Anda di halaman 1dari 19

DESKRIPSI UANG dan INFLASI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah:


Ekonomi Mikro dan Makro
Dosen Pengampu:
Prastyo Rinie Budi Utami, M. Sy.

Disusun oleh:
kelompok 3 MBS 2 C
1. Devi Fatmasari (12405183107)
2. Intan Novitasari (12405183120)
3. Sultan Hakim Ma’arif (12405183231)

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2019

i
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat serta
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Tugas mata kuliah Ekonomi Mikro dan Makro ini
dengan baik dan penuh kelancaran. Sholawat serta salam tidak luput saya haturkan kepada
junjungan Nabi Besar kita, Rasulullah Muhammad SAW.
Tujuan Penulisan makalah ini adalah bentuk saran guna memberikan wawasan luas dan jelas
tentang Deskripsi Uang dan Inflasi dengan benar. Disamping itu, disampaikan pula rasa syukur
terimakasih kepada :
1. Orang tua kami yang telah mengasuh kami dengan setulus hati.
2. Ibu Prastyo Rinie Budi Utami, M. Sy selaku dosen pembimbing.
3. Teman-teman yang telah memberikan dukungan serta motivasi.

Makalah yang kami buat ini tentunya masih jauh dari kata kesempurnaan dan tidak terlepas dari
kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya makalah yang lebih
baik. Amiin.

Wassalamua’alaikumWr. Wb

Tulungagung, 14 Mei 2019

Penulis

ii
HALAMAN UTAMA..............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................2
C. Tujuan Pembahasan....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3
A. Pengertian Uang ........................................................................3
B. Teori Kuantitas Uang.................................................................7
C. Inflasi dan Tingkat Bunga………………...................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekitar abad ke-7 SM kemudian mulai digunakan koin yang terbuat dari campuran perak
dan emas oleh bangsa Lidia ( sekarang sudah menjadi bagian dari negara turki). Kemudian
disusul oleh bangsa Cina yang mengunkan dan yang pertama kali menemukan uang kertas
pada abad ke-11 M. Seiring dengan berjalanya waktu dan perekonomian mulai berkembang,
Banyak orang menggunakan menggunakan uang logam dan bahkan bertambah, Sehingga
mendapatkan kesulitan karena jumlah uang logam mulia yang sangat terbatas. Untuk
melakukan transaksi dengan jumlah besar menggunakan uang logam juga sulit dilakukan.
Sesudah itu mata uang yang digunakan sebagai alat tukar semakin berkembang. Adapun
perubahan yang terjdadi pada nilai, pecahanya, pada bentuk dan juga nama penyebutanya,
bahkan bahan untuk pembuatan mata uang tersebut. Bahan yang digunakan untuk pembuatan
mata uang banyak macamnya salah diantaranya dari kertas khusus(tidak mudah rusak), uang
dan juga logam. Jika diliat dari sisi bentuknya ada yang berbentuk bulatan dan juga ada yang
persegi panjang. Kalau dari segi pecahanya dikenal dengan sebutan sen. Begitu juga nama
mata uang disetiap negara berbeda-beda, semisal Indonesi (rupiah), India (Rupee),
Malaysia(Ringgit), Amerika(Dollar), dan Arab (Rial).
Mata uang indonesia yang dikenal dengan nama “Rupiah” berasal dari nama “Rupee”
yaitu satuan mata uang dari India. Sesudah proklamasi tahun 1945 sejarah uang Republik
Indonesia dimulai. Maka dari situlah pemerintah merasa perlunya mengeluarkan uang. Uang
tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran, menurut pemerintah saat itu. Namun uang
juga bisa berfungsi sebagai lambang kedaulatan pemerintahan Repubik Indonesia dan dunia
internasional akan mudah mengenal bangsa Indonesia dengan mata uang itu sendiri.
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua  Negara didunia,
termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan meningkatnya tingkat
pengangguran, sedangkan tingkat  pengangguran adalah salah satu simbol dari rendahnya
produksi nasional yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Uang?
2. Bagaimana Teori Kuantitas Uang
3. Apa itu Inflasi dsn Tingkat Bunga?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Pengertian dari Uang
2. Mengetahui Bagaimana Teori Kuntitas Uang
3. Mengetahui Apa itu Inflasi dan Tingkat Bunga

2
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Uang

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh
setiap orang di masyarakat dalam proses  pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi
modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai
alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya
serta untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli  juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat
penunda pembayaran.
a) Fungsi Uang
Secara umum fungsi uang adalah sebagai perantara alat tukar barang dengan barang, dan
juga mengganti cara perdagangan yang semula dengan cara barter. Secara lebih rinci uang
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Fungsi asli
Uang asli dibedakan menjadi tiga bagian yaitu sebagai alat tukar, nilai hitung
dan sebagai penyimpan nilai.

Uang sebagai alat tukar yang digunakan untuk mempermudah pertukaran.


Orang yang akan melakukan transaksi tukar menukar tidak perlu lagi menukar
barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukarnya. Kesulitan-
kesulitan dengan cara barter dapat diatasi dengan cara pertukaran dengan
menggunakan uang.

Uang juga digunakan sebagai nilai hitung, karena uang dapat menunjukan
nilai barang/jasa yang diperjual belikan, menunjukan kekayaan, dan menghitung
besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk alat menunjukan harga barang
atau jasa, sebagai hitung uang mempermudah pertukaran.

Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang.
Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas

3
barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk
digunakan membeli  barang dan jasa di masa mendatangtung uang memperlancar
pertukaran.

2. Fungsi Turunan
Selain ketiga hal diatas uang memiliki fungsi lain, yang disebut fungsi turunan,
fungsi turunan itu antara lain:
 Sebagai alat pembayaran yang sah
Kebutuhan manusia akan barang dan jasa akan senantiasa terus bertambah
dan beragam,sehungga tidak bisa dipenuhi dengan cara tukar menukar
atau barter. Untuk mempermudah mendapatkan barang/jasa yang
diinginkan manusia membutuhkan alat tukar yang bisa diterima semua
orang, yaitu uang.
 Sebagai alat pembayaran hutang
Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan
datang.
 Uang sebagai alat penimbun kekayaan.
Manusia tidak mungkin menggunakan semua uangnya untuk keperluan
konsumsi, pasti ada sebagian yang ditabung untuk kehidupan yang akan
datang.
 Uang sebagai alat pemindah kekayaan.
Seseorang yang hendak pindah dari satu tempat ketempat lain, bisa
memindah kekayaannya dengan cara menjual tanah atau bangunan
tersebut kedalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Dan setelahnya
dapat membeli tanah atau bangunan ditempat baru dengan cara membeli
menggunakan uang hasil penjualannya.
 Uang sebagai pendorong kegiatan ekonomi
Jika nilai uang stabil orang-orang akan semakin bergairah untuk
berinvestasi. Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan
semakin meningkat.

4
b). Jenis-jenis Uang

Uang yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun uang yang berderar di masyarakat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal adalah uang yang
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk transaksi jual beli dikehidupan sehari-hari dan uang ini
termasuk alat pembayaran yang sah dan wajib diguakan oleh masyarakat. Adapun yang
dimaksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan atau
deposito yang dapat ditarik sesuai keperluan. Uang ini hanya dimiliki kalangan tertentu sehingga
masyakat dapat menolak pembayaran dengan uang ini jia tidak berkenan. Untuk menarik uang
giral orang menggunakan cek.

a) Berdasarkan Bahan Pembuatannya


1. Uang Logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam. Bahan yang idgunakan bisanya
adalah emas dan perak. Karena kedua logam tersebut mimiliki nilai yang cenderung
stabil, tidak mudah hancur, bentuk yang mudah dikenali dan tahan lama serta dapat
dikurangi dalam satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai logam tersebut.
Namun saat ini, uang logam tidak dinilai dari beratnya saja akan tetapi dinilai dari
nominalnya. Nilai nominal ialah nilai yang terdapat atau tertulis pada mata uang
tersebut. Uang logam memiliki tiga nilai yaitu, nilai nominal, nilai intrinsik dan nilai
tukar.
2. Uang Kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dan dihiasi dengan gambar atau
cap tertentu yang melekat pada uang tersebut dan ini termasuk alat pembayaran yang
sah, yang biasanya kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari untuk memenuhi
keperluan masyarakat. Menurut penjelasan UU. No.23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, yang dimaksud uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang
terbuat dari bahan kertas atau bahan lainya (yang menyerupai kertas). Uang kertas
pada saat ini sudah banyak pembaruan dari segi gambar dan nominal didalamnya.

5
b) Berdasarkan Nilainya
a) Uang penuh (full bodied money)
Yang dimaksud dengan uang penuh adalah apabila nilai nominal uang tersebut
sama dengan nilai bahan pembuatan dari uang tersebut. Jika uang tersebut terbuat
dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
b) Uang tanda (token money)
Nilai tanda adalah nilai nominal yang lebih tinggi dari nilai bahan pembuatan
uang tersebut. Atau nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominal uang
tersebut.
c) Berdasarkan Lembaga dan Badan Pembuatannya
Uang menurut lembaga yang membuatnya atau yang menciptakanya dibedakan atas dua
jenis, yaitu uang kartal dan uang giral.
1. Uang Kartal
Uang kartal adalah uang yang diberi tanda atau cap dari pemerintah sehingga
uang ini yang dikatakan uang yang sah untuk dilakukan dalam transaksi
ekonomi dan dapat diterima oleh umum.
2. Uang Giral
Uang giral adalah uang yang dalam bentuk simpanan atau deposito pada bank
dan dapat diabil dalam bentuk cek, giro atau surat perintah lainya yang diuat
oleh Bank umum atau Bank komersial. Uang giral yang digunakan masyarkat
bukanlah uang tunai, sehingga apabila seseorang membayar suatu barang atau
jasa menggunakan uang giral maka dapat ditolak. Jadi pemindahan atas suatu
transaksi harus memalui bank.
d) Berdasarkan Kawasan
Uang berdasarkan Kawsan dibedakan menjadi dua:
1. Uang domestik adalah uang yang hanya berlaku pada suatu negara terntu.
Diluar negara lain mungkin saja dapat berlaku atau bisa jadi tidak berlaku.
2.   Uang internasional adalah uang yang berlaku tidak hanya di suatu negara tertentu,
tetapi uang tersebut juga dapat digunakan di negara lain. Misalnya, uang dollar,
poundsterling, yen, euro, dan lain-lain.

6
B. Teori Kuantitas Uang

Teori kuantitas uang merupakan teori yang mengemukakan adanya hubungan langsung
antara perubahan jumlah uang yang beredar dengan perubahan harga barang. Dari hubungan
tersebut dapat dikemukakan bahwa harga barang berbanding lurus dengan jumlah uang yang
beredar. Teori kuantitas ini disebut juga sebagai teori kuantitas sederhana yang dikemukakan
oleh Davanzati, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.

Teori kuantitas tersebut belum seluruhnya tepat, karena belum memperhitungkan


kecepatan peredaran uang, padahal kecepatan peredarannya akan berpengaruh besar terhadap
harga barang.
Teori kuantitas ini kemudian dilengkapi oleh Irving Fisher (persamaan pertukaran) dengan
rumus sebagai berikut:

MV=PT
Keterangan:
M = money in circulation (jumlah uang yang beradar)
V = velocity of circulation (kecepatan peredaran uang)
P = price (tingkat harga rata-rata barang)
T = trade (jumlah barang yang diperdagangkan)

Dari persamaan tersebut dapat diketahui hal-hal berikut:

a. Apabila terdapat perubahan pada M atau V, maka akan mengakibatkan perubahan yang
sama terhadap P.
b. Apabila terdapat perubahan terhadap T, maka akan terjadi perubahan yang sebaliknya
terhadap P

7
Contoh :

Bila jumlah uang yang beredar (M) sebesar Rp. 100 miliar. Kecepatan peredaran uang (V)
sebesar 8 kali, dan jumlah barang yang diperdagangkan (T) sebesar 200, maka tingkat harga
(P) dapat dihitung sebagai berikut:

Kecepatan laju peredaran uang ditentukan oleh:


a. Kebiasaan pembelanjaan konsumen
b. Frekuensi pembayaran pendapatan
c. Praktik-praktik bank, dan keadaan psikologi umum

Dengan berkembangnya usaha, untuk menghitung pendapatan nasional (yang belum dilakukan
pada waktu teori kuantitas diperkenalkan) para ahli ekonomi mulai tertarik pada hubungan antara
perubahan jumlah uang yang beredar dengan pendapatan nasional dan harga-harga. Oleh karena
itu, persamaan pertukaran dapat dinyatakan sebagai berikut:

8
C. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan meningkatnya harga barang dan jasa secara umum
yang terus-menerus. Selain itu pengertian lain dari inflasi adalah meningkatnya harga
barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi oleh rumah tangga. Akibat dari inflasi
adalah menurunnya daya beli masyarakat karena pendapatan mereka yang juga menurun.
Inflasi menunjukan kenaikan dalam tingkat harga umum.
Teori kuantitas uang yang digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor  penentu
jangka panjang dari tingkat harga dan tingkat inflasi. Inflasi merupakan fenomena
ekonomi yang luas yang menyangkut nilai menengah perekonomian pertukaran. Ketika
tingkat harga keseluruhan naik, nilai uang jatuh.
Peredaran uang, permintaan uang, dan moneter equilibrium Jumlah uang beredar
adalah variabel kebijakan yang dikendalikan oleh Fed. Melalui instrumen seperti operasi
pasar terbuka, Fed secara langsung mengendalikan jumlah uang yang disediakan.
Permintaan uang memiliki beberapa penentu, termasuk suku bunga dan tingkat
rata-rata harga dalam perekonomian. Orang-orang memegang uang karena merupakan
alat tukar. Jumlah uang yang dipegang masyarakat tergantung pada harga barang dan
jasa.
Dalam jangka panjang, tingkat keseluruhan harga menyesuaikan tingkat di mana
permintaan uang sama dengan penawarannya. Jumlah uang yang tersedia dalam
perekonomian menentukan nilai uang. Penyebab utama inflasi adalah pertumbuhan
jumlah uang.Variabel nominal adalah variabel yang diukur dalam satuan moneter.
Equilibrium Level Harga , Tingkat Inflasi, dan Teori Kuantitas Uang. Perputaran
uang relatif stabil dari waktu ke waktu. Ketika Fed perubahan kuantitas uang, hal itu
menyebabkan perubahan atas nilai nominal output (P x Y). Karena uang adalah netral,
uang tidak mempengaruhi output. Ketika Fed mengubah jumlah uang beredar dan
menginduksi perubahan  paralel dalam nilai nominal output, perubahan ini juga tercermin
dalam  perubahan tingkat harga.

9
Ketika Fed meningkatkan jumlah uang beredar dengan cepat, hasilnya adalah
tingkat inflasi yang tinggi.

a) Jenis-jenis Inflasi
Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Inflasi Moderat

Inflasi moderat ditandai dengan harga-harga yang meningkat secara lambat. Inflasi ini
dapat juga disebut dengan laju inflasi satu digit per tahun. Jika harga-harga relatif stabil,
masyarakat percaya kepada uang. Masyarakat bersedia memegang uang karena uang
akan hampir sama nilainya pada bulan atau tahun mendatang sebagaimana nilainya pada
hari ini. Masyarakat bersedia melakukan kontrak jangka panjang dalam nilai uang, karena
mereka yakin bahwa tingkat harga barang-barang yang mereka beli atau mereka jual
tidak bergerak terlalu jauh. Masyarakat tidak menghabiskan waktu atau sumber daya
mereka untuk mencoba menyimpan kekayaan mereka dalam bentuk aktiva riil
dibandingkan dengan aktiva uang atau kertas berharga, karena mereka  percaya aktiva
uang mereka akan tetap sama nilainya.

2. Inflasi Ganas

Inflasi ini sering disebut juga dengan inflasi 2 digit. Inflasi ini ditandai oleh naiknya
harga-harga secara cepat dan relatif besar. Jika inflasi ini timbul maka timbullah
gangguan-gangguan serius dalam  perekonomian. Umumnya sebagian besar kontrak
disusun dalam indeks harga atau mata uang asing. Dalam kondisi ini, uang kehilangan
nilainya dengan sangat cepat. Sebagai konsekuensinya masyarakat hanya memegang
jumlah uang yang minimum yang diperlukan hanya untuk transaksi harian. Pasar uang
menjadi tidak bergairah, dan dana-dana umum dialokasikan berdasarkan rasio daripada
berdasakan tingkat  bunga. Masyarakat menimbun barang, membeli rumah, dan tidak
meminjamkan uangnya pada tingkat bunga nominal rendah.

3. Hiperinflasi

Inflasi ini ditandai dengan naiknya harga secara drastis hingga mencapai empat digit.
Pada tingkat ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang karena nilai uang merosot

10
sangat tajam. Berbagai penelitian telah membuktikan beberapa gambaran umum
mengenai hiperinflasi, yaitu : pertama, permintaan uang riil meningkat secara drastis.
Kedua, harga-harga relatif menjadi sangat tidak stabil.

Berdasarkan sebabnya Inflasi dibagi menjadi 2 Golongan:

1. Demand pull Inflation


Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi disatu pihak,
di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment),
akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan, jika permintaan banyak sementara
penawaran tetap maka harga akan naik. Hal ini jika berlangsung terus menerus akan
mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Untuk mengatasinya diperlukan adanya
pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
2. Cost push Inflation

Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya  produksi. Akibat
naiknya biaya produksi, maka hal yang bisa dilakukan produsen, adalah langsung
menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya
naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan  jumlah
produksi.

Berdasarkan asalnya Inflasi dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:

1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri

Inflasi ini timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan  belanja negara
yang terlihat pada anggaran belaja negara. Untuk mengatasinya biasanya pemerintah
mencetak uang baru. Selain itu kenaikan harga juga disebabkan karena musim paceklik
(gagal panen),  bencana alam yang berkepanjangan dan lain sebagainya.

2. Inflasi yang berasal dari luar negeri

Inflasi luar negeri ini terjadi karena kenaikan harga barang di luar ngeri yang menjadi
mitra ekonomi dari suatu negara. Penularan inflasi ini jelas lebih mudah terjadi pada negara-
negara dengan sistem perekonomian terbuka yaitu yang mementingkan sektor  perdagangan

11
luar negerinya. Namun seberapa jauh penularan ini bisa terjadi juga tergantung pada
kebijakan yang diambil pemerintah.

b) Teori-teori Inflasi
1. Teori kuantitas
Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah uang yang beredar
dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga.
2. Teori Keyness
Teori ini myoroti sisi lain dari inflasi. Menurut teori ini inflasi terjadi karena
manusia ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya.
a. Teori ini adalah teori mengenai inflasi yang didasarkan atas  pengalaman
di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberi  penekanan pada
inflexibilities dari struktur perekonomian negara-negara sedang
berkembang. Karena inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor struktural dari
perekonomian, maka teori ini bisa disebut teori inflasi jangka panjang.
c) Biaya Inflasi
1. Shoe leather cost adalah istilah yang menyatakan bahwa jika inflasi sesuai
dengan harapan maka relatif pendapatan suku bunga bank akan lebih besar
dari inflasi. Hal ini menyebabkan masyarakat cenderung untuk berkali-kali
menarik uangnya di bank atau melalui ATM. Biaya yang muncul adalah biaya
transportasi, biaya layanan, dan biaya lainnya
2. Menu cost , yaitu biaya yang muncul karena perusahaan harus sering
mengubah harga dan itu berarti harus mencetak dan mengedarkan katalog
baru.
3. Complaint and opportunity loss cost atau biaya komplain dan hilangnya
kesempatan. Bila perusahaan dengan sengaja tidak mau mengganti katalog

12
baru, maka perusahaan akan mengalami kerugian karena harga akan naik
sementara perusahaan menjual dengan harga lama.
4. Biaya perubahan peraturan/undang-undang pajak. Dengan diketahuinya
tingkat inflasi maka otorita pajak akan mengubah tarif dan sistem pungutan.
5. Biaya ketidaknyaman hidup.

d) Dampak Inflasi
1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan
masyarakat. Pada kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan
mendorong para pengusaha untuk memperluas produksi sehingga
meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi
mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap sedangkan
harga barang/ jasa naik.
2. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami
inflasi, karena biaya ekspor akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang
ekspor juga mengalami penurunan, yang pada akhirnya pendapatan dari
devisa pun berkurang.
3. Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung
Seperti yang telah disebutkan pada pengertian inflasi di atas, pada kondisi
inflasi minat menabung sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya,
karena pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil sedangkan penabung
harus membayar biaya administrasi tabungannya.
4. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi Harga Pokok
Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok
menjadi sulit karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase
inflasi yang terjadi di masa depan seringkali tidak dapat diprediksi dengan

13
akurat.. Hal ini kemudian akan membuat proses penetapan harga pokok dan
harga jual menjadi tidak akurat. Pada kondisi tertentu, inflasi akan membuat
para produsen kesulitan dan mengakibatkan kekacauan perekonomian.
D. Tingkat Bunga
Dalam istilah tingkat bunga mengacu pada biaya dana yang dikeluarkan oleh
institusi keuangan, khususnya bank, untuk dana yang dipercayakan kepada mereka
(bunga simpanan, lending rate), atau biaya dana yang dibebankan institusi keuangan
kepada peminjam. Tingkat bunga biasanya dinyatakan dalam persentase dari pokok dana
dalam satuan tahun. Tentu saja gambaran demikian oversimplified. Karena simpanan
masuk ke institusi keuangan dalam berbagai bentuk, tergantung kreativitas institusi
keuangan tersebut merancang produk finansial dalam rangka memobilisasi dana dari
masyarakat.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses  pertukaran barang dan jasa.

Teori kuantitas uang merupakan teori yang mengemukakan adanya hubungan langsung
antara perubahan jumlah uang yang beredar dengan perubahan harga barang.

Inflasi adalah kecenderungan meningkatnya harga barang dan jasa secara umum yang terus-
menerus.

Dalam perbincangan awam, istilah tingkat bunga mengacu pada biaya dana yang dikeluarkan
oleh institusi keuangan, khususnya bank, untuk dana yang dipercayakan kepada mereka (bunga
simpanan, lending rate), atau biaya dana yang dibebankan institusi keuangan kepada peminjam
(bunga pinjaman, borrowing rate).

Tingkat bunga biasanya dinyatakan dalam persentase dari pokok dana dalam satuan tahun. Tentu
saja gambaran demikian oversimplified. Karena simpanan masuk ke institusi keuangan dalam
berbagai bentuk, tergantung kreativitas institusi keuangan tersebut merancang produk finansial
dalam rangka memobilisasi dana dari masyarakat.

15
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw. N. Gregory. 2006. MAKROEKONOMI. Jakarta. Erlangga.

Mulkhan,Abdullah.2015.“Ekonomi Makro Inflasi”.


https://www.academia.edu/37252104/TM_EKONOMI_MAKRO_INFLASI?
auto=download. https://books.google.co.id/books?
id=RcXYdVdz1UAC&printsec=frontcover&dq=ebook+uang+dan+inflasi+ekonomi+ma
kro&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjX-970-
ZniAhUFnKwKHWk3APUQ6AEIJTAA#v=onepage&q&f=false . diakses 14 april 2019

16

Anda mungkin juga menyukai