Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengawasan Lingkungan Kerja adalah serangkaian kegiatan pengawasan dari semua
tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan atas objek pengawasan Lingkungan Kerja.
Pengawasan di lakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan, Dokter
Perusahaan/Dokter Pemeriksa, Ahli K3, dan Ahli K3 Kimia. Adapun beberapa dasar
hukum dalam pengawasan lingkungan kerja yaitu Peraturan Menteri Perburuhan No.7
tahun 1964 tentang syarat kesehatan kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja,
Permenaker No.3/Men/1985 tentang keselamatan dan kesehatan kerja Pemakaian asbes,
dan Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan alat
Pelindung Diri.
Pengawasan lingkungan kerja juga mempunyai faktor –faktor bahaya lingkungan
kerja, hygine perusahaan, sanitasi lingkungan, pengendalian bahaya besar, bahan kimia
berbahaya, pestisida, APD(Alat Pelindung Diri) dan limbah industri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Pengertian Pengawasan Lingkungan Kerja?
2. Apa Saja Dasar Hukum Pengawasan Lingkungan Kerja?
3. Apa Saja Ruang Lingkup Pengawasan K3 Lingkungan Kerja?
4. Apa Saja Faktor-Faktor Bahaya Lingkungan Kerja?
5. Apa Penjelasan tentang Higiene Perusahaan?
6. Apa Penjelasan tentang Sanitasi Lingkungan?
7. Bagaimana Cara Pengendalian Bahaya Besar?
8. Apa Penjelasan tentang Bahan Kimia Berbahaya?
9. Apa Penjelasan tentang Pestisida?
10. Apa Penjelasan tentang Alat Pelindung Diri (APD)?
11. Apa Penjelasan tentang Limbah Industri?

Pengawasan Lingkungan Kerja | 1


1.3 TUJUAN
1. Mengetahui Pengertian Pengawasan Lingkungan Kerja.
2. Mengetahui Dasar Hukum Pengawasan Lingkungan Kerja.
3. Mengetahui Ruang Lingkup Pengawasan K3 Lingkungan Kerja.
4. Mengetahui Faktor-Faktor Bahaya Lingkungan Kerja.
5. Mengetahui Penjelasan tentang Higiene Perusahaan.
6. Mengetahui Penjelasan tentang Sanitasi Lingkungan.
7. Mengetahui Cara Pengendalian Bahaya Besar.
8. Mengetahui Penjelasan tentang Bahan Kimia Berbahaya.
9. Mengetahui Penjelasan tentang Pestisida.
10. Mengetahui Penjelasan tentang Alat Pelindung Diri (APD).
11. Mengetahui Penjelasan tentang Limbah Industri.

Pengawasan Lingkungan Kerja | 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengawasan Lingkungan Kerja


Pengawasan Lingkungan Kerja adalah serangkaian kegiatan pengawasan dari semua
tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan atas objek pengawasan Lingkungan Kerja.
Lingkungan kerja adalah istilah generik yang mencakup identifikasi dan evaluasi faktor-
faktor lingkungan yang memberikan dampak pada kesehatan tenaga kerja (ILO).
Pengawasan di lakukan oleh:
1. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
2. Dokter Perusahaan/Dokter Pemeriksa
3. Ahli K3
4. Ahli K3 Kimia

2.2 Dasar Hukum Pengawasan Lingkungan Kerja


1. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan kebersihan
serta penerangan dalam tempat kerja.
2. Permenaker No.3/Men/1985 tentang keselamatan dan kesehatan kerja Pemakaian
asbes.
3 Permenaker No.03/Men/1986 tentang syarat keselamatan dan kesehatan di tempat
kerja yang mengelola Pestisida.
4 Kepmenaker No.51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat
Kerja.
5 Kepmenaker No.187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja.
6 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan alat
Pelindung Diri.
7 Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Kimia dll. Udara Lingkungan Kerja

2.3 Ruang Lingkup Pengawasan K3 Lingkungan Kerja

Pengawasan Lingkungan Kerja | 3


1. Penanganan bahan kimia berbahaya
2. Lingkungan kerja
3. Penggunaan pestisida
4. Limbah industri di tempat kerja
5. Higiene perusahaan
6. Alat Pelindung Diri (APD)

2.4 Faktor-Faktor Bahaya Lingkungan Kerja


1. Faktor fisik
2. Faktor kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang didengar sebagai suatu rangsangan pada telinga dan
manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki, maka dinyatakan sebagai suatu
kebisingan. Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja dan lingkungan kerja :
Pengaruh terhadap alat pendengaran dan Terhadap daya kerja
a. Pengendalian kebisingan:
1) Menurunkan tingkat intensitas kebisingan pada sumbernya
2) Penempatan penghalang pada jalan transmisi
3) Penggunaan alat pelindung telinga
4) Pengaturan waktu kerja
b. Iklim kerja
Suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara
dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja. Faktor yang mempengaruhi
toleransi tubuh terhadap panas : Aklimatimasi Ukuran badan Umur, Jenis
kelamin, Kesegaran jasmani, Suku bangsa
 Pencegahan iklim kerja panas :
1) Memperbaiki aliran udara/system ventilasi yang lebih sempurna
2) Mereduksi tekanan panas di lingkungan kerja yang ada sumber
panasnya
3) Penerapan teknologi pengendalian untuk menurunkan suhu basah
di bawah nilai ambang batas
4) Penggunaan teknis perlindungan
5) Penyediaan air minum yang cukup
6) Penyesuaian berat ringan pekerjaan
c. Pencahayaan
Pengawasan Lingkungan Kerja | 4
Salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja/mengamati benda yang
sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman adalah pengaturan
penerangan yang standar:
1) Permukaan dari semua bidang dan objek yang besar pada bidang visual
mempunyai pencerahan yang merata.
2) Bagian pusat dan tengah bidang visual, kontras dari kecerahan
permukaan tidak boleh melampaui rasio 1 : 3
3) Bagian pusat dan pelatarannya, kontrasnya tidak boleh melebihi rasio
1 : 10
4) Permukaan yang cerah harus berada di pusat bidang visual dan
menggelap kea rah pinggiran
5) Kontras yang melampaui di bagian bawah atau samping bidang visual
akan lebih mengganggu daripada bagian atas

a) Dalam praktek sehari-hari maka harus dihindarkan keadaan sebagai


berikut :
1) Jendela yang terang sekali
2) Papan hitam menempel pada dinding putih
3) Benda-benda yang memantulkan cahaya
b) Untuk menanggulangi kecerahan yang berganti-ganti dapat
dilaksanakan denganMenutupi bagian mesin yang bergerak :
1) Menetralkan kecerahan
2) Memakai cahaya kontinue
3) Kesilauan, Merupakan gangguan utama terhadap penyesuaian dari
retina dan dapat dibedakan 3 yaitu:
 Silau relative
 Silau mutlak
 Silau Adaptif
c) Pencegahan kesilauan dilakukan dengan :
1) Pemilihan lampu yang tepat
2) Penempatan sumber cahaya yang sesuai
3) Penggunaan alat-alat pelapis yang tidak silau
4) Penyaringan sinar matahari langsung

Pengawasan Lingkungan Kerja | 5


d) Radiasi tidak mengion
1) Jenis radiasi tidak mengion
 Gelombang mikro
 Radiasi sinar ultra violet
 Sinar infra merah
2) Pengendalian dan pencegahan radiasi sinar tidak mengion :
a) Sumber radiasi harus tertutup.
b) Berupaya menghindari sumber radiasi tersebut.
c) Tidak terus-menerus kontak dengan benda-benda yang
dapat menghasilkan radiasi sinar tersebut.
d) Memakai alat-alat pelindung diri.
e) Secara rutin memantau kebocoran instalasi

3. Faktor kimia
Bahan berbahaya yang dipakai dalam industri mempunyai sifat-sifat:
a. Mudah terbakar
b. Mudah meledak
c. Beracun
d. Korosif
e. Oksidator
f. Peka terhadap air
g. Asam kuat
h. Harus disimpan dalam tekanan tinggi
i. Radioaktif

4. Faktor biologi
Banyak sekali ragamnya, yaitu : virus, bakteri, jamur, mungkin pula hewan dan
tumbuhan. Untuk mencegahnya diperlukan usaha-usaha, missal : imunisasi dan
vaksinasi

5. Factor fisiologi

Pengawasan Lingkungan Kerja | 6


Adalah terkait dengan faal tubuh manusia atau antropometri. Pekerjaan yang
menyalahi atau tidak sesuai dengan postur atau fungsi tubuh pekerja akan dapat
mengkibatkan penyakit, misal; musculoskeletal disorders, back pain, dll.
6. Factor lingkungan
Tenaga kerja yang sehat adalah tenaga kerja yang produktif. Lingkungan kerja
sangat berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja, karena lingkungan
merupakan salah satu unsur didalam suatu proses kegiatan/produksi.
7. Faktor psikologi
Adalah suatu ilmu jelas dan tidak dapat disangkal lagi dengan pembuktian
empiris. Secara umum adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam
arti yang luas. Secara sederhana psikologi dibagi atas :
 Psikologi teoritis
 Psikologi empiris

2.5 Higiene Perusahaan


Hygine Perusahaan adalah ilmu dari seni pengenalan, penilaian dan pengendalian factor-
faktor bahaya sehingga tenaga kerja dan masyarakat terhindar dari dampak negative
usaha.
Konsep Hygiene perusahaan terdiri dari 3 tahapan, yaitu :
1. Pengenalan lingkungan
Dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif tentang factor bahaya
lingkungan
2. Penilaian lingkungan
Dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif tingkat bahaya dari suatu factor
bahaya lingkungan yang timbul. Hasil penilaian kemudian dibandingkan dengan
Nilai Ambang Batas (NAB)
3. Pengendalian lingkungan
Dimaksudkan sebagai penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan
tingkat factor bahaya lingkungan sampai batas yang masih diterima oleh manusia
dan lingkungannya.
Pengendalian tersebut dapat berupa; Substitusi, Ventilasi, perubahan proses,
pengeluaran setempat, pemencilan proses.

2.6 Sanitasi Lingkungan

Pengawasan Lingkungan Kerja | 7


Pengertian Sanitasi Lingkungan, yaitu; usaha kesehatan masyarakat lingkungan industri
dengan mengadakan pencegahan penyebaran penyakit menular atau gangguan-gangguan
kesehatan lainnya. Ruang lingkup sanitasi lingkungan mencakup :
1. Penyediaan air bersih
2. Kebersihan makanan
3. Pencegahan dan pembasmian serangga
4. Tata rumah tangga industri
5. Limbah industri
6. Sarana sanitasi, misal; kakus dll.

Tujuan Sanitasi Lingkungan adalah melakukan koreksi dan pencegahan terhadap


semua factor resiko gangguan kesehatan karyawan dan lingkungan. Faktor lingkungan
dalam menimbulkan. penyakit dapat dibedakan atas 4 macam, yaitu :
1. Sebagai predisposing factor
2. Sebagai penyebab langsung
3. Sebagai media transmisi penyakit
4. Sebagai factor yang mempengaruhi perjalanan penyakit.
Usaha-usaha sanitasi lingkungan juga termasuk pengelolaan sampah,
khususnya sampah domestic.

2.7 Pengendalian Bahaya Besar


Meliputi kecelakaan besar yang terjadi karena bencana alam atau ulah manusia.
Pengendalian tersebut menyangkut soal pencegahan dan pengurangan akibat, baik
manusia, harta benda atau lingkungan. Penyebab kecelakaan besar antara lain :
1. Karena kekuatan alam; banjir, gempa bumi, dll
2. Karena ulah manusia; Tabrakan, terror, dll
3. Kecelakaan Industri; kebakaran, ledakan,dll.
a. Sistem pengendalian bahaya besar harus mencakup beberapa unsur, yaitu :
1. Yakinkan bahwa manajemen bertanggung jawab terhadap keselamatan
karyawan
2. Temukan bagian pabrik yang dapat menimbulkan kecelakaan besar
3. Sistem pelaporan
4. Pemeriksaan laporan

Pengawasan Lingkungan Kerja | 8


5. Pemeriksaan rutin.
b. Pengenalan Tanggap Darurat
Tanggap darurat dilakukan untuk mengatasi resiko yang masih ada setelah
semuatindakan pencegahan yang sesuai dilakukan. Rencana tanggap darurat
dapatdirencanakan didalam perusahaan itu sendiri atau diluar lingkungan
perusahaan.

2.8 Bahan Kimia Berbahaya


Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang
berdasarkan sifat kimia, fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja,
instalasi dan lingkungan.
Kategori bahan kimia berbahaya, adalah :
1. Memancarkan radiasi
2. Mudah meledak
3. Mudah menyala dan terbakar
4. Oksidator
5. Racun
6. Karsinogenik
7. Iritasi
8. Sensitifasir
9. Teratogenik
10. Mutagenik
11. Korosi
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya
1) Daya racun satuan LD50 atau LC50
2) Cara masuk bahan kimia ke dalam tubuh (Route of entry)
3) Konsentrasi dan lama paparan.
4) Efek kombinasi bahan kimia.
5) Pengaruh Bahan Kimia dalam Tubuh.
6) Menyebabkan iritasi.
7) Menimbulkan alergi.
8) Menyebabkan sulit bernafas.
9) Menimbulkan keracunan sistemik.
10) Menyebabkan kanker
Pengawasan Lingkungan Kerja | 9
11) Dll.
b. Faktor-faktor yang mendukung timbulnya situasi berbahaya dipengaruhi oleh :
1) Daya racun
2) Cara bahan kimia masuk ke dalam tubuhKonsentrasi macam dan lama
paparan bahan kimia
3) Efek kombinasi bahan kimia
4) Kerentanan calon korban paparan bahan kimia
c. Pengaruh bahan kimia terhadap kesehatan:
1) Iritasi
2) Alergi
3) sulit bernafas
4) keracunan sistemik
5) kanker
6) kerusakan/kelaian janin
7) pnemokoniosis
8) efek bius
d. Prinsip pengendalian bahan kimia berbahaya
1) Identifikasi semua bahan kimia dan instalasi yang akan ditangani
2) Evaluasi
3) Pengendalian

2.9 Pestisida
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus. Pedoman
penggunaan pestisida adalah cara penggunaan resmi yang dianjurkan atau yang
diharuskan, yang dalam pelaksanaannya diterapkan pada setiap tahapan proses
produksi,penyimpanan, transportasi, distribusi dan pengolahan bahan pangan. Maksud
dari pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan penggunaan adalah untuk melindungi
keselamatan manusia, sumber-sumber kekayaan perairan, flora fauna alami serta
menghindari pencemaran lingkungan.

2.10 Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya
Pengawasan Lingkungan Kerja | 10
ditempat kerja. APD dipakai setelah usaha rekayasa (engineering), Administrasi, telah
maksimum.
1. Jenis-jenis APD adalah :
a. Alat pelindung kepala
b. Alat pelindung telinga
c. Alat pelindung muka dan mata
d. Alat pelindung pernafasan
e. Pakaian kerja
f. Sarung tangan
g. Tali atau sabuk pengaman
h. Pelindung kaki
2. Syarat-syarat APD, adalah :
a. Nyaman dipakai
b. Tidak mengganggu kerja
c. Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya ditempat
kerja
d. APD yang dikenakan harus sesuai standar baik teknis maupun administrasi.

2.11 Limbah Industri


Limbah industri adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki. Limbah B3 adalah bahan dalam jumlah relative sedikit mempunyai
potensi mencemarkan atau merusak lingkungan kehidupan dan sumber daya.
 Klasifikasi limbah industri, yaitu :
1. Ekonomis, yaitu; limbah dengan proses lanjutan akan memberikan nilai tambah
2. Non ekonomis, yaitu; limbah yang tidak bernilai tambah meskipun diolah
lanjut.
Limbah industri dapat berupa; cair, padat, dan gas. Dilihat dari jenis pencemarnya.
 Limbah industri dibedakan, sebagai berikut;
a. Limbah oksigen demanding
b. Bahan-bahan penyebab penyakit
c. Bahan makanan tumbuhan
d. Bahan kimia organic
e. Bahan kimia anorganik
f. Sedimen
Pengawasan Lingkungan Kerja | 11
g. Polusi radioaktif
h. Panas
 Adapun jenis-jenis pengolahan limbah industri tersebut melalui proses;
1. Fisika (Sedimentasi, Flotasi,dll)
2. Kimia (Koagulasi, flokulasi, penjerapan;dll)
3. Biologi (Lumpur aktif, lagoon;dll)

BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Pengawasan Lingkungan Kerja | 12


Pengawasan Lingkungan Kerja adalah serangkaian kegiatan pengawasan dari semua
tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan atas objek pengawasan Lingkungan Kerja.
Lingkungan kerja adalah istilah generik yang mencakup identifikasi dan evaluasi faktor-
faktor lingkungan yang memberikan dampak pada kesehatan tenaga kerja (ILO).

1.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan Pengawasalan Lingkungan
Kerja dan penulis berharap makalah ini mendapatkan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-ab&ei=G81TXvmuMcjG4-
EPy_eCsAk&q=pengawasan+lingkungan+kerja&oq=pengawasan+lingkungan+kerja&gs_l=p
sy-ab.3..0i22i30.176111.216207..217210...13.2..3.341.8140.0j20j19j1......0....1..gws-
Pengawasan Lingkungan Kerja | 13
wiz.....8..0i71j33i10i160j0i362i308i154i357j0i67j0i131j0j0i10i67.Djp7KEqYHpE&ved=0ah
UKEwi5qNajo-rnAhVI4zgGHcu7AJYQ4dUDCAo&uact=5

Pengawasan Lingkungan Kerja | 14

Anda mungkin juga menyukai