Anda di halaman 1dari 6

1.

ANAMNESIS
- Perkenalkan diri
- Menanyakan identitias pasien (23 tahun, mahasiswa)
- Informed consent
- Keluhan utama? Penglihatan kabur
Sejak kapan? Sekitar 4 hari yang lalu
Apakah terjadi secara tiba-tiba atau dirasa perlahan-lahan? Kalo yang saya rasakan sepertinya
mata kabur ini perlahan-lahan Cuma karena sekarang dirasa menganggu makanya saya ke
dokter
Mata yang sebelah mana? Kedua mata
Kaburnya dirasakan seperti semua jadi kabur tidak jelas atau bagian tengah saja atau
bagaimana? Semua dirasa seperti jadi kabur
Apakah kabur ini dirasakan saat lakukan aktivitas tertentu seperti jika membaca dekat atau
melihat jauh? Biasanya dirasakan kabur jika melihat benda atau membaca yang jauh
Jadi untuk penglihatan dekat apakah jelas? Iya jelas
Keluhan ini pertama kali dirasakan atau sudah pernah sebelumnya? Pertama kali
Apakah keluhan ini disertai keluhan lain, seperti silau? Tidak ada
Disertai nyeri kepala? Tidak ada
Keluhan lain seperti mata merah? Tidak ada
Mata dirasakan berair atau sampai keluar air mata? Biasanya ada dokter, terutama kalo saya
mengucek matanya
Nyeri di sekitar mata? Tidak ada
Sebagai mahasiswa, ada tidak kebiasaan seperti sering bermain gadget atau terlalu lama di
depan laptop? Iya dok, terima beberapa bulan terakhir ini sementara kejar deadline untuk
tugas akhir jadi lebih sering di depan laptop
Kira-kira ini bisa berapa lama dalam satu hari? Biasanya 6-8 jam, tergantung berapa banyak
yang mau diselesaikan hari itu dok
Untuk keluhan ini, apakah sudah pernah berobat ke dokter atau minum obat sendiri? Tidak
pernah
Riwayat pengguan kacamata atau kontak lensa? Tidak ada
Penyakit lain seperti kencing manis, tekanan darah tinggi, penyakit jantung atau penyakit
lainnya? Tidak ada
Keluhan yang sama dalam keluarga? Sepertinya tidaka da dokter
- Bacakan kembali hasil anamnesis
- Konfirmasi dan tanyakan ada keluhan yang belum disampaikan

- Informed consent dilakukan tindakan selanjutnya

2. PEMERIKSAAN COVER UNCOVER


- Informed consent
Kegunaan: Dilakukan untuk menilai ada tidak kelainan yang biasa disebut dengan juling pada
mata bapak terkait dengan keluhan pasien sebelumnya
Jelaskan langkah tes: Pasien diminta pada satu titik tertentu kemudian pasien diminta untuk
membuka dan menutup mata, setelah itu nanti pemeriksa melihat ada tidaknya gerakan bola
mata abnormal pada mata pasien (disebut sebagai strabismus, biasa dikenal dengan juling)
- Cuci tangan rutin
- Minta pasien untuk melihat satu titik kebelakang sekitar 20 kaki atau 6 meter, lalu minta
pasien untuk focus melihat ke arah tersebut
- Minta pasien tutup mata sebelah kanan
- Tunggu sekitar 3 detik dan evaluasi ada tidaknya gerakan bola mata yang abnormal
- Setelah itu, tutup mata pada kanan dibuka dan minta mata kiri yang ditutup
- Tunggu kembali sekitar 3 detik dan evaluasi
- Minta pasien membuka tutup mata kiri jika selesai
- Dilanjutkan ke langkah selanjutnya, dimana pasien diminta untuk focus melihat ke dahi
pemeriksa (jarak sekitar 35 cm) dan minta focus
- Minta tutup mata kanan lalu buka, evaluasi
- Kiri ditutup lalu dilepas kemudian evaluasi
- Interpretasi: Setelah dilakukan tes cover dan uncover dari mata pasien, evalauasi ada tidaknya
gerakan abnormal. Jika ditemukan adnaya gerakan abnormal yang muncul setelah mata di
buka, contohnya jika gerakan bola mata arahnya dari dalam ke luar dapat sebut sebagai
esoforia dan dari luar ke dalam disebut eksoforia, sedangkan dari atas ke bawah disebut
sebagai hiperforia dan dari bawah ke atas disebut sebagai hipoforia
- Sampaikan hasil ke pasien (normal)

- Tanyakan jika pasien mengerti dan ada mau ditanyakan

3. PEMERIKSAAN GERAKAN BOLA MATA


- Perkenalkan diri
- Informed Consent
Jelaskan yang dilkakun: Pada pemeriksaan ini, pemeriksa akan melihat bagaimana
pergerakan dari bola mata pasien. Jadi nanti untuk pemeriksaannya, pasien mengikuti
instruksi dari pemeriksa sehinga pemeriksa dapat menilai gerakan bola mata
Kegunaan: Dilakukan untuk menilai normal tidaknya pergerakan bola mata. Karena ketika
kita temukan terdapat gerakan bola mata yang abnormal atau tidak dapat dilakukan, hal ini
dapat mengindikasikan suatu penyakit salah satunya disebut sytrabismus atau dikenal sebagai
juling
- Cuci tangan rutin
- Gunakan penlight
- Pasien diminta untuk melihat kea rah depan
- Instruksikan pasien untuk menahan kepalanya agar tidak goyang dan hanya bola matanya
yang mengikuti instruksi atau cahaya dari penlight
- Pertama, Nyalakan penlight dan arahkan ke glabella pasien dan melihat pantulan cahaya jika
sejajar
- Sampaikan ke pasien, selanjutnya untuk mengikuti cahaya dari penlight yang akan
digerakkan tanpa menggerakkan kepala
- Ke kanan dulu lalu kiri (bentuk sudut H) untuk gerakkan bola mata pasien
- Selanjutnya arahkan ujung penlight mendekati hidung pasien
- Sampaikan hasil pemeriksaan

- Tanyakan jika mengerti dan ada yang mau ditanyakan

4. PEMERIKSAAN HIRSCHBERG
- Informed consent
Kegunaan : Untuk menilai kesejajaran bola mata pasien, apakah terdapat deviasi (kemiringan
atau tidak) yang dapat indikisikan keadaan seperti juling. Pada pemeriksaan ini, nantinya
pemeriksaan akan menilai berapa sudut dari kedua bola mata pasien
Instruksi : Pada pemeriksaan ini akan digunakan cahaya penlight yang diarahkan ke mata
pasien dan pasien cukup pertahankan posisi bola mata melihat ke cahaya tersebut
- Cuci tangan
- Posisikan pasien sekitar 50 cm dan gunakan penlight untuk pemeriksaan
- Fiksasi kepala pasien menghadap lurus ke depan
- Sampaikan pada pasien jika nanti diminta untuk melihat cahaya dari penlight dan kemudian
pemeriksaan nanti akan menilai
- Dari jarak 50 cm, evaluasi pantulan cahaya yang jatuh pada kornea terdapat deviasi atau tidak
- Interpretasi: jika pantulan cahaya sama-sama berada di tengah pupil artinya 0 derajat, pada
tepi pupil artinya sekitar 15 derajat, antara pupil dan limbus sekitar 30 derajat, pada limbus
sekitar 45 derajat dan pada konjunctiva sekitar 70 derajat menandakan ketidaksajajaran pada
bola mata
- Sampaikan hasil

- Tanyakan jika mengerti dan ada pertanyaan

5. PEMERIKSAAN KONFRONTASI
- Informed consent
Kegunaan : Untuk menilai lapang pandang mata pasien secara konfrontasi, jika normal atau
terbatas.
Instruksi : Pasien diminta untuk menutup mata yang tidak diperiksa dan mata yang diperiksa
nanti diminta untuk melihat pergerakan tangan pemeriksa
- Cuci tangan
- Pemeriksa menutup tangan kanan dan pasien tangan kiri (searah)
- Minta pasien untuk melihat gerakan jari tangan pemeriksa dan mengatakan jika pasien
melihat jari tangan, dan pandangan pasien diminta tetap ke depan ke arah pemeriksa tanpa
menggerakkan kepala
- Lakukan pada mata yang lain
- Sampaikan hasil
- Tanyakan mengerti dan jika ada pertanyaan

6. PALPASI BOLA MATA


- Informed consent
Kegunaan: untuk menilai tekanan pada bola mata pasien
Instruksi : akan dilakukan sedikit penekanan pada kelopak mata pasien untuk mengetahui
tekanan pada bola mata pasien
- Cuci tangan
- Pemeriksa berada sekitar 25-30 cm di depan pasien
- Pasien diminta melihat kea rah bawah tanpa menutup mata
- Palpasi pada kelopak mata dengan jari telunjuk sedangkan jari lain fiksasi pada sekitar daerah
orbita
- Lakukan penekanan pada kelopak mata dan nilailah apakah tekanan yang dirasakan normal
- Tn normal, T-1 dan T-2 spt balon, T+2 spt pada papan biasa glaucoma
- Lakukan pada bola mata yang lain dengan prosedur yang sama

- Sampaikan hasil

7. SEGMEN ANTERIOR (PEMERIKSAAN BOLA MATA DEPAN


- Informed consent
Kegunaan: Dilakukan pemeriksaan pada bola mata depan pasien untuk melihat adanya
kelainan struktur yang kemungkinan berkaitan dengan keluhan pasien
Instruksi: Pada pemeriksaan akan dilakukan evaluasi pada bola mata bagian depan sehingga
kemungkinan pasien agak merasa kurang nyaman, karena mata pasien akan disinari dengan
cahaya dari penlight dan pemeriksaan akan memegang beberapa bagian sekitar mata seperti
saat menilai … dan reflex kornea
- Cuci tangan rutin
- Untuk pemeriksaan, cahaya dalam ruang pemeriksaan dibuat sedikit lebih redup
- Selanjutnya memakai loop kacamata untuk membantu evaluasi lebih detail
- Pemeriksa berada sekitar 20-30 cm di depan pasien
- Minta pasien untuk melihat kedepan
- Nyalakan penlight dan mulai dengan mata kanan
1) Menilai struktur pertama: palpebra luar: nilai jika terdapat tanda inflamasi seperti
bengkak, kemerahan, benjolan atau kelainan struktur lain dari palpebra (seperti kelopak
mata terlipat keluar (ektropion), terlipat ke dalam (intropion)). Evaluasi pula jika terdapat
tanda lain seperti ptosis. Selanjutnya evaluasi bulu mata (silia) pasien, jika terdapat
kelainan seperti bulu mata tumbuh kedalam (trikiasis). Selanjutnya evaluasi alis
(supersilia).
2) Menilai struktur palpebra dalam (conjunctiva palpebra). Pada conjunctiva inferior, mina
pasien melihat ke atas dan tangan menekan ke bawah sehingga dapat terlihat konjuctiva
inferior, evaluasi jika terdapat tanda radang, benjolan dan abnormalitas lain. Selanjutnya,
pemeriksaan palpebra superior dilakukan dengan teknik eversi menggunakan cotton bud.
Minta pasien melihat ke bawah dan lakukan eversi palpebra. Gunakan bantuan cahaya
dari penlight dan evaluasi struktur, jika terdapat tanda peradangan dan kelainan struktur
seperti (cubble stone app, folikel atau terdapat pembengkakan contohnya apda
hordeolum)
3) Selanjutnya evaluasi konjuctiva bulbi pasien. Evaluasi struktur: lihat warna konjuctiva
bulbi, ada kemosis, perdarahan (injeksio konjuctiva) atau terdapat benda asing
4) Selanjutnya pemeriksaan kornea, cahaya diarahkan dari depan dengan 45 derajat
temporal (samping) dan pasien melihat ke arah depan. Evaluasi kejernihan, bentuk,
infiltrate, conus, presipitat atau perdarahan pada sekitar kornea serta melihat abnormalitas
lain. Dilanjutkan dengan pemeriksaan sensibilitas kornea menggunakan kapas. Kapas
digoreskan dari arah lateral ke medial pada kornea pasien dan evaluasi jika terdapat
reflex. Positif jika pasien berkedip
5) Pemeriksaan iris. Evaluasi struktur, kripte, dan warna serta terdapat vaskularisasi
abnormal atau sinekia posterior pada iris
6) Evaluasi pupil. Pemeriksaan reflex pupil. Pertama reflex cahaya langsung pada mata
yang disinari dari lateral-medial jika terjadi miosis. Selanjutnya reflex cahaya tidak
langsung dengan evaluasi jika terjadi miosis pada mata lain yang tidak disinari (letakkan
tangan sebagai penghalang di tengah). Selain itu dapat dilakukan evaluasi pada pupil:
ukuran dan bentuk sama atau tidak atau terdapat abnormalitas struktur
7) Pemeriksaan lensa. Sebaiknya pupil dalam keadaan midriasis. Cahaya diarahakan dari
depan dan nilai kerjernihan dan bentuknya, evaluasi jika terdapat stuktur putih (seperti
pada katarak)
8) Pemeriksaan yang sama dilakukan pada mata lain
- Jelaskan hasil dan tanyakan pasien mengerti dan ada pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai