Anda di halaman 1dari 8

SAP PENYULUHAN DEMAM BERDARAH DENGUE

(DBD)

oleh :

Dokter Internsip

Dr. Nurdiansyah

Dr. Andri Wijaya

Dr. Annisa Syifanurhati

Dr. Heldawati

Dr. Amanda Priska

PUSKESMAS BANGKO

2014
DEMAM BERDARAH DENGUE
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Demam Berdarah Dengue


Sasaran : Siswa/i SDN
Hari / tanggal : Senin, 26 Januari 2015
Waktu : 50 menit
Tempat : SDN Bangko

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan siswa dan siswi
dapat memahami tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1.   Siswa/i dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, serta cara pencegahan penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD).

III. MATERI PENGAJARAN


1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Penyebab terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
3. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
4. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

IV. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada siswa/i. Siswa/i dapat mengajukan pertanyaan setelah
penyampain materi selesai.

V. MATERI
Terlampir
VI. MEDIA
Pamflet dan Presentasi.

VII. KEGIATAN PENYULUHAN


N KEGIATAN WAKTU EVALUASI
O
1. Memberi salam, menyakan 5’ Siswa/i menjawab salam,
keadaan siswa/i mempersilahkan masuk dan
menyetujui kontrak waktu
2. Menjelaskan maksud 5’ Klien mendengarkan dengan seksama
kedatangan dan membuat dan menyetujui kontrak waktu yang
kontrak waktu ditetapkan bersama
3. Melakukan presentasi 30’ Klien memperhatikan dengan
pendidikan kesehatan seksama.
tentang Demam Berdarah
Dengue (DBD)
4. Menanyakan kepada 5’ Menanggapi dengan melakukan
siswa/i tentang kejelasan pertanyaan
materi yang disampaikan.
Mempersilahkan siswa/i Menjawab pertanyaan dari siswa/i
mengajukan pertanyaan
5. Mengakhiri kontrak waktu 5’ Siswa/i mempersilahkan dengan baik
dan berpamitan siswa/i

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI :
Media Aescullapius.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)


Dengue Hemorhagic Fever (DHF) atau dikenal dengan istilah demam berdarah
adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ), dengan gejala
utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam, perdarahan.

2. Klasifikasi
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4
tingkat, yaitu:
a. Derajat I
Panas 2 – 7 hari, gejala umum tidak khas, uji tourniquet hasilnya positif, tanpa
perdarahan spontan.
b. Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan spontan seperti
petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga
dan sebagainya.
c. Derajat III
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan
cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 /
80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg.
d. Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg) anggota
gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

3. Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk
Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang
ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes
polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan
virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes
Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah
pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes
berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di
dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang
pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya
( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada
siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.
Ciri-ciri nyamuk Aides Aegypty
1. Tubuh kecil, hitam, ada bercak putih pada kaki dan badan nyamuk
2. Hinggap mendatar, senang ditempat gelap
3. Menggigit pada siang hari

4. Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)


Gejala klinik timbul secara mendadak berupa :
1. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun
menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala
– gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang
dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.
2. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya terjadi pada
kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat
fungsi vena, petekia dan purpura. Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada
saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. Perdarahan
gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat.
3. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang
kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba
kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita.
4. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai
dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung
hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa
demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk.
5. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.
Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami
demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-
bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan
pembesaran limpa (Splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks
virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi
C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan
histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas
dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke
ruang ekstra seluler.
Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume
plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan
(syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau
menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit
menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan
hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan
ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum,
pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui
infus.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan
kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung,
sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami
kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami
renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan,
metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan
hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler, trombositopenia
dan gangguan koagulasi.
Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di seluruh
tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal.

6. Tindakan yang dapat dilakukan sebagai terapi


Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
a. Tirah baring atau istirahat baring.
b. Diet makan lunak.
c. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : air putih, susu, jus jambu merah,
teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal
yang paling penting bagi penderita DHF.
d. Berikan Kompres dengan air hangat pada saat panas tinggi
e. Segera bawa ke dokter atau puskesmas terdekat

7. Tips menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
- Pemberantasan penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) ini yang paling penting
adalah upaya membasmi jentik nyamuk penularan ditempat perindukannya dengan
melakukan “3M” yaitu
1) Menguras tempat – tampet penampungan air secara teratur sekurang – kurangnya 1 x
seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate ke dalamnya
2) Menutup rapat – rapat tempat penampung air
3) Menguburkan / menyingkirkan barang kaleng bekas yang dapat menampung air
hujan, seperti kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang memungkinkan
nyamuk bersarang.
- Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari
sekali.
- Menaburkan bubuk abate

- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

- Rumah dibersihkan, tidak menggantung baju

- Panggil petugas untuk penyemprotan bila perlu

Anda mungkin juga menyukai