Anda di halaman 1dari 10

Pengertian

Pengertian USG

• Alat yang bekerja dengan prinsip pantulan gelombang suara yang tidak dapat
didengar oleh manusia (ultrasound) dan yang dipengaruhi sifat organ atau
jaringan tubuh manusia.

• USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat struktur
jaringan tubuh atau analisis dari gelombang. Doppler, yang pemeriksaannya
dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan
suatu ultrasound didalam jaringan.

• Komputer berfungsi menterjemahkan pantulan gelombang suara tersebut kedalam


bentuk visual yang mudah diinterpresentasikan oleh dokter. Selain itu juga dapat
mengukur gambar yang dibuat sendiri.

• USG merupakan prosedur yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi


untuk memidahi perut dan rongga rahim, menghasilkan suatu citra (sonogram)
dari janin dan plasenta.

• Jadi dalam hal ini tidak seperti X-Ray (sinar rontgen) yang berbahaya bagi bayi,
USG menggunakan gelombang suara yang dipantulkan untuk membentuk
gambaran bayi dilayar komputer yang aman untuk bayi dan ibu.

Indikasi pemeriksaan USG

Indikasi merupakan salah satu prasyarat penting yang harus dipenuhi sebelum
pemeriksaan USG dilakukan. Pemeriksaan USG janganlah dilakukan secara rutin atau
setiap melakukan pemeriksaan pasien, terutama bila pasien hamil. Banyak panduan yang
telah diterbitkan, misalnya dari AIUM (American Institute of Ultrasound in Medicine).
Untuk mempermudah memilah indikasi pemeriksaan, penulis menyarankan pembagian
indikasi tersebut atas indikasi obstetri, ginekologi onkologi, endokrinologi reproduksi,
dan indikasi non obstetri ginekologi.

Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan USG begitu
diketahui hamil, penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10 – 14 minggu),
penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 – 20 minggu), dan pemeriksaan
tambahan yang diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin. Dalam bidang
ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan kelainan secara fisik
atau dicurigai ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan
tersebut.

Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari


kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada
pasien dengan gangguan haid. Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang
dicurigai berasal dari disiplin ilmu lain, misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien
dengan kecurigaan metastasis dari organ ginekologi dll. Berikut ini diberikan contoh
indikasi yang dikeluarkan oleh NIH 1.

National Institute of Health (NIH), USA (1983 – 1984) menentukan indikasi untuk
dilakukannya pemeriksaan USG sebagai berikut :

Menentukan usia gestasi secara lebih tepat pada kasus yang akan menjalani seksio
sesarea berencana, induksi persalinan atau pengakhiran kehamilan secara elektif.
Evaluasi pertumbuhan janin, pada pasien yang telah diketahui menderita insufisiensi
uteroplasenter, misalnya preeklampsia berat, hipertensi kronik, penyakit ginjal kronik,
atau diabetes mellitus berat; atau menderita gangguan nutrisi sehingga dicurigai terjadi
pertumbuhan janin terhambat, atau makrosomia.
Perdarahan per vaginam pada kehamilan yang penyebabnya belum diketahui.
Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian terendahnya sulit
ditentukan atau letak janin masih berubah-ubah pada trimester ketiga akhir.
Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan ditemukannya dua DJJ yang berbeda
frekuensinya atau tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia gestasi, dan atau ada
riwayat pemakaian obat-obat pemicu ovulasi.
Membantu tindakan amniosentesis atau biopsi villi koriales.
Perbedaan bermakna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan tanggal hari
pertama haid terakhir.
Teraba masa pada daerah pelvik.
Kecurigaan adanya mola hidatidosa.
Evaluasi tindakan pengikatan serviks uteri (cervical cerclage).
Suspek kehamilan ektopik.
Pengamatan lanjut letak plasenta pada kasus plasenta praevia.
Alat bantu dalam tindakan khusus, misalnya fetoskopi, transfusi intra uterin, tindakan
“shunting”, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan “chorionic villi sampling” (CVS).
Kecurigaan adanya kematian mudigah / janin.
Kecurigaan adanya abnormalitas uterus.
Lokalisasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
Pemantauan perkembangan folikel.
Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan diatas 28 minggu.
Observasi pada tindakan intra partum, misalnya versi atau ekstraksi pada janin kedua
gemelli, plasenta manual, dll.
Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion.
Kecurigaan terjadinya solusio plasentae.
Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong.
Menentukan taksiran berat janin dan atau presentasi janin pada kasus ketuban pecah
preterm dan atau persalinan preterm.
Kadar serum alfa feto protein abnormal.
Pengamatan lanjut pada kasus yang dicurigai menderita cacat bawaan.
Riwayat cacat bawaan pada kehamilan sebelumnya.
Pengamatan serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda.
Pemeriksaan janin pada wanita usia lanjut (di atas 35 tahun) yang hamil.

Indikasi dalam pemeriksaan USG ada 5 macam, diantaranya:

1. Indikasi Obstetri
misalnya untuk mengetahui keadaan janin, plasenta, ketuban, kelainan
congenital, dll.

2. Indikasi Ginekologi
misalnya kecurigaan terhadap adanya tumor seperti mioma uteri, kistoma
ovarii, dll3.

3. Indikasi Onkologi

4. Indikasi Endokrinologi dan reproduksi


misalnya untuk melihat keadaan genitaliainterna pada pasien-pasien infertile5.

5. Indikasi Uroginekologi
misalnya untuk memeriksa fistula

C. Persiapan pemeriksaan USG

1. Persiapan Pemeriksaan

Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah kontak
dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung tangan, telah terbukti
dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV telah menjadikan pencegahan infeksi
kembali menjadi perhatian utama, termasuk dalam kegiatan pemeriksaan USG dimana
infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan penularan infeksi lebih besar pada waktu
pemeriiksaan USG transvaginal karena terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa
vagina.

Resiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan ringan. Resiko
penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi (misalnya punksi menembus
kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya); peralatan yang dipakai memerlukan
sterilisasi (misalnya dengan autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai
dibuang.

Resiko penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan kontak
dengan mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang dipakai minimal
memerlukan sterilisasi tingkat tinggi (lebih baik bila dilakukan sterilisasi).
Resiko penularan ringan terjadi pada pemeriksaan kontak langsung dengan kulit intak,
misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup dibersihkan dengan alkohol
70% (sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus mengandung lemak, fungisidal, dan
tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun dan air.

Panduan di bawah ini dapat membantu mencegah penyebaran infeksi 1,2 :

(1) Semua jeli yang terdapat pada transduser harus selalu dibersihkan, bisa memakai kain
halus atau kertas tissue halus.

(2) Semua peralatan yang terkontaminasi atau mengandung kotoran harus dibersihkan
dengan sabun dan air. Perhatikan petunjuk pabrik tentang tatacara membersihkan
peralatan USG.

(3) Transduser kemudian dibersihkan dengan alkohol 70% atau direndam selama dua
menit dalam larutan yang mengandung sodium hypochlorite (kadar 500 ppm10 dan
diganti setiap hari), kemudian dicuci dengan air mengalir dan selanjutnya dikeringkan.

(4) Transduser harus diberi pelapis sebelum dipakai untuk pemeriksaan USG
transvaginal, bisa memakai sarung tangan karet, atau kondom.

(5) Pemeriksa harus memakai sarung tangan sekali pakai (tidak steril) pada tangan yang
akan membuka labia sebelum transduser vagina dimasukkan. Perhatikan jangan sampai
sarung tangan tersebut mengotori peralatan USG dan tempat pemeriksaan.

(6) Setelah melakukan pemeriksaan, sarung tangan harus dimasukkan pada tempat khusus
untuk mencegah penyebaran infeksi, dan pemeriksa mencuci tangan.

(7) Pada pemeriksaan USG invasif, persiapan yang dilakukan sama seperti akan
melakukan tindakan operasi, misalnya peralatan yang dipakai harus steril, operator
mencuci tangan dengan larutan mengandung khlorheksidine 3%, memakai sarung tangan
dan masker, serta memakai kacamata. Kulit dibersihkan dengan memakai etil alkohol
70%, isopropil alkohol 60%, khlorheksidin alkohol, atau povidone iodine. Transduser
dibersihkan dan dilakukan desinfeksi, kemudian dibungkus dengan plastik khusus yang
steril. Membran mukosa vagina dibersihkan dengan larutan yang mengandung
khlorheksidin 0,015% ditambah larutan cetrimide 0,15%.

2. Persiapan Alat

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik.
Hidupkan peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat
peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya diletakkan di dekat
mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan
operator USG.
Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu naik-turun
akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang stabilisator tegangan
listrik dan UPS.

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan dengan hati-
hati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak. Bersihkan transduser dengan
memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak merusak
transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin USG).

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan bersihkan kabel-
kabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua rapih, tutuplah mesin USG
dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk mencegah mesin USG dari siraman air
atau zat kimia lainnya.

Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung jawab
pemeliharaan alat tersebut.

c. Persiapan Pasien

Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh informasi yang
cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya. Informasi penting yang harus
diketahui pasien adalah harapan dari hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk
posisi pasien) dan berapa biaya pemeriksaan.

Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui penjelasan
secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist. Sebelum melakukan pemeriksaan
USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah mengerti dan memberikan persetujuan
untuk dilakukan pemeriksaan USG atas dirinya.

Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah ia


seorang nona atau nyonya ?, jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian kondom yang
baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan infeksi).

Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah, hal ini
penting untuk mencegah penyebaran infeksi.

Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat yang dapat
melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkan
kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien mengeluh “Kok sudah
dikomputer masih juga tidak dikatahui adanya cacat bawaan janin atau ada kista indung
telur ?” USG hanyalah salah satu dari alat bantu diagnostik didalam bidang kedokteran.
Mungkin saja masih diperlukan pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan dapat
diketahui lebih tepat dan cepat.

d. Persiapan Pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan pemeriksaan USG, apa
indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat gawat, misalnya pasien
dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia seorang nyonya atau nona,
terutama bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal.

Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan fisik yang ada;
kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan terhadap tindak medik yang
akan dilakukan.

Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah bersifat
persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya kordosintesis
atau amniosintesis.

Dimasa mendatang tampaknya pemeriksaan USG memerlukan persetujuan tertulis dari


pasien. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencegah penularan penyakit berbahaya
seperti HIV/AIDS dan penyakit menular seksual akibat semakin banyaknya seks bebas
dan pemakaian NARKOBA.

Pemeriksa diharapkan juga agar selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya


dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-literatur mengenai USG,
mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti seminar-seminar atau pertemuan ilmiah
lainnya mengenai kemajuan USG mutakhir. Kemampuan diagnostik seorang sonologist
sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman dan latihan yang dilakukannya.

D. Teknik Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG obstetri dan ginekologi dapat dilakukan melalui cara :

1. Transabdominal

2. Transvaginal

3. Transperineal / translabial

4. Transrektal / pemeriksaan USG invasive.

1. Pemeriksaan USG Transabdominal

Setelah pasien tidur terlentang, perut bagian bawah ditampakkan dengan batas bawah
setinggi tepi atas rambut pubis, batas atas setinggi sternum, dan batas liberal sampai tepi
abdomen.

Letakkan kertas tissue besar pada perut bagian bawah dan bagian atas untuk melindungi
pakaian wanita tersebut dari jelly yang kita pakai. Taruh jelly secukupnya pada kulit perut
kemudian lakukan pemeriksaan secara sistematis.

Pertama-tama gerakkan transduser secara longitudinal ke atas dank e bawah, selanjutnya


horizontal ke kiri dan ke kanan. Penjejak di gerakkan dari bawah ke atas, di mulai dari
garis tengah perut (panah nomor 1), kemudian setelah sampai daerah perut atas transduser
di geser ke sisi kanan kemudian di gerakkan ke bawah (panah nomor 2), selanjutnya
transduser di geser ke sisi kiri abdomen dan di gerakkan kembali ke arah atas (panah
nomor 3).

Selanjutnya gerakan transduser dilakukan kearah lateral kanan secara horizontal dan
sistematis (panah no 4), kemudian dari kanan ke arah kiri (panah no 5) dan terakhir dari
kiri bawah kearah kanan (panah no 6).

Secara garis besar, ada 4 gerakan dasar transduser pada pemeriksaan USG
transabdominal, yaitu bergeser (sliding), berputar (rotating), membentuk sudut (angling)
dan ditekan (dipping).

Tujuan

Faktor medis potensi aplikasi USG pertama kali diakui pada tahun 1940-an sebagai hasil
dari
teknologi sonar dikembangkan untuk mendeteksi kapal selam selama Perang Dunia
II.Gambar pertama medis yang berguna diproduksi di awal 1950-an, dan, pada 1965,
kualitas USG telah meningkatkan ke titik yang datang ke umum medis
digunakan.Perbaikan dalam teknologi, aplikasi, dan interpretasi USG terus. Its rendah
biaya, fleksibilitas, keamanan dan kecepatan telah membawanya ke laci atas teknik
pencitraan medis.

Sementara USG panggul secara luas dikenal dan umumnya digunakan untuk memantau
janin selama kehamilan, USG juga secara rutin digunakan untuk umum perut
pencitraan.Hal ini memiliki keuntungan besar atas x-ray imaging teknologi dalam bahwa
hal itu tidak merusak jaringan dengan pengion radiasi. USG juga umumnya jauh lebih
baik daripadasinar x polos di membedakan variasi halus lembut struktur jaringan, dan
dapat digunakan dalam beberapa mode, tergantung pada kebutuhan di tangan.

Sebagai alat pencitraan ultrasound, perut umumnya digunakan untuk pasien yang
menderita: sakit perut akut atau kronis, trauma perut, Massa abdomen; gejala penyakit
hati, penyakit pankreas , batu empedu, penyakit limpa, penyakit ginjal dan penyumbatan
kemih, atau gejala dari perut aneurisma aorta. Secara spesifik:

 Sakit perut
 Trauma abdomen
 Massa abdomen
 Penyakit hati
 Penyakit pankreas.
 Batu empedu
 Penyakit limpa
 Penyakit ginjal
 Aneurisma aorta perut

USG teknologi ini juga dapat digunakan untuk pengobatan tujuan, yang paling sering
sebagai bantuan visual selama bedah seperti prosedur-pedoman penempatan jarum untuk
mengalirkan cairan dari kista, atau untuk mengekstrak sel-sel tumor untuk
biopsi.Semakin, terapi aplikasi langsung untuk USG sedang dikembangkan.

Intensitas tinggi USG digunakan secara rutin untuk mengobati cedera jaringan lunak,
seperti strain, air mata dan yang terkait jaringan parut. Pemanasan dan agitasi dipercaya
untuk mempromosikan penyembuhan cepat melalui sirkulasi meningkat. Sangat terfokus,
tinggi intensitas, frekuensi tinggi ultrasound dapat juga digunakan untuk menghancurkan
secara fisik jenis tertentu tumor, serta batu empedu dan jenis lainnya
bate.Mengembangkan aplikasi pengobatan baru untuk USG area aktif penelitian medis.

Precautions

Jika Benar dilakukan, pencitraan USG hampir tanpa risiko atau efek samping. Beberapa
pasien melaporkan perasaan sebuah geli sedikit dan / atau kehangatan saat discan,
tapiyang paling merasakan apa-apa. USG gelombang yang tepat frekuensi dan intensitas
yang tidak diketahui menyebabkan atau memperburuk berbagai kondisi medis, meskipun
wanita mana pun yang
berpikir ia mungkin hamil harus mengangkat masalah itu dengan dia dokter sebelum
menjalani USG abdomen.

Descriptions

USG mencakup semua gelombang suara di atas frekuensi manusia-hertz mendengar


sekitar 20 ribu, atau siklus per detik. USG umumnya menggunakan frekuensi
Medisantara satu dan 10 juta hertz (1-10 MHz). USG gelombang frekuensi yang lebih
tinggi menghasilkan lebih banyak gambar rinci, tetapi juga lebih mudah diserap dan
sehingga tidak dapat menembus sedalam ke dalam tubuh. Perut pencitraan USG
umumnya dilakukan pada frekuensi antara 2-5 MHz.

Sebuah mesin ultrasound terdiri dari dua bagian: transduser dan analyzer tersebut.
transduser Kedua menghasilkan gelombang suara yang menembus tubuh dan menerima
tercermin gema. Transduser dibangun sekitar piezoelektrik keramik chip. (Piezoelectric
mengacu pada listrik yang dihasilkan ketika Anda menekan kristal tertentu seperti
kuarsa). Keramik chip ini bereaksi terhadap pulsa listrik dengan memproduksi gelombang
suara (mereka transmisi gelombang) dan bereaksi terhadap gelombang suara dengan
menghasilkan listrik pulsa (menerima). Semburan listrik frekuensi tinggi pulsa dipasok ke
transduser penyebab itu untuk memproduksi pemindaian gelombang suara. transduser
kemudian menerima kembali gema, berarti mereka kembali ke pulsa listrik dan
mengirimkannya ke komputer-analyzer yang menyelenggarakan data ke dalam sebuah
gambar pada layar televisi.

Karena gelombang suara perjalanan seluruh tubuh jaringan di hampir sama kecepatan-
sekitar 3.400 mil per jam-the mikrodetik diperlukan untuk setiap echo untuk dapat
diterima diplot pada layar sebagai jarak ke dalam tubuh. Kekuatan relatif dari masing-
masing echo, fungsi dari jaringan khusus atau organ yang menghasilkan batas itu, dapat
diplot sebagai titik kecerahan yang bervariasi. Dengan cara ini, gema dijabarkan ke dalam
gambar. Dikelilingi jaringan oleh tulang atau diisi dengan gas (perut, usus dan usus) tidak
dapat dicitrakan dengan menggunakan ultrasound, karena gelombang diblokir atau
menjadi secara acak.

Empat modus yang berbeda dari USG digunakan dalam medis imaging:

1.A-Mode. Ini adalah jenis yang paling sederhana USG di mana suatu transduser tunggal
line scan melalui tubuh dengan gema diplot di layar sebagai fungsimendalam. Metode ini
digunakan untuk mengukur jarak dalam tubuh dan ukuran organ internal. Terapeutik USG
ditujukan pada tumor tertentu atau kalkulus jugaSebuah mode-, untuk memungkinkan
untuk menentukan fokus yang akurat darimerusak energi gelombang.

2.B-mode. Dalam B-mode ultrasound, sebuah array linier dari transduser scan secara
bersamaan pesawat melalui tubuh yang dapat dilihat sebagai gambar dua dimensi pada
layar. Ultrasound probe yang mengandung lebih dari 100 Transduser dalam bentuk urutan
dasar ini paling umum digunakan scanner, dengan biaya sekitar $ 50.000.

3. M-Mode. M singkatan dari gerak. Urutan cepat scan B-mode yang gambar saling
mengikuti urutan pada layar memungkinkan dokter untuk melihat dan mengukurberbagai
gerakan, sebagai batas organ yang refleksi memproduksi bergerak relatif terhadap probe

4.Doppler mode. ultrasonografi Doppler termasuk kemampuan secara akurat mengukur


kecepatan bergerak materi, seperti darah dalam arteri dan vena. Prinsipadalah sama
dengan yang digunakan dalam senjata radar yang mengukurkecepatan mobil di jalan
raya. kemampuan Doppler adalah paling sering dikombinasikan dengan B-mode
pemindaian untuk menghasilkan gambar pembuluh darah dari aliran darah yang dapat
diukur secara langsung. Teknik ini digunakan secara luas untuk menyelidiki cacat katup,
arteriosclerosis dan hipertensi, terutama dalam hati, tetapi juga di perut aorta dan vena
portal hati.Harga sekitar $ 250.000.

Preparation
Seorang pasien menjalani USG perut akan disarankan oleh dokter mereka tentang apa
yang diharapkan dan bagaimana untuk mempersiapkan. Sebagaimana disebutkan di atas,
persiapan umumnya termasuk puasa dan tiba untuk prosedur dengan penuh kandung
kemih, jika perlu. Persiapan ini terutama berguna jika kandung empedu, ovarium atau
vena harus diperiksa.

Rehabilitasi
Secara umum, tidak ada rehabilitasi terkait dengan perut USG prosedur itu sendiri
diperlukan

Risiko
USG perut disertai dengan tidak diakui risiko atau efek samping, jika benar dilakukan
dengan tepat rentang frekuensi dan intensitas. Sensitif jaringan, khususnya orang-organ
reproduksi, mungkin bisa mengalami kerusakan jika kekerasan digetarkan dengan terlalu
intens USG gelombang. Secara umum meskipun, kerusakan tersebut akan hanya hasil
dari penyalahgunaan peralatan.

Setiap perempuan yang dapat berpikir ia mungkin hamil harus mengangkat masalah ini
dengan dokter sebelum menjalani USG perut, sebagai janin dalam tahap
awalpembangunan bisa terluka dengan ultrasound dimaksudkan untuk probe sangat
tersembunyi organ perut.

Hasil Normal
Sebagai suatu teknik pencitraan diagnostik, yang normal perut USG adalah salah satu
yang menunjukkan tidak adanya menduga kondisi yang mendorong scan. Sebagai contoh,
gejala seperti batuk terus-menerus, bernapas bekerja, dan nyeri perut bagian atas
menyarankan kemungkinan, antara lain, suatu aneurisma aorta abdominal.
Sebuahultrasound scan yang menunjukkan tidak adanya suatu aneurisma akan
mengabaikan kondisi ini mengancam kehidupan dan arahkan ke lainnya, kurang serius
menyebabkan.

Hasil Abnormal
Karena pencitraan USG perut umumnya dilakukan untuk mengkonfirmasi kondisi
didugahasil dari scan sering akan membuktikan abnormal-yang mereka
akanmengkonfirmasikan diagnosis, baik itu batu ginjal, sirosis hati atau aneurisma aorta.
Pada saat itu, sesuai perawatan medis yang diresepkan oleh dokter pasien dalam
ketertiban.Lihat penyakit yang relevan dan catatan gangguan di ensiklopedia untuk
informasi lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai