Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus
kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju kemandirian
fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus
selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat. Adaftasi
fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar
uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk
mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah
bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah
menjaga bayi agar tetap hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi
menyusu sendiri pada ibunya.

B. TUJUAN

Makalah ini dibuat dengan tujuan :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Askeb Persalinan dan BBL


2. Mahasiswa diharapkan dapat mengerti asuhan bayi baru lahir dan mengerti perubahan
bayi baru lahir terhadap keadaan diluar uterus

  Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang adaptasi fisiologis fetus dari
kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.
b. Untuk meningkatkan kemampuan bidan yang ingin menjadi bidan professional untuk
berfikir kritis dan untuk meningkatkan wawasan mahasiswi kebidanan tentang
Transisi kehidupan Fetus dari Intrauterine dan Ektrauterine.

  Tujuan Khusus
a. Untuk memahami apa itu adaptasi fisiologis fetus dari intrauterin ke ekstrauterin.
b. Untuk mengetahui apa saja perubahan fisiologis yang terjadi pada fetus dari
intrauterin ke ekstrauterin.
c. Untuk memahami tentang bayi baru lahir serta gangguan yang mungkin terjadi pada
bayi baru lahir.

C. MANFAAT
a)      Mampu memahami apa itu adaptasi fisiologis fetus dari intrauterin ke ekstrauterin.
b)     Mampu mengetahui apa saja perubahan fisiologis yang terjadi pada fetus dari
intrauterin ke ekstrauterin.
c)      Mampu memahami tentang bayi baru lahir serta gangguan yang mungkin terjadi pada
bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
1.      DEFINISI

Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi dengan
lingkungan luar atau dikenal dengan kehidupan ekstrauteri. Sebelumnya bayi cukup hanya
beradaptasi dengan kehidupan intrauteri.
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonates
dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus.
Bayi baru lahir adalah bayi segera setelah lahir sampai dua puluh delapan hari.
Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan
penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang memperlemah kondisi seorang ibu hamil
perlu diprioritaskan, seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak antara kehamilan dan
buruknya hygiene. Disamping itu perlu dilakukan pula pembinaan kesehatan prenatal yang
memadai dan penanggulangan faktor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal yang
meliputi : 1) perdarahan, 2) hipertensi, 3) infeksi, 4) kelahiran preterm/bayi berat lahir redah,
5) asfiksia dan 6) hipotermia ( Saifuddin, 2006 : 132 ).

A.   PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN

Perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna
(dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke
lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu. Bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui
sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk
mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
1.      Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang
pusat pernafasan di otak.
2.      Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan
yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis.Interaksi antara sistem
pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur
dan berkesinambungan.
Rangsangan untuk grk pernafasan :
•         Tekanan mekanik dr thoraks
•         Pe Pa O2 & ke Pa CO2
•         Rangsangan dingin pd daerah muka
Upaya pernafasan pertama seorang bayi, berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam
paru-paru dan mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.

B.   PERUBAHAN  SISTEM PEREDARAN DARAH

Sistem sirkulasi darah terdiri dari jantung, dan serangkaian pembuluh yaitu arteri,
kapiler dan vena. Sistem ini berguna untuk membagikan bahan nutrisi, oksigen dan hormon
ke seluruh bagian tubuh kemudian mengangkut limbah metabolisme sel tubuh.
Terjadi perubahan besar, yaitu :
         Penutupan foramen ovale pd atrium jantung
         Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru2 & aorta
         Denyut jantung BBL rata2 140 dtk/mnt dan volume darah pada BBL berkisar 80 – 110
ml/kg

C.   PERUBAHAN SISTEM METABOLISME GLUKOSA, GASTROINTESTINAL DAN


KEKEbAlAN TUBUH

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami
stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang
suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit,
pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat
untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, bayi harus
menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas.
Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini
akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
Kehilangan panas pd BBL dpt tjd mll 4 cara a/l :
 Konveksi : Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak dengan udara yang dingin di
sekitarnya.
 Radiasi :Proses hilangnya panas tubuh bila bayi diletakkan dekat dengan benda-benda
yang lebih rendah suhunya dari suhu tubuhnya.
 Evaporasi : Proses hilangnya panas tubuh bila bayi berada dalam keadaan basah.
 Konduksi : Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak langsung dengan benda-benda
yang mempunyai suhu lebih rendah .
 SISTEM GASTROINTESTINAL
Secara fungsional, saluran gastrointestinal bayi balum matur dibandingkan orang
dewasa. Membran mukosa pada mulut berwarna merah jambu dan basah. Gigi tertanam
didalam gusi dan sekresi ptyalin sedikit. Sebelum lahir, janin cukup-bulan akan mulai
menghisap dan menelan. Refleks muntah dan batuk yang matur sudah terbentuk dengan
baik pada saat lahir. Kemampuan bayi untuk menelan dan mencerna makanan (selain
susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum
sempurna sehingga mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas
lambung sangat terbatas, kurang dari 30 ml (15-30 ml) untuk bayi baru lahir cukup-
bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara perlahan, seiring dengan
pertumbuhan bayi. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri sangat penting,
contohnya memberikan ASI sesuai keinginan bayi (ASI on demand).
Jumlah asam lambung pada bayi sama dengan pada orang dewasa dalam beberapa
hari pertama. Pada hari ke-10, bayi sama sekali tidak memiliki asam hidroklorida yang
akan meningkatkan risiko infeksi. Lama pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam. Usus
bayi terdiri dari sejumlah besar kelenjar sekresi dan daerah permukaan yang besar untuk
menyerap gizi makanan. Sejumlah enzim sudah dihasilkan, walaupum masih terdapat
kekurangan amilase dan lipase yang menyebabkan bayi kurang mampu mencerna
karbohidrat dan lemak.
Pada waktu lahir, usus bayi dalam keadaan steril hanya dalam beberapa jam. Bising
usus terdengar dalam 1 jam kelahiran. Mekonium yang ada dalam usus besar sejak 16
minggu kehamilandikeluarkan dalam 24 jam pertama kehidupan dan benar-benar
dibuang dalam waktu 48-72 jam. Kotoran pertama berwarna hijau kehitam-hitaman,
keras, dan mengandung empedu. Pada hari ke-3-5, kotoran berubah warna menjadi
kuning kecokelatan. Begitu bayi diberi makanan, kotoran berwarna kuning. Kotoran bayi
yang meminum susu botol lebih pucat warnanya, lunak, dan berbau agak tajam. Bayi
defekasi 4-6 kali sehari, namun ada kecenderuangan untuk sulit defekasi.

 KEKEBALAN TUBUH BAYI


Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus rentan mengalami
infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan memberI kekebalan alami maupun
kekebalan dapatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi. Beberapa contoh kekebalan alami, meliputi:
1)      Perlindungan oleh membran mukosa
2)      Fungsi saringan saluran napas.
3)      Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
4)      Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh darah yang membantu bayi
baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Akan tetapi, pada bayi baru lahir, sel-sel
darah ini masih belum matur. Artinya, bayi baru lahir tersebut belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan dapatan akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan
kekebalan pasif mendapat antibodi dari tubuh ibunya. Reaksi antibodo keseluruhan
terhadap antigen asing masih belum muncul sampai awal kehidupan anak. Salah satu
tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Bayi memiliki immunoglobulin pada saat lahir, namun lingkungan rahim yang aman
membatasi bayi untuk bereaksi terhadap antigen tertentu. Ada tiga macam
immunoglobulin (Ig) atau antibodi, yang ditandai dengan huruf untuk masing-masing
golongan, yaitu IgG, IgA dan IgM, dan hanya IgG yang cukup kecil untuk melewati
sawar plasenta.
IgG merupakan golongan antibody yang sangat penting dan jumlahnya mencapai 75%
dari seluruh antibody. IgG mempunyai kekebalan terhadap infeksi kuman virus tertentu.
Pada waktu lahir, kadar IgG bayi sama atau sedikit lebih banyak dari ibu. IgG ini
memberikan kekebalan pasif pada bayi selama beberapa bulan kehidupan.
IgM dan IgA tidak melintasi sawar plasenta, melainkan dihasilkan sendiri oleh janin.
Kadar IgM pada periode kehamilan mencapai 20% dari IgM orang dewasa dan perlu
waktu 2 tahun untuk dapat menyamai kadar tersebut. Kadar IgM yang relatif rendah
membuat bayi lebih rentan terkena infeksi. IgM juga penting, sebab sebagian besar
antibody yang terbentuk sewaktu terjadi respons primer adalah golongan ini. Kadar IgA
sangat rendah dan diproduksi dalam waktu yang lama, walaupun kadar sekresi mencapai
kadar orang dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA melindungi dari infeksi saluran
pernapasan, saluran usus lambung, dan mata. Sedangkan immunoglobulin jenis lainnya,
yaitu IgD dan IgE tidak begitu berkembang pada masa awal bayi/neonatus.
ASI dan terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif kepada bayi dalam
bentuk:
1)      Laktoferin
Merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi. Bersama
dengan salah satu immunoglobulin, yaitu IgA, laktoferin mengambil zat besi yang
diperlukan untuk perkembangan E. coli, stafilokokus, dan ragi. Kandungan zat besi
yang rendah pada kolostrum dan ASI akan mencegah perkembangan kuman patogen.
2)      Lisosom
Bersama iGa mempunyai fungsi antibakteri dan juga menghambat pertumbuhan
berbagai macam virus.
3)      Faktor antiripsin
Enzim tripsin berada di dalam saluran usus dan fungsinya adalah memecah
protein.Adanya factor Tripsin dalam kolostrum ASI akan menghambat kerja tripsin.
Dengan demikian ,imunoglobiun tidak akan di pecah oleh tripsin.
4)      Faktor bifidus.
Laktobasilus terdapat dalaman usus bayi dan menghasilkan asam yang dapat
mencegah pertumbuhan kuman patogen.Untuk pertumbuhannya,laktobasilus
membutuhkan gula yasng mengandung nitrogen,yaitu factor bifidus,dan faktor ini
terdapat dalam ASI.

Kelenjar timus tempat diproduksinya limfosit relative besar pada waktu lahir
dan terus meningkat hingga usia 8 tahun. Karena adanya defisiensi kekebalan alami
dan kekebalan dapatan ini, bayi baru lahir sangat rentan mengalami infeksi. Reaksi
bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh sebab itu,
pencegahan infeksi, seperti praktik persalinan aman, menyusui ASI dini terutama
kolostrum, dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.
D.     SISTEM GINJAL

Pada BBL, hampir semua massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal. Fungsi
ginjal yang mirip dengan fungsi orang dewasa belum terbentuk pada tahun kedua
kehidupan. BBL memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang kecil.
Infeksi, diare atau pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan asidosis
dan ketidakseimbangan cairan, seperti dehidrasi atau edema.
Ketidaknormalan ginjal juga membatasi kemampuan BBL untuk mengekskresi
obat.Sejumlah kecil urine terdapat dalam kandung kemih saat lahir, tetapi bayi baru lahir
ada yang tidak mengeluarkan urine selama 12 sampai 24 jam. Berkemih sering terjadi
setelah periode ini. Berkemih enam sampai 10 kali dengan warna urine pucat menunjukkan
masukan cairan yang cukup. Umumnya, bayi yang cukup bulan mengeluarkan urine 15
sampai 60 ml per kilogram per hari. Ginjal sudah berfungsi, tetapi belum sempurna. BBL
harus BAK dalam 24 jam pertama, jumlah urin 20 – 30 ml/hr dan meningkat menjadi
100 – 200 ml/hr pada akhir minggu pertama.

E. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI


1. Wanita
Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel germinal primitif. Sel-sel ini
mengandung komplemen lengkap ova yang matur karena tidak terbentuk oogonia lagi
setelah bayi cukup bulan lahir. Korteks ovarium,yang terutama terdiri dari folikel
primordial,membentuk bagian ovarium yang lebih tebal pada bayi baru lahir daripada
pada orang dewasa. Jumlah ovum berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai
dewasa peningkatan kadar estrogen selama masa hamil,yang diikuti dengan penurunan
setelah bayi lahir,mengakibatkan pengeluaran suatu cairan mukoid atau pengeluaran
bercak darah melalui vagina. Pada bayi baru lahir cukup bulan,labia mayora dan minora
menutupi vestibulum. Pada bayi prematur,klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan
terbuka.
2. Pria
Testis turun kedalam skrotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki. Pada usia satu tahun
testis tidak turun berjumlah kurang dari 1%.

Prepusium yang ketat seringkali dijumpai pada bayi baru lahir. Muara uretra dapat
tertutup prepusium dan tidak dapat ditarik ke belakang selama tiga sampai empat tahun.
Sebagai respons terhadap estrogen ibu,ukuran genetalia eksterna bayi baru lahir cukup
bulan meningkat,begitu juga dengan pigmentasinya.

F. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

Adapun perubahan sistem muskuloskeletal pada masa nifas meliputi :


  Dinding perut dan peritoneum
  Kulit abdomen
  Striae
  Perubahan ligament
  Simpisis pubis

1.    Dinding perut dan peritoneum

Peritoneum adalah membran berkilau yang melapisi semua organ perut. Dengan
mengeluarkan cairan peritoneal, membran ini memungkinkan isi perut bergerak dengan
lancar selama pengolahan makanan di usus. Luas permukaan peritoneum sama besar dengan
permukaan kulit, sekitar dua meter persegi.

Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih kembali dalam 6
minggu. Pada saat wanita asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdonimis, sehingga
sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis, dan
kulit.

2.    Kulit Abdomen


Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh yang
berada di antara thorax atau dada dan pelvis di hewan mamalia dan vertebrata lainnya. Pada
arthropoda, abdomen adalah bagian paling posterior tubuh, yang berada di belakang thorax
atau cephalothorax (sefalotoraks). Dalam bahasa Indonesia umum, sering pula disebut dengan
perut. Bagian yang ditutupi atau dilingkupi oleh abdomen disebut cavitas abdominalis atau
rongga perut.
Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur hingga
berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali normal kembali dalam
beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan post natal.

3.    Striae

Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen.
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis
lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus trektus abdominis pada ibu post partum dapat
dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas, dan jarak kehamilan, sehingga dapat
membantu menentukan lama pengembalian tonis otot menjadi normal.

4.    Perubahan Ligamen


Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-
serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak
jarang ligametum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi
retrofleksi.

5.    Simpisis pubis


Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat
menyebabkan mordibitas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain : nyeri
tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur ataupun waktu
berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalapasi. Gejala ii dapat menghilang setelah beberapa
minggu atau bulan pasca meahirkan, bahkan ada yang menetap.

G. PERUBAHAN SISTEM SYARAF

System persyarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum
terintegrasi secara sempurna. Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola pertumbuhan
cepat, yang dapat diprediksi selama periode bayi sampai awal masa kanak kanak. Pada
akhir tahun pertama, pertumbuhan sereblum yang dimulai pada usia kehamilan sekitar 30
minggu, berakhir. Hal ini lah yg mungkin menjadi penyebab mengapa otak rentan
terhadap trauma nutrisi dan trauma lain selama masa bayi. Fungsi tubuh dan respon
respon yang di berikan sebagian besar dilakukan oleh pusat yang lebih rendah dari otak
dan reflex reflex dalam medula spinalis.

H. PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN


Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum matang.
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Verniks Caseosa juga
berfusi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat
sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Kulit sering terlihat berbercak, terutama di daerah
sekitar ekstremitas. Tangan dan kaki terlihat sedikit sianotik.
 Kaput suksedanum
Kaput suksedanum ialah edema pada kulit kepala, yang ditemukan dini. Tekanan
verteks yang lama pada serviks menyebabkan pembuluh darah setempat mendapat
penekanan, sehingga memperlambat aliran balik vena. Aliran balik vena yang
melambat membuat cairan jaringan di kulit daerah kepala meningkat, shingga terjadi
pembengkakan. Tonjolan edema, yang terlihat saat bayi lahit, memanjang sesuai garis
sutura tulang tengkorank dan lenyap secara spontan dalam tiga sampai 4 hari.
 Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat sudah ada sejak bayi lahir, tetapi kelenjar ini tidak berespons
terhadap peningkatan suhu tubuh. Terjadi sedikit hiperplasia kelenjar sebasea dan
sekresi sebum akibat pengaruh hormon saat hamil. Walaupun kelenjar sebasea seuda
terbentuk dengan baik saat bayi lahir, tetapi kelenjar ini tidak terlalu aktif pada masa
kanak-kanak. Kelenjar-kelenjar ini mulai aktif saat produksi androgen meningkat,
yakni sesaat sebelum pubertas.

I. TERMOREGULASI
Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga mereka dapat
mengalami stress akibat perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan
rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang
bersalin yang jauh lebih dingin. Bayi baru lahir/neonates dapat menghasilkan panas
dengan tiga cara, yaitu menggigil, aktivitas volunter otot, dan termogenesis yang bukan
melalui mekanisme menggigil.
Mekanisme menggigil saja tidak efisien dan bayi cukup-bulan tidak mampu
menghasilkan panas dengan cara ini. Aktivitas otot dapat menghasilkan panas, tetapi
manfaatnya terbatas, bahkan untuk bayi-cukup bulan dengan kekuatan otot cukup kuat
untuk tetap berada dalam posisi fleksi. Termogenesis non-menggigil mengacu pada
penggunaan lemak cokelat untuk produksi panas. Timbunan lemak cokelat terletak pada
dan di sekitar tulang belakang, klavikula dan sternum, ginjal, serta pembuluh darah
utama. Jumlah lemak cokelat bergantung pada usia kehamilan dan menurun pada bayi
baru lahir yang mengalami hambatan pertumbuhan. Produksi panas melalui penggunaan
cadangan lemak cokelat di mulai saat rangsangan dingin memicu aktivitas hipotalamus.
Pesan kimiawi akan dikirimkan ke sel-sel lemak cokelat. Sel-sel ini menghasilkan energi
yang akan mengubah lemak menjadi energy panas.
Luas permukaan kulit bayi sebanding dengan massa tubuhnya sehingga bayi
berpotensi mengalami kehilangan panas. Lapisan lemak bawah kulit yang tipis, yang
memiliki daya isolasi yang buruk, memungkinkan pemindahan inti panas ke lingkungan.
Pusat pengaturan panas di otak bayi mampu mendorong produksi panas sebagai
bentuk reaksi terhadap rangsangan yang diterima dari termoreseptor. Akan tetapi, hal ini
sangat bergantung pada kegiatan metabolisme yang meningkat yang akan mengurangi
kemampuan bayi tersebut untuk mengendalikan suhu tubuh, terutama dalam kondisi
lingkungan yang tidak mendukung.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan
yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam
rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi
yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir meliputi : Perubahan sistim
pernapasan / respirasi, Perubahan pada sistem peredaran darah, Pengaturan Suhu,
Metabolisme Glukosa, Perubahan sistem gastrointestinal dan Sistem kekebalan tubuh/ imun.

B. Saran
1. Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan yang baik
untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir sehingga dapat
menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan yang lebih intensif
jika ditemukan adanya masalah.
2. Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang
benar terkait dengan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Behrman,dkk.(2000).Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC


Marimbi,H.(2010).Biologi Reproduksi.Yogyakarta:Nuha medika.
Wulandari,F.Ayu.(2011).Biologi Reproduksi.Jakarta:Salemba Medika.
Sudarti,dkk.(2012).Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi,dan Anak Balita.Yogyakarta:Nuha
Medika
  http://bidanlia.blogspot.com2008/12/adaptasi-bayi-baru-lahir.html
Akses 25 Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai