Anda di halaman 1dari 14

Panduan Transfer Pasien

RUMAH SAKIT IBU & ANAK CEMPAKA AZ-ZAHRA

KOTA BANDA ACEH

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karuniaNya kami
dapat menyelesaikan penyusunan “Panduan Transfer Pasien” di Rumah Sakit Ibu dan Anak Cempaka Az-
Zahra”.

Panduan ini disusun dalam upaya memenuhi tuntutan masyarakat tentang pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien mulai saat pasien
datang ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Cempaka Az-Zahra .

Panduan Pelayanan Transfer pasien di Rumah Sakit Ibu dan Anak Cempaka Az-Zahra. Tahun
2018 tersusun atas kerjasama banyak pihak dan untuk ini kami sangat mengharapkan masukan dari
semua pihak untuk membantu mencapai kesempurnaan panduan ini di masa yang akan datang dan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan panduan ini kami ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, 22 September 2016


DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

CEMPAKA AZ-ZAHRA

dr. Izidin Fadhil


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
1. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
2. Pengertian Transfer........................................................................................................ 4
3. Tujuan............................................................................................................................. 4
4. Ruang Lingkup................................................................................................................. 4
5. Pengaturan Transfer....................................................................................................... 4
6. Keputusan Melakukan Transfer...................................................................................... 4
7. Stabilitas Sebelum Transfer............................................................................................. 6
8. Pendampingan Pasien Selama Transfer.......................................................................... 6
9. Kompetensi Pendamping Pasien dan Peralatan yang harus dibawa selama Transfer..... 7
10. Pemantauan Obat-obatan dan Peralatan Selama Transfer Pasien Kritis......................... 9
11. Pemilahan Metode Transfer Antar RS untuk Pasien Kritis.............................................. 11
12. Alat Transportasi untuk Transfer Pasien antar RS........................................................... 11
13. Dokumentasi dan Penyerahan Pasien Transfer antar RS................................................ 12
14. Komunikasi dalam Transfer Pasien antar RS................................................................... 12
15. Audit dan Jaminan Mutu................................................................................................. 13
I. Latar Belakang
Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondisi pasien layak untuk ditransfer. Prinsip transfer
adalah memastikan keselamatan dan keamanan pasien saat menjalani transfer. Transfer pasien dapat
dilakukan intra rumah sakit ataupun antar rumah sakit. Transfer pasien harus dimulai dengan melakukan
koordinasi dan komunikasi pratransportasi, menentukan SDM yang mendampingi, menyiapkan alat yang
diperlukan selama transfer dan monitoring pasien. Transfer pasien hanya boleh dilakukan staf medis
dan/atau staf keperawatan yang berkompeten ataupun petugas RS yang sudah terlatih.

II. Pengertian Transfer.


Transfer pasien adalah memindahkan pasien dari satu ruangan ke ruang perawatan/ruang
tindakan lain di dalam rumah sakit (intra rumah sakit) atau memindahkan pasien dari satu
rumah sakit ke rumah sakit yang lain (antar rumah sakit).
III. Tujuan.
Tujuan dari manajemen transfer pasien intra rumah sakit ataupun antar rumah sakit adalah :
a. Agar pelayanan transfer dapat di lakukan secara professional dan berdedikasi tinggi
b. Agar proses transfer berjalandengan lancar dan aman serta pelaksanaannya sangat
memperhatikan keselamatan pasien serta sesuai prosedur yang telah ditetapkan
IV. Ruang Lingkup.
Transfer pasien di dalam rumah sakit terdiri dari :
1) Transfer pasien dari IGD ke HCU, IRNA, Instalasi Kamar Operasi
2) Transfer pasien dari IRJ ke HCU, IRNA, Instalasi Kamar Operasi
3) Transfer pasien dari IRNA ke HCU, Instalasi Kamar Operasi
4) Transfer pasien dari HCU ke IRNA, Instalasi Kamar Operasi
5) Transfer pasien dari Kamar Operasi ke IRNA, HCU, IGD
6) Transfer pasien dari IGD, IRNA, HCU.

Transfer pasien antar rumah sakit terdiri dari :

1) Transfer pasien dari Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka Az-Zahra ke rumah sakit lain atau
sebaliknya
2) Transfer pasien dari Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka Az-Zahra ke rumah pasien atau
sebaliknya.
V. Pengaturan Transfer.
Sesuai jadwal dinas
VI. Keputusan Melakukan Transfer.
1) Lakukan pendekatan yang sistematis dalam proses transfer.
2) Awali dengan pengambilan keputusan transfer, kemudian lakukan stabilisasi pre
transfer dan manajemen transfer.
3) Hal ini mencakup tahapan evaluasi, komunikasi .dokumentasi, pemantauan ,
penatalaksanaan, penyerahan pasien antar ruangan dalam rumah sakit maupun ke
rumah sakit rujukan / penerima, dan kembali ke Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka Az-
Zahra
4) Pengambilan keputusan untuk melakukan transfer harus dipertimbangkan dengan
matang, karena transfer beresiko mengekpos pasien dan personil rumah sakit akan
resiko bahaya tambahan, serta menambah kecemasan keluarga dan kerabat pasien
5) Pertimbangkan resiko dan keuntungan dilakukan transfer, bila resikonya lebih besar
jangan dilakukan transfer.
6) Dalam transfer pasien diperlukan personil yang terlatih dan kompeten serta peralatan
dan kendaraan khusus.
7) Pengambilan keputusan harus melibatkan DPJP/dokter senior
8) Dokumentasi pengambilan keputusan harus mencantumkan dokter yang mengambil
keputusan,waktu pengambilan keputusan serta alasan yang mendasari keputusan
tersebut.
9) Terdapat 3 alasan untuk melakukan transfer pasien keluar Rumah Sakit Ibu & Anak
Cempaka Az-Zahra :
1. Transfer untuk penanganan dan perawatan spesialistik lebih lanjut :
a) Ini merupakan situasi emergensi dimana sangat diperlukan transfer
yang efisien untuk tatalaksana lebih lanjut ,yang tidak dapat di sediakan
oleh Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka Az-Zahra
b) Pasien harus stabil dan teresusitasi dengan baik sebelum transfer
c) Saat menghubungi jasa ambulance, pasien dapat dikategorikan sebagai
tipe transfer “gawat darurat”, misalnya pasien dengan rupture
aneurisma aorta dan pasien “gawat” misalnya yang butuh hemodialisa
2. Transfer antar rumah sakit untuk alasan non medis (misalnya karena ruangan
penuh, fasilitas kurang mendukung, jumlah petugas tidak memadai)
a) Idealnya sebaiknya pasien tidak ditransfer jika bukan karena
kepentingan mereka.
b) Terdapat beberapa kondisi dimana permintaan ruang rawat inap
melebihi kapasitas sehingga diputuskanlah untuk mentransfer pasien ke
unit lain atau rumah sakit lain.
c) Pengambilan keputusan haruslah mempertimbangkan aspek etika,
apakah akan mentransfer pasein stabil yang telah berada / dirawat di
unit intensif rumah sakit atau mentransfer pasien baru yang
membutuhkan perawatan intensif tetapi kondisinya tidak stabil.
d) Saat menghubungi ambulans, pasien ini dapat dikategorikan sebagai
pasien transfer “gawat”.
3. Repatriasi / Pemulangan kembali
a) Transfer hanya boleh dilakukan jika kondisi pasien telah stabil dan
kondisinya dinilai telah cukup baik oleh dokter DPJP yang merawat
b) Pertimbangan akan resiko dan keuntungan transfer harus dpikirkan
dengan matang dan dicatat
c) Jika telah diputuskan melakukan repratiasi, transfer pasien ini haruslah
menjadi prioritas di rumah sakit penerima dan biasanya lebih
diutamakan dibandingkan penerimaan pasien elektif di unit gawat
darurat, hal ini juga membantu menjaga hubungan baik antar rumah
sakit.
d) Saat menghubungi ambulans, pasien ini dikategorikan sebagai pasien
transfer “elektif’.
10) Saat keputusan transfer telah diambil, dokter yang bertanggung jawab / dokter jaga
wajib menghubungi rumahsakit yang dituju.
11) Dalam mentransfer pasien antar rumah sakit tim transfer Rumah Sakit Ibu & Anak
Cempaka Az-Zahra akan menghubungi rumah sakit yang dituju dan melakukan negosiasi
dengan unit yang dituju. Jika unit tersebut setuju ubtuk menerima pasien tersebut, tim
Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka Az-Zahra harus memastikan tersedianya alat yang
memadai di rumah sakit yang dituju.
12) Beritahukan kepada pasien (jika kondisinya memungkinkan ) dan keluarga perlunya
dilakukan transfer antar rumah sakit dan mintalah persetujuan tindakan transfer.
13) Proses pengaturan transfer ini harus dicatat dalam rekam medis pasien ini, yang
meliputi : nama, jabatan dan detail kontak personil yang membuat kesepakatan baikdari
rumah sakit asal maupun rumah sakit penerima ; tanggal dan waktu dilakukan
komunikasi antar rumah sakit, saran-saran / hasil negosiasi dari kedua belah pihak.
14) Personil tim transfer harus mempunyai kompetensi yang sesuai, berpengalaman,
memiliki peralatan yang memadai, dapat bekerja sama dengan jasa layanan ambulans,
protokol rumah sakit, serta pihak-pihak lain yang terkait dan juga memastikan proses
transfer berjalan dengan aman dan lancar tanpa menggangu pekerjaan lain di rumah
sakit yang merujuk.
15) Pusat layanan ambulans harus diberitahu sesegera mungkin jika keputusan transfer
telah diambil. Bahkan bila waktu pastinya belum ditentukan. Hal ini memungkinkan
layanan ambulan untuk pengerahan petugas yang lebih efisien.
VII. Stabilisasi Sebelum Transfer.
1) Meskipun berpotensi memberi resiko tambahan terhadap pasien, transfer pasien yang
aman dapat dilakukan bahkan pada pasien sakit berat / kritis.
2) Transfer sebaiknya tidak dilakukan bila kondisi pasien tidak stabil.
3) Hipovolemia adalah kondisi yang sulit ditoleransi oleh pasien akibat akselerasi dan
deselerasi selama transfer. Oleh karena itu hipovolemia harus dikoreksi sebelum
transfer dilakukan.
4) Unit / rumah sakit yang dituju harus memastikan adanya prosedur/ pengaturan pasien
transfer yang memadai.
5) Perlu waktu hingga beberapa jam muali dari keputusan diambil sampai pasien di
transfer ke unit atau rumah sakit lain.
6) Hal yang penting untuk dilakukan sebelum transfer :
a) Amankan patensi jalan nafas
b) Beberapa pasien mungkin membutuhkan intubasi atau trakeostomi dengan
pemantauan yang ketat.
c) Analisa gas darah harus dilakukan pada pasien yang menggunakan vntilator
portabel minimal 15 menit.
d) Terdapat jalur akses vena yang adekuat.
e) Pengukuran tekanan darah yang invasif dan kontinyu merupakan tehnik terbaik
untuk memantau tekanan darah pasien selama proses transfer.
f) Jika terdapat pneumothorax, selang drainase dada harus terpasang dan tidak
boleh di klem.
g) Pasang kateter urin dan NGT jika diperlukan
h) Pemberian terapi tidak boleh ditunda saat menunggu pelaksanaan transfer
7) Unit / rumah sakit yang dituju dapat memberikan saran penanganan segera / resusitasi
yang perlu dilakukan terhadap pasien dengan situasi khusus namun tanggung jawab
tetap pada tim transfer.
8) Tim transfer harus familiar dengan peralatan yang ada dan secara independen menilai
kondisi pasien.
9) Seluruh peralatan dan obat-obatan harus di cek oleh petugas transfer.
VIII. Pendampingan Pasien Selama Transfer.
1) Pasien dengan sakit berat harus didampingi minimal oleh 1 orang tenaga perawat.
2) Kebutuhan akan tenaga medis / petugas yang mendampingi tergantung pada kondisi /
situasi klinis dari tiap kasus.
3) Sebelum melakukan transfer petugas pendamping harus paham kondisi pasien dan
setiap aspek yang berkaitan dengan transfer.
4) Berikut ini adalah pasien yang tidak memerlukan dampingan dr hcu/ dr anestesi selama
transfer.
5) Pasien yang mampu mempertahankan patensi jalan nafasnya dengan baik.
6) Pasien dengan perintah DNR (Do Not Resucitate).
7) Pasien yang ditransfer untuk tindakan manajemen definitif akut dimana intervensi
anestesi tidak akan mempengaruhi hasilnya. Berikut adalah panduan perlu tidaknya
dilakukan transfer berdasarkan tingkat / derajat kebutuhan perawatan pasien kritis
(keputusan harus dibuat oleh dr.icu atau DPJP).
a) Derajat 0.
Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya diruang biasa di unit /
rumah sakit yang dituju. Biasanya tidak perlu didampingi oleh dokter,
perawat atau paramedis.
b) Derajat 1.
Pasien dengan resiko perburukan kondisi atau pasien yang sebelumnya
di rawat di high care unit; diman membutuhkan perawatan diruang
biasa dengan saran dan dukungan tambahan dari tim perawatan kritis;
dapat didampingi perawat, petugas ambulans dan atau dokter.
c) Derajat 2
Pasien yang membutuhkan observasi / intervensi yang lebih ketat,
termasuk penanganan kegagalan 1 sistem organ atau pasca operasi atau
pasien yang sebelumnya dirawat di HCU; harus didampingi oleh petugas
yang kompeten, trlatih dan berpengalaman (dokter dan perawat atau
paramedis lainnya).
d) Derajat 3
Pasien yang membutuhkan bantuan nafas lanjutan dan bantuan nafas
dasar dengan dukungan / bantuan minimal 2 sistem organ, termasuk
pasien-pasien yang membutuhkan penangan kegagaglan multi organ
harus didampingi oleh petugass yang kompeten, terlatih dan
berpengalaman ( biasanya dr,anestesi dan perawat ruang Intensif/IGD).
8) Semua petugas yang tergabung dalam tim transfer harus berkompeten, terlatih dan
berpengalaman.
9) Petugas yang mendampingi harus membawa telephone yang berisi nomer Rumah Sakit
Ibu & Anak Cempaka Az-Zahra dan rumah sakit tujuan.
10) Keselamatan adalah parameter penting selama proses transfer.
IX. Kompetensi Pendamping Pasien Dan Peralatan Yang Harus Dibawa Selama Transfer.
1) Kompetensi SDM untuk transfer intra RSBB Pasien Petugas pendamping (minimal)
Ketrampilan yang dibutuhkan Peralatan dasar

Pasien Petugas Keterampilan yang Peralatan Dasar


Pendamping dibutuhkan
(Minimal)
Derajat 0 Petugas keamanan Bantuan hidup dasar
Derajat 0,5 Petugas keamanan Bantuan hidup dasar
(orang tua/
delirium)
Derajat 1 Perawat/petugas  Bantuan hidup  Oksigen
yang dasar  Suction
berpengalaman  Pelatihan tabung  Tiang infus
(sesuai dengan gas portable
kebutuhan pasien)  Pemberian obat-  Syringe pumps
obatan  oksimetri
 Kenal akan tanda
deteriorasi
 Ketrerampilan
suction
Derajat 2 Perawat dan  semua  semua
petugas keamanan keterampilan peralatan
diatas ditambah diatas,
 pengalaman 2 ditambah
tahun di dalam  monitor ekg
perawatan dan tekanan
intensif darah
 defibrilator
Derajat 3 Dokter, Perawat Standar kompetensi  Monitor
dan Petugas dokter harus diatas portable ICU
keamanan standar minimal : yang lengkap
Dokter  Ventilator dan
 minimal 6 bulan peralatan
pengalaman transfer yang
perawatan pasien memenuhi
intensif dan standar
bekerja di ICU minimal
 keterampilan
bantuan hidup
dasar dan lanjut
 keterampilan
menangani jalan
nafas dan
pernafasan.
Minimal ST level 3
atau sederajat
Perawat
 Minimal 2 tahun
kerja di ICU
 Keterampilan
bantuan hidup
dasar dan lanjut

2) Kompetensi SDM untuk transfer antar rumah sakit Pasien Petugas pendamping
(minimal) Ketrampilan yang dibutuhkan Peralatan dasar

Pasien Petugas Keterampilan yang Peralatan Dasar


Pendamping dibutuhkan
(Minimal)
Derajat 0 Perawat dan Bantuan hidup dasar Kendaraan HDS /
Petugas ambulans
ambulans
Derajat 0,5 Perawat dan Bantuan hidup dasar Kendaraan HDS /
(orang tua/ Petugas ambulans
delirium) ambulans
Derajat 1 Perawat dan  Bantuan hidup  Kendaraan
Petugas dasar HDS / ambulans
ambulans  Pelatihan tabung  Oksigen
gas  Suction
 Pemberian obat-  Tiang infus
obatan portable
 Kenal akan tanda  Syringe pumps
deteriorasi  oksimetri
 Keterampilan
suction
Derajat 2 Dokter,  Semua  Ambulans EMS
Perawat dan keterampilan  Semua
Petugas diatas, ditambah peralatan
ambulans  Penggunaanan diatas,
alat pernafasan ditambah
 Bantuan hidup  Monitor EKG
lanjut dan tekanan
 Penggunaan darah
kantong  Defibrillator
pernafasan 
 Penggunaan
defibrillator
 Penggunaan
monitor intensif
Derajat 3 Dokter, Standar kompetensi  ambulans
Perawat dan dokter harus diatas lengkap 118
Petugas standar minimal :  monitor
ambulans Dokter portable ICU
 Minimal 6 bulan yang lengkap
pengalaman  ventilator dan
perawatan pasien peralatan
intensif dan transfer yang
bekerja di ICU memenuhi
 Keterampilan standar
hidup dasar dan minimal.
lanjut
 Keterampilan
menangani jalan
nafas dan
pernafasan.
Minimal ST level 3
atau sederajat
Perawat
 Minimal 2 tahun
kerja di ICU
 keterampilan

X. Pemantauan Obat-Obatan Dan Peralatan Selama Transfer Pasien Kritis.


1) Pasien dengan kebutuhan perawatan kritis memerlukan pemantauan selama proses
transfer.
2) Standard pelayanan / pemantauan selama proses transfer setidak-tidaknya sama
dengan standar Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka Az-Zahra atau rumah sakit tujuan.
3) Peralatan pemantauan harus tersedian dan berfungsi dengan baik sebelum transfer
dilakukan. Standard minimal transfer pasien yang baik adalah :
a) Kehadiran petugas yang kompeten selama transfer.
b) EKG yang kontinyu.
c) Pemantauan tekanan darah.
d) Saturasi oksigen.
e) Terpasangnya jalur intravena.
f) Terkadang diperlukan jalur vena centra.
g) Peralatan untuk memantau cardiac output.
h) Pemantauan end tidal caron dioxide pada pasien dengan ventilator.
i) Mempertahankan dan mengamankan jalan nafas.
j) Pemantaun temperatur pasine secara terus menerus.
4) Pengukuran tekanan darah non invasif intermitten, snsitif terhadap gerakan dan tidak
dapat diandalkan pada mobil yang bergerak, selain itu juga cukup menghabiskan baterai
monitor.
5) Pengukuran tekanan darah invasif dan kotinyu (melalui kanul arteri) disarankan.
6) Idealnya semua pasien derajat 3 harus dipantau pengukuran tekanan darah yang invasif
selama transfer (wajib pada pasien cedera otak akut; pasien denga tekanan darah tidak
stabil atau berpotensi menjadi tidak stabil; pasien dengan inotropik).
7) Kateterisasi vena sentral tidak wajib tapi membantu memantau filling status. Akses vena
sentral diperlukan dalam pemberian obat inotropic dan vasopressor.
8) Pemantauan tekanan darah kranial mungkin diperlukan pada pasien-pasien tertentu.
9) Pada pasien dengan pemasangan ventilator lakukan pemantauan suplai oksigen,
tekanan pernafasan dan pengaturan ventilator.
10) Tim transfer yang terlibat harus memastikan obat-obatan yang diperlukan, antara lain :
a) Obat resusitasi dasar.
b) Obat sedasi.
c) Analgetik.
d) Relaksan otot.
e) Obat inotropik.
11) Hindari pengunaan tiang dengan selang infus yang terlalu banyak agar akses ke pasien
tidak terhalang dan stabilitas brankart terjaga.
12) Semua infus harus menggunakan syringe pump.
13) Penggunaan tabung oksigen tambahan harus terpasang dengan baik.
14) Petugas transfer harus familiar dengan semua peralatan di ambulans.
15) Pertahankan temperature pasien, lindungi telinga dan mata pasine selama transfer.
16) Seluruh peralatan harus kokoh, ringan dan tahan lama.
17) Peralatan listrik harus dapat berfungsi dengan menggunakan baterai.
18) Baterai tambahan harus dibawa.
19) Monitor portabel harus mempunyai layar yang jernih dan terang dan dapat
memperlihatkan EKG, saturasi oksigen arteri, pengukuran tekanan darah, kapnografi
dan temperature.
20) Alarm dari alat harus terlihat jelas dan terdebgar keras.
21) Ventilator mekanik portabel harus mempunyai (minimal) :
a) Alarm yang berbunyi jika tekanan tinggi atau terlepasnya alat dari pasien.
b) Mampu menyediakan tekana ahkir ekpirasi positif dan berbagai macam
konsentrasi oksigen inspirasi.
c) Pengukuran rasio inspirasi : ekspirasi, frekuensi pernafasan permenit dan
volume tidal.
d) Mampu memberikan ventilasi tekanan terkendali dan pemberian tekanan positif
berkelanjutan.
22) Semua peralatan harus terstandarisasi sehingga terwujudnya suatu proses transfer yang
lancar dan tidak adanya penundaan dalam pemberian terapi.
23) Pasien harus dipantau terus menerus dan dicatat dalam lembar pemantauan.
24) Monitor,ventilator dan pompa harus selalu terlihat oleh petugas dan berada pada posisi
yang aman dibawah pasien.
XI. Pemilahan Metode Transfer Antar RS Untuk Pasien Kritis.
1) Pemilihan metode transfer harus memperhatikan komponen penting, antara lain :
a) Derajat urgensi untuk melakukan transfer.
b) Kondisi pasien.
c) Faktor geografik.
d) Kondisi cuaca.
e) Alur lalulintas.
f) Ketersedian.
g) Area untuk mendarat ditempat tujuan.
h) Jarak tempuh.
2) Pilihan kendaraan untuk transfer pasien , antara lain :
a) Jasa ambulan gawat darurat
i. Siap sedia 24 jam.
ii. Jalur darat.
iii. Durabilitas :dengan pertimbangan petugas dan peralatan yang
dibutuhkan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan.
iv. Kontak : pusat ambulan : AGD 118, ambulans 119.
XII. Alat Transportasi Untuk Transfer Pasien Antar Rumah Sakit.
1) Gunakan ambulan Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka Az-Zahra yang dilengkapi denga
socket listrik, suplai oksigen, monitor dan peralatan lainnya.
2) Sebelum melakukan transfer pastikan kebutuhan – kebutuhan transfer pasien
terpenuhi.
3) Standard peralatan di ambulans :
a) Suplai oksigen.
b) Ventilator.
c) Jarum suntik.
d) Suction.
e) Baterai cadangan.
f) Syringe pumps.
g) Alat penghangat portable.
h) Defibrilator.
4) Tim transfer dapat memberi sara mengenai kecepatan amabulans berdsarkan kondisi
pasien.
5) Keputusan menggunakan sirene diserahkan kepada supir ambulans. Tujuannya adalah
untuk memfasilitasi transfer yang lancar dan segera dengan akselerasi dan deselerasi
yang minimal.
6) Pendampingan oleh polisi perlu dipertimbangkan pada area yang padat penduduknya.
7) Petugas harus tetap duduk selama transfer dan menggunakan sabuk pengaman
8) Jika terdapat kegawatdaruratan medis dan pasien membutuhkan intervensi segera,
berhenti di tempat yang aman dan segera lakukan tindakan
9) jika petugas diperlukan turun dari ambulans, gunakan pakaian yang jelas terlihat oleh
pengguna jalan lainnya.
XIII. Dokumentasi Dan Penyerahan Pasien Transfer Antar Rumah Sakit.
1) Lakukan pencatatan yang lengkap pada semua tahapan transfer, meliputi :
a) Detail kondisi pasien
b) Alasan melakukan transfer
c) Nama konsultan yang merujuk dan menerima rujukan
d) Status klinis pre-transfer
e) Detail tanda vital, pemeriksaan fisik dan terapi yang diberikan selama transfer
berlangsung
2) Pencatatan harus terstandarisasi antar rumah sakit jejaring dan diterapkan untuk
transfer intra dan antar rumah sakit
3) Rekam medis harus mengandung :
a) Resume singkat mengenai kondisi pasien sebelum, selam dan sesudah transfer ;
termasuk kondis medis yang terkait, faktor lingkungan dan terapi yang
diberikan.
b) Data untuk proses audit.
c) Tim transfer harus mempunyai salinannya.
4) Harus ada prosedur untuk menyelidiki masalah-masalah selama transfer, termasuk
penundaan transportasi.
5) Tim transfer harus mempunyai informasi yang jelas mengenai lokasi rumah sakit yang
dituju sebelum melakukan transfer.
6) Saat tiba di rumah sakit tujuan harus ada serah terima antara tim transfer dengan pihak
rumah sakit penerima yang akan bertanggung jawab atas perawatan pasien selanjutnya.
7) Proses serah terima pasien harus mencakup pemberian informasi mengenai riwayat
penyakit pasien, tanda vital, pemeriksaan penunjang, terapi dan kondisi pasien selama
transfer.
8) Hasil pemeriksaan penunjang harus didiskripsikan dan di serahkan kepada rumah sakit
penerima.
9) Setelah serah terima pasien, tim transfer dibebas tugaskan dari kewajjiban untuk
merawat pasien tersebut.
10) Perlu penyediaan jumlah pakaia, sejumlah peralatanyang dapat dibawa, dan sejumlah
uang untukmemfasilitasi tim transfer kembali.

XIV. Komunikasi Dalam Transfer Pasien Antar Rumah Sakit


1) Pasien (jika memungkinkan) dan keluarganya harus diberitahu alasan dan transfer dan
lokasi dari rumah sakit tujuan. Berikanlah nomor telepon RS dan tujuan dan jelaskan
cara mencapai RS tersebut.
2) Pastikan RS tujuan dapat dan setuju menerima passien sebelum proses transfer
dilakukan.
3) Kontak pertama harus dilakukan oleh DPJP dari kedua RS untuk mendiskusikan hal-hal
yang diperlukan oleh pasien.
4) Untuk kontak selanjutnya tunjuklah 1 orang sebagai komunikator utama sampai proses
transfer selesai :
a) Jika selama transfer terjadi pergantian jaga perawat yang ditunjuk, berikan
penjelasan mengenai kondisi pasien yang dirujuk dan lakukan penyerahan
tanggung jawab kepada perawat yang menggantikan.
b) Komunikator utama harus menghubungi layanan ambulans , jika ingin
menggunakan jasanya dan harus menjadi satu-satunya untuk diskusi selanjutnya
antar rumah sakit dan jasa ambulans.
c) Harus memberikan informasi terbaru mengenai kebutuhan perawatan pasien
kepada RS tujuan.
5) Tim transfer harus berkomunikasi dengan RS asal dan tuujuan mengenai penangan
medis yang diperlukan dan terus update perkembangan kondisi pasien.

XV. Audit Dan Jaminan Mutu.


1) Buatlah catatan yang jelas dan lengkap selama transfer.
2) Dokumentasi ini akan digunakan sebagai acuan data dasar dan sumber audit.
3) Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka Az-Zahra bertanggung jawab untuk menjaga
berlangsungnya proses pelaporan insidens yang terjadi selama transfer dengan
menggunakan protokol standard Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka Az-Zahra.
4) Data audit akan ditinjau ulang secara teratur oleh Rumah Sakit Ibu & Anak Cempaka Az-
Zahra.

Anda mungkin juga menyukai