah

sebagai berikut:

a. Menentukan prioritas masalah

Melalui pengkajian perawat akan mampu mengidentifikasi respon

komunitas yang aktual atau potensial yang memerlukan suatu tindakan.

Dalam perencanaan perlu disusun sistem untuk menentukan diagnosis

yang diambil tindakan pertama kali. Salah satu sistemnya adalah

hierarki kebutuhan komunitas.

b. Menentukan kriteria hasil


29

Menentukan kriteria hasil (aoutcomes) harus ditujukan kepada

komunitas dan harus menunjukan “apa yang akan dilakukan komunitas

serta kapan dan sejauh mana tindakan akan bisa dilaksanakan” dan juga

harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, rasional dan ada batas

waktu.

c. Menentukan rencana tindakan

Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu

komunitas dalam mencapai kriteria hasil. Dilaksanakan berdasarkan

komponen penyebab dari diagnosa keperawatan. Maka, rencana

mendefinisikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk membatasi

faktor-faktor pendukung terhadap suatu permasalahan.

d. Dokumentasi

Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk yang

bervariasi untuk mempromosikan perawatan yang meliputi perawatan

individu, keluarga dan komunitas; perawatan yang kontinue;

komunikasi; dan evaluasi.

4. Implementasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang spesifik (Riyadi, 2010). Tahap implementasi dimulai setelah

rencana tindakan disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk

membantu komunitas mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari

implementasi adalah membantu komunitas mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,


30

pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Selama tahap perencanaan

perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan

keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan komunitas. Prinsip yang umum

digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan

komunitas adalah :

a. Inovative

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan

mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)

(Makfudli, 2010).

b. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama

profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

berdasarkan azas kemitraan (Makfudli, 2010).

c. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan

harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya

rencana program yang telah disusun (Makfudli, 2010).

d. Mampu dan Mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan

kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten

(Makfudli, 2010).

5. Evaluasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas


31

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan

antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan

keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat

kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat

kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah

ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Makfudli, 2010).

Anda mungkin juga menyukai