Anda di halaman 1dari 10

Panduan Skrining Pasien

RUMAH SAKIT IBU & ANAK CEMPAKA AZ-ZAHRA

KOTA BANDA ACEH

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karuniaNya kami
dapat menyelesaikan penyusunan “Panduan Skrining Pasien” di Rumah Sakit Ibu dan Anak Cempaka Az-
Zahra”.

Panduan ini disusun dalam upaya memenuhi tuntutan masyarakat tentang pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien mulai saat pasien
datang ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Cempaka Az-Zahra .

Panduan Pelayanan skrining pasien di Rumah Sakit Ibu dan Anak Cempaka Az-Zahra. Tahun
2018 tersusun atas kerjasama banyak pihak dan untuk ini kami sangat mengharapkan masukan dari
semua pihak untuk membantu mencapai kesempurnaan panduan ini di masa yang akan datang dan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan panduan ini kami ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, 22 September 2016


DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

CEMPAKA AZ-ZAHRA

dr. Izidin Fadhil


DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I DEFINISI..............................................................................................................................
BAB II RUANG LINGKUP...............................................................................................................
BAB III TATA LAKSANA.................................................................................................................
BAB IV DOKUMENTASI.................................................................................................................
BAB I
DEFINISI

Skrining merupakan pengenalan dini secara pro-aktif untuk menemukan adanya masalah atau
faktor risiko. Sehingga skrining bisa dikatakan sebagai usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau
kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu
yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar-benar
sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan ataupun gangguan kesehatan. Skrining pada pasien dapat
dilaksanakan melalui kriteria triage, anamnesis (wawancara riwayat penyakit), evaluasi visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik maupun psikologik, laboratorium klinik, ataupun radiologi diagnostik.

Skrining pasien adalah suatu rangkaian kegiatan melakukan penilaian awal kegawat daruratan
pada setiap pasien yang datang ke Instalasi Gawat. Dalam hal ini skrining pasien dilakukan pada awal di
triage primer yang juga meliputi cara mendiagnosis serta memilah penderita berdasarkan kebutuhan
terapi dan sumber daya yang tersedia.

Kegiatan skrining sangat diperlukan dalam pelayanan gawat darurat karena Instalasi Gawat
Darurat sebagai pusat pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan gawat darurat selama 24 jam
berfungsi untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini yang
sesuai terhadap kasus-kasus kegawatdaruratan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah skrining pasien
yang baik sehingga pelayanan kesehatan untuk kasus-kasus gawat dan darurat dapat diselenggarakan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Beberapa istilah yang perlu diperhatikan dalam kegiatan skrining pasien awal di triage primer, antara
lain :

1. Triage.
Pengelompokan pasien berdasarkan atas berat ringannya trauma/ penyakit serta kecepatan
penanganan/pemindahannya.
2. Prioritas.
Penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang
mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
3. Survei primer.
Deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
4. Survei sekunder.
Melengkapi survei primer dengan mencari perubahan-perubahan anatomi yang akan
berkembang sehingga mungkin akan dapat menjadi semakin parah dan memperberat
perubahan fungsi vital yang ada dan berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
5. Pasien gawat darurat.
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya
atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.
6. Pasien gawat tidak darurat.
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat (misalnya kanker
stadium lanjut).
7. Pasien darurat tidak gawat.
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya (misalnya luka sayat dangkal).
8. Pasien tidak gawat tidak darurat.
Pasien yang tidak memerlukan pertolongan segera (misalnya pasien dengan ulcus tropicum, TBC
kulit, dan sebagainya)
9. Kecelakaan (accident).
Suatu kejadian di mana terjadi interaksi berbagai faktor yang datang secara mendadak, tidak
dikehendaki sehingga dapat menimbulkan cedera fisik, mental, ataupun sosial. Kecelakaan
dapat diklasifikasikan menurut kriteria sebagai berikut :
a) Mekanisme kejadian.
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik, tersengat, terbakar (baik karena efek kimia, fisik,
listrik, atau maupun radiasi).
b) Tempat kejadian.
 Kecelakaan lalu lintas.
 Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
 Kecelakaan di lingkungan pekerjaan.
 Kecelakaan di sekolah.
 Kecelakaan di tempat-tempat umum lain (misalnya di tempat rekreasi,
perbelanjaan, area olahraga, dan sebagainya).
c) Waktu kejadian.
 Waktu perjalanan (travelling/transport time).
 Waktu bekerja, sekolah, bermain, dan sebagainya.
10. Bencana.
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan/atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,
kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehiduapan
masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. SKRINING KASUS
Petugas Instalasi Gawat Darurat harus dapat menyeleksi pasien sesuai dengan kondisi
kegawatdaruratannya sebagai prioritas pertama pelayanan kepada pasien sesuai dengan
ketentuan yang ada untuk pelayanan pasien gawat darurat yang berlaku dan tidak berdasarkan
urutan kedatangan pasien untuk kemudian memilah pasien berdasarkan kebutuhan terapi dan
sumber daya yang tersedia.

Ruang lingkup pelayanan pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat berdasarkan
kondisi kegawatdaruratannya meliputi :

1) Pasien dengan kasus emergency, yaitu pasien yang berada dalam kondisi
sebagai berikut:
 Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan
bisa menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan yang tepat
secepatnya.
 Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat.
 asien akibat musibah/kejadian yang tiba-tiba terjadi, tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya.
2) Pasien dengan kasus false emergency, yaitu pasien yang tidak memerlukan
pertolongan segera.

Dalam kegiatan skrining pasien awal di triage primer, perlu dipahami bahwa kematian
dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu sistem atau
organ di bawah ini, yaitu :

1) Susunan saraf pusat.


2) Pernafasan.
3) Kardiovaskuler.
4) Hati.
5) Ginjal.
6) Pankreas.

Kegagalan dari salah satu sistem atau organ tersebut dapat disebabkan oleh :

1) Trauma/cedera.
2) Infeksi.
3) Keracunan.
4) Degenerasi (failure).
5) Asfiksia.
6) Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah yang besar (excessive loss of
water and electrolit).
7) Lain-lain.

Pada kasus tertentu di mana penyakit yang diderita tidak termasuk di dalam daftar
tersebut di atas, penentuan kasus gawat atau tidak gawat ditentukan oleh dokter yang
menangani pasien. Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan, dan
hipoglikemia dapat meyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. Sedangkan kegagalan
sistem organ yang lain dapat meyebabkan kematian dalam waktu yang relatif lebih lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam
mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :

1) Kecepatan menemukan penderita gawat darurat


2) Kecepatan meminta pertolongan
3) Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan :
 Di tempat kejadian
 Dalam perjalanan ke rumah sakit
 Pertolongan selanjutnya secara mantap dirumah sakit

Beberapa kriteria kasus yang tidak dapat ditangani di Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka
Az-Zahra adalah sebagai berikut :

1) Pasien dengan diagnosis :


 TBC dengan XDR / MDR.
 Gaduh Gelisah ec Psikiatri.
 Gagal ginjal on HD.
 CVA Hemorraghic peserta BPJS.
 Kasus Orthopedi peserta BPJS.
 HIV AIDS yang memerlukan ARV atau terapi definitif HIV AIDS.
 Kanker yang perlu konsultan hematologi dan onkologi medis.
 Kasus Urologi dengan kepesertaan BPJS.
 Flu burung (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
 Flu babi (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
 SARS (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
 Pasien KLL indikasi bedah syaraf dengan kepesertaan BPJS.
2) Tidak ada DPJP yang bertugas kecuali pasien menghendaki atau menyetujui
dirawat dokter lain atau asisten DPJP.
3) Tidak tersedia bed, peralatan dan pemeriksaan yang sangat diperlukan oleh
pasien tidak ditunda pengadaannya
4) Pasien BPJS dengan indikasi IRI.
2. SKRINING WILAYAH.
Skrining bisa dilakukan saat pasien berada di luar Rumah Sakit tempat asal rujukan
pasien, pada saat pasien ditransportasi, dan pada saat pasien tiba di RS (IGD atau IRJ).
BAB III
TATA LAKSANA

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka Az-Zahra yang menyelenggarakan
pelayanan gawat darurat selama 24 jam melaksanakan kegiatan skrining pasien awal di triage primer
yang dilakukan sebagai penilaian awal kegawatdaruratan pada setiap pasien yang datang dengan
prosedur sebagai berikut :

1) Petugas IGD merespon dengan cepat terhadap kedatangan pasien.


2) Skrining awal dilakukan dalam waktu maksimal 3 menit :
 Petugas IGD melakukan penilaian kesadaran dengan menggunakan kriteria
Glascow Coma Score.
 Petugas IGD melakukan penilaian jalan nafas pasien (airway), dengan kriteria
sebagai berikut :
 Jalan nafas bebas (pasien bernafas dengan baik).
 Adanya suara tambahan.
 Adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas total.
3) Petugas IGD melakukan penilaian pernafasan (breathing) dengan menghitung frekuensi
nafas, jika didapatkan pasien dengan kondisi kegawatan sistem pernafasan (henti nafas,
bradypnea, ataupun tachypnea) maka pasien langsung dibawa ke ruang resusitasi untuk
penatalaksanaan lebih lanjut.
4) Petugas IGD memasang pulse oximeter untuk pemeriksaan sirkulasi darah (circulation)
jika didapatkan :
 Heart rate tidak terdengar, cek pulsasi dan segera lakukan tindakan resusitasi
jantung paru sesuai dengan prosedur.
 Heart rate bradycardia ataupun tachycardia, pasien segera dibawa ke ruang
resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
 SaO2 < 90%, pasien segera dibawa ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan
lebih lanjut.
5) Petugas IGD menanyakan keluhan utama pasien jika terdapat keluhan yang potensial
mengancam nyawa (misalnya : kejang, kelemahan/ kelumpuhan anggota gerak, nyeri
dada, sesak nafas, dan sebagainya) maka
6) pasien segera dibawa ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
7) Hasil pemeriksaan skrining pasien awal di triase primer ditulis di lembar catatan medis
IGD.
8) Jika pada hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan pasien dengan kondisi
kegawatan yang potensial dapat mengancam nyawa maka tindakan pemeriksaan
terhadap pasien dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan secara terintegrasi
di ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
9) Jika pada hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan pasien dengan kondisi
tidak ada tanda-tanda kegawatan yang potensial dapat mengancam nyawa maka
tindakan pemeriksaan terhadap pasien dilakukan di tempat periksa / tempat observasi
sesuai dengan kondisi klinisnya (kasus bedah / non-bedah / obstetri dan ginekologi).
10) Lakukan tes pemeriksaan diagnostik untuk kasus :
 Flu burung.
 Flu babi.
 SARS.
BAB IV
DOKUMENTASI

Kegiatan skrining pasien awal di triase primer di Instalasi Gawat Darurat RSIA Cempaka Az-Zahra di
dokumentasikan setiap hari di lembar catatan medis IGD yang sudah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai